Anda di halaman 1dari 23

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENINGKATAN SOFT SKILL MASYARAKAT DESA PASIR KECAMATAN


MIJEN KABUPATEN DEMAK MELALUI PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH
DAUN BAWANG MENJADI BRIKET

BIDANG KEGIATAN:
PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM)

Diusulkan oleh :
Nurullah Aulia Sugiarti

4301412024

2012

Shifi Syarifa Fahmina

4301412004

2012

Lismania Sita Devi

4301412025

2012

Nina Fitriana

4301412060

2012

Ektosim Solikul

4301410072

2010

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2012

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

ii

DAFTAR ISI

iii

DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

vi

A. LATAR BELAKANG MASALAH

B. PERUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

D. LUARAN YANG DIHARAPKAN

E. KEGUNAAN

F. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

G. METODE PELAKSANAAN

1. Pra Kegiatan

2. Pelaksanaan Kegiatan

3. Pasca Kegiatan

H. JADWAL KEGIATAN

I. RANCANGAN BIAYA

iii

DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Jadwal Kegiatan

2. Table 2 Rancangan Biaya

iv

DAFTAR LAMPIRAN
1. Urutan cara pembuatan briket

vii

2. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok

viii

3. Biodata Dosen Pendamping

4. Surat Pernyataan Kerjasama

xi

5. Denah Lokasi

xii

DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 briket Organik

vii

vi

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Desa Pasir merupakan salah satu Desa yang memiliki lahan pertanian sangat
luas yang berpotensi tinggi sebagai salah satu penghasil bawang merah terbesar di kota
Demak. Desa Pasir terletak di Kecamatan Mijen Kabupaten Demak, 60 menit perjalanan
dari alun-alun kota Demak. Desa pasir berpenduduk sekitar 9.235 jiwa yang terdiri dari
2330 kepala keluarga, yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani,
nelayan, pedagang, dan sebagian kecil berprofesi sebagai karyawan dan pegawai negeri.
Bawang merah juga dikenal dengan nama brambang (Jawa), bawang beureum
(Sunda) dan dalam bahasa Inggris disebut shallot.Klasifikasi bawang merah menurut
(Warintek,2002) adalah sebagai berikut :
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Liliales

Famili

: Liliaceae

Genus

: Allium

Spesies

: Allium ascalonicum (Warintek,2002)


Bawang merah (Allium ascalonicum L.) dan spesies pungent (bau dan rasa

yang tajam) lainnya dari genus Allium (bawang perai , bawang putih dan lokio)
adalah tanaman yang dibudidayakan paling lama diantara yang lain. Bau yang tajam
dan rasa yang pedas disebabkan oleh komponen sulfur , yang sebagian besar
terdiri atas n-prophyl disulfida pada bawang merah. Spesies ini seluruhnya
merupakan tanaman biennial (membentuk umbi dua kali setahun) dari famili lily,
Liliaceae (Jannick,1972). Rubatzky dan Yamaguchi (1998), menyatakan bahwa
aroma utama bawang disebabkan karena aktivitas enzim alliinase yang mengubah

senyawa yang mengandung belerang (s-alkil sistein sulfoksida) jika tanaman rusak
dan tergerus.
Kota Demak merupakan sentra produksi bawang merah yang sangat penting
jika dilihat dari kontribusinya terhadap produksi bawang merah nasional. Pada 2010,
produksi bawang merah Kabupaten Demak tercatat sebesar 400,501 ton, dengan
kontribusi sebesar 79,09% terhadap total produksi bawang merah di seluruh wilayah
Jawa Tengah, 506,357 ton, atau sebesar 38,18% terhadap produksi bawang merah
nasional, 1.048,934 ton. Diperkirakan setiap ha tanah menghasilkan

9,57 ton.

Sementara itu, berdasarkan roadmap bawang merah Kementerian Pertanian,


perkiraan kebutuhan bawang merah pada 2012 sebesar 1.060,820 ton, yang terdiri
dari 886,120 ton untuk konsumsi langsung, 99.700 ton untuk benih, 25.000 untuk
Industri, dan 50.000 untuk ekspor. ( Rasyaf,2003 )
Di era global sekarang ini dengan sengitnya persaingan ekonomi dunia dan
tidak seimbangnya jumlah penduduk dengan lahan yang ada dapat menyebabkan
kelangkaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi dan
gas alam. Sehingga kebutuhan rumah tangga tidak terpenuhi dengan langkanya BBM
tersebut maka secara otomatis juga menyebabkan kenaikan harga yang sangat tinggi.
Dengan perkembangan zaman yang demikian jika dibiarkan terus- menerus tentunya
akan merusak bumi itu sendiri. Oleh karena itu inovasi- inovasi atau pembaharuan
yang telah banyak diciptakan dari beberapa penemu sangat membantu mengurangi
terjadinya kelangkaan BBM.
Briket Organik merupakan bahan bakar pengganti atau bahan bakar alternatif
yang terbuat dari sampah, ranting, serbuk gergaji, daun, sisa makan ternak kambing,
tongkol

jagung,

kulit

kacang

dan

hal

sejenisnya.

Barang - barang ini biasanya dimasyarakat dibuang begitu saja dalam arti
pemanfaatanya sudah tidak maksimal dan dibiarkan menjadi sampah.Walaupun juga
tetep berfungsi tetapi ada hal yang lebih bisa difungsikan, salah satunya dibuat
Briket Organik. Sasaran Briket ini jelas digunakan untuk Sumber Panas (kalor) jadi
bisa untuk pengganti minyak tanah,Gas Elpigi, Kayu Bakar dan untuk alternatif
daripada tidak dimanfaatkan.

Dengan memanfaatkan limbah daun bawang merah, kita dapat membuat


Briket organik dari bahan ini, sebagai pengganti bahan bakar minyak bumi atau gas
LPG. Daun bawang merah kering memiliki massa 4,7% dari massa bawang merah
dan daunnya. Sehingga diperkirakan limbah daun bawang merah yang dihasilkan
untuk setiap ha tanah 4,7% dari 9,57 ton sekitar 0,38 ton dan jumlah keseluruhan
limbah daun bawang merah yang dihasilkan berdasarkan data tahun 2010 adalah
18.823,5 ton. Di Demak, limbah daun bawang merah ini sangat melimpah pada
musim panen, sehingga biasanya dimanfaatkan sebagai makanan ternak seperti
kambing atau bahkan hanya dibuang begitu saja. Kondisi inilah yang memunculkan
ide untuk memanfaatkan limbah daun bawang merah.

3
Dari kenyataan tersebut, tim pkmm tertarik untuk mengadakan suatu program
pelatihan pembuatan briket organic limbah daun bawang di Desa Pasir Kecamatan
Mijen Kabupaten Demak. Dengan adanya program ini diharapkan dapat tercipta suatu
bahan bakar alternatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa
Pasir .

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas muncul beberapa masalah antara lain:
1. Bagaimana merancang program untuk meningkatkan pemanfaatan limbah daun
bawang merah di Desa Pasir Kecamatan Mijen Kabupaten Demak ?
2. Bagaimana pelaksanaan program Briket organic limbah daun bawang merah di Desa
Pasir Kecamatan Mijen Kabupaten Demak ?

C. TUJUAN
Tujuan dari program ini adalah:
1. Meningkatkan pemanfaatan limbah daun bawang merah sebagai Briket organik di
Desa Pasir Kecamatan Mijen Kabupaten Demak.
2. Mengetahui cara pembuatan Briket organic limbah daun bawang merah di Desa Pasir
Kecamatan Mijen Kabupaten Demak.

D. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Dengan adanya program ini luaran yang diharapkan adalah:
1. Dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat Desa Pasir dalam
membuat produk yang berbahan dasar limbah daun bawang merah.
2. Menciptakan produk berbahan dasar limbah daun bawang merah sebagai bahan bakar
alternatif yang dapat membantu dan mengurangi krisis energi di era sekarang ini.

E. KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan program ini antara lain:
1. Mahasiswa dapat menambah bekal ketrampilan sebelum terjun ke masyarakat.
2. Sebagai upaya meningkatkan nilai limbah bawang merah sebagai bahan baku
pembuatan Briket organik.
3. Meningkatkan pemahaman tentang pembuatan Birket Organik .

4
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat di Desa Pasir tentang
pemanfaatan limbah daun bawang merah sehingga dapat digunakan sebagai produk
olahan yang lebih bernilai.
5. Sebagai wahana bagi mahasiswa dan masyarakat untuk mengembangkan lebih lanjut
pembuatan Briket Organik limbah daun bawang merah untuk berwirausaha.

F. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN


Desa Pasir merupakan salah satu Desa di Kecamatan Mijen Kabupaten Demak.
Desa Pasir memiliki bentuk permukaan tanah yang relatif datar dengan lahan pertanian
yang cukup luas. Dimana ujung utara Desa ini berbatasan dengan Desa
Rejosari, ujung selatan berbatasan dengan Desa Turi Rejo, ujung barat berbatasan
dengan Desa Jetak, dan ujung timur berbatasan dengan Desa Ngelo Kulon. Banyak curah
hujan di daerah ini adalah 2.117-2.779 mm/tahun dan suhu rata-rata 27 C. Luas Desa
Pasir 929.000 ha. Yang terdiri dari 119 ha lahan pemukiman, 783 ha lahan
pertanian, .31 ha merupakan lahan kosong dan pemakaman.( Rasyaf,2003 )

Berikut ini merupakan gambaran monografi kependudukan Desa Pasir


1. Desa Pasir terdiri dari 6 RW dan 40 RT.
2. Terdapat 2330 KK dengan jumlah penduduk 9235 jiwa. Sebesar 4273 jiwa berjenis
kelamin laki- laki dan 4962 jiwa berjenis kelamin petempuan.
3. Dari data di balai Desa diketahui 66,87 % berprofesi sebagai petani, 18,4 % bekerja
sebagai buruh tani, 10,15 % sebagai nelayan, 2,35 % bekerja dibidang pertukangan,
1,4 % sebagai pedagang, dan sisanya merupakan wiraswasta, karyawan, dan pegawai
negeri.
4. Kegiatan PKK masih berlangsung baik di Desa Pasir.
5. Keefektifan PKK dirasa masih kurang mengingat kegiatan yang dilakukan hanya
sebulan sekali.
6. Kegiatan PKK biasanya hanya berupa pengajian dan arisan. Jarang sekali dilakukan
penyuluhan untuk

meningkatkan ketrampilan

ibu- ibu terutama dalam hal

pemanfaatan limbah organic untuk bahan bakar alternatif.


Dari hasil wawancara yang dilakukan tim PKMM terhadap penduduk Desa
Pasir, dapat diketahui bahwa produksi bawang merah sangat melimpah ruah di Desa
Pasir. Dari 10 narasumber yang diwawancara mereka menyatakan tidak terfikir untuk
memanfaatkan limbah daun bawang menjadi sesuatu yang lebih bernilai.Kebanyakan

5
dari mereka hanya membuang limbah tersebut begitu saja atau hanya dijadikan
sebagai makanan ternak seperti kambing,kerbau dan sapi mereka.. Hal tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat belum mampu memanfaatkan dan mengolah
tanaman bawang merah ( Allium cepa ) secara optimal.

G. METODE PELAKSANAAN PROGRAM


Kegiatan ini dilaksanakan menurut tahap-tahapan sebagai berikut:
1. Pra Kegiatan
a. Perijinan
Proses perijinan dimulai dengan membuat surat ijin dari Universitas, selanjutnya
surat tersebut diserahkan kepada kepala Desa Pasir. Sekaligus meminta bantuan
untuk memperoleh data mengenai warga yang akan dijadikan sasaran program
ini. Target jumlah peserta adalah 40 orang.
b. Persiapan Tempat.
c. Persiapan alat dan bahan untuk pelatihan pembuatan Briket Organik Limbah daun
bawang merah ( Allium cepa ). Serta mematangkan kembali metode pembuatan
briket organic limbah daun bawang merah melalui serangkaian percobaan hingga
diperoleh hasil terbaik.
d. Penyusunan alat evaluasi berupa daftar hadir, lembar observasi, angket, serta
lembar pertanyaan.

2. Pelaksanaan Kegiatan
Setelah memperoleh ijin dari pihak terkait serta diperoleh data peserta maka
dilaksanakan sosialisasi program kepada peserta. Kemudian dibuat kesepakatan
mengenai waktu pelaksanaan program.
Program dilaksanakan dalam bentuk workshop dengan beberapa tahap yaitu:
Tahap I : Pemberian materi mengenai bawang merah ( Allium cepa ). Materi
mengenai kandungan daun bawang merah, manfaat, potensi, serta cara pembuatan
briket organic limbah daunn bawang merah.
Tahap II : Pelatihan pembuatan Briket Organik Limbah daun bawang merah (Allium
cepa ) (praktek).
Tahap III : Pemberian materi cara mengoperasikan briket
Tahap III : Pelatihan pemanfaatan Briket

6
Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan :
a. Alat
1) Tungku ( kiln )
2) drum,
3) timbangan,
4) alat tempa briket,
5) nampan plastik,
6) kompor atau tungku briket,
7) panci,
8) pengaduk
9) Oven
b. Bahan
1) Tepung Tapioka
2) Air
3) Limbah daun bawang merah.
Cara pembuatan briket adalah sebagai berikut:
1. Limbah daun bawang dikeringkan hingga kering dan mencapai kadar
air kesetimbangan. Pengeringan dapat dilakukan dengan menjemur
limbah daun bawang tersebut di bawah sinar matahari.
2. Sebelum membakar limbah daun bawang merah tersebut, bagian
tengah tungku drum dipasang paralon ( jangan yang PVC, tapi gunakan dari tong
bekas) terlebih dahulu untuk menyalurkan penyulut pembakaran yaitu kain yang
terbakar. Limbah daun bawang hasil pengeringan dibakar di drum tungku dengan
menutup semua lubang angin kecuali lubang udara bagian bawah. Hasil
pembakaran adalah serbuk arang.
3. Sembari menunggu bahan baku dibakar, persiapan perekat dapat
dilakukan. Siapkan tepung tapioka sebanyak 7,5 gram lalu campurkan 90 ml air
sedikit demi sedikit. Percampuran dilakukan di atas kompor agar bercampur
dengan baik. Cairan perekat digunakan untuk merekatkan serbuk arang hasil
pembakaran bahan baku.
4. Serbuk arang dicampurkan dengan perekat lalu dibuat adonan. Adonan
dibagi-bagi menjadi bentuk lebih kecil dengan berat 50 gram per bagian.
Pengempaan adonan dilakukan dengan alat tempa briket. Briket yang telah

ditempa dikeringkan di bawah panas matahari sampai kering. Pengeringan


maksimal dapat dilakukan dengan menjemur briket di rumah kaca.
5. Briket dapat digunakan sebagai arang. Bakar salah satu tepian briket
hingga bara api terbentuk. Penggunaan briket dilakukan di tungku khusus briket.
6. Memanfaatkan limbah organik sebagai bahan bakar secara maksimal
dapat menjaga ketersediaan bahan bakar fosil. Asap yang dihasilkan pembakaran
briket aman bagi lingkungan karena bahan baku yang digunakan berasal dari
alam.
3. Pasca Kegiatan
a. Analisis data dan tolok ukur keberhasilan
Pada tahap ini semua data dianalisis untuk diketahui berhasil atau tidak nya
program ini. Kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa keberhasilan
program ini. Keberhasilan ditinjau dari kehadiran peserta, minat terhadap program,
kemampuan peserta dalam berproduksi, serta kualitas dan kuantitas produk yang
dihasilkan peserta.

b. Penyusunan Laporan
Setelah dilaksanakannya program ini dapat diketaui berhasil atau tidaknya
program ini, maka kesemuanya itu dituangkan dalam laporan PKMM untuk
menghadapi monitoring dan evaluasi serta sebagai bentuk pertanggung jawaban tim
PKMM, kemudian dilanjutkan dengan membuat laporan akhir.

8
H. JADWAL KEGIATAN
Program Kreatifitas Mahasiswa ini direncanakan dalam waktu 4 bulan dengan rincian
jadwal kegiatan sebagai berikut :
Tabel 1 : Jadwal kegiatan
Bulan

Kegiatan
Persiapan kegiatan

I
Perijinan

XX

Persiapan tempat

Pengadaan alat dan bahan

II

III

IV

Penyusunan alat evaluasi


XX
Pendataan peserta
Pelaksanaan kegiatan

X
Sosialisasi program

Teori dan praktik I

XX

Praktek rutin

X
X

Pasca kegiatan

Analisis data
XX
Penyususnan Laporan
XX

9
I. RANCANGAN BIAYA
Pemasukan
Dana DIKTI

Rp. 11.800.000,00

Total Pemasukan

Rp. 11.800.000,00

Pengeluaran
Tabel 2 : Rancangan Biaya
Alat penunjang PKM
Uraian

Kegunaan

Satuan

Biaya per satuan

Jumlah

5 buah

Rp. 100.000,00

Rp.

500.000,00

5 buah

Rp. 100.000,00

Rp.

500.000,00

5 buah

Rp. 80.000,00

Rp.

400.000,00

5 buah

Rp. 50.000,00

Rp.

250.000,00

5 buah

Rp. 150.000,00

Rp.

750.000,00

5 buah

Rp. 15.000,00

Rp.

75.000,00

5 buah

Rp. 150.000,00

Rp.

750.000,00

5 buah

Rp. 25.000,00

Rp.

125.000,00

5 buah

Rp. 20.000,00

Rp.

100.000,00

5 buah

Rp. 460.000,00

Rp. 2.300.000,00

dalam
Sewa Tungku

Pembuatan
adonan

Sewa Drum

Pembuatan
adonan

Sewa Timbangan

Pembuatan
adonan

Sewa Parang

Pembuatan
adonan

Sewa Alat penempa

Pembuatan

briket

adonan

Sewa nampan plastik

Pembuatan
adonan

Sewa kompor briket

Pembuatan
adonan

Sewa panci

Pembuatan
adonan

Sewa pengaduk

Pembuatan
adonan

Sewa oven

Pembuatan
adonan

10
Bahan habis pakai
Uraian

Kegunaan

Satuan

Biaya per satuan

Jumlah

100 kg

Rp.

1000,00

Rp. 100.000,00

40 kg

Rp.

20.000,00

Rp. 800.000,00

Rp. 200.000,00

dalam
Daun bawang

Pembuatan
adonan

Tepung tapioka

Pembuatan
adonan

Air bersih

Pembuatan

Rp. 200.000,00

adonan

Perjalanan
Uraian

Keperluan

Satuan

Biaya

Tarif

Transportasi

Pelatihan

6 orang

Rp. 100.000,00 /

Rp. 600.000,00

ketua,anggota dan

orang

dosen pendamping
Sewa tempat produksi

Konsumsi peserta

Pelatihan

Pelatihan

4 pertemuan

Rp. 175.000,00 /

x 30 m2

30 m2

4 pertemuan

Rp. 10.000,00 /

x 50 kardus

dus

Rp. 700.000,00

Rp. 2.000.000,00

11
Lain lain
Keperluan

Rincian

Vol

Biaya satuan

Tarif biaya

Kesekretariatan

Rental komputer

Rp. 300.000,00

Rp. 300.000,00

Kertas A4

2 rim

Rp. 40.000,00

Rp. 80.000,00

Tinta print hitam

3 buah

Rp. 40.000,00

Rp. 120.000,00

Tinta print warna

3 buah

Rp. 45.000,00

Rp. 135.000,00

Jilid dan fotocopy

Rp. 200.000,00

Rp. 200.000,00

Cetak Lifleat dan

40 peserta

Rp. 15.000,00

Rp. 600.000,00

5 bulan

Rp. 20.000,00/

Rp. 100.000,00

piagam
Dokumentasi dan Sewa kamera
dekorasi

digital
Cetak foto

bulan
-

Rp. 150.000,00

Keperluan

Biaya

Alat penunjang PKM

Rp. 5.750.000,00

Bahan habis pakai

Rp. 1.100.000,00

Perjalanan

Rp. 3.300.000,00

Lain - Lain

Rp. 1.650.000,00

Total Biaya

Rp. 11.800.000,00

Rp. 115.000,00

LAMPIRAN
Lampiran 1
URUTAN PEMBUATAN BRIKET ORGANIK

Gambar 1
Briket organik

vii

Lampiran 4
Denah Lokasi Desa Pasir Kecamatan Mijen Kabupaten Demak

xii

Anda mungkin juga menyukai