Anda di halaman 1dari 7

HUKUM DAGANG

Pembaagian Hukum Dilihat dari Isinya


1. HUKUM PUBLIK :
Hukum pidana
Hokum tata Negara
Hukum tata usaha Negara
2. Hukum Privat
Hukum perdata
Hukum dagang
Sejarah Hukum Dangang
Abad pertengahhan di Eropa belaku hukum Romawi (Corpus Iuris Civilis) karena bekebangnya,
kota kota di Eropa sepeti di Itali dan Prancis Selatan Sehingga hukum Romawi tersebut tidak
dapat menyelesaikan seluruh pekara yang timbuldi bidang perdagangan. Maka diberlakukan bagi
golongan pedangang Koopmansrechht yaitu hukum perdagang akan tetapi belum bersifat
umum (Unifikasi) berlakunya hanya bersifat kedaerahan saja, sehingga tiap daerah berbeda
hukum dagangnya.
Karena kegiatan perdangangan semakin luas di Eropa pada Abat 17 Pancis diadakan Kodifikasi
dalan Hukum Dagang.Menteri keuangan Raja Louis XIV (1643-1715) COLBERT membuat
peraturan yaitu Ordonnance Du Commerce
Hukum Dagang masuk ke Indonesia
Tanggal 1 Mai 1848 disusun Wetboek van koophandel (WvK) untuk Indonesia pada wktuitu
menjadi jajahan Belanda, prinsipnya hanya belaku untuk orang Eropah, kemudian berlaku juga
untuk orang Timur Asing, sedangkan untuk orang Bumi Putra yang memerlukan secara sukarela
dapat memperlakukan WvK melalui lembaga penudukan diri yang diatur di dalam Staatblad
1917 no 12 . Tahun 1945 Indonesia Merdeka tapi Hukum Dagang Barat yang diatur dalam WvK
masih berlaku terus berdasarkan ketentuan peralihan dalam UUD.1945 Untuk penyesuaian
denan suasana Nasional maka, kemudian nama WvK diganti dengan Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD)

Ruang lingkup HUKUM DAGANG


1. Mengenai Perusahaan.
2. Mengenai Pembukuan.

3. Bursa dan prantara dagang.


4. Persekutuan dan Perseroan.
5. Surat Berharga.
6. Pertanggungan / Asuransi.
7. Pengangkutan.
8. Kepailitan.
9. Penundaan Pembayaran.
Tugas Pokok Perdagangan
a. Membawa atau memindahkan barang-barang dari tempat surplus yang berkelebihan,
ketempat minus tempa yang berkekurangan.
b. Memindahkan barang dari produsen kekonsumen
c. Menimbun dan menyimpan barang-barang tersebut dalam masa yang bekelebihan sampai
mengancam bahaya kekurangan .
Aturan

Yang Memberi Landasan

Hukum Keberadaan

Lembaga-Lembaga Yang

Mewadahi Para Pelaku Bisnis Dlm Menjalankan Aktifitasnya.


a. UU NO.25 TAHUN 1992 Tentang PERKOPERASIAN
b. UU No.2 Tahun 1992 Tentang USAHA PERASURANSIAN
c. UU N0.40 TAHUN 2008 Tentang PERSEROAN TERBATAS
d. UU No 10 Tahun 1998 Tentang PERBANKAN
e. UU No. 3 Tahun 2004 Tentang BANK INDONESIA
f. UU No.16 Tahun 2001 Tentang YAYASAN (diperbarui UU No.28 Th 2004)
g. UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN (BADAN USAHA MILIK NEGARA)
h. UU. No.21 Tahun 2008 Tentang PERBANKAN SYARIAH
Aturan Yang Memberi Landasan Hukum Dalam Mengatur Perilaku Pelaku Bisnis Dalam
Menjalankan Aktifitas
a. UU No.3 Tahun 1982 Tentang WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
b. UU No. 5 Tahun 1984 Tentang PERINDUSTRIAN
c. UU NO. Tahun 1992 Tentang PENERBANGAN

d.
e.
f.
g.
h.

UU.No.8 Tahun 1995 Tentang PASAR MODAL


UU No. 23 Tahun 1997 Tentang PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
UU No. 24 Tahun 1997 Tentang PENYIARAN
UU No.32 Tahun 1997 Tentang PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
UU No. 5 Tahun 1999 Tentang LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN

PERSAINGAN TIDAK SEHAT.


i. UU No.8 Tahun 1999 Tentang PERLINDUNGAN KONSUMEN
j. UU No.24 Tahun 1999 Tentang LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI
TUKAR
k. UU No.18 Tahun 1999 Tentang JASA KONSTRUKSI
l. UU No.9 Tahun 1999 Tentang PENYELENGGARAAN

PERDAGANGAN

BERJANGKA KOMODITI.
UU No. 36 Tahun 1999 Tentang TELEKOMUNIKASI
Pengertian perdagangan
Perdagangan atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau
keduanya yang berdasarkan kesepakatan bersama bukan pemaksaan. Pada masa awal
sebelum uang ditemukan, tukar menukar barang dinamakan barter yaitu menukar barang
dengan barang. Pada masa modern perdagangan dilakukan dengan penukaran uang.
Setiap barang dinilai dengan sejumlah uang. Pembeli akan menukar barang atau jasa
dengan sejumlah uang yang diinginkan penjual.
menurut rumusan pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukun Perdata, jual beli merupakan
suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan
suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.
Pengertia perikatan dan kontrak adalah sebagi berikut:
Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak atau dua orang, berdasarkan
hubungan itu pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lain dan pihak
yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut.
Kontrak adalah suatu kesepakatan yang di perjanjikan diantara dua atau lebih pihak yang
dapat menimbulkan, memodifikasi, atau menghilangkan hubungan hukum.

Pembagian Perdagangan
1. Menurut pekerjaan yang dilakukan Pedangan

a. Pedagang mengumpulkan (Produsen, tengkulak, pedangang besar eksportir)


b. Pedagangan menyebarkan (Importir, pedagang besar, pedagang menengah, pedangan
eceran /retail)
2 . Menurut jenis barang yan diperdagangkan.
a. Pedagang Sembako
b. Pedagang buku, musik dan kesenian. dsb
c. Pedagang kerta berharga (bursa efek)
3. Menurut daerah, pempat perdangangan itu dijalankan;
a. Perdagangan dalam negeri
b. Perdagangan luar negeri (Eksportir&Importir)
c. Perdagangan menerus (Transito)
Asas perikatan dan kontrak
Dalam ilmu hukum dikenal ada beberapa asas dalam perikatan dan kontrak, diantaranya :
- Asas kebebasan berkontrak
- Asas kepribadian (personalitas)
- Asas konsensualisme
- Asas pacta sunt servanda
- Asas itikad baik
- Asas obligatoir
Syarat perikatan dan kontrak
A. Syarat Objektif
Berdasarkan pasal 1320 KUHPerdata adalah :
Suatu hal tertentu hal ini dimaksudkan bahwa suatu prikatan dan kontrak
haruslah berkenaan dengan hal tertentu.
Kausa yang di perbolehkan (halal) suatu perikatan dan kontrak haruslah
dibuat dengan maksud atau alasan yang tidak bertentangan dengan huku,

ketertiban umum, dan norma kesusilaan. tidak terpenuhinya syarat


objektif tersebut dalam suatu kontrak menyebabkan kontrak tersebut batal
demi hukum (null and void)
B. Syarat Subjektif
Syarat subjektif ini melekat pada subjek perikatan dan kontrak dalam hal ini
orang atau pihak yang terikat dalam kontrak, adapun syarat subjektif berdasarkan pasal
1320 KUHPerdata adalah :
1. Sepakat
2. Cakap/ wewenang berbuat
Kesimpulan
Dalam kegiatan perdagangan perikatan dan kontrak amat sering di gunakan, karena hampir
semua kegiatan perdagangan diawali dengan kesepakatan yang kemudian di tuangkan dalam
bentuk perikatan dan kontrak.

LAPORAN
HUKUM DAGANG
DAN
PERIKATAN DAN KONTRAK DALAM KEGIATAN PERDAGANGAN

Anda mungkin juga menyukai