Anda di halaman 1dari 5

STARTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mampu melakukan apapun
karena dia bodoh seperti kata suaminya.
DO : Klien lebih banyak diam dan jarang berinteraksi dengan orang lain.
Klien tampak lebih suka sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3. Tujuan khusus
Klien meyakini kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan
Membina hubungan saling percaya
Menyapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
B. Strategi Keperawatan
Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi, Ibu. Perkenalkan saya perawat Septi Rizkia, ibu dapat
memanggil saya suster Septi.. Hari ini saya bertugas dari jam 7 pagi
hingga 4 sore. Saya yang akan merawat Ibu selama Ibu di rumah sakit
ini. Nama Ibu siapa, senangnya dipanggil apa, Ibu?
b. Evaluasi/Validasi
Bagaiman perasaan Ibu saat ini? Ibu terlihat segar.
c. Kontrak
Baiklah, kita akan berbincang-bincang tentang kemampuan dan aspek
positif yang Ibu miliki serta kegiatan yang pernah Ibu lakukan. Setelah
itu kita akan menilai kegiatan mana yang masih dapat Ibu lakukan di
rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita
latih. Bagaimana, Ibu bersedia? Berapa lama Ibu mau kita berbincangbincang? Bagaimana kalau 20 menit? Dimana enaknya kita berbincangbincang, Bu? OK, di sini saja.
Fase Kerja
Bagaimana perasaan Ibu tentang diri Ibu? Apakah Ibu memenuhi apa
yang Ibu inginkan dalam hidup? Apakah Ibu bisa menyebutkan

kemampuan yang Ibu miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya,
Bu. Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Ibu lakukan? Bagaimana
dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring..dst.
Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Ibu miliki.
Ibu, dari lima kegiatan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua
sampai 5. (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada
3 kegiatan yang masih bisa Ibu kerjakan di rumah sakit ini.
Sekarang, coba Ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini. Oh, yang nomor satu, merapikan tempat tidur? Kalau
begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur
Ibu. Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?
Nah, kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya dan
kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai
dari arah atas, ya bagus! Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu
sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan, dan letakkan
di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah
bawah/kaki. Bagus !
Coba Ibu lakukan dan jangan lupa member tanda MMM (mandiri) kalau
Ibu lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika dingatkan bisa
melakukan, dan T (tidak) melakukan.
Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang dan latihan
merapikan tempat tidur?
b. Evaluasi Objektif
Ya, ternyata Ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah Ibu
praktekkan dengan baik sekali.
c. Rencana Tindak Lanjut

Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian Ibu. Mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam
berapa Ibu? Lalu sehabis istirahat, jam 3 sore.
d. Kontrak yang akan datang
Baik, waktu kita telah habis, Ibu. Besok pagi kita akan melatih
kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat kegiatan apa yang mampu
dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya, bagus,
menyapu lantai. Kalau begitu besok pagi sekitar jam 9 kita akan latihan
menyapu lantai di ruangan ini. Ok, Ibu? Selamat pagi, Ibu.

LAPORAN PENDAHULUAN
I.

Kasus (masalah utama):


Harga Diri Rendah

II.

Proses terjadinya masalah


Ny. B merupakan ibu rumah yang masuk rumah sakit karena isolasi sosial.
Di rumah klien lebih banyak diam dan jarang berinteraksi dengan orang
lain. Sampai di rumah sakit pun klien lebih suka menyendiri daripada
berbincang dengan penjenguknya. Ketika ditanya perawat klien
mengatakan bahwa dirinya bodoh seperti yang dikatakan suaminya
sehingga ia tidak mampu melakukan apapun.

III.

A. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Harga Diri Rendah
Kurangnya penghargaan dari keluarga

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


Masalah keperawatan yang perlu dikaji kembali adalah harga diri rendah
dan isolasi sosial
Data yang perlu dikaji kembali :
DS : Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mampu melakukan apapun
karena dia bodoh seperti kata suaminya.
DO : Klien lebih banyak diam dan jarang berinteraksi dengan orang lain.
Klien tampak lebih suka sendiri
C. Diagnosa keperawatan
Harga diri rendah berhubungan dengan kurangnya penghargaan terhadap
siri sendiri
D. Rencana tindakan keperawatan
Diagnosa
keperawatan
Harga diri
rendah
berhubungan
dengan
kurangnya
penghargaan
terhadap siri
sendiri

Rencana tindakan
Tujuan
Kriteria
evaluasi
Tujuan Umun: Klien mau
Mengemmengungbalikan harga
kapkan
diri klien
permasalahannya
Tujuan
kepada
Khusus:
perawat
Klien mampu
menyadari
bahwa ada
banyak
kemampuan
dalam dirinya
serta mengakui

Tindakan
keperawatan
-

Membina
hubungan
saling
percaya
Menyapa
klien dengan
ramah baik
verbal
maupun non
verbal
Mengkaji
faktor
presdisposisi
Mengkaji

Rasional
Dengan mesharing
perasaan,
perawat
dapat
mengerti
perasaan
klien dan
dapat
menunjukkan
dalam pola
koping yang
adaptif
terhadap

bahwa dirinya
tidak bodoh
sehingga klien
dapat memiliki
harga diri yang
tinggi

kemampuan
klien dan
membantu
klien untuk
menyadarinya

masalah
tersebut

Anda mungkin juga menyukai