Anda di halaman 1dari 15



BAB I
PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul


Di era millennium saat ini hubungan Negara-negara di dunia baik itu melalui
lembaga atau pun organisasi-organisasi di dunia maupun antar Negara, berkembang
sangat pesat dan mencangkup hampir segala sektor kehidupan termasuk salah satu
nya sektor yang paling penting yaitu perdagangan. Adanya hubungan perdagangan
antar Negara dan perdagangan kawasan di dunia diharapkan dapat membantu sebuah
Negara untuk dapat berkembang dalam hal ini di bidang ekonomi yang nantinya
diharapkan dapat memberikan efek positif.
Di dalam skripsi ini membahas pentingnya sebuah perdagangan di dalam
kehidupan bernegara untuk menjaga kelangsungan hidup Negara dan menjalin
hubungan dengan Negara-negara lain. Tidak memungkinkan sebuah Negara dapat
berkembang dan tumbuh besar tanpa membuka diri dengan dunia luar, dengan
Negara lain. Di dalam skripsi ini berbicara mengenai Negara Cina yang merupakan
Negara penganut paham komunis yang dulunya sangat tertutup dengan Negaranegara lain di dunia, sekarang menjelma menjadi salah satu Negara dengan kekuatan
ekonomi yang besar.

1


Patut dicermati apa yang terjadi dengan pertumbuhan ekonomi Cina yang
cukup pesat dewasa ini dapat dijadikan sebuah contoh dan juga menjadi partner
dalam kerjasama antar Negara. Dalam skripsi ini penulis mencoba membahas
hubungan kerjasama antara Cina-Indonesia dan potensi-potensi apa saja yang dapat
dilakukan kedua negara pasca krisis ekonomi global yang telah terjadi yang nantinya
akan dibahas lebih lanjut didalam skripsi ini.

B. Latar Belakang Masalah


Republik Rakyat Cina merupakan negara besar yang terletak di asia bagian
timur dengan luas wilayah 96.000.000 km2 dan merupakan negara dengan luas
wilayah terbesar ketiga setelah Rusia dan Kanada akan tetapi dengan jumlah
penduduk terbesar yaitu dengan total populasi mencapai 1,3 milyar1. Cina pada
awalnya dikenal sebagai negara Tirai Bambu yang cenderung tertutup baik dalam
hal politik maupun ekonomi.
Sementara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di Asia
Tenggara dengan luas wilayah daratan 1.922.570 km dan luas lautan 3.257.483 km.
dengan total populasi

230.472.833 juta dan merupakan negara dengan jumlah

penduduk muslim terbesar di dunia. Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia
tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis namun juga memadukan
dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah, masih ikut campur tangan ke dalam

1

http://www.antara.co.id. diakses tanggal 18 Oktober 2009

2


beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut
ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada
ekonomi negara.
Pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2004 dan 2005 melebihi 5%. Namun
demikian, dampak pertumbuhan itu belum cukup besar dalam mempengaruhi tingkat
pengangguran, yaitu sebesar 9,75%. Tahun 2006, sebanyak 17,8% masyarakat hidup
di bawah garis kemiskinan dan terdapat 49,0% masyarakat yang hidup dengan
penghasilan kurang dari AS$2 per hari2.
Sedangkan Pertumbuhan ekonomi Cina terus naik hingga 9,5% pada tahun
1998, pada saat krisis moneter melanda di asia. Pada tahun 2000 nilai perdagangan
Cina meningkat mencapai 400 milyar dollar AS3. China pada tahun 2008 dengan
GDP yang mencapai US$ 4,4 triliun sedangkan dari sisi devisa, hingga Juli 2009
devisa China mencapai US$ 2,31 triliun, menjadi kekuatan ekonomi tersendiri bagi
China.
Sekitar tahun 2007- 2008 lalu krisis ekonomi melanda dunia dan memberikan
dampak yang sangat luas bagi Negara-negara di dunia, disebut juga dengan krisis
ekonomi global. Krisis ekonomi global yang terjadi dimulai dari Negara adi daya
Amerika Serikat. Sebelum krisis melanda ditandai dengan terjadinya Krisis di
mortgage loan untuk pembiayaan property di Amerika secara sangat berlebihan dan
terjadi kredit macet menyebabkan ambruknya bisnis property, Defisit anggaran

2

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dalam http://www.wordpress.com. diakses tanggal 15 Oktober


2009
3
Perkembangan Ekonomi China dalam http://www.compas.com. diakses tanggal 18 Oktober 2009

3


terutama untuk membiayai perang Afganistan, Irak sehingga APBN Amerika Serikat
defisit hampir sepertiga trilyun US$ per tahun, ketidakstabilan harga minyak pada
saat itu juga berpengaruh terhadap terjadinya krisis4.
Pasca krisis global yang menimpa dunia, hampir seluruh negara maju terkena
dampak dari krisis ini. Seperti contoh Amerika Serikat, pasar saham hancur,
perusahaan besar seperti General Motor pun harus menyatakan bangkrut dan
mendapatkan stimulus dari pemerintah. Negara lain seperti Jepang dan Singapura,
juga terkena dampaknya5.
Krisis yang telah terjadi di Amerika Serikat juga memberikan dampak bagi
Negara-negara lain di dunia, banyaknya angka pengangguran akibat PHK, daya beli
yang melemah, naiknya tingkat suku bunga, dan lain-lain memberikan dampak luas
keluar. Secara tidak langsung Negara-negara lain di dunia merasakan dampaknya.
Pasca krisis ekonomi global, pertumbuhan ekonomi global menunjukan gejala
penurunan menjadi 3,2% dari pertumbuhan sebelumnya, yakni 5,15%. Sementara
pertumbuhan ekonomi negara maju turun menjadi 0,85% dari sebelumnya 2,71%.
Negara berkembang juga mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 6,11% dari
8,34%6.
Jejak yang terjadi akibat adanya krisis ekonomi global bisa diantasipasi dengan
benar, tepat dan cepat. Hubungan kerjasama Cina-Indonesia yang telah terjalin lama
dapat semakin diintensifkan dalam penanganan dampak akibat krisis ekonomi global

4

http://www.hendra.ws/. diakses tanggal 3 November 2009


http://www.beritakota.co.id. diakses tanggal 18 November 2009
6
ibid
5

4


terutama di sektor-sektor perekonomian yang sangat menunjang, salah satunya


perdagangan.
Di bidang perdagangan pada tahun 2001-2006 volume perdagangan CinaIndonesia mencapai masing-masing US$ 6,7 miliar, US$ 9,2 miliar, US$ 10,23
miliar, US$ 13,46 miliar, US$ 16,8 miliar dan US$ 19,06 milyar. Total volume
perdagangan Cina-Indonesia tahun 2006 mencapai US$ 19,06 miliar atau meningkat
sebesar 13,62%7.
Dilihat dari data diatas perdagangan kedua negara mengalami peningkatan dari
tahun 2001-2006, akan tetapi setelah krisis ekonomi global melanda dapat terjadi
penurunan dari data perdagangan Indonesia dengan Cina setelah di tahun 2006 nilai
perdagangan kedua negara mencapai US$ 19.06 miliar,
Tabel 1.1
Tabel Expor Impor Indonesia-Cina
Tahun
Ekspor ke Cina
Impor dari Cina

Jumlah

2007

6.664

7.957

14.621

2008

7.760

14.959

22.719

2009*)

6.829

10.756

17.585

*) sampai November Data dalam 1.000.000 US$


Sumber:
http://www.jakartapress.com/news/id/10476/BulsitHubunganDagangRI
China.jp


7

Hubungan Indonesia-Cina dalam http://www.Indonesianembassy-China.org/id/index.html, diakses


tanggal 1 Desember 2009.

5


Impor Indonesia dari Cina pada Desember 2009 mencapai US$ 1.48 miliar
sedangkan ekspor Indonesia ke Cina Desember 2009 US$ 1.20 miliar. Pada Januari
2010 Impor Indonesia dari Cina US$ 1.40 miliar dan ekspor Indonesia ke Cina
Januari 2010 mencapai US$ 1.01 miliar.8
Dalam hal ini apa yang akan dilakukan Cina-Indonesia dalam penanganan
pasca krisis ekonomi global sangat diperlukan langkah-langkah apa saja yang akan
diambil oleh Cina, di satu sisi Cina sendiri mampu melewati krisis moneter yang
terjadi di Asia pada tahun 1998 silam yang dapat dijadikan pengalaman dan Cina
merupakan salah satu Negara yang dapat mengantisipasi krisis moneter dengan cepat
dan tepat.
Adanya pengendalian perekonomian dan lebih terbukanya Cina baik itu dalam
hal politik maupun ekonomi saat ini serta fakta bahwa Cina merupakan investor yang
kuat, memiliki surplus simpanan bank terbesar di dunia tahun 2006 hampir US$ 180
miliar dolar dan Negara dengan devisa terbesar US$ 2,31 triliun yang diharapkan
nantinya akan banyak investasi-investasi dari Cina yang akan masuk ke Indonesia.9
Hubungan kerjasama Cina-Indonesia dilihat dari sudut pandang Cina sebagai
sesuatu yang potensial dimana Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan
sumber daya alam yang melimpah serta dengan jumlah penduduk yang mencapai 230
juta jiwa merupakan daerah ekonomi yang besar. Cina juga merasa perlu untuk

8

ACFTA sebagai Tantangan Menuju Perekonomian yang Kompetitif


dalamhttp://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4375&Itemid=29
diakses tanggal 24 April 2010
9
Kementrian Perdagangan Cina dalam http://www.cic.mofcom.com.gov.cin diakses tanggal 22
November 2009

6


berpartisipasi dalam pemulihan pasca krisis ekonomi global.


Kerjasama Cina-Indonesia dapat terlihat dari potensi-potensi yang selama ini
sudah terjadi dan terjalin, dimana pada tahun 2010 nanti hubungan diplomatik kedua
Negara telah memasuki umur ke 60 tahun dan direncanakan akan dirayakan pada
tanggal 13 April 2010 dengan berbagai kegiatan untuk menunjukan kedekatan kedua
Negara10.
Melihat hubungan ke dua Negara yang terjalin hampir 60 tahun banyak
pencapaian yang telah dilakukan ke dua Negara melalui kerjasama yang dilakukan
antara lain, Pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan
Presiden Cina Hu Jintao di Istana Merdeka Jakarta, menghasilkan sembilan kerjasama
di berbagai bidang11. Deklarasi Kerjasama Mengenai Kemitraan Strategis
ditandangani oleh pemimpin kedua negara.
Sementara delapan perjanjian kerjasama lainnya ditandatangi oleh menteri
terkait masing-masing negara. Kerjasama dan perjanjian lainnya adalah perjanjian
pembebasan visa untuk paspor dinas dan diplomatik, kerjasama kelautan, kerjasama
inftrastruktur dan sumber daya alam, hibah yang berhubungan dengan ekonomi dan
teknologi, kerjasama keuangan, pengaturan badan geofisika, gempa bumi dan
tsunami12.


10

Presiden SBY undang China dalam bidang infrastruktur dalam http://www.hariansib.com/?cat=1,


diakses tanggal 1 Desember 2009.
11
Indonesia-Cina tanda tangani Sembilan kerja sama dalam
http://www.kapanlagi.com/h/politik_nasional.html, diakses tanggal 1 Desember 2009.
12
ibid

7


C. Pokok Permasalahan
Yang menjadi fokus permasalahan pada penulisan skripsi ini adalah
Bagaimana upaya Cina dalam mempertahankan surplus perdagangan dengan
Indonesia pasca krisis ekonomi global 2007.

D. Kerangka Dasar Pemikiran


Dalam menganalisa suatu permasalahan yang kita hadapi dalam ilmu Hubungan
Internasional diperlukan konsep dan teori. Dalam skripsi ini penulis menggunakan
konsep kerjasama dan teori perspektif ekonomi politik internasional.

1. Konsep Kerjasama Internasional


Dalam pernyataan K.J Hoslti transaksi dan interaksi antar negara-negara dalam
sistem internasional saat ini bersifat rutin dan hampir tidak ada konflik. Adanya
berbagai masalah internasional, regional, atau global yang memerlukan perhatian dari
banyak negara. Dalam kebanyakan kasus, sejumlah pemerintah saling mendekati
dengan penyelesaian yang diusulkan, dirundingkan, atau membahas masalah,
mengemukakan, bukti teknis untuk menyetujui satu penyelesaian atau lainnya, dan
mengakhiri perundingan dengan perjanjian atau pengertian tertentu yang memuaskan
kedua belah pihak. Proses ini disebut kerjasama13.

13

K.J Holsti, Politik Internasional: Kerangka untuk analisa, Edisi keempat, jilid kedua, alih bahasa:
M. Tahir Azhary, Erlangga, Jakarta 198D

8


Kerjasama dapat terjadi dalam konteks yang bermacam-macam. Kebanyakan


transaksi dan kerjasama dapat terjadi secara langsung diantara dua Negara yang
mempunyai kepentingan bersama. Kerjasama dapat terwujud dalam berbagai hal
yaitu ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Kerjasama juga
dapat terjadi antara Negara yang kuat dengan Negara yang lemah, dimana kerjasama
tersebut dapat berbentuk dalam sebuah aliansi yang dapat menghasilkan sebuah
kerjasama diantara beberapa Negara yang telah atau akan melakukan kerjasama
tersebut.
Pembentukan sebuah aliansi juga akan memberikan sejumlah manfaat
diantaranya, adanya pertukaran teknologi, sistem informasi, Hal ini yang telah
membuat kerjasama dalam bentuk aliansi tersebut menarik terutama bagi Negara
kecil dan lemah. Kerjasama di dalam bidang ekonomi dapat diwujudkan melalui
hubungan ekspor-impor, investasi dan perdagangan.
Adanya aliansi juga akan mempermudah pencapaian suatu tujuan. Aliansi akan
memberikan kesempatan kepada Negara-negara untuk menjalin kedekatan atau saling
berinteraksi. Interaksi yang terjalin dengan baik tentu akan semakin mempermudah
kedua Negara untuk saling bekerjasama.
Usaha Cina untuk mengitensifkan dan mempererat hubungan kerjasama dengan
Indonesia terlihat dari pencapaian momentum hubungan Cina-Indonesia melalui

9


penandatanganan Joint Declaration between the Republic of Indonesia and the


Peoples Republic of Cina on Strategic Partnership oleh kedua kepala Negara.14
Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis Cina-Indonesia meliputi berbagai
kerjasama di sektor-sektor politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, sosial
budaya, dan lain-lain. Selama ini, berbagai macam kegiatan telah diupayakan sebagai
bentuk tindak lanjut dari deklarasi tersebut. Salah satunya adalah Mekanisme Dialog
Tingkat Menko State Councilor, yang pertama diselenggarakan pada bulan
September 2006.
Kerjasama yang telah terwujud salah satunya. dalam pertemuan di Nanning,
Cina pada tanggal 27-28 Oktober 2007 dan sesuai dengan kesepakatan pada tanggal 6
September 2007 di Beijing, Cina menyambut baik agar masalah keamanan makanan
dicantumkan dalam mendatangani MOU dengan masing-masing Departemen.15
Penandatanganan lebih awal MOU Kerjasama Keamanan Makanan akan memberikan
contoh yang baik dan dampak positif bagi kerjasama di bidang lain yang dilakukan
oleh kedua Negara.


14

Hubungan Indonesia-Cina dalam http://www.Indonesianembassy-China.org/id/index.html, diakses


tanggal 1 Desember 2009.
15
Perkembangan Perdagangan Indonesia-Cina dalam
http://www.nafed.go.id/bindo/mediacenter.php?ctrl=info&berita=109 diakses tanggal 29 Desember
2009

10


2. International Regimes
International Regimes dalam pernyataan Stephen D. Krasner:
Sets of implicit or explicit principles, norms,
rules,

and

decision-making

procedures

around which actors expectations converge


in a given area of international relations.16
International Trade Regime terdiri dari 3 komponen Yaitu:
1.

Trade

2. National Regulations
3. International Agreements
Negara dalam konsep regime mengambil peranan penting dalam perdagangan
internasional. Dilakukannya sebuah persetujuan dan kesepemahaman didalam sebuah
perjanjian perdagangan international melalui lembaga/organisasi internasional yang
dimana nantinya akan tercipta suatu pasar internasional sesuai dengan ketentuanketentuan yang telah disepakati bersama.
Dengan adanya kesepakatan dan ketentuan perdagangan bersama yang telah
ditentukan sebelumnya, maka dapat semakin meningkatkan arus perdagangan. Ketika
regulasi nasional mengendur, perdagangan berkembang dan ketika regulasi nasional
mengetat, perdagangan surut. Perjanjian internasional menjadi upaya bersama negara

16

Stephen. D. Krasner, Structural Causes and regimes Concequences: Regime as Intervening


variables, International Regimes, lthaca: Cornell University Press, 1983

11


dalam membuat aturan internasional untuk membatasi kapasitas negara-negara dalam


menginterupsi perdagangan internasional.
Kerjasama perdagangan Cina-Indonesia pasca krisis ekonomi global 2007 dapat
semakin ditingkatkan dan giatkan melalui AC-FTA melalui ASEAN. Dengan
kesepakatan dan perjanjian yang telah dibuat bersama di dalam AC-FTA, maka
secara tidak langsung arus keluar masuk barang dapat dengan bebas dilaksanakan
yang juga dapat nikmati negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Hubungan kerjasama dalam peningkatan perdagangan Cina-Indonesia dapat
terlihat setelah masuknya Cina dalam ASEAN atau yang dikenal dengan istilah
ASEAN Plus One17. Melalui ASEAN hubungan perdagangan kedua negara
mendapatkan kemudahan dikarenakan dalam satu wadah organisasi yang menaungi
kedua negara.
Situasi perdagangan kedua Negara juga akan semakin terbuka, bebas, dan
banyaknya kemudahan yang didapat melalui pengefektifan dalam perjanjian FTA
ASEAN-Cina yang akan diberlakukan pada awal tahun 2010.

E. Hipotesa
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada dan kerangka teori diatas,
maka dapat ditarik hipotesa bahwa:


17

Motivasi Strategic FTA ASEAN-Cina dalam http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/296511/ diakses tanggal 12 Januari 2010

12


Upaya Cina dalam meningkatkan hubungan perdagangan dengan Indonesia


pasca krisis ekonomi global 2007 yaitu dilakukan melalui hubungan kerjasama
perdagangan bilateral dan mekanisme multilateral, yaitu mengefektifkan inisiasi
ASEAN-Cina Free Trade

F. Metode Penelitian
Metode penelitian ini terdiri dari jenis penelitian, teknik pengumpulan data,
serta teknik analisis data.
1. Jenis Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif, yaitu
analisis penelitian yang didasarkan pada data-data yang dikaji atas dasar realitas data
yang diperoleh dan yang dipaparkan secara diskriptif.
2. Tehnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang penulis gunakan disini adalah dengan metode
library research (penelitian kepustakaan), dimana pengumpulan data diambil dari
buku-buku literatur, jurnal penelitian, artikel, maupun berita-berita yang dimuat
dalam berbagai media massa melalui media elektronik maupun cetak yang sesuai dan
relevan dengan penelitian ini.

13


3. Tehnik Analisis Data


Metode penulisan yang digunakan adalah Diskriptif Analisis. Menggambarkan
situasi yang relevan atas fakta dan data-data untuk dihubungkan antar variabel,
menginterpretasikannya dan untuk selanjutnya ditarik kesimpulan.

G. Jangkauan Penelitian
Jangkauan penelitian dan penentuan batas-batas ruang lingkup penelitian
dimaksudkan agar penelitian ini nantinya dapat lebih terfokus pada masalah spesifik
yang mampu berpengaruh pada analisis masalah. Jangkauan penelitian ini dmulai
sekitar awal tahun 2007 saat krisis ekonomi global mulai melanda di Negara Amerika
Serikat.
Batasan penulisan skripsi sampai pada akhir tahun 2009 dimana Cina makin
terlihat mengintensitaskan kerjasama dengan Indonesia pasca krisis ekonomi global
2007 dan penulis mencoba berusaha mencari sumber informasi terbaru sampai
dengan skripsi ini selesai disusun.

H. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui Kebijakan-kebijakan apa saja yang diambil Cina dalam hubungan
kerjasama dengan Indonesia pasca krisis ekonomi global.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Cina bagi Indonesia dalam hubungan
14


kerjasama pasca krisis ekonomi global 2007.


3. Untuk mengetahui apa saja yang dihasilkan dan diperoleh Cina dalam menjalin
hubungan kerjasama dengan Indonesia.
4. Sebagai syarat kelulusan memperoleh gelar sarjana S1.

I. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari apa yang diuraikan dalam
pendahuluan, maka disajikan sistematika penulisan yang terbagi dalam 5 bab, yaitu:
Bab I berisikan tentang pendahuluan, meliputi alasan pemilihan judul, latar
belakang masalah, pokok permasalahan, kerangka dasar pemikiran, hipotesa, metode
penelitian, jangkauan penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II memuat dinamika perkembangan hubungan kerjasama perdagangan
Cina-Indonesia.
Di Bab III berisikan upaya dan usaha serta kebijakan-kebijakan yang diambil
Cina dalam menjalin hubungan kerjasama perdagangan bilateral dengan Indonesia
pasca krisis ekonomi global 2007.
Pada bab IV berisikan peranan penting ASEAN sebagai bentuk dari hubungan
kerjasama mulitilateral antara Cina-Indonesia untuk semakin dapat mengintensifkan
hubungan kerjasama perdagangan yang telah ada serta kemudahan dan hasil yang
telah dicapai.
Bab V merupakan kesimpulan dari semua bab yang telah disampaikan.
15


Anda mungkin juga menyukai