Hub Cian Indonesia
Hub Cian Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1
Patut dicermati apa yang terjadi dengan pertumbuhan ekonomi Cina yang
cukup pesat dewasa ini dapat dijadikan sebuah contoh dan juga menjadi partner
dalam kerjasama antar Negara. Dalam skripsi ini penulis mencoba membahas
hubungan kerjasama antara Cina-Indonesia dan potensi-potensi apa saja yang dapat
dilakukan kedua negara pasca krisis ekonomi global yang telah terjadi yang nantinya
akan dibahas lebih lanjut didalam skripsi ini.
penduduk muslim terbesar di dunia. Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia
tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis namun juga memadukan
dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah, masih ikut campur tangan ke dalam
1
2
beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut
ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada
ekonomi negara.
Pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2004 dan 2005 melebihi 5%. Namun
demikian, dampak pertumbuhan itu belum cukup besar dalam mempengaruhi tingkat
pengangguran, yaitu sebesar 9,75%. Tahun 2006, sebanyak 17,8% masyarakat hidup
di bawah garis kemiskinan dan terdapat 49,0% masyarakat yang hidup dengan
penghasilan kurang dari AS$2 per hari2.
Sedangkan Pertumbuhan ekonomi Cina terus naik hingga 9,5% pada tahun
1998, pada saat krisis moneter melanda di asia. Pada tahun 2000 nilai perdagangan
Cina meningkat mencapai 400 milyar dollar AS3. China pada tahun 2008 dengan
GDP yang mencapai US$ 4,4 triliun sedangkan dari sisi devisa, hingga Juli 2009
devisa China mencapai US$ 2,31 triliun, menjadi kekuatan ekonomi tersendiri bagi
China.
Sekitar tahun 2007- 2008 lalu krisis ekonomi melanda dunia dan memberikan
dampak yang sangat luas bagi Negara-negara di dunia, disebut juga dengan krisis
ekonomi global. Krisis ekonomi global yang terjadi dimulai dari Negara adi daya
Amerika Serikat. Sebelum krisis melanda ditandai dengan terjadinya Krisis di
mortgage loan untuk pembiayaan property di Amerika secara sangat berlebihan dan
terjadi kredit macet menyebabkan ambruknya bisnis property, Defisit anggaran
2
3
terutama untuk membiayai perang Afganistan, Irak sehingga APBN Amerika Serikat
defisit hampir sepertiga trilyun US$ per tahun, ketidakstabilan harga minyak pada
saat itu juga berpengaruh terhadap terjadinya krisis4.
Pasca krisis global yang menimpa dunia, hampir seluruh negara maju terkena
dampak dari krisis ini. Seperti contoh Amerika Serikat, pasar saham hancur,
perusahaan besar seperti General Motor pun harus menyatakan bangkrut dan
mendapatkan stimulus dari pemerintah. Negara lain seperti Jepang dan Singapura,
juga terkena dampaknya5.
Krisis yang telah terjadi di Amerika Serikat juga memberikan dampak bagi
Negara-negara lain di dunia, banyaknya angka pengangguran akibat PHK, daya beli
yang melemah, naiknya tingkat suku bunga, dan lain-lain memberikan dampak luas
keluar. Secara tidak langsung Negara-negara lain di dunia merasakan dampaknya.
Pasca krisis ekonomi global, pertumbuhan ekonomi global menunjukan gejala
penurunan menjadi 3,2% dari pertumbuhan sebelumnya, yakni 5,15%. Sementara
pertumbuhan ekonomi negara maju turun menjadi 0,85% dari sebelumnya 2,71%.
Negara berkembang juga mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 6,11% dari
8,34%6.
Jejak yang terjadi akibat adanya krisis ekonomi global bisa diantasipasi dengan
benar, tepat dan cepat. Hubungan kerjasama Cina-Indonesia yang telah terjalin lama
dapat semakin diintensifkan dalam penanganan dampak akibat krisis ekonomi global
4
4
Jumlah
2007
6.664
7.957
14.621
2008
7.760
14.959
22.719
2009*)
6.829
10.756
17.585
7
5
Impor Indonesia dari Cina pada Desember 2009 mencapai US$ 1.48 miliar
sedangkan ekspor Indonesia ke Cina Desember 2009 US$ 1.20 miliar. Pada Januari
2010 Impor Indonesia dari Cina US$ 1.40 miliar dan ekspor Indonesia ke Cina
Januari 2010 mencapai US$ 1.01 miliar.8
Dalam hal ini apa yang akan dilakukan Cina-Indonesia dalam penanganan
pasca krisis ekonomi global sangat diperlukan langkah-langkah apa saja yang akan
diambil oleh Cina, di satu sisi Cina sendiri mampu melewati krisis moneter yang
terjadi di Asia pada tahun 1998 silam yang dapat dijadikan pengalaman dan Cina
merupakan salah satu Negara yang dapat mengantisipasi krisis moneter dengan cepat
dan tepat.
Adanya pengendalian perekonomian dan lebih terbukanya Cina baik itu dalam
hal politik maupun ekonomi saat ini serta fakta bahwa Cina merupakan investor yang
kuat, memiliki surplus simpanan bank terbesar di dunia tahun 2006 hampir US$ 180
miliar dolar dan Negara dengan devisa terbesar US$ 2,31 triliun yang diharapkan
nantinya akan banyak investasi-investasi dari Cina yang akan masuk ke Indonesia.9
Hubungan kerjasama Cina-Indonesia dilihat dari sudut pandang Cina sebagai
sesuatu yang potensial dimana Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan
sumber daya alam yang melimpah serta dengan jumlah penduduk yang mencapai 230
juta jiwa merupakan daerah ekonomi yang besar. Cina juga merasa perlu untuk
8
6
10
7
C. Pokok Permasalahan
Yang menjadi fokus permasalahan pada penulisan skripsi ini adalah
Bagaimana upaya Cina dalam mempertahankan surplus perdagangan dengan
Indonesia pasca krisis ekonomi global 2007.
K.J Holsti, Politik Internasional: Kerangka untuk analisa, Edisi keempat, jilid kedua, alih bahasa:
M. Tahir Azhary, Erlangga, Jakarta 198D
8
9
14
10
2. International Regimes
International Regimes dalam pernyataan Stephen D. Krasner:
Sets of implicit or explicit principles, norms,
rules,
and
decision-making
procedures
Trade
2. National Regulations
3. International Agreements
Negara dalam konsep regime mengambil peranan penting dalam perdagangan
internasional. Dilakukannya sebuah persetujuan dan kesepemahaman didalam sebuah
perjanjian perdagangan international melalui lembaga/organisasi internasional yang
dimana nantinya akan tercipta suatu pasar internasional sesuai dengan ketentuanketentuan yang telah disepakati bersama.
Dengan adanya kesepakatan dan ketentuan perdagangan bersama yang telah
ditentukan sebelumnya, maka dapat semakin meningkatkan arus perdagangan. Ketika
regulasi nasional mengendur, perdagangan berkembang dan ketika regulasi nasional
mengetat, perdagangan surut. Perjanjian internasional menjadi upaya bersama negara
16
11
E. Hipotesa
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada dan kerangka teori diatas,
maka dapat ditarik hipotesa bahwa:
17
Motivasi Strategic FTA ASEAN-Cina dalam http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/296511/ diakses tanggal 12 Januari 2010
12
F. Metode Penelitian
Metode penelitian ini terdiri dari jenis penelitian, teknik pengumpulan data,
serta teknik analisis data.
1. Jenis Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif, yaitu
analisis penelitian yang didasarkan pada data-data yang dikaji atas dasar realitas data
yang diperoleh dan yang dipaparkan secara diskriptif.
2. Tehnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang penulis gunakan disini adalah dengan metode
library research (penelitian kepustakaan), dimana pengumpulan data diambil dari
buku-buku literatur, jurnal penelitian, artikel, maupun berita-berita yang dimuat
dalam berbagai media massa melalui media elektronik maupun cetak yang sesuai dan
relevan dengan penelitian ini.
13
G. Jangkauan Penelitian
Jangkauan penelitian dan penentuan batas-batas ruang lingkup penelitian
dimaksudkan agar penelitian ini nantinya dapat lebih terfokus pada masalah spesifik
yang mampu berpengaruh pada analisis masalah. Jangkauan penelitian ini dmulai
sekitar awal tahun 2007 saat krisis ekonomi global mulai melanda di Negara Amerika
Serikat.
Batasan penulisan skripsi sampai pada akhir tahun 2009 dimana Cina makin
terlihat mengintensitaskan kerjasama dengan Indonesia pasca krisis ekonomi global
2007 dan penulis mencoba berusaha mencari sumber informasi terbaru sampai
dengan skripsi ini selesai disusun.
H. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui Kebijakan-kebijakan apa saja yang diambil Cina dalam hubungan
kerjasama dengan Indonesia pasca krisis ekonomi global.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Cina bagi Indonesia dalam hubungan
14
I. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari apa yang diuraikan dalam
pendahuluan, maka disajikan sistematika penulisan yang terbagi dalam 5 bab, yaitu:
Bab I berisikan tentang pendahuluan, meliputi alasan pemilihan judul, latar
belakang masalah, pokok permasalahan, kerangka dasar pemikiran, hipotesa, metode
penelitian, jangkauan penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II memuat dinamika perkembangan hubungan kerjasama perdagangan
Cina-Indonesia.
Di Bab III berisikan upaya dan usaha serta kebijakan-kebijakan yang diambil
Cina dalam menjalin hubungan kerjasama perdagangan bilateral dengan Indonesia
pasca krisis ekonomi global 2007.
Pada bab IV berisikan peranan penting ASEAN sebagai bentuk dari hubungan
kerjasama mulitilateral antara Cina-Indonesia untuk semakin dapat mengintensifkan
hubungan kerjasama perdagangan yang telah ada serta kemudahan dan hasil yang
telah dicapai.
Bab V merupakan kesimpulan dari semua bab yang telah disampaikan.
15