09 01-B Panduan - Pelaksanaan Jalan Desa
09 01-B Panduan - Pelaksanaan Jalan Desa
PANDUAN SINGKAT
PELAKSANAAN JALAN DESA
I.
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pembangunan konstruksi jalan membutuhkan pekerjaan yang meliputi:
2)
Catatan untuk tiap patok meliputi jarak antara patok ke as jalan, dan
jarak antar patok.
3)
4)
2)
3)
Plotkan gambar profil melintang jalan pada pekerjaan ini. Gali potongan
melintang pada daerah antara dua patok yang berdampingan selebar
masing-masing 1 atau 2 meter.
2)
Buang sisa galian dan disusun secara bertangga ditempat yang telah
disyaratkan oleh konsultan pendamping, dengan memperhatikan saransaran dari masyarakat.
I.4. Timbunan
Pekerjaan tanah timbunan dapat dilkukan menggunakan profil bentuk
trapezium yang terbuat dari bambu atau kayu.
1)
2)
3)
4)
Pada tanah dasar yang lunak, daya dukung tanah dasarnya umumnya
lemah, sehingga perlu perkuatan dengan cerucuk atau bentangan
bambu/kayu bersilangan yang diletakkan pada tanah dasar yang lembek
tersebut.
6)
7)
8)
9)
2)
3)
4)
Bila pelaksanaan pada jalan lama, jalan tersebut harus diratakan lebih
dulu (dibongkar, dikupas dengan alat yang sesuai) dan dibentuk agar
rata. Permukaan akhir yang dicapai harus dibentuk lagi sesuai
kemiringan dan bentuk rencana.
2)
Untuk tanah dasar yang lebih kuat bisa menggunakan bentuk segi
empat, karena bisa menghemat lahan.
3)
Tanah dasar jalan (subgrade) disiapkan lebih dulu, artinya yang kurang
padat dipadatkan dan dibersihkan.
2)
3)
Bahan unutk bahu jalan (tanah berpasir) dihampar lebih dulu sebelum
melaksanakan penghamparan lapis pondasi bawah, setelah itu
kemudian dihamparkan material lapis pondasi bawah.
4)
5)
6)
Jika mesin gilas tidak tersedia, maka pemadatan dilakukan dengan alat
timbrisan manual, serentak beberapa orang selebar jalan.
7)
2)
Pada lokasi yang ditentukan saat perencanaan dan telah diberi tanda
patok, dilakukan penarikan garis as gorong-gorong.
3)
Dibuat profil dari potongan bambu/kayu untuk batas-batas galian goronggorong. Ukuran disesuaikan dengan yang tertera pada gambar rencana,
baik lebar maupun tinggi gorong-gorong. Setelah itu beri tanda patok
pada batas-batas oprit.
4)
6)
7)
Pada bagian depan dan belakang gelagar serta lapisan anyaman bambu
ditutup dengan lapisan sirtu dicampur semen dengan perbandingan 1 :
20 (1 semen : 20 sirtu). Campuran dihamparkan dan dipadatkan
sehingga berfungsi sebagai bagian pengunci.
8)
9)
10) Bahan timbunan yang dipakai sama dengan bahan perkerasan atau
sama dengan bahan penutup gelagar.
11) Bila timbunan diatas jalan lebih tinggi dari ketinggian jalan sebelum dan
sesudah tempat gorong-gorong, transisi di buat dengan kemiringan 10
%, seperti gambar di bawah ini.
II.
2)
Contoh lain jika badan jalan belum berbentuk punggung sapi, batu
besar dipasang ditengah jalan dan semakin ke pinggir semakin kecil.
Bentuk memang mirip punggung sapi pada waktu jalan sudah selesai,
tetapi kurang kuat dan lama-lama permukaan menjadi tidak rata.
Seharusnya batu sama besarnya dari pinggir ke pinggir, kecuali batu
pinggir yang sengaja ditanam.
3)
4)
5)
6)
8)
9)
Beton harus dari bahan yang terjaga kualitasnya (air- bersih, pasirbersih, kerikil- bersih dan semen yang sesuai)
Tidak boleh mengandung batu yang lebih besar (efisiensi waktu
dan biaya)
Besi harus bersih dari minyak dan tanah (tapi boleh sedikit
berkarat)
Kadar air sesuai yang diharapkan.
Jarak antar besi harus dijaga.