Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN dan KONSUMEN

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.


Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Dan masih banyak lagi pengertian kebudayaan dari tokoh-tokoh dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia. Kebudayaan yang semakin berkembang
mengakibatkan pembelian dan konsumsi yang berubah pula. Kebudayaan secara
tidak langsung telah mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan manusia. Para
pemasar dapat melihat perkembangan kebudayaan dengan cara melalui penjualan
produk yang dijual pada konsumen serta pengaruhnya terhadap pembelian dan
konsumsi mereka. Seraya melihat perubahan-perubahan nilai kebudayaan yang
terjadi pada masyarakat.

DEFINISI KEBUDAYAAN

Banyak definisi tentang budaya yang dipaparkan oleh para pakar, diantaranya:
Kebudayaan didefinisikan sebagai kompleks simbol dan barang-barang buatan
manusia (artifacts) yang diciptakan oleh masyarakat tertentu dan diwariskan dari
generasi satu ke generasi yang lain sebagai faktor penentu ( determinants) dan
pengatur

regulator

perilaku

anggotanya

(Setiadi,

2003).

Budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara
simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anggota dari masyarakat tertentu (
Wallendorf

&

Reilly,

Mowen,

1995).

Budaya (culture) sebagai makna yang dimiliki bersama oleh (sebagian besar )
masyarakat

dalam

suatu

kelompok

sosial

Peter

&

Olson,

2000).

Culture is that complex whole that includes knowledge, belief, art, morals, law,
custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of
society

Loudan

&

Della

Bitta,

1993)

Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol bermakna
lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan
melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat ( Angel, Blackwell& Miniard,
1994).
Beberapa definisi budaya telah dipaparkan namun secara garis besar menurut
Engel, Blacwell & Miniard (1994 ) budaya dapat dibedakan menjadi Makro
budaya ( macroculture ) yang mengacu pada perangkat nilai dan simbol yang
berlaku pada keseluruhan masyarakat, dan Mikro budaya ( microculture/
subculture ) yang mengacu pada perangkat nilai dan simbol dari kelompok yang
lebih terbatas, seperti kelompok agama, etnis tertentu, atau subbagian dari
keseluruhan.
Budaya dapat melengkapi diri seseorang dengan rasa identitas dan perilaku yang
dapat diterima di masyarakat, terutama dapat diketahui dari sikap dan perilaku
yang dipengaruhi oleh budaya. Seperti halnya : pakaian, penampilan, komunikasi,
bahasa, makanan dan kebiasaan makan, hubungan, kepercayaan, dan lain
sebagainya yang seringkali meliputi semua hal yang konsumen lakukan tanpa
sadar memilih karena nilai kultur mereka, adat istiadat dan ritual mereka telah
menyatu

dalam

kebiasaan

mereka

sehari-hari.

Sebagai contoh misalnya komponen budaya di masyarakat Amerika, memiliki


sekian nilai yakni : achievement & succes, activity, efficiency & practicality,
progress,

material

youthfulness,

comfort,

fitness

and

individualism,
health

freedom,

and

humanitarianism,

external

conformity.

FAKTOR KEBUDAYAAN DALAM MEMPENGARUHI KONSUMEN


Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku
yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga
penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya sub-budaya yang
lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk
para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak
subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari


Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan
memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar
dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh
budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya
sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering
diterima begitu saja.

Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan


Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya
dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam
menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode Coba dan buktikan dalam
memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya dengan adanya
budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita
makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan.
Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu
mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat.

Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi


Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian
langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan
terjadi berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari
lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari
tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih
berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang
selalu berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya
pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara
tersebut.

Variasi nilai perubahan dalam nilai budaya terhadap pembelian dan


konsumsi
Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana
dalam hal ini dimasukkan kedalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi
nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang

tepat antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai
pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran. Sebagai contoh, jika masyarakat
menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada pedoman
dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan
promosi untuk menjadi seorang individual. Dan begitu juga pada budaya yang
individualistik. Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk individual/kolektif,
kaum muda/tua, meluas/batas keluarga, maskulin/feminim, persaingan/kerjasama,
dan perbedaan/keseragaman.

Individual/kolektif
Budaya individualis terdapat pada budaya Amerika, Australia, Inggris, Kanada,
New Zealand, dan Swedia. Sedangkan Taiwan, Korea, Hongkong, Meksiko,
Jepang, India, dan Rusia lebih kolektifis dalam orientasi mereka. Nilai ini adalah
faktor kunci yang membedakan budaya, dan konsep diri yang berpengaruh besar
pada individu. Tidak mengherankan, konsumen dari budaya yang memiliki
perbedaan nilai, berbeda pula reaksi mereka pada produk asing, iklan, dan sumber
yang lebih disukai dari suatu informasi. Seperti contoh, konsumen dari Negara
yang lebih kolektifis cenderung untuk menjadi lebih suka meniru dan kurang
inovatif dalam pembelian mereka dibandingkan dengan budaya individualistik.
Dalam tema yang diangkat seperti be your self dan stand out, mungkin lebih
efektif dinegara amerika tapi secara umum tidak di negara Jepang, Korea, atau
Cina.
Kesimpulan saya, bahwa budaya akan selalu terlintas dipikiran setiap manusia
melakukan banyak hal. Pengaruh budaya terhadap dalam melakukan pembelian
hubungannya adalah berbanding lurus karena kebudayaan dapat membentuk
prilaku manusia dalam melakukan banyak hal yang berbeda-beda.

REFERENSI
http://riantopurba.blogspot.com/2012/10/pengaruh-kebudayaan-terhadappembelian.html
http://buahilmu.wordpress.com/2011/05/18/pengaruh-budaya-dalam-perilakukonsumen/

Anda mungkin juga menyukai