Anda di halaman 1dari 6

Ketidakseimbangan asam basa

Penyimpangan status asam basa normal dibagi menjadi empat kategori umum,
bergantung pada sumber dan arah perubahan ion H +. kategori-kategori tersebut adalah
asidosis respiratorik, alkalosis respiratorik, asidosis metabolic, dan alkalosis metabolik.
Perubahan H+ akan tercermin pada perubahan rasio HCO3- terhadap CO2. Perubahan pH
yang disebabkan oleh gangguan pernafasan akan berkaitan dengan kelainan CO2 dan
menyebabkan perubahan H+ yang dihasilkan asam karbonat.
Sampel Gas Darah
Sampel arterial diambil dari arteri radial atau arteri femoralis. Sampel diambil dengan
tabung heparin (tabung dari gelas lebih dipilih karena oksigen dapat berdifusi melalui
plastic), udara (bahkan droplet kecil) harus dibuang dari tabung dan sampel dikirim dalam es
jika tidak dapat dilakukan analisis cepat.
Intepretasi dari gas darah normal
pH

: 7,35-7,45

pCO2 : 34-45 mmHg


HCO3- : 24-26 mEq/L
Defisit Basa: -3 sampai +3
sPO2 (saturasi oksigen): 96-98 %
pH normal dipertahankan dengan ratio normal 20:1 dari bicarbonate dan karbon
dioksida seperti yang dijelaskan oleh rumus Henderson-Hasselbalch dimana:

pH= pK+log

HCO
3
0,03 xp CO 2

jadi jika ratio ini dipertahankan pada 20:1, pH akan tetap normal meskipun terjadi
ketidakseimbangan asam basa atau dengan kata lain abnormalitas asam basa telah
terkompensasi.
Untuk kompensasi atau mempertahankan ratio tetap normal, peningkatan lain dalam
pCO2 akan diikuti dengan peningkatan bikarbonat (retensi bikarbonat dengan ginjal) dan

penurunan pCO2 akan diikuti dengan penurunan bikarbonat (peningkatan eksresi bikarbonat
oleh ginjal).
Pendekatan dignostik untuk menentukan abnormalitas asam basa
pH turun (<7,35) asidosis

Lihat pCO2

pCO2 normal

pCO2 meningkat

pCO2 menurun

HCO3 turun

HCO3 turun
HCO3
Meningkat

Asidosis
metabolic
unkompens
ata

Asidosis
respirat
ori

HCO3
menurun

Asidosis
respirat
ori

pH meningkat (>7,45)Asidosis
(alkalosis)
metabol

HCO3
normal

Asidosis
respirat
ori
unkomp
ensata

Asidosis
metabolic
kompensa
ta

lihat pCO2
pCO2 meningkat

pCO2 menurun

HCO3 normal

Alkalosis
Alkalosis
metabolic
metabolic
kompensasi
unkompens
sebagian
ata

HCO3 meningkat

HCO3 menurun

pCO2 normal
HCO3 meningkat

Alkalosis
Alkalosis
respiratori
metabolic
dan
kompensasi
alkalosis
sebagian
metabolik
pH normal (7,35-7,45) (kompensata)

lihat pCO2
pCO2 normal

pCO2 meningkat

pCO2 menurun

HCO3 normal

HCO3 meningkat

HCO3 menurun

Alkalosis
Asidosis
Alkalosis
respiratori
respiratori
metabolic
kompensata
kompensata
kompensasi
atau
alkalosis
atau asidosis
sebagian
Kesulitanmetabolic
intepretasi muncul bila terdapat
lebih dari satu abnormalitas secara
metabolic

bersamaan misalnya, pasien asidosis respirasi karena PPOK dapat berhubungan dengan
asidosis metabolic karena berkurangnya curah jantung (cor pulmonal) dan aliran darah ginjal.
Gangguan asam basa dapat berupa akut (non kompensasi), kompensasi sebagian atau
kronis (kompensasi).
1. Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik adalah keadaan klinis yang terjadi akibat peningkatan abnormal
PaCO2 (hiperkapnia), sehingga terjadi asidemia, yang ditandai dengan pH gas darah < 7,35
dan peningkatan PaCO2 primer hal ini disebabkan karena ventilasi alveolar yang tidak
efektif. Peningkatan PaCO2 mengakibatkan peningkatan akut HCO3 plasma yang timbul dari
mekanisme dasar, tetapi adaptasi ini sangat kecil. Karena jumlah CO2 yang keluar melalui
paru berkurang, terjadi peningkatan pembentukan H2CO3 yang kemudian berdosiasi dan
menyebabkan peningkatan H+.
Etiologi:
1.
2.
3.
4.
5.

Hipoventilasi mungkin disebabkan karena overdosis obat dan anestesi.


Kelainan neuromuscular junction yang berefek pada otot respirasi.
Depresi sentral susunan saraf pusat.
Penyakit paru seperti PPOK.
Peningkatan produksi CO2 misalnya, hipertemia maligna

Penatalaksanaan
Ventilasi mekanik, jika pCO2 tinggi (>50mmHg)
2.

Alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik adalah turunnya pCO2 yang cukup untuk meningkatkan pH lebih dari
7,45. Defek primer pada alkalosis respiratorik adalah pengeluaran berlebihan CO2 dari tubuh
akibat hiperventilasi. Jika ventilasi paru meningkat melebihi kecepatan produksi CO2, CO2
yang dikeluarkan akan teralalu banyak. Akibatnya, H2CO3 yang terbentuk berkurang dan H +
menurun.
Penyebab:
1. Hiperventilasi
2. Iatrogenic
3. Kehamilan
4. keracunan salisilat
5. Hipoksia

6. Cidera SSP.
Penatalaksanaan
1. Penyesuaian pengaturan ventilator (mengurangi frekuensi) dan meningkatkan rebreathing.
2. Inhalasi O2
3. Penanganan penyebab uyama.
3. Asidosis metabolic
Asidosis metabolic adalah penurunan pH ditandai dengan penurunan HCO3Penyebab:
1. Gagal ginjal
2. Kegagalan sirkulasi (syok) yang menyebabkan akumulasi asam laktat.
3. Gagal hati
4. Diare dengan kehilangan bikarbonat, selama proses pencernaan normal, getah pencernaan
yang kaya akan HCO3- yang disekresikan ke dalam saluran pencernaan kemudian akan di
reabsorpsi kembali ke plasma ketika pencernaan selesai. Selama diare, HCO3 - hilang dari
tubuh dan tidak di reabsorpsi.
5. Keracuanan sianida.
Penatalaksanaan
Penanganan penyebab biasanya memperbaiki asidosis. Penggunaan sodium bikarbonat hanya
digunakan pada asidosis berat (pH <7,2)
1. Sodium bikarbonat:
Dosis dapat dihitung dengan rumus:
Sodium bikarbonat (mEq): 0,3x beraat badanx deficit basa.
Setengah dari dosis yang dihitung diberikan segera dan dosis sisanya diberikan
setelah mendapatkan hasil analisis gas darah selanjutnya. Sebaiknya pasien mendapatkan
ventilasi adekuat sebelum diberikan sodium bikarbonat karena sodium bikarbonat
menghasilkan karbon dioksida saat metabolism (I mEq menghasilkan 180 ml CO2) yang
akan memperburuk asidosis. Komplikasi lain adalah hipertonus (6 kali lebih banyak daripada
plasma) yang dapat menyebabkan hypernatremia dan hiperosmolaritas.
4. Alkalosis metabolic
Alkalosis metabolic adalah reduksi H+ yang disebabkan defisiensi relative asam basa
non karbonat. Gangguan asam basa ini berkaitan dengan peningkatan HCO3- yang pada
keadaan tidak terkompensasi tidak disertai oleh perubahan CO2.
Penyebab
1. Muntah, menyebabkan pengeluaran berlebihan H+ dari tubuh akibat hilangnya getah
lambung yang asam. Selama proses pencernaan, HCl disekresikan ke dalam lumen

lambung. Selama sekresi HCl lambung, bikarbonat ditambahkan ke dalam plasma.


Ion HCO3- yang dinetralisir oleh H+ sewaktu sekresi cairan lambung kemudian pada
akhirnya direabsorpsi kembali ke dalam plasma, sehingga dalam keadaan normal
tidak terjadi penambahan HCO3- ke dalam plasma.
2. Aspirasitune Ryles (kehilangan HCl)
3. Diuretic
4. Hypovolemia
5. Diare dengan kehilangan klorida
6. Iatrogenic
Penatalaksanaan
1. Tangani penyebab utama
2. Infus IV ammonium klorida 0,1N asam hidroclorid (tidak lebih dari 0,2 Eq/kg/hari)
atau acetazolamide untuk kasus berat.
Kesimpulan temuan Gangguan Asam Basa
Abnormalitas
Asidosis respirasi
Akut (non kompensasi)

pCO2

HCO3-

pH

Kronis (kompensasi)
Alkalosis respirasi
Akut (non kompensasi)
Kronis (kompensasi)

atau normal

Asidosis metabolic
Akut (non kompensasi)
Kronis (kompensasi)

Alkalosis metabolic
Akut (non kompensasi)
Kronis (kompensasi)

:sangat meningkat,

:sangat menurun,

:meningkat sedang,

:menurun sedang, :meningkat ringan, : menurun ringan

FK undip. 2013. Anestesiologi edisi 2. Semarang: Bagian anestesiologi dan terapi intensif FK
Undip
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari sel ke system. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai