PENYELESAIANNYA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH Yang Maha
Esa, karena berkat rahmatNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan penuh keyakinan dan baik, serta mudah-mudahan hasil dari pembuatan
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, teman-teman, dan seluruh mahasiswa
yang membutuhkan materi tentang makalah yang penulis buat.
Maksud dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan Dosen
pengajar kami, agar kami lebih mengenal tentang Hukum Sengketa Internasional
dan Penyelesaiannya.
Penulis ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini terutama dosen, yang memberikan sedikit banyak ilmu
yang penulis butuhkan untuk makalah ini, serta teman-teman.
Pada akhirnya tiada gading yang tak retak, keretakannyalah yang menandai
keasliannya. Penulis tiada sempurna, hanyalah pencipta yang memliki
kesempurnaan.
Makassar, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Bab I ..............................................................................................................
2.2 Penyelesaian
Sengketa
Internasional
Melalui
Mahkamah
Internasional................................................................................................
16
A. Kesimpulan ..............................................................................................
16
B. Saran .........................................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam suatu hubungan hukum yang terjadi antara para pihak tidak selalu
berjalan dengan lancar, namun adakalanya timbul ketidak serasian yang kemudian
menimbulkan sengketa diantara para pihak tersebut. Dalam hal terjadi sengketa
inilah diperlukan suatu usaha untuk menyelesaikan sengketa tersebut secara
damai.
Hubungan-hubungan internasional yang diadakan antar negara, negara
dengan individu atau negara dengan organisasi internasional tidak selamanya
terjalin dengan baik. Sering kali hubungan itu menimbulkan sengketa di antara
mereka. Sengketa dapat bermula dari berbagai sumber potensi sengketa. Sumber
potensi sengketa antar negara dapat disebabkan karena alasan politik, strategi
militer, ekonomi maupun ideologi atau perpaduan antara kepentingan-kepentingan
tersebut.
Pada umumnya hukum internasional membedakan sengketa internasional
atas sengketa yang bersifat politik dan sengketa yang bersifat hukum. Sengketa
politik adalah sengketa dimana suatu negara mendasarkan tuntutannya atas
pertimbangan non yuridik, misalnya atas dasar politik atau kepentingan nasional
lainnya, sedangkan sengketa hukum ialah sengketa dimana suatu negara
mendasarkan sengketa atau tuntutannya atas ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam suatu perjanjian atau yang telah diakui oleh hukum internasional.
Salah satu penyelesaian sengketa internasional secara damai yaitu
melaluikonsiliasi (Conciliation) adalah suatu bentuk penyelesaian sengketa di
B.
RUMUSAN MASALAH
2.
C. TUJUAN PENYUSUNAN
A.
B.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
dasar
sengketa
(termasuk
perbedaan
pendapat,
berbeda
terhadap
peristiwa/
situasi
tersebut.
konsiliasi
yaitu
suatu
cara
untuk
menyelesaikan
sengketa
2.2
PENYELESAIAN
SENGKETA
INTERNASIONAL
MELALUI
MAHKAMAH INTERNASIONAL
Umumnya, metode-metode pnyelesaian sengketa internasionall melalui
Mahkamah Internasional digolongkan dalam dua kategori, yaitu :
1. Cara-cara penyelesaian damai, yaitu apabila para pihak trlah fapat
mnyepakati untuk menemukan suatu solusi yang bersahabat.
2. Cara-cara penyelesaian secara paksa atau dengan kekerasan, yaitu apabila
solusi yang dipakai atau yang dikenakan adalah melalaui kekerasan..
dalam
menyelesaikan
sengketasengketa
internasional.
suatu
perjanjian
sebelum
sengketanya
lahir
(clause
para pihak, atau dengan perjanjian arbitrase yang telah ada. Persetujuan
arbitrase tersebut dikenal dengan compromis (kompromi) yang memuat:
1. persetujuan para pihak untuk terikat pada keputusan arbitrase;
2. metode pemilihan panel arbitrase;
3. waktu dan tempat hearing (dengar pendapat);
4. batas-batas fakta yang harus dipertimbangkan, dan;
5. prinsip-prinsip hukum atau keadilan yang harus diterapkan untuk
mencapai suatu kesepakatan. (Burhan Tsani, 1990, 214)
B.
PENYELESAIAN YUDISIAL.
Penyelesaian yudisial adalah suatu cara penyelesaian sengketa
internasional
melalui
suatu
pengadilan
internasional
yang
dibentuk
C.
RUJUK
Rujuk adalah penyelesaian sengketa melalui usahaa penyesuaian
pendapat antara pihak-pihak yang bersengketa secara kekeluargaan. Rujuk
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Negoisasi, yaitu perundingan antara pihak yang bersengketa sebagai
sarana uuntuk menetapkan sikap tentang masalah yang disengketakan.
2. Mediasi, yaitu bantuan jasa baik dari pihak ketiga. Dalam mediasi peran
pihak ketiga akan lebih aktif, misalnya mempertemukan pihak-pihak yang
yang
bersengketa,
memberikan
saran-saran
agar
sengketa
dapat
D.
melalui dua jalan, yaitu melalui poloik (dilakukan oleh Majelis Umum dan
Dewan Keamanan PBB), dan secara hukum (dilakukan oleh Mahkamah
Internasional).
Sengketa yang penyelesaiannya ditangani oleh Dewan Keamanan
digolongkan menjadi :
1. Sengketa
yang
internasional.
membahayakan
Setelah
melalui
perdamaian
beberapa
dan
keamanan
pertimbangan,
Dewan
E. PERADILAN INTERNASIONAL
Penyelesaian
sengketa
melalui
peradilan
internasional
adalah
2.
KEKERASAN.
1.
2.
Pertikaian Senjata
Adalah pertentangan yang disertai penggunaan kekerasan denga tujuan
3.
Reprisal
Adalah pembalasan yang dilakukan olehsuatu negara terhadap
tindakan yang melanggar hukum dari negara lawan dari suatu pertikaian.
Misalnya pemboikotan barang, dll.
4.
Retorasi.
Adalah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap
tindakan yang tidak pantas dari negara lain. Midalnya pengetatan hubungan
diplomatik, penghapusan hak istimewa diplomatik , dan lain-lain.
1.
dicampuri,
2.
dicampuri.
B.
Penyerahan (ekstradisi)
Adalah penyerahan seseorang yang di tuduh melakukan tindakan pidana
atau sudah dijatuhi hukuman oleh suatu negara, dan bersembunyi atau
melarikan diri ke negara lain untuk dikembalikan ke negara asal. Orang yang
dapat diekstradisi adalah :
1. Warga negaranya sendiri
2. Warga negara dari negara yang telah memiliki perjanjian ekstradisi.
C. Suaka (Asylum)
Adalah perlindungan yang diberikan oleh suatu negara kepada warga
negara dari negara lain. Pemberian suaka didasarkan dua kepentingan, yaitu
pertimbangan kemanusiaan dan pertimbangan politik. Pemberian suaka ini
biasanya akan memperburuk hubungan antara negara yang memberikan suaka
dengan negara yang warga negaranya mendapatkan suaka.
D.
Hukum Netralitas
Adalah suat sikap negara yang tidak turut berperang dan tidak ikut dalam
permusuhan.
E.
G.
H.
Permasalahan Terorisme
Kasus Amerika-Afghanistan, kasusu ini diawali peristiwa 11 november
2001 atau peristiwa serangan teroris terhadap gedung World Trade Center dan
I.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hubungan antarnegara yang melahirkan Hukum Internasional sangat banyak
bermanfaat bagi negara-negara yang mengadakan hubungan internasional.
Ternyata hukum internasional juga banyak dilanggar oleh negara-negara yang
mengadakan hubungan internasional. Sengketa internasional dapat diselesaikan
denga cara damai, dan juga ada beberapa negara yang memilih jalan kekerasan.
3.2 SARAN
Secara pribadi maupun sebagai bangsa Indonesia haruslah dapat
memberikan kontribusi secara aktif dan perdamaian dunia. Sikap positif ini harus
dapat kita tunjukkan apabila kita sebagai negara berdaulat terlibat suatu sengketa
dengan negara lain diserahkan kepada Mahkamah Internasional. Namun
demikian, lebih jauh kita berharap agar jangan sampai ada persengketaan.
Semoga makalah ini dapat diterima oleh semua pihak. Kami sebagai
penyusun mengaharapkan kepada pembaca supaya dapat mengkritik mekalah ini
untuk tujuan membangun bagi kebaikan menadatang. Karena kami yakin masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik untuk penyusun maupun pembaca.