Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
masing dalam waktu yang singkat dan spektakuler. Hanya kalau DetEksi merajai
dunia Jurnalistik, informasi dan komunikasi, DBL Youth Events merajai dunia olah
raga basket tanah air. DBL awalnya juga diperuntukkan untuk mahasiswa, seperti
NCAA di Amerika Serikat. Namun kejadian di mana dia mengumpulkan rektor-rektor
Universitas di Surabaya, membuat ia ogah karena aturan dan birokrasi yang sangat
ribet di masing-masing universitas. Akhirnya dia memutuskan untuk membuat DBL
untuk pelajar, dan dia melakukannya tanpa perlu persetujuan kepala sekolah.
Buatnya, melangkah saja dulu, buat iklan di sekolah-sekolah, dan hasilnya ada 100
sekolah yang mendaftar untuk mengikuti DBL. Dan DBL menjadi luar biasa
berkembang, karena menjadi liga olahraga pelajar terbesar di Indonesia yang
bekerjasama dengan luar negeri seperti NBA (Amerika) dan NBL (Australia). DBL
juga berhasil mebangun lapangan basket sendiri yang diberi nama DBL arena dan
dia membuktikan bahwa untuk menjadi liga olahraga terbesar tidak harus dimulai di
Jakarta.
Yang lebih hebat lagi, tahun 2010 DBL dipercaya untuk mengelola IBL yang dulunya
KOBATAMA (liga basket nasional) supaya berhasil seperti DBL. dan hasilnya sudah
begitu Nampak, dengan Kompetisi NBL (national basketball league) Azrul sedikit
demi sedikit mempopulerkan olahraga Basket ke seluruh negeri. Luar biasanya, tim
DBL hampir seluruhnya di bawah usia 30 tahun. Azrul menyadari bahwa Young
Talent adalah kekuatan yang luar biasa, karena orang muda FIGHT with
CREATIVITY dan tidak ada yang bisa membendung hal tersebut. Bahkan, usai
sukses dengan DetEksi, Jawa Pos membuat halaman For Her yang membidik
komunitas perempuan muda urban dan Life Begin at 50 yang membidik komunitas
dewasa matang.
Kalau melihat perjalanan karier Azrul, mungkin ada yang berpikir bahwa dia
sanggup melakukan hal tersebut karena dukungan Uang dari Sang Bapak. Azrul
memang tidak memungkiri hal tersebut, karena dia tidak harus memulai dari Nol.
Namun, dia tidak menganggap hal tersebut adalah sebuah keuntungan. Karena
baginya, Generasi Penerus tidaklah mudah, karena kalau berhasil, orang berpikir
semua hasil kerja keras Dahlan Iskan, namun kalau bisnis Jawapos gagal, maka
dirinya lah yang disalahkan. Maka, Azrul pun harus bekerja keras untuk
bisa Perform di Jawapos. Dalam prinsipnya, selama ada Jawapos, maka paling tidak
di Surabaya, orang akan tetap membaca Koran.
Dengan apa yang dilakukannya, saya harus mengakui bahwa dia adalah
seorang Creative Young Talent yang luar biasa. Di luar segala kelamahan yang
dimilikinya, karena dia bukan orang yang suka Talk Show tetapi Do Show. Inilah
Sosok inspiratif dan Produktif ku.