Anda di halaman 1dari 12

Bab 3 Sifat-sifat Termodinamika

BAB III
SIFAT-SIFAT TERMODINAMIKA
3.1 Pendahuluan
Untuk menjelaskan suatu sistem dan memperkirakan perilaku dari suatu substansi
dibutuhkan pengetahuan tentang sifat-sifat dari suatu substansi tersebut dan
bagaimana hubungan dari sifat-sifat tersebut. Sifat merupakan karakteristik
makroskopik dari suatu sistem sepeti massa, volume, energi, tekanan dan
suhu(temperatur).
Ada dua sifat termodinamika yang yang dipengaruhi oleh tekanan, suhu, volume
dan massa yaitu :
1.

Sifat ekstensif

yaitu bila nilainya untuk seluruh sistem merupakan

penjumlahan dari seluruh bagian yang ada merupakan bagian dari sistem
tersebut. Contoh massa, volume dan energi dari suatu substansi.
2.

Sifat intensif yaitu bila nilainya tidak tergantung dari besar dan ukuran dari
sistemnya dan bias bervaiasi dari suatu tempat ke tempat yang lain di
dalam sistem setiap saat. Contoh volume spesifik dan entalpi.

Agar kita dapat menggunakan prinsip termodinamika dengan sebaik-baiknya


dalam memecahkan persoalan-persoalan yang nyata, ita perlu sebanyak mungkin
mendapatkan keterangan tentang sifat zat yang mewujudkan sistem yang kita tinjau.
Apabila zat tersebut murni (hanya terdiri satu komponen ), sifat yang penting adalah
tekanan, temperatur, volume spesifik, energi dalam spesifik, entalpi spesifik, dan
entropi spesifik. Tetapi bila sistem yang kita punyai merupakan sistem
multikomponen, maka disamping isfat di atas kita perlu mengetahui komposisi
masing-masing komponen. Dalam bab ini akan diuraikan perjanjian dan cara
penggunaan data tentang sifat termodinamika diatas. Pembicaraan hanya terbatas
pada zat murni yang berupa fluida (cairan , gas dan uap).

Ahmad & Abd. Kadir Muhammad

32

Bab 3 Sifat-sifat Termodinamika

3.2 Diagram Proses dan Proses perubahan keadaan


Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang diagram proses dan proses
perubahan keadaan, maka terlebih dahulu kita mengetahui sifat-sifat dari zat murni.
Zat murni adalah zat mempunyai komposisi kimia yang homogen dan tetap( tidak
berubah). Zat murni dapat hadir atau nampak dalam beberapa fase seperti cair, padat,
gas ataupun campuran. Contoh adalah air (H2O). Ada beberapa fase yang dilalui oleh
air mulai dari cair sampai menguap. Untuk memperjelas hal tersebut marilah kita
tinjau perubahan fase dari cair ke uap.

Sebagai contoh amati 1 kg air ditempatkan dalam selinder (gambar 3.1)


yang dilengkapi dengan pemberat dan piston. Piston dan pemberat dianggap
dapat menjaga supaya tekanan tetap konstan. Suhu awal Ta adalah 28oC dan
tekanan awal Pa 0,1 Mpa.
beban
Selinder
piston
Cairan
TA=28oC
PA= 0,1 MPa

Gambar3.1 Cairan dalam selinder sebelum pemanasan

Selinder dan isinya kemudian

dipanaskan, akibatnya tempeartur dan

volume naik, sedangkan tekanan tetap konstan.

Ketika temperatur mencapai 99,6oC (Tb) maka air mulai


( gambar 3. 2).

Ahmad & Abd. Kadir Muhammad

33

menguap

Bab 3 Sifat-sifat Termodinamika

beban
Selinder
piston
Cair dan
Uap air
TB=99,6oC

VB>VA
PB= 0,1 MPa

Gambar 3.2 Cairan dalam selinder setelah pemanasan

Pemanasan lebih lanjut akan mengakibatkan penguapan dengan tekanan


dan temperatur tetap konstan tetapi volume bertambah terus.
beban
Selinder
piston
Uap
Tc=99,6oC

Vc>VB
PA= 0,1 MPa

Gambar 3.3 Cairan dalam selinder setelahmenjadi uap

Bila titik terakhir dari cairan telah mencapai uap (Tb=Tc) (gambar 3.3),
maka penambahan panas lebih lanjut akan mengakibatkan naiknya temperatur
dan volume tetapi tekanan tetap konstan. ( gambar 3.4).

Ahmad & Abd. Kadir Muhammad

34

Bab 3 Sifat-sifat Termodinamika

beban

Selinder
piston

uap
TD>T c

PD= 0,1 MPa

VD>Vc

Gambar 3.4 Cairan dalam selinder setelah pemanasan lebih lanjut

Proses tersebut di atas dapat digambarkan pada diagram T - V seperti pada


gambar 3.5

O
T

p = 22,09 MPa

L
J

p >0,1 MPa

TC=TB=99,6 C

p = 0,1 MPa

I
TA=28oC
B

AQ

VA

VB

VC

Gambar 3.5 Diagram T V

Ahmad & Abd. Kadir Muhammad

35

Bab 3 Sifat-sifat Termodinamika

Defenisi dari gambar 3.2 sebagai berikut :


1.

Tb (99,6o C) titik cairan jenuh untuk tekanan P=0,1 MPa . Untuk setiap
tekanan ada temperatur jenuh. Begitu juga halnya untuk setiap temperatur ada
tekanan jenuh tertentu. P= 1 MPa

2.

Temperatur jenuh = 179,9 o C.

cairan dengan tempeartur kecil TB pada tekanan yang sama disebut cairan
tertekan ( compressed Liquid ). Contoh titik A, I ( Ti < Tj ).

3.

Titik C disebut titik uap jenuh pada tekanan 0,1 MPa.

4.

Tititk diantara B dan C ( missal F ) disebut campuran ( Uap + Cair). Untuk


campuran ada parameter yang perlu diketahui yaitu kwalitas Uap .
x

5.

Massa Uap
Massa Campuran

Tititk B

:x=0

Titik C

: x= 1

Titik F

: 0 <x<1

titik D ( Pd = Pb = Pa = Pc ; Td > Tb ) disebut uap dipanaskan lanjut


( superheated vapor ).

6.

Garis proses lainnya ( I, J, K, L ). Untuk P > 0, 1 M Pa.

7.

Pada tekanan 22,09 MPa kita tidak melihat garis penguapan. Titik N
disebut titik kritis dimana titik uap jenuh berimpit dengan titik cairan jenuh.
Data kritis untuk berbagai zat dapat dilihat pada tabel A-7.

3.3 Penggunaan Tabel Uap


Sebagai contoh penggunaan dan pengenalan tabel, di sini akan diuraikan tabel
Uap Air ( steam Tabel).
Tabel uap air terdiri dari beberapa bagian yaitu :
Tabel A.1.1

: Tabel uap jenuh dan cairan jenuh ( Tabel Temperatur )

Tabel A.1.2

: Tabel uap dan cairan jenuh ( Tabel Tekanan)

Tabel A.1.3

: Tabel uap dipanaskan lanjut

Ahmad & Abd. Kadir Muhammad

36

Bab 3 Sifat-sifat Termodinamika

Tabel A.1.4

: Tabel cairan tertekan

Tabel A.1.5

: Tabel padat dan uap jenuh

Pertama kali kita akan lihat tabel A.1.1 yang menunjukkan data termodinamik
uap jenuh sebagai fungsi temperatur kejenuhan ( saturation temperatur ). Tabel ini
disajikan dalam bentuk seperti ini.
Teka
Temp
.T

nan
absol
ut

( P)

Volume spesifik
cair
an
jen
uh
vf

cair

Peng
uapa
n

Energi dalam

Entalpi

Entropi

cair

uap

an

peng

uap

an

Peng

uap

jenuh

jen

uapn

jenuh

jen

apan

jenu

vg

uh

ufg

ug

uh

hfg

h hg

vfg

uf

hf

Cair
an
jenuh
sf

Peng

uap

apan

jenuh

sfg

sg

Bentuk lain dari tabel semacam di atas disusun sebagai fungsi tekanan ( tabel A.1.2 ).
Untuk ini kolom pertama bukannya temperatur kejenuhan, akan tetapi tekanan uap
jenuh. Sedangkan temperatur disusun dalam kolom kedua. Kolom-kolom selanjutnya
sama seperti di atas.
Beberapa hal yang harus diingat adalah bahwa :
1. Dalam kolom pertama dan kedua harga temperatur atau tekanan adalah harga
pada keadaan jenuh.
2. Volume spesifik, Energi dalam spesifik, Entalpi spesifik, Entropi spesifik
saling dihubungkan dengan persamaan persamaan :
vg = vf + vfg
ug = uf + ufg
hg = hf + hfg
sg = sf + sfg

Ahmad & Abd. Kadir Muhammad

37

Bab 3 Sifat-sifat Termodinamika

3. Dengan tabel di atas kita dapat menghitung, misal volume dari campuran uap
dan cairan jenuh yang ada dalam keadaan setimbang. Bila kualitas campuran
tersebut adalah x, maka :
v = x. vg + (1-x ) vf
atau
v = vf + x. vfg
atau
v = vg - ( 1- x ) vfg
Persamaan semacam ini juga berlaku untuk energi dalam, Entalpi dan entropi.
Misalnya :
ug = uf + x .ufg
hg = hf + x. hfg
sg = sf + x. sfg
disini u, h dan s masing-masing dari energi dalam, entalpi dan entropi spesifik
dari campuran uap dan cairan yang berada dalam keadaan setimbang.
Untuk tabel yang menunjukkan data termodinamik uap dipanaskan lanjut dapat
dilihat pada tabel A.1.3 . Apabila kita mempunyai uap yang tak jenuh atau panas
lanjut, maka keadaannya harus ditentukan oleh dua variable, sehingga dalam tabel
mengenai uap panas lanjut, harga hanya dapat ditentukan bila P dan T diketahui.
Tabel semacam ini mempunyai susunan sebagai berikut :
v

P=

P=

P=

Untuk tabel yang menunjukkan data termodinamik cairan tertekan dapat dilihat
pada tabel A.1.4. Susunan untuk tabel cairan tertekan sama dengan tabel
dipanaskan lanjut.
Ahmad & Abd. Kadir Muhammad

38

uap

Bab 3 Sifat-sifat Termodinamika

Untuk mengetahi kondisi proses keadaan dalam termodinamika perlu diketahui


apakah cairan tertekan, campuran ataupun yang lainnya diperlukan 2 data untuk
menentukannya yaitu :
1.

tekanan dan temperatur. misal tekanan (p) = 1 Mpa dan temperatur (T) =
300oC. Pada

P = 1 Mpa didapat T jenuh 179,91 ( lihat tabel A.1.3) pada P = 1

Mpa dimana sebelah kiri dari harga tersebut dalam kurung merupakan temperatur
jenuh. bandingkan antara tempeartur sebenarnya dengan temperatur jenuh jika :
T < T jenuh maka cairan tertekan
T = T jenuh maka cairan jenuh
T > T jenuh maka Uap sipanaskan lanjut
Karena kasus di atas Temperatur sebenarnya lebih besar dari Temperatur jenuh
(T > T ) maka cairan tersebut adalah uap dipanaskan lanjut.
2.

Tekanan dan volume spesifik. Misal p = 1 MPa volume spesifik 0,3 m 3/kg.
Berdasarkan tekanan pada tabel A.1.2 bahwa vf = 0,001127 m 3/kg. dan vg =
0,19444 m3/kg.
bandingkan antara tempeartur sebenarnya dengan temperatur jenuh jika :
v < vf maka cairan tertekan
v = vf jenuh maka cairan jenuh
vf < v < vg maka campuran
v = vg uap jenuh
v > vg uap dipanaskan lanjut
Karena v > vg maka uap dipanaskan lanjut.

3.

Temperatur dan volume . Acuannya adalah tabel A.1.1 kriteranya sama


dengan bagian 2

4.

tekanan dan energi dalam, tekanan dan entalpi, tekanan dan Entropi
identik dengan tekanan dan Volume.

5.

Temperatur dan energi dalam, temperatur dan entalpi, temperatur dan


Entropi identik dengan temperatur dan Volume.

Ahmad & Abd. Kadir Muhammad

39

Bab 3 Sifat-sifat Termodinamika

3.4 Contoh Perhitungan


Untuk memperjelas penggunaan tabel yang telah dibahas di atas maka mari kita
perhatikan beberapa contoh untuk penggunaan tabel tersebut .
1. Air yang diuapkan sampai dengan 140oC. Dengan menggunakan tabel uap air,
carilah besarnya volume spesifik pada cairan jenuh dan uap jenuh.
Penyelesaian :
Karena yang diketahui pada soal adalah temperaturnya maka kita harus
menggunakan tabel A.1.1.
Langkah pertama cari temperatur yang diketahui yaitu 140 oC pada bagian sebelah
kiri kolom temperatur tabel A.1.1. Setelah kita dapat, cari berapa volume spesifik
pada kolom vf dan vg karena yang ditanyakan adalah yang volume spesifik pada
cairan jenuh dan uap jenuh.
Dari soal di atas pada 140oC diperoleh harga vf = 0,001080 m3/kg
dan vg = 0,5089 m3/kg.
2.

Air yang diuapkan sampai dengan 37 Kpa. Dengan menggunakan tabel uap
air, carilah besarnya entropi pada uap jenuh tersebut.
Penyelesaian :
Karena yang diketahui pada soal adalah tekanannya maka kita harus
menggunakan tabel A.1.2.
Langkah pertama cari tekanan yang diketahui yaitu 37 KPa pada bagian sebelah
kiri kolom temperatur tabel A.1.2. Ternyata tekanan 37 KPa tidak ada dalam tabel.
Langkah yang kita harus kita lakukan adalah menginterpolasi nilai yang kita cari.
Adapun batas atasnya adalah yang terdekat dengan angka 37 KPa yaitu 30 KPa
dan batas bawahnya yang terdekat dengan 37 KPa adalah 40 KPa. Kemudian lihat
masing-masing berapa entropi uap jenuhnya atau sg .Langkah interpolasi sebagai
berikut :
P1 = 40 30 = 10

sg1 = 7,6700 7,7686 = - 0,0986

P2 = 37 30 = 7

sg2 = sgx 7,7686

Ahmad & Abd. Kadir Muhammad

40

Bab 3 Sifat-sifat Termodinamika

P1
sg1

P 2
sg 2
P1
sg 2
.sg1
P 2
7

.( 0,0986)
10
sg 2 0,0690
sgx 7,7686 0,0690
sgx 7,6996

Maka besarnya entropi air pada uap jenuh adalah 7,6996 Kj/KgoK.
3.

Campuran dengan tekanan 0,3 MPa. Dengan kualitas uap ( x ) sebesar 0.7.
Tentukan volume dari campuran uap dan cairan jenuh yang ada dalam keadaan
setimbang.
Penyelesaian :
Karena yang diketahui pada soal adalah tekanannya maka kita harus
menggunakan tabel A.1.2. dari tabel tersebut diketahui vf = 0,001073 m 3/kg
dan vg = 0,6058 m3/kg
Maka v campuran adalah v = x. vg + (1-x ) vf
v

= 0,7 (0,6058 )+ ( 1 0,7 ).0,001073


= 0,42406 +3,219.106-4
= 0,4243219 m3/kg

3.5 Penutup
Kesimpulan
Dari uraian kuliah di atas hal-hal yang penting yang perlu diketahui bahwa :
1.

Ada dua sifat termodinamika yang yang dipengaruhi oleh tekanan,


suhu, volume dan massa yaitu ekstensif dan intensif

2.

Zat murni adalah zat mempunyai komposisi kimia yang homogen


dan tetap( tidak berubah). Zat murni dapat hadir atau nampak dalam
beberapa fase seperti cair, padat, gas ataupun campuran. Contoh adalah air
(H2O).

Ahmad & Abd. Kadir Muhammad

41

Bab 3 Sifat-sifat Termodinamika

3. Tabel uap air terdiri dari beberapa bagian yaitu :


Tabel A.1.1

: Tabel uap jenuh dan cairan jenuh ( Tabel Temperatur )

Tabel A.1.2

: Tabel uap dan cairan jenuh ( Tabel Tekanan)

Tabel A.1.3

: Tabel uap dipanaskan lanjut

Tabel A.1.4

: Tabel cairan tertekan

Tabel A.1.5

: Tabel padat dan uap jenuh

4. Untuk mengetahi kondisi proses keadaan dalam termodinamika perlu


diketahui apakah cairan tertekan, campuran ataupun yang lainnya diperlukan
2 data untuk menentukannya yaitu tekanan dan temperatur, tekanan dan
volume spesifik, temperatur dan volume dan sebagainya.
Soal latihan
Diketahui air yang diuapkan sampai dengan suhu 102oC. Dengan

1.

menggunakan table uap air, carilah besarnya volume spesifik pada cairan
jenuh dan uap jenuh.
diketahui air yang diuapkan sampai mencapai suhu 45oC, dan

2.

tekanan sebesar 9,593 kPa. kondisinya terdiri dari uap dan air. Dengan
menggunakan table uap air carilah besarnya volume pesifik disuatu titik P
yang mempunyai kualitas uap sebesar 60%.
3.

Dengan menngunakan table uap air carilah besarnya :


a.

Volume spesifik dari uap, bila diketahui kualitas uap adalah


80% pada tekanan 21 MPa,

b.

Enthalpi spesifik dari uap, bila diketahui kualitas uap


adalah 70% pada tekanan 22 MPa,

c.

Energi dalam dari cairan jenuh pada tekanan 23 MPa,

d.

Volume spesifik dari uap dipanaskan lanjut pada tekanan


21 MPa,

e.

Entalpi spesifik dari uap pada tekanan 15 MPa pada suhu


300 oC

Ahmad & Abd. Kadir Muhammad

42

Bab 3 Sifat-sifat Termodinamika

f.

Volume dari uap pada tekanan 16 MPa pada suhu 400 oC,

g.

Entalpi spesifik dari uap pada tekanan 20 MPa dan suhu


325 oC

h.

Parameter yang lain dari uap pada tekanan 25 MPa pada


suhu 223,9 oC

Ahmad & Abd. Kadir Muhammad

43

Anda mungkin juga menyukai