Materi - Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Mengikuti Posyandu

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

STUDI KORELASI ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT

KEMAMPUAN AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA LANJUT USIA PEREMPUAN


DI DESA GONDOWANGI, KEC.SAWANGAN,
KAB. MAGELANG
Selasih Putri Isnawati Hadi1), Surjani2), Siti Haryani3)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Email : up2m@akbidngudiwaluyo
ABSTRAK
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga
yang lainnya. Aktivitas sehari-hari adalah aktivitas yang biasanya dilakukan dalam sepanjang hari
normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
aktivitas sehari-hari yang lansia perempuan di Desa Gondowangi, Kec. Sawangan, Kab. Magelang.
Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dan menggunakan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia perempuan yang berusia 60-<90 tahun
yang tinggal bersama keluarga di Desa Gondowangi, dengan teknik Proporsional Stratified
Random Sampling dan Accidental didapatkan sampel sebanyak 83 responden dan alat ukur
menggunakan menggunakan kuesioner. Analisa data yang menggunakan Kendal Tau dengan
membandingkan niai p dengan = 0,05.
Hasil data penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 25 lansia (30,1%) dukungan keluarga
tinggi, 44 lansia (53,0%) dukungan sedang dan 14 lansia (16,9%) dukungan kurang. Hasil data
penelitian mengenai aktivitas sehari-hari lansia menunjukkan 71 lansia (85,5%) termasuk mandiri
dan 12 lansia (14,5%) termasuk lansia tergantung dan sebagian besar lansia mendapatkan dukungan
keluarga yang tinggi mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri 23 lansia (92%), hasil
penelitian menunjukkan nilai p-value sebesar 0,0110,05 berarti ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan tingkat aktivitas sehari-hari.
Dengan demikian diharapkan keluarga memberikan dan menentukan dukungan yang baik bagi
kesehatan lansia.
Kata Kunci

: Dukungan Keluarga, Lansia Perempuan, Tingkat Aktivitas Sehari-hari

Studi Korelasi antara Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kemampuan Aktivitas Sehari-hari
pada Lanjut Usia Perempuan di Desa Gondowangi, Kec.Sawangan, Kab. Magelang

ABSTRACT
Hadi, Isnawati Putri Selasih. 2013; Study Correlation between Family Support and Activity of Daily
Live on Female Elderlies at Gondowangi Village, Sawangan, Magelang Regency. Scientific Paper.
Ngudi Waluyo Midwifery Academy Ungaran. Supervisor I: Surjani, S. SiT.,M.PH.,II. Siti Haryani,
S.Kp.,Ns.,M.Kes.
Family support is an attitude, action and acceptance of a family toward other family member.
Activity of daily living is continue activity ini someones live. This study aimed to determine the
correlation berween family support and activity of daily live on female elderlies at Gondowangi
Village, Sawangan, Magelang Regency.
The design of this study was descriptive correlation by using cross sectional approach. The
population in this study was all female elderly aged 60-<90 years old and more who lived with
family at Gondowangi Village taken with Proporsional Stratified Random Sampling and Accidental
tehnique with total samples were 83 female elderlies and measurement instrument in this research
used Quetionare. The data analys is used the Kendal Tau test by comparing the value of p with =
0,05.
The result of the study shows 25 elderlies (30,1%) with good family support, 44 elderlies
(53,0%) with middle support and 14 (16,9%) elderlies with less family support. The result about
activity of daily living show 71 elderlies (85,5%) belong to independent and 12 elderlies (14,5%)
belong to dependent. So, the p-value of 0,011<0,05 it means there is a correlation between family
support and activity of daily living on female elderlies.
It is expected that the families concern and determine good support for the establishment of
female elderlys health.
Keyswords

: Family Support, Female Elderly, Activity of Daily Living


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Lanjut usia adalah bagian dari proses
tumbuh kembang. Manusia tidak secara tibatiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi,
anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua.
Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan
tingkah laku yang dapat diramalkan yang
terjadi pada semua orang pada saat mereka
mencapai
usia
tahap
perkembangan
kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu
proses yang alami dan menjadi bagian dari
proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan
dan akan dialami oleh setiap individu. Masa
tua inilah yang menjadi masa hidup manusia
yang terakhir. Dimasa ini seseorang
mengalami kemunduran fisik, mental dan
sosial secara bertahap (Azizah,2011;h.1)
Indonesia adalah termasuk negara yang
memasuki era penduduk berstruktur lanjut
usia (Aging Structured Population) karena
2

saat ini jumlah penduduk yang berusia 60


tahun keatas sekitar 7,18 % dari jumlah
penduduk Indonesia. Secara geografis,
distribusi penduduk lansia di Indonesia
terbanyak di Pulau Jawa, yaitu sekitar
66,84% dari seluruh penduduk lansia
(Notoadmodjo,2007;h.276) dengan proporsi
tiap provinsi sebagai berikut Jawa Barat
(8,08%), DIY (14,04%), Jawa Tengah
(11,06%), Jawa Timur (11,14%) dan Bali
(11,02%) (Komnas Lansia). Dan yang paling
kecil tinggal di Irian Jawa yaitu sebanyak
1,65% (Notoadmodjo,2007;h.276).
Bahkan Indonesia termasuk salah satu
negara yang jumlah lansianya bertambah
paling cepat di Asia Tenggara. Indonesia
selama empat dasawarsa terakhir menempati
posisi empat jumlah populasi terbesar di
dunia menurut US. Cencus bureau setelah
China,
India
dan
Amerika
Serikat
(Notoadmodjo,2007;h.276).
Proyeksi
penduduk Indonesia pada tahun 2010

Studi Korelasi antara Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kemampuan Aktivitas Sehari-hari
pada Lanjut Usia Perempuan di Desa Gondowangi, Kec.Sawangan, Kab. Magelang

berdasarkan data sensus penduduk 2010 yang


diselenggarakan BPS di seluruh wilayah
Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa dengan
jumlah penduduk Lansia sebanyak 18.118.699
jiwa. Diperkirakan tahun 2020 lansia
meningkat sebesar 28,8 juta (11,34%) dan
menurut prediksi Perserikatan Bangsa-Bangsa
lansia di Indonesia tahun 2050 akan mencapai
kurang
lebih
60
juta
jiwa
(Notoadmodjo,2007;h.276). Di Jawa Tengah
sendiri tercatat 2.336.115 jiwa merupakan
Lansia dari total penduduk 32.864.56.
Peningkatan jumlah usia lanjut ini antara lain
disebabkan
tingkat
sosial
ekonomi
masyarakat yang meningkat, kemajuan bidang
pelayanan kesehatan dan tingkat pengetahuan
masyarakat
yang
semakin
meningkat,perbaikan gizi dan sanitasi,
menurunnya angka kematian bayi dan anak,
meningkatnya pengawasan terhadap penyaki
infeksi (Nugroho,2008;h.3).
Peningkatan jumlah penduduk ini juga
sebagai konsekuensi dari peningkatan usia
harapan hidup yang membawa beban bagi
masyarakat karena populasi penduduk lansia
meningkat
(Notoatmodjo,2007;h.275)
Ditunjukkan dengan data dari perkiraan CIA
World Factbook pada tahun 2011 Indonesia
dalam urutan berdasarkan daftar PBB masuk
urutan ke-108 dengan rata-rata angka harapan
hidup 70,76 tahun dengan angka harapan
hidup laki-laki 68,26 sedikit lebih rendah
daripada wanita yaitu 73,78 tahun. Hal ini
mengalami peningkatan yang mana tahun
2010 didapatkan usia harapan hidupnya 67,4
tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan usia
harapan hidup akan meningkat menjadi 71,1
tahun. Dinyatakan dalam Pembangunan
Manusia Berbasis Gender Jawa Tengah tahun
2011 di Jawa Tengah usia angka harapan lakilaki mencapai 69,51 tahun dan perempuan
mencapai 73,4 tahun. Sedangkan di
Kabupaten Magelang usia angka harapan
hidup laki-laki mencapai 68,2 tahun dan
perempuan mencapai 72,15 tahun.
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia
dan angka harapan hidup ini akan membawa
dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam
keluarga,
masyarakat
maupun
dalam
pemerintah. Implikasi ekonomis yang penting
dari peningkatan jumlah adalah peningkatan
dalam rasio ketergantungan usia lanjut (old
3

age ratio dependency). Setiap penduduk usia


produktif akan menanggung semakin banyak
penduduk usia lanjut. Ketergantungan lanjut
usia disebabkan kondisi orang lanjut usia
banyak mengalami perkembangan dalam
bentuk perubahan-perubahan yang mengarah
pada perubahan yang negatif. Secara umum
kondisi fisik seseorang yang telah memasuki
masa lanjut usia mengalami penurunan yang
pada akhirnya akan berpengaruh pada
aktivitas kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian setidaknya penting bagi keluarga
dengan lansia untuk lebih peduli, mendukung
dan memperhatikan kaum lansia dengan lebih
dalam lagi.
Berbagai masalah kesehatan yang
dihadapi antara lain gangguan pendengaran,
gangguan penglihatan, kepikunan, beser
buang air kecil maupun buang air besar,
asupan makan dan minum yang kurang, dan
lain sebagainya (Azizah,2011;h.12). Terlebih
bagi lansia perempuan masalah akan semakin
komplek karena berkaitan erat dengan
kesehatan reproduksi. Di Indonesia dijumpai
sekitar 8-10% wanita usia lanjut yang
kesehatannya harus mendapatkan perhatian
dari masyarakat sehingga tercapai kebahagian
serta kesejahteraan.
Permasalahan yang dihadapi usia lanjut
tersebut bisa menjadi masalah yang kompleks
karena bisa menimbulkan banyak masalah
yang berkelanjutan. Akibat-akibat itu dapat
dikelompokkan sebagai berikut : gangguan
sistem, timbulnya penyakit serta menurunnya
activities daily of living (ADL). Penurunan
ADL ini disebabkan oleh : persendian yang
kaku, keadaan yang tidak stabil, pergerakan
yang terbatas, waktu beraksi lambat,
keseimbangan tubuh yang buruk, gangguan
peredaran darah, gangguan penglihatan,
gangguan pendengaran, gangguan pada
perabaan. Faktor yang mempengaruhi
penurunan ADL adalah kondisi fisik
menahun, kapasitas mental, status mental
seperti kesedihan dan depresi, penerimaan
terhadap berfungsinya anggota tubuh dan
dukungan anggota keluarga.
Dengan masalah yang begitu kompleks
maka diperlukan tindakan untuk segera
mengatasi masalah tersebut maka diperlukan
dukungan
keluarga
misalnya
melalui
perawatan sehari-hari yang cukup misal

Studi Korelasi antara Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kemampuan Aktivitas Sehari-hari
pada Lanjut Usia Perempuan di Desa Gondowangi, Kec.Sawangan, Kab. Magelang

perawatan kebersihan perorangan seperti


kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit
dan badan, serta kebersihan rambut
(Nogroho,2008;h.70). Dukungan keluarga
tersebut dimaksudkan agar lansia mampu
mandiri atau mendapatkan bantuan yang
minimal dan memandirikan lansia.
Berdasarkan data statistik didapatkan di
desa Gondowangi ini jumlah lansia cukup
tinggi di lihat dari tahun ketahun semakin
meningkat, yaitu pada tahun 2010 didapatkan
lansia (>60 tahun) perempuan ada 249 orang
sedangkan yang laki-laki 238 orang sehingga
total lansia tahun 2010 berjumlah 487 orang.
Sedangkan pada tahun 2011 jumlah lansia
perempuan ada 226 orang dan lansia laki-laki
ada 219 orang sehingga jumlah semuanya 445
orang dan pada tahun 2012 ini terjadi
peningkatan lagi yaitu jumlah lansia menjadi
493 dengan 248 lansia perempuan dan 245
lansia laki-laki. Dari studi pendahuluan dari
10 orang lansia didapatkan 5 orang (50%)
lansia mendapat dukungan keluarga yang baik
dan 3 orang (30%) lansia mendapat dukungan
yang cukup dan 2 orang (20%) lansia kurang
mendapatkan dukungan keluarga.
Peningkatan jumlah lansia ini tentu akan
menjadikan
masalah
bagi
keluarga,
masyarakat bahkan pemerintah jika tidak ada
motivasi bagi mereka untuk bisa mandiri
melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini
dikarenakan angka ketergantungan akan
semakin tinggi jika lansia tidak melakukan
aktivitas sehari-hari yang mana kegiatan itu
sebenarnya adalah kegiatan yang mendasar
untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka
(Tamher,2009;h.70).
Dukungan keluarga ini sangat penting
bagi lansia karena keluarga adalah salah satu
tumpuan hidup mereka untuk membantu
lansia tetap sehat dan meningkatkan adaptasi
kehidupan mereka. Dukungan ini berupa
dukungan
instrumental,
dukungan
informasional, dukungan pada harga diri, dan
dukungan
emosional
(Prasetyawati,
2011;h.96) sehingga diharapkan keluarga
sebagai motivator, fasilitator sekaligus
sebagai pendamping lansia yang baik dengan
begitu lansia akan selalu merasa diperhatikan
dan diharapkan lansia mampu melakukan
aktivitas sehari-harinya secara mandiri.
Mengingat keluarga adalah sebagai tonggak
4

utama dan memegang andil terbesar dalam


pemberian perawatan lansia sedangkan belum
tentu semua keluarga mampu mengerti dan
memberi dukungan bagi lansia untuk merawat
ADL lansia yang semestinya.
Berdasarkan fenomena diatas maka
peneliti merasa tertarik untuk meneliti
masalah Hubungan Antara Dukungan
Keluarga Dengan Tingkat Kemampuan
Aktivitas Sehari-Hari Pada Lanjut Usia
Perempuan
Di
Desa
Gondowangi,
Kec.Sawangan, Kab.Magelang.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain
deskriptif korelasi tentang hubungan antara
dukungan
keluarga
dengan
tingkat
kemampuan aktivitas sehari-hari pada lanjut
usia dengan menggunakan pendekatan cross
sectional.
Penelitian sudah dilaksanakan pada bulan
Februari sampei Mei 2013 dengan jumlah
populasi berjumlah 458 lansia perempuan
yang tinggal di Desa Gondowangi. sample
dalam penelitian ini sejumlah 83 lansia
perempuan umur 60-<90 tahun yang
memenuhi kriteria inklusi dan sifat samplenya
tersebut dapat mewakili semua populasi.
Penelitian
ini
menggunakan
teknik
Proporsional Stratified Random Sampling dan
Accidental di Desa Gondowangi. Kecamatan
Sawangan, Kab. Magelang secara door to
door.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
keluarga dengan lansia perempuaan usia 60<90 tahun, lansia sehat jasmani dan rohani,
lansia tinggaal di desa Gondowangi, lansia
yang bersama keluarga, bersedia menjadi
responden penelitian dan keluarga yang dapat
membaca dan menulis.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
dukungan keluarga sedangkan variabel
terikatnya adalah tingkat aktivitas sehari-hari
pada lansia.
Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan
20 item mengenai dukungan keluarga yang
meliputi
dukungan
instrumental,
informasional, emosional, penghargaan dan
pertanyaan mengenai aktivitas sehari-hari
pada lansia yang berisi tentang kemampuan
menjalani aktivitas sehari-hari seperti mandi,

Studi Korelasi antara Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kemampuan Aktivitas Sehari-hari
pada Lanjut Usia Perempuan di Desa Gondowangi, Kec.Sawangan, Kab. Magelang

berpakaian, ke kamar mandi, berpindah,


kontinensia, dan makan.
Pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan pengsian kuesioner.
Sebelum melakukan pengisian kuesioner,
responden mengisi lembar informed consent
terlebih dahulu.
Analisis data penelitian ini menggunakan
uji statistik Kendal Tau untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan tingkat aktivitas sehari-hari
pada lansia di Desa Gondowangi, dan untuk
mengetahui kemana arah hubungan itu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian dibagi menjadi 2 yaitu
analisa univariat dan analisa bivariat.
Analisa Univariat
Golongan Umur Lansia
Distribusi frekuensi berdasarkan golongan
umur lansia sesuai dengan WHO 1999
disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Golongan Umur Lansia di Desa
Gondowangi
Umur
Mandiri Tergantung Jumlah
(Tahun)
60-74
75-<90
Jumlah

46
(93,8%)
25
(73,5%)
71
(85,5%)

3 (6,12%)
9 (26,5%)
12 (14,5%)

49
(100%)
34
(100%)
83
(100%)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, didapatkan


bahwa berdasarkan umur lansia dari 83
responden yaitu didapatkan umur 60-74 tahun
dikatakan mandiri sebanyak 46 lansia (93,8%)
dan tergantung sejumlah 3 lansia (6,12%)
sedangkan yang berumur 75-<90 tahun
dikatakan mandiri sejumlah 25 lansia (85,5%)
dan tergantung sejumlah 12 orang (14,5%).
Dukungan Keluarga
Distribusi
frekuensi
berdasarkan
dukungan keluarga disajikan pada tabel
berikut ini.
5

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan


Dukungan Keluarga di Desa
Gondowangi, Kec. Sawangan, Kab.
Magelang
Dukungan
Presentase
Frekuensi
Keluarga
(%)
Kurang
14
16,9
Sedang
44
53,0
Tinggi
25
30,1
Jumlah
83
100,0
Tabel 2 menujukkan bahwa sebagian besar
lansia mendapatkan dukungan keluarga
sedang yaitu sebanyak 25 lanisa (30,1%) dan
dukungan tinggi yaitu sebanyak 44 lansia
(53,0%).
Tingkat Aktivitas Sehari-hari pada Lansia
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat
aktivitas sehari-hari pada lansia perempuan
disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan
tingkat aktivitas sehari-hari pada
lansia
perempuan
di
Desa
Gondowangi, Kec. Sawangan, Kab.
Magelang
Tingkat
Aktivitas
Presentase
Frekuensi
Sehari-hari
(%)
pada Lansia
Tergantung
12
14,5
Mandiri
71
85,5
Jumlah
83
100,0
Dari hasil penelitian ini didapatkan
sebagian besar lansia tergolong lansia yang
mandiri yaitu 71 lansia (85,5%) dan hanya 12
responden yang tergantung (14,5%).
Analisa Bivariat
Berdasarkan hasil analisis menggunakan
Kendal Tau, diperoleh P sebesar 0,011. Nilai p
< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak atau terdapat hubungan yang
sifnifikan antara dukungan keluarga denga
tingkat aktivitas sehari-hari pada lansia
perempuan di Desa Gondowangi. Seperti
disajikan pada tabel berikut :

Studi Korelasi antara Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kemampuan Aktivitas Sehari-hari
pada Lanjut Usia Perempuan di Desa Gondowangi, Kec.Sawangan, Kab. Magelang

Tabel 4. Hubungan antara dukungan keluarga


dengan tingkat aktivitas sehari-hari
pada lansia perempuan di Desa
Gondowangi
Tingkat aktivitas
Sehari-hari pada
Total
Dukungan
Lansia
Keluarga
Tergantung Mandiri
f
%
f
%
f
%
Kurang
8
57,1 6 42,9 14 100,0
Sedang
2
4,5 42 95,5 44 100,0
Tinggi
2
8,0 23 92,0 25 100,0
Jumlah
12 14,5 71 85,5 83 100,0
Berdasarkan Tabel 4 diatas dapat diketahui
bahwa lansia yang tergantung dan mendapat
dukungan kurang dari keluarga sejumlah 8 lansia (
57,1% ), lebih besar daripada lansia yang mandiri
dan mendapatkan dukungan keluarga kurang
sejumlah 6 lansia (42,9%). Lansia yang
tergantung tetapi mendapatkan dukungan sedang
dari keluarga sebanyak 2 lansia ( 4,5%) dan lansia
yang mandiri dan mendapatkan dukungan sedang
dari keluarga sebanyak 42 lansia ( 95,5% ). Dan
lansia yang tergantung dengan dukungan keluarga
yang tinggi sejumlah 2 lansia (8,0%) dan lansia
yang mandiri dengan dukungan keluarga tinggi
sebanyak 23 lansia (92,0%).

Pembahasan
Hasil penelitian yang telah dilakukan
didapatkan persentase tingkat kemampuan
aktivitas sehari-hari yang mandiri dengan
dukungan keluarga yang tinggi lebih banyak
dibandingkan dengan dukungan keluarga
yang kurang. Ini disebabkan oleh keluarga
yang kurang memberikan dukungan pada
lansia baik dari keempat bentuk dukungan
keluarga antara lain : dukungan informasional
yaitu berupa pemberian saran, sugesti,
informasi
yag
dapat
digunakan
mengungkapkan suatu masalah. Dukungan
penilaian yaitu keluarga memberi semangat,
persetujuan pada pendapat individu,memuji
jika lansia melakukan hal yang positif,
memberikan support dan perhatian. Dukungan
Emosional
meliputi
dukungan
yang
diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya
kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan
didengarkan. Dukungan Instrumental meliputi
penyediaan materi yang dapat memberikan
pertolongan langsung seperti pinjaman uang,
pemberian barang, kebutuhan makan dan
6

minum,istirahat, terhindar dari kelelahan serta


pelayanan yang dibutuhkan keluarga. Dan
faktor pendukungnya yaitu faktor ekonomi
keluarga dan pengetahuan keluarga tentang
perawatan lansia dalm bidang kesehatan.
Dari hasil penelitian diketahui dukungan
keluarga kurang dan aktivitas sehari-hari pada
lansia tergantung sebanyak 8 lansia (57,1%)
sedangkan lansia yang mandiri dengan
dukungan keluarga yang kurang sebanyak 6
(42,9%) berbeda jauh dengan lansia yang
mempunyai dukungan keluarga yang tinggi
yang tergantung sebanyak 2 orang (8,0%) dan
yang mandiri terdapat 23 (92,0%). Hal ini
membuktikan bahwa peran dukungan
keluarga sangat dibutuhkan oleh lansia.
Mengingat keluarga adalah salah satu tonggak
kehidupan bagi lansia dan keluarga adalah
sebagai sumber dukungan bagi lansia.
Didukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wilanisa Amilia Rosmita Putri
dan Imam Permata (Jurnal Mutiara
Medika,2011;h.6) yang berjudul Hubungan
antara Fungsi Keluarga dengan Kualitas
Hidup Lansia di Kelurahan Wirobrajan
Yogyakarta menunjukkan dari 84 orang
lansia yang diteliti didapatkan 61 orang
(72,6%) lansia yang memilki fungsi keluarga
sehat juga memilki kualitas hidup yang baik.
Sedangkan lansia yang memiliki kualitas
hidup yang buruk sebanyak 18 orang (21,4%).
Lansia yang memiliki fungsi keluarga kurang
sehat atau sakit dan memiliki kualitas hidup
yang baik sebanyak 3 orang (3,6%).
Adapun faktor yang lain dalam
mempengaruhi dukungan keluarga seperti
bentuk dukungan keluarga yang berupa
instrumental seperti penghasilan keluarga
yang kurang sehingga menyebabkan status
ekonomi dalam keluarga dalam memberikan
asuhan perawatan lansia juga berkurang.
Karena keadaan sosial ekonomi yang rendah
pada umumnya berkaitan erat dengan adanya
berbagai permasalahan kesehatan yang
mereka hadapi disebabkan karena faktor
ketidak
mampuan/pengetahuan
dan
ketidaktauan dalam mengatasi berbagai
masalah yang mereka hadapi.

Studi Korelasi antara Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kemampuan Aktivitas Sehari-hari
pada Lanjut Usia Perempuan di Desa Gondowangi, Kec.Sawangan, Kab. Magelang

PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa adanya hubungan antara dukunga
keluarga dengan tingkat aktivitas sehar-hari
pada lansia perempuan di Desa Gondowangi,
Kec. Sawangan, Kab. Magelang dan
hubungan ini ke arah positf yaitu semakin
tinggi dukunga keluarga semakin mandiri
tingkat aktivitas sehari-hari pada lansia
perempuan di Desa Gondowangi.
Saran
1. Bagi Masyarakat
Untuk menjadikan masukan bagi
masyarakat khususnya pada keluarga yang
memiliki lansia agar dapat meningkatkan
motivasi
para
lansia,memberikan
perhatian dan dukungan bagi para lansia
agar tercipta lansia yang sehat dan tetap
produktif. Dan keluarga yang memiliki
lansia diharapkan ikut berpartisipasi
dalam sosialisasi mengenai pentingnya
dukungan keluarga terhadap kemandirian
lansia.
2. Bagi Peneliti
Agar dapat meningkatkan kemampuan
pengetahuan dan wawasan tentang
metodologi penelitian dan pengolahan
data sehingga dapat menghasilkan
penelitian yang baik dan terinci dan bagi
peneliti lain agar dapat mengembangkan
penelitian denngan menambah variabel
penelitian yaitu
mempertimbangkan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat aktivitas sehari-hari pada lansia
dan
kelemahan-kelemahan
dalam
penelitian ini.
3. Bagi Institusi
Diharapkan
dapat
menyediakan
referensi
yang
terbaru
mengenai
keperawatan lansia dan diharapkan pula
berpartisipasi dan berperan aktif dalam
kegiatan sosialisasi khusnya tentang
pentingnya dukungan keluarga terhadap
kemandirian lansia dengan mengingat
jumlah lansia yang semakin tinggi dan
kesehatan lansia tidak terlepas dari dunia
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
DesKes RI. 2005. Pedoman Pedoman
Peminaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi
Petugas
Kesehatan.
Direktorat
Kesehatan
Keluarga,
Depertemen
Kesehatan. Jakarta
Eka
Prasetyawati,Arsita.
2011.
Ilmu
Kesehatan
Masyarakat
untuk
Kebidanan Holistik. Yogyakarta : Muha
Medika
Ilyansyah. 2011. Hubungan Dukungan
Keluarga dengan Tingkat Depresi pada
Lansia di Desa Lerep Kecamatan
Ungaran Barat Kabupten Semarang .
Skripsi. STIKES Ngudi Waluyo
Ungaran
Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan
pada
Klien
Lanjut
Usia.
Jakarta:Salemba Medik
Ma`rifatul Azizah,Lilik. 2011.Keperawatan
Lanjut Usia. Yogyakarta:Graha Ilmu
Nugroho,
Wahjudi.2008.
Keperawatan
Gerontik dan Geriatrik. Jakarta:EGC
Nursalam.2008.Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Notoatmodjo,Soekidjo.2007.
Kesehatan
Masyarakat
Ilmu
dan
Seni.Jakarta:Rineka Cipta
________. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
S.Tamher dan Noorkasiani.2009.Kesehatan
Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta:Salemba
Medika
Setiadi.2008.
Konsep
dan
Proses
Keperawatan
Keluarga.
Yogyakarta:Graha Ilmu
Setiawan, Ari dan Saryono.2011. Metodologi
Penelitian
Kebidanan.
Yogyakarta:Numed
Nita Y.R. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Activities Daily Living (ADL) Lansia
Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Keluarga di wilayah RW V Kelurahan
Giriwono,
Kec.Wonogiri.
Wonogiri:Jurnal Keperawatan; 2010
Wilanisa A dan Imam Permana. Hubungan
antara Fungsi Keluarga denagn
Kualitas Hidup Lansia di Kelurahan
Wirobrajan,
Yogyakarta.

Studi Korelasi antara Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kemampuan Aktivitas Sehari-hari
pada Lanjut Usia Perempuan di Desa Gondowangi, Kec.Sawangan, Kab. Magelang

Yogyakarta:Jurnal
Mutiara
Medika;2011
Rinajumita.
Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan Dengan Kemandirian
Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Lampasi Kecamatan Payakumbuh
Utara Tahun 2011. Padang:Jurnal
Kesehatan;2011
Anonymous. Psikologi keluarga. [Akses
tanggal 23 November 2012]. Didapat
dari:http://www.psychologymania.com/
2012/08/pengertian-dukungankeluarga.html.
Anonymous. Angka Harapan Hidup 2012.
Januari 28, 2012 [Akses tanggal 3
November
2012].
Didapat
dari:http://andrianmgl.wordpress.com/2
012/01 /28/magelang-sektor-pariwisata/
Haryani, Dewi Dwi. 2013. Hubungan Antara
Dukungan Keluarga Dan Perilaku
Petugas Posyandu Dengan Keaktifan
Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan Di
Posyadu Lansia Desa Klahang,
Kec.Sokaraja. Karya Tulis Ilmiah
Program Studi DIV Kebidanan Stikes
Ngudi Waluyo
Oviyani. 2012. Hubungan Pengetahuan
Dengan Kepatuhan Lansia Dalam
Melaksanakan Kunjungan Posyandu
Lansia Di Desa Botorejo, Kec.
Wonosalam, Kab.Demak. Karya Tulis
Ilmiah Akademi Kebidanan Ngudi
Waluyo
Putikawati.
2011.
Pengaruh
Tingkat
Diskriptif
Pengetahuan
Lansia
Terhadap Kunjungan Posyandu Lansia
Di Desa Jatijajar, Kec. Bergas,
Semarang 2011. Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo

Studi Korelasi antara Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kemampuan Aktivitas Sehari-hari
pada Lanjut Usia Perempuan di Desa Gondowangi, Kec.Sawangan, Kab. Magelang

Anda mungkin juga menyukai