Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Semua sel dalam tubuh manusia memiliki muatan listrik yang terpolarisasi,
dengan kata lain terjadi perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam dari suatu
membran sel, tidak terkecuali sel saraf (neuron). Perbedaan potensial antara bagian luar
dan dalam membran ini disebut potensial membran. Informasi yang diterima oleh Indra
akan diteruskan oleh saraf dalam bentuk impuls. Impuls tersebut berupa tegangan listrik.
Impuls akan menempuh jalur sepanjang akson suatu neuron sebelum dihantarkan ke
neuron lain melalui sinapsis dan akan seperti itu terus hingga mencapai otak, dimana
impuls itu akan diproses. Kemudian otak mengirimkan impuls menuju organ atau indra
yang dituju untuk menghasilkan efek yang diinginkan melalui mekanisme pengiriman
impuls yang sama. Pada ujung neuron terdapat titik pertemuan antar neuron bernama
sinapsis, neuron yang mengirimkan rangsang disebut neuron pra-sinapsis dan yang akan
menerima rangsang disebut neuron pasca-sinapsis. Ujung akson setiap neuron
membentuk tonjolan yang didalamnya terdapat mitokondria untuk menyediakan ATP
untuk proses penghantaran rangsang dan vesikula sinapsis yang berisi neurotransmitter.
Neurotransmiter adalah salah satu dari kelas zat kimia yang membawa pesan antar
neuron. Biasanya, neuron pengirim melepaskan sejumlah kecil neurotransmiter, yang
mengaktifkan reseptor pada neuron penerima. Aktivasi reseptor kemudian memulai
serangkaian perubahan kimia di neuron penerima, dan jika cukup reseptor yang
diaktifkan, neuron penerima mungkin menjadi aktif dan mengirim pesan bersama.
Berbagai jenis neurotransmiter telah diidentifikasi, termasuk asetilkolin, dopamin,
serotonin, dan norepinefrin. Biasanya, reseptor saraf khusus hanya menanggapi satu jenis
neurotransmiter. Hal ini memungkinkan untuk spesialisasi tingkat tinggi dalam
pengiriman pesan antara neuron: satu neuron dapat merespon kuat terhadap
neurotransmiter tertentu sementara tetangganya mungkin relatif tidak sensitif.
Ketidakseimbangan neurotransmitter terlibat dalam beberapa penyakit seperti penyakit
Alzheimer dan penyakit Parkinson, dan berbagai penyakit kejiwaan seperti skizofrenia
dan depresi. Banyak obat bekerja dengan mengubah tingkat neurotransmitter tertentu
dalam otak.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 NEUROTRANSMITER

DEFINISI
Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.
Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan
datangnya potensial aksi.Neurotransmitter dalam bentuk zat kimia bekerja sebagai
penghubung antara otak ke seluruh jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh. Secara
sederhana, dapat dikatakan neurotransmiter merupakan bahasa yang digunakan neuron di
otak dalam berkomunikasi. Neurotransmiter muncul ketika ada pesan yang harus di
sampaikan ke bagian-bagian lain.Seluruh aktivitas kehidupan manusia yang berkenaan
dengan otak di atur melalui tiga cara, yaitu sinyal listrik pada neuron, zat kimiawi yang di
sebut neurotransmitter dan hormon yang dilepaskan ke dalam darah. Hampir seluruh
aktivitas di otak memanfaatkan neurotransmitter.

MACAM MACAM NEUROTRANSMITER


1.
Asetilkolin
Asetilkolin merupakan substansi transmitter yang disintesis diujung presinap dari
koenzim asetil A dan kolin dengan menggunakan enzim kolin asetiltransferase.
Kemudian substansi ini dibawa ke dalam gelembung spesifiknya. Ketika kemudian
gelembung melepaskan asetilkolin ke dalam celah sinap, asetilkolin dengan cepat
memecah kembali asetat dan kolin dengan bantuan enzim kolinesterase, yang berikatan
dengan retikulum proteoglikan dan mengisi ruang celah sinap. Kemudian gelembung
mengalami daur ulang dan kolin juga secara aktif dibawa kembali ke dalam ujung sinap
untuk digunakan kembali bagi keperluan sintesis asetilkolin baru. Asetilkolin disekresi
oleh neuron-neuron yang terdapat di sebagian besar daerah otak, namun khususnya oleh
sel-sel piramid besar korteks motorik, oleh beberapa neuron dalam ganglia basalis,
neuron motorik yang menginervasi otot rangka, neuron preganglion sistem saraf otonom,,

neuron postganglion sistem saraf simpatik,. Pada sebagian besar contoh di atas asetilkolin
memiliki efek eksitasi, namun asetilkolin juga telah diketahui memilik efek inhibisi pada
beberapa ujung saraf parasimpatik perifer, misalnya inhibisi jantung oleh nervus vagus.
2.
Norepinefrin, epinephrine, dan dopamine
Noepinephrine, epinephrine, dan dopamine dikelompokkan dalam cathecolamines.
Hidroksilasi tirosin merupakan tahap penentu (rate-limiting step) dalam biosintesis
cathecolamin. Disamping itu, enzim tirosin hidroksilase ini dihambat oleh oleh katekol
(umpan balik negatif oleh hasil akhirnya).
a.
Dopamin
Merupakan neurotransmiter yang mirip dengan adrenalin dimana mempengaruhi proses
otak yang mengontrol gerakan, respon emosional dan kemampuan untuk merasakan
kesenangan dan rasa sakit. Dopamin sangat penting untuk mengontrol gerakan
keseimbangan. Jika kekurangan dopamin akan menyebabkan berkurangnya kontrol
gerakan seperti kasus pada penyakit Parkinson. Jika kekurangan atau masalah dengan
aliran dopamine dapat menyebabkan orang kehilangan kemampuan untuk berpikir
rasionil, ditunjukkan dalam skizofrenia. dari perut tegmental area yang banyak bagian
limbic sistem akan menyebabkan seseorang selalu curiga dan memungkinkan untuk
mempunyai kepribadian paranoia. Jika kekurangan Dopamin di bidang mesocortical dari
daerah perut tegmental ke neocortex terutama di daerah prefrontal dapat mengurangi
salah satu dari memori.
b.
Norephineprin
Disekresi oleh sebagian besar neuron yang badan sel/somanya terletak pada batang otak
dan hipothalamus. Secara khas neuron-neuron penyekresi norephineprin yang terletak di
lokus seruleus di dalam pons akan mengirimkan serabut-serabut saraf yang luas di dalam
otak dan akan membantu pengaturan seluruh aktivitas dan perasaan, seperti peningkatan
kewaspadaan. Pada sebagian daerah ini, norephineprin mungkin mengaktivasi reseptor
aksitasi, namun pada yang lebih sempit malahan mengatur reseptor inhibisi.
Norephineprin juga sebagian disekresikan oleh sebagian besar neuron post ganglion
sistem saraf simpatisdimana ephineprin merangsang beberapa organ tetapi menghambat
organ yang lain.
c.
Epinefrin
Epinefrin merupakan salah satu hormon yang berperan pada reaksi stres jangka pendek.
Epinefrin disekresi oleh kelenjar adrenal saat ada keadaan gawat ataupun berbahaya. Di

dalam aliran darah epinefrin dengan cepat menjaga kebutuhan tubuh saat terjadu
ketegangan, atau kondisi gawat dengan memberi suplai oksigen dan glukosa lebih pada
otak dan otot. Selain itu epinefrin juga meningkatkan denyut jantung, stroke volume,
dilatasi dan kontraksi arteriol pada gastrointestinal dan otot skeleton. Epinefrin akan
meningkatkan gula darah dengan jalan meningkatkan katabolisme dari glikogen menjadi
glukosa di hati dan saat bersamaan menurunkan pembentukan lipid dari sel-sel lemak.
3.
Glutamate
Glutamate merupakan neurotransmitter yang paling umum di sistem saraf pusat,
jumlahnya kira-kira separuh dari semua neurons di otak. Sangat penting dalam hal
memori. Kelebihan Glutamate akan membunuh neuron di otak. Terkadang kerusakan
otak atau stroke akan mengakibatkan produksi glutamat berlebih akan mengakibatkan
kelebihan dan diakhiri dengan banyak sel-sel otak mati daripada yang asli dari trauma.
AlS, lebih dikenal sebagai penyakit Lou Gehrigs, dari hasil produksi berlebihan
glutamate. Banyak percaya mungkin juga cukup bertanggung jawab untuk berbagai
penyakit pada sistem saraf, dan mencari cara untuk meminimalisir efek.
4.
Serotonin
Serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT) adalah suatu neurotransmitte rmonoamino
yang disintesiskan dalam neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat (CNS) dan
sel-sel enterochromaffin dalam saluran pencernaan.
Pada system saraf pusat serotonin memiliki peranan penting sebagai neurotransmitter
yang berperan pada proses marah, agresif, temperature tubuh, mood, tidur, human
sexuality, selera makan, dan metabolisme, serta rangsang muntah.
Serotonin memiliki aktivitas yang luas pada otak dan variasi genetic pada reseptor
serotonin dan transporter serotonin, yang juga memiliki kemampuan untuk reuptake yang
jika terganggu akan memiliki dampak pada kelainan neurologist.
Obat-obatan yang mempengaruhi jalur dari pembentukan serotonin biasanya digunakan
sebagai terapi pada banyak gangguan psikiatri, selain itu serotonin juga merupakan salah
satu dari pusat penelitian pengaruh genetic pada perubahan genetic psikiatri.
Pada beberapa studi yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa pada beberapa orang
dengan gangguan cemas memiliki serotonin transporter yang tidak normal dan efek dari
perubahan ini adalah adanya peluang terjadinya depresi jauh lebih besar dibanding orang
normal.Dari peneltian terbaru juga didapatkan bahwa serotonin bersama-sama dengan

asetilkolin dan norepinefrin akan bertindak sebagai neurotransmitter yang dilepaskan


pada ujung-ujung saraf enteric. Kebanyakan nuclei rafe akan mensekresi serotonin yang
membantu dalam pengaturan tidur normal. Serotonin juga merupakan salah satu dari
beberapa bahan aktif yang akan mengaktifkan proses peradangan, yang akan dimulai
dengan vasodilatasi pembuluh darah lokal sampai pada tahap pembengkakan sel jaringan,
selain itu serotonin juga memiliki kendali pada aliran darah, kontraksi otot polos,
rangsang nyeri, system analgesic, dan peristaltic usus halus.
5.
GABA
-Aminobutyric acid (GABA) adalah neurotransmiter inhibisi utama pada sistem saraf
pusat. GABA berperan penting dalam mengatur exitability neuron melalui sistem saraf.
Pada manusia, GABA juga bertanggung jawab langsung pada pengaturan tonus otot.
GABA dibentuk dari dekarboksilasi glutamat yang dikatalis oleh glutamate
decarboxylase (GAD).GAD umumnya terdapat dalam akhiran saraf. Aktivitas GAD
membutuhkan pyridoxal phosphate (PLP) sebagai kofaktor. PLP dibentuk dari vitamin B6
(pyridoxine, pyridoxal, and pyridoxamine) dengan bantuan pyridoxal kinase. Pyridoxal
kinase sendiri membutuhkan zinc untuk aktivasi. Kekurangan pyridoxal kinase atau zinc
dapat menyebabkan kejang, seperti pada pasien preeklamsi.Reseptor GABA dibagi dalam
dua jenis: GABAA dan GABAB. Reseptor GABAA membuka saluran florida dan
diantagonis oleh pikrotoksin dan bikukulin, yang keduanya dapat mnimbulkan konvulsi
umum.
Reseptor GABAB yang secara selektif dapat diaktifkan oleh obat anti spastik baklofen,
tergabung dalam saluran kalium dalam membran pascasinaps. Pada sebagian besar daerah
otak IPSP terdiri atas komponen lambat dan cepat. Bukti-bukti menunjukkan bahwa
GABA adalah transmiter penghambat yang memperantarai kedua componen tersebut.
IPSP cepat dihambat oleh antagonis GABA A, sedangkan IPSP lambat oleh antagonis
GABAB. Penelitian imunohistokimia menunjukkan bahwa sebagian besar dari saraf
sirkuit local mensintesis GABA. Satu kelompok khusus saraf dari sirkuit local terdapat di
tanduk dorsal sumsum tulang belakang juga menghasilkan GABA. Saraf-saraf ini
membentuk sinaps aksoaksonik dengan terminal saraf sensoris primer dan bekerja untuk
inhibisi presinaps.
Pada vertebrata, GABA berperan dalam inhibisi sinaps pada otak melalui pengikatan
terhadap reseptor spesifik transmembran dalammembran plasma pada proses pre dan post

sinaps. Pengikatan ini menyebabkan terbukanya saluran ion sehingga ion klorida yang
bermuatan negatif masuk kedalam sel dan ion kalium yang bermuatan positif keluar dari
sel. Akibatnya terjadi perubahan potensial transmembran, yang biasanya menyebabkan
hiperpolarisasi. Reseptor GABAA merupakan reseptor inotropik yang merupakan saluran
ion itu sendiri, sedangkan Reseptor GABA B merupakan reseptor metabotropik yang
membuka saluran ion melalui perantara G protein (G protein-coupled reseptor)
Neuron-neuron yang menghasilkanyang menghasilkan GABA disebut

neuron

GABAergic. Sel medium spiny merupakan salahsatu contoh sel GABAergic


6.
Glisin
Glisin (Gly, G) atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling sederhana.
Rumus kimianya NH2CH2COOH. Glisin merupakan asam amino terkecil dari 20 asam
amino yang umum ditemukan dalam protein. Kodonnya adalah GGU, GGC, GGA dan
GGG.
Glisin merupakan satu-satunya asam amino yang tidak memiliki isomer optik karena
gugus residu yang terikat pada atom karbon alpha adalah atom hidrogen sehingga terjadi
simetri. Jadi, tidak ada L-glisin atau D-glisin.
Glisin merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi
karena strukturnya sederhana. Sebagai contoh, glisin adalah satu-satunya asam amino
internal pada heliks kolagen, suatu protein struktural. Pada sejumlah protein penting
tertentu, misalnya sitokrom c, mioglobin, dan hemoglobin, glisin selalu berada pada
posisi yang sama sepanjang evolusi (terkonservasi). Penggantian glisin dengan asam
amino lain akan merusak struktur dan membuat protein tidak berfungsi dengan normal.
Secara umum protein tidak banyak pengandung glisina. Perkecualian ialah pada kolagen
yang dua per tiga dari keseluruhan asam aminonya adalah glisin.
Glisin bekerja sebagai transmiter inhibisi pada sistem saraf pusat, terutama pada medula
spinalis, brainstem, dan retina. Jika reseptor glisin teraktivasi, korida memasuki neuron
melalui reseptor inotropik, menyebabkan terjadinya potensial inhibisi post sinaps
(Inhibitory postsynaptic potential / IPSP). Strychnine merupakan antagonis reseptor glisin
yang kuat, sedangkan bicuculline merupakan antagonis reseptor glisin yang lemah. Glisin
merupakan reseptor agonis bagi glutamat reseptor NMDA.
7.

Aspartat

Asam

aspartat

(Asp)

adalah

-asam

amino

dengan

rumus

kimia

HO2CCH(NH2)CH2CO2H. Asam aspartat (atau sering disebut aspartat saja, karena


terionisasi di dalam sel), merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein.
Asam aspartat bersama dengan asam glutamat bersifat asam dengan pKa dari 4.0. Bagi
mamalia

aspartat

tidaklah

esensial.

Fungsinya

diketahui

sebagai

pembangkit

neurotransmisi di otak dan saraf otot. Diduga, aspartat berperan dalam daya tahan
terhadap kelelahan. Senyawa ini juga merupakan produk dari daur urea dan terlibat dalam
glukoneogenesis.
Aspartat (basa konjugasi dari asam aspartat) merupakan neurotransmiter yang bersifat
eksitasi terhadap sistem saraf pusat. Aspartat merangsang reseptor NMDA (N-metil-DAspartat), meskipun tidak sekuat rangsangan glutamat terhadap reseptor tersebut.
Sebagai neurotransmitter, aspartat berperan dalam daya tahan terhadap kelelahan.
Tetapi,bukti-bukti yang mendukung gagasan ini kurang kuat.
8.
Nitrat Oksida (NO)
NO adalah substansi molekul kecil yang baru ditemukan. Zat ini terutama timbul di
daerah otak yang bertanggung jawab terhadap tingkah laku jangka panjang dan untuk
ingatan. Karena itu, transmitter yang baru ditemukan ini dapat menolong kita untuk
menjelaskan mengenai tingkah laku dan fungsi ingatan. Oksida nitrat berbeda dengan
transmitter molekul lainnya dalam hal mekanisme pembentukan di ujung presinap dan
kerjanya di neuron post sinap. Zat ini tidak dibentuk sebelumnya dan disimpan dalam
gelembung ujung presinap seperti transmitter lain. Zat ini disintesis hampir segera saat
diperlukan dan kemudian berdifusi keluar dari ujung presinap dalam waktu beberapa
detik dan tidak dilepaskan dalam paket gelembung-gelembung. Selanjutnya zat ini
berdifusi ke dalam neuron post sinap yang paling dekat, selanjutnya di neuron postsinap,
zat ini tidak mempengaruhi membran potensial menjadi lebih besar, tetapi sebaliknya
mengubah fungsi metabolik intraseluler yang kemudian mempengaruhi eksitabilitas
neuron dalam beberapa detik, menit, atau barangkali lebih lama.
9.
Neropeptida
Neuropeptida merupakan kelompok transmitter yang sangat berbeda dan biasanya
bekerja lambat dan dalam hal lain sedikit berbeda dengan yang terdapat pada transmitter
molekul kecil.

Sekitar 40 jenis peptida diperkirakan memiliki fungsi sebagai neurotransmitter. Daftar


peptida

ini

semakin

panjang

dengan

ditemukannya

putative

neurotransmitter

(diperkirakan memiliki fungsi sebagai neurotransmitter berdasarkan bukti-bukti yang ada


tetapi belum dapat dibuktikan secara langsung). Neuropeptida sudah dipelajari sejak
lama, namun bukan dalam fungsinya sebagai neurotransmitter, tetapi fungsinya sebagai
substansi hormonal. Peptida ini mula-mula dilepaskan ke dalam aliran darah oleh kelenjar
endokrin, kemudian hormon-hormon peptida itu akan menuju ke jaringan-jaringan otak.
Dahulu para ahli meyangka bahwa peptida dihasikan dalam kelenjar hormon danmasuk
ke dalamjaringan otak, namun saat ini sudah dapat dibuktikan bahwa peptida yang
berfungsi sebagai neurotransmitter, dapat disintesa dan dilepaskan oleh neuron di susunan
saraf.
Neuropeptida tidak disintesis dalam sitosol pada ujung presinap. Namun demikian, zat ini
disintesis sebagai bagian integral dari molekul protein besar oleh ribosom-ribosom dalam
badan sel neuron. Molekul protein s mula-mula memasuki retikulum endoplasma badan
sel dan kemudian ke aparatus golgi, yaitu tempat terjadinya perubahan berikut:
a.
Protein secara enzimatik memecah menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil
dan dengan demikian melepaskan neuropeptidanya sendiri atau prekursornya.
b.
Aparatus golgi mengemas neuropeptida menjadi gelembung-gelembung
transmitter berukuran kecil yang dilepaskan ke dalam sitoplasma.
c.
Gelembung transmitter ini dibawa ke ujung serabut saraf lewat aliran aksonal dari
sitoplasma akson, berkeliling dengan kecepatan lambat hanya beberapa sentimeter per
hari.
d.

Akhirnya gelembung ini melepaskan trasnmitternya sebagai respon terhadap

potensial aksi dengan cara yang sama seperti untuk transmitter molekul kecil. Namun
gelembung diautolisis dan tidak digunakan kembali.

FUNGSI NEUROTRANSMITER
1. Asetilkolin (Ach).
Fungsi asetilkolin antara lain mempengaruhi kesiagaan, kewaspadaan, dan pemusatan
perhatian. Berperan pula pada proses penyimpanan dan pemanggilan kembali ingatan,
atensi dan respon individu. Di otak, asetilkolin ditemukan pada cerebral cortex,
hippocampus (terlibat dalam fungs ingatan), bangsal ganglia (terlbat dalam fungs
motoris),

dan

cerebrlum

(koordinasi

bicara

dan

motoris).

Ach

merupakan

neurotransmitter yang tidak diproduksi didalam neuron. Ia ditransportasikan ke otak dan


ditemukan pada seluruh bagaian otak. AcH memiliki konsentrasi tinggi di basal ganglia
dan cortex motorik.
Fungsi Utama Acetylcholine (ACh) adalah mengatur atensi, memori, rasa haus,
pengaturan mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku sexual dan tonus otot.
2. Dopamin
Fungsi sebagai pergerakan dan koordinasi, emosional,penilaian, pelepasan prolaktin
3. Norepinephrine
Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi; mengatur
fight-flightdan proses pembelajaran dan memory.
4. Epinefrin
Epinefrin memiliki banyak sekali fungsi di hampir seluruh tubuh, diantaranya dalam
mengatur konsentrasi asam lemak, konsentrasi glukosa darah, kontrol aliran darah ginjal,
mengatur laju metabolisme, kontraksi otot polos, termogenesis kimia, vasodilatasi,
vasokonstriksi, dll.
5. Serotonin (5HT)
Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri,
mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau
marah dan libido.
6. Gamma Amino Butyric Acid (GABA)
Fungsi Utama adalah menurunkan arousal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif
dalam fungsi eksitasi.
7. Glisin
Fungsi utama yaitu menghambat motor neuron berulang
8. Aspartat dan Glutamate
Fungsi utama menilai informasi sensori, mengaturberbagai motor dan reflek spinal
9. Peptide Opiod Type
Fungsi Utama dari Peptide Opiod Type adalah mengatur emosi dan fungsi pusat reward.
10. Nitrat Oksida
11. Neropeptida
a. Endorphin
Endorphin adalah suatu bahan-kimia diproduksi di dalam otak dan spinal cord
yang
defisit

mengurangi

adalah Keluhan

rasa nyeri dan meningkatkan mood. Dalam keadaan


Somatic.

b. Substansi P
Fungsinya sebagai pengaturan nyeri
c. Somatostatin

Fungsinya untuk menghambat pelepasan norepinefrin,merangsang pelepasan


serotonin, dopamin danasetil kolin.

2.2 PERILAKU
DEFINISI
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya
dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang
melakukannya.Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. menguraikan perilaku adalah sebuah
gerakan yang dapat diamati.
Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini
terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori S O - Ratau Stimulus Organisme
Respon. Skiner membedakan adanya dua proses, diantaranya :
1. Respondent respon atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsaNgan
rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebutelecting stimulation karena
menimbulkan respon respon yang relative tetap. Misalnya : makanan yang lezat
menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan
sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup perilaku emosinal misalnya
mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan
kegembiraannya ddengan mengadakan pesta, dan sebagainya.
2. Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang
kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Pernagsang ini disebut
reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya apabila
seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian
tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atsannya (stimulus

baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan
tugasnya.

TEORI PERILAKU
Dalam mengungkap tabir perilaku manusia, Walgito (2004) mengungkapkan ada
sejumlah teori, diantaranya :
1. Teori Insting
Menurut McDougal perilaku individu itu disebabkanoleh insting. Insting
merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan dan insting akan mengalami
perunabah karena pengalaman.
2. Teori Dorongan
Menurut teori dorongan bahwa individu tersebut memiliki dorongan atau
drive tertentu dalam dirinya. Setiap perilaku individu ada yang mendorongnya
untuk mencapai kebutuhannya.
3. Teori Insentif
Teori ini berpendapat bahwa perilaku organism atau individu disebabkan oleh
adanya insentif. Insentif inilah yang mendorong individu berperilaku. Insentif
juga disebut reinforcement ada yang positif dan ada yang negative.
Reinforcement

yang

positif

berkenaan

dengan

hadiah,

sedangkan

reinforcement yang negative berkenaan dengan hukuman. Hadiah akan


menyebabkan individu mengulangi perilakunya sedangkan hukuman akan
dapat menghilangkan perilaku tang diharapkan.
4. Teori Atribusi
Menurut teori atribusi perilaku seseorang disebabkan oleh disposisi internal
seperti miotif, sikap atau oleh disposisi eksternal.
5. Teori Kognitif
Kemampuan memilih suatu perilaku yang bermanfaat bagi suatu individu
sangat ditentukan oleh kemampuan kognitifnya.

Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi
dua yaitu :

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk terselubung
atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi belumbisa diamati
secara jelas oleh orang lain.

Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek (practice).

Domain Perilaku
Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus
(rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk
respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor factor yang membedakan respon terhadap
stimulus disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :

Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau
bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi factor yang dominanyang mewarnai
perilaku seseorang. (Notoatmodjo, 2007 hal 139)

Proses Tejadinya Perilaku


Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni.
1)

Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

setimulus (objek) terlebih dahulu


2)

Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

3)

Evaluation (menimbang nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya).Hal ini

berarti sikap responden sudah lebih baik lagi

4)

Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru

5)

Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan

sikapnya terhadap stimulus


Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari
oleh pengetanhuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan
menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long lasting). Notoatmodjo, 2003 hal 122)

BAB III
PENUTUP
3.1

KESIMPULAN
Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara
neuron.

Macam-macam

neurotransmiter

terdiri

dari

Asetilkolin,Norepinefrin,

Epinephrine, dan Dopamine. Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan


perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain
ataupun orang yang melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai