PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Semua sel dalam tubuh manusia memiliki muatan listrik yang terpolarisasi,
dengan kata lain terjadi perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam dari suatu
membran sel, tidak terkecuali sel saraf (neuron). Perbedaan potensial antara bagian luar
dan dalam membran ini disebut potensial membran. Informasi yang diterima oleh Indra
akan diteruskan oleh saraf dalam bentuk impuls. Impuls tersebut berupa tegangan listrik.
Impuls akan menempuh jalur sepanjang akson suatu neuron sebelum dihantarkan ke
neuron lain melalui sinapsis dan akan seperti itu terus hingga mencapai otak, dimana
impuls itu akan diproses. Kemudian otak mengirimkan impuls menuju organ atau indra
yang dituju untuk menghasilkan efek yang diinginkan melalui mekanisme pengiriman
impuls yang sama. Pada ujung neuron terdapat titik pertemuan antar neuron bernama
sinapsis, neuron yang mengirimkan rangsang disebut neuron pra-sinapsis dan yang akan
menerima rangsang disebut neuron pasca-sinapsis. Ujung akson setiap neuron
membentuk tonjolan yang didalamnya terdapat mitokondria untuk menyediakan ATP
untuk proses penghantaran rangsang dan vesikula sinapsis yang berisi neurotransmitter.
Neurotransmiter adalah salah satu dari kelas zat kimia yang membawa pesan antar
neuron. Biasanya, neuron pengirim melepaskan sejumlah kecil neurotransmiter, yang
mengaktifkan reseptor pada neuron penerima. Aktivasi reseptor kemudian memulai
serangkaian perubahan kimia di neuron penerima, dan jika cukup reseptor yang
diaktifkan, neuron penerima mungkin menjadi aktif dan mengirim pesan bersama.
Berbagai jenis neurotransmiter telah diidentifikasi, termasuk asetilkolin, dopamin,
serotonin, dan norepinefrin. Biasanya, reseptor saraf khusus hanya menanggapi satu jenis
neurotransmiter. Hal ini memungkinkan untuk spesialisasi tingkat tinggi dalam
pengiriman pesan antara neuron: satu neuron dapat merespon kuat terhadap
neurotransmiter tertentu sementara tetangganya mungkin relatif tidak sensitif.
Ketidakseimbangan neurotransmitter terlibat dalam beberapa penyakit seperti penyakit
Alzheimer dan penyakit Parkinson, dan berbagai penyakit kejiwaan seperti skizofrenia
dan depresi. Banyak obat bekerja dengan mengubah tingkat neurotransmitter tertentu
dalam otak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 NEUROTRANSMITER
DEFINISI
Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara neuron.
Neurotransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan
datangnya potensial aksi.Neurotransmitter dalam bentuk zat kimia bekerja sebagai
penghubung antara otak ke seluruh jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh. Secara
sederhana, dapat dikatakan neurotransmiter merupakan bahasa yang digunakan neuron di
otak dalam berkomunikasi. Neurotransmiter muncul ketika ada pesan yang harus di
sampaikan ke bagian-bagian lain.Seluruh aktivitas kehidupan manusia yang berkenaan
dengan otak di atur melalui tiga cara, yaitu sinyal listrik pada neuron, zat kimiawi yang di
sebut neurotransmitter dan hormon yang dilepaskan ke dalam darah. Hampir seluruh
aktivitas di otak memanfaatkan neurotransmitter.
neuron postganglion sistem saraf simpatik,. Pada sebagian besar contoh di atas asetilkolin
memiliki efek eksitasi, namun asetilkolin juga telah diketahui memilik efek inhibisi pada
beberapa ujung saraf parasimpatik perifer, misalnya inhibisi jantung oleh nervus vagus.
2.
Norepinefrin, epinephrine, dan dopamine
Noepinephrine, epinephrine, dan dopamine dikelompokkan dalam cathecolamines.
Hidroksilasi tirosin merupakan tahap penentu (rate-limiting step) dalam biosintesis
cathecolamin. Disamping itu, enzim tirosin hidroksilase ini dihambat oleh oleh katekol
(umpan balik negatif oleh hasil akhirnya).
a.
Dopamin
Merupakan neurotransmiter yang mirip dengan adrenalin dimana mempengaruhi proses
otak yang mengontrol gerakan, respon emosional dan kemampuan untuk merasakan
kesenangan dan rasa sakit. Dopamin sangat penting untuk mengontrol gerakan
keseimbangan. Jika kekurangan dopamin akan menyebabkan berkurangnya kontrol
gerakan seperti kasus pada penyakit Parkinson. Jika kekurangan atau masalah dengan
aliran dopamine dapat menyebabkan orang kehilangan kemampuan untuk berpikir
rasionil, ditunjukkan dalam skizofrenia. dari perut tegmental area yang banyak bagian
limbic sistem akan menyebabkan seseorang selalu curiga dan memungkinkan untuk
mempunyai kepribadian paranoia. Jika kekurangan Dopamin di bidang mesocortical dari
daerah perut tegmental ke neocortex terutama di daerah prefrontal dapat mengurangi
salah satu dari memori.
b.
Norephineprin
Disekresi oleh sebagian besar neuron yang badan sel/somanya terletak pada batang otak
dan hipothalamus. Secara khas neuron-neuron penyekresi norephineprin yang terletak di
lokus seruleus di dalam pons akan mengirimkan serabut-serabut saraf yang luas di dalam
otak dan akan membantu pengaturan seluruh aktivitas dan perasaan, seperti peningkatan
kewaspadaan. Pada sebagian daerah ini, norephineprin mungkin mengaktivasi reseptor
aksitasi, namun pada yang lebih sempit malahan mengatur reseptor inhibisi.
Norephineprin juga sebagian disekresikan oleh sebagian besar neuron post ganglion
sistem saraf simpatisdimana ephineprin merangsang beberapa organ tetapi menghambat
organ yang lain.
c.
Epinefrin
Epinefrin merupakan salah satu hormon yang berperan pada reaksi stres jangka pendek.
Epinefrin disekresi oleh kelenjar adrenal saat ada keadaan gawat ataupun berbahaya. Di
dalam aliran darah epinefrin dengan cepat menjaga kebutuhan tubuh saat terjadu
ketegangan, atau kondisi gawat dengan memberi suplai oksigen dan glukosa lebih pada
otak dan otot. Selain itu epinefrin juga meningkatkan denyut jantung, stroke volume,
dilatasi dan kontraksi arteriol pada gastrointestinal dan otot skeleton. Epinefrin akan
meningkatkan gula darah dengan jalan meningkatkan katabolisme dari glikogen menjadi
glukosa di hati dan saat bersamaan menurunkan pembentukan lipid dari sel-sel lemak.
3.
Glutamate
Glutamate merupakan neurotransmitter yang paling umum di sistem saraf pusat,
jumlahnya kira-kira separuh dari semua neurons di otak. Sangat penting dalam hal
memori. Kelebihan Glutamate akan membunuh neuron di otak. Terkadang kerusakan
otak atau stroke akan mengakibatkan produksi glutamat berlebih akan mengakibatkan
kelebihan dan diakhiri dengan banyak sel-sel otak mati daripada yang asli dari trauma.
AlS, lebih dikenal sebagai penyakit Lou Gehrigs, dari hasil produksi berlebihan
glutamate. Banyak percaya mungkin juga cukup bertanggung jawab untuk berbagai
penyakit pada sistem saraf, dan mencari cara untuk meminimalisir efek.
4.
Serotonin
Serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT) adalah suatu neurotransmitte rmonoamino
yang disintesiskan dalam neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat (CNS) dan
sel-sel enterochromaffin dalam saluran pencernaan.
Pada system saraf pusat serotonin memiliki peranan penting sebagai neurotransmitter
yang berperan pada proses marah, agresif, temperature tubuh, mood, tidur, human
sexuality, selera makan, dan metabolisme, serta rangsang muntah.
Serotonin memiliki aktivitas yang luas pada otak dan variasi genetic pada reseptor
serotonin dan transporter serotonin, yang juga memiliki kemampuan untuk reuptake yang
jika terganggu akan memiliki dampak pada kelainan neurologist.
Obat-obatan yang mempengaruhi jalur dari pembentukan serotonin biasanya digunakan
sebagai terapi pada banyak gangguan psikiatri, selain itu serotonin juga merupakan salah
satu dari pusat penelitian pengaruh genetic pada perubahan genetic psikiatri.
Pada beberapa studi yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa pada beberapa orang
dengan gangguan cemas memiliki serotonin transporter yang tidak normal dan efek dari
perubahan ini adalah adanya peluang terjadinya depresi jauh lebih besar dibanding orang
normal.Dari peneltian terbaru juga didapatkan bahwa serotonin bersama-sama dengan
sinaps. Pengikatan ini menyebabkan terbukanya saluran ion sehingga ion klorida yang
bermuatan negatif masuk kedalam sel dan ion kalium yang bermuatan positif keluar dari
sel. Akibatnya terjadi perubahan potensial transmembran, yang biasanya menyebabkan
hiperpolarisasi. Reseptor GABAA merupakan reseptor inotropik yang merupakan saluran
ion itu sendiri, sedangkan Reseptor GABA B merupakan reseptor metabotropik yang
membuka saluran ion melalui perantara G protein (G protein-coupled reseptor)
Neuron-neuron yang menghasilkanyang menghasilkan GABA disebut
neuron
Aspartat
Asam
aspartat
(Asp)
adalah
-asam
amino
dengan
rumus
kimia
aspartat
tidaklah
esensial.
Fungsinya
diketahui
sebagai
pembangkit
neurotransmisi di otak dan saraf otot. Diduga, aspartat berperan dalam daya tahan
terhadap kelelahan. Senyawa ini juga merupakan produk dari daur urea dan terlibat dalam
glukoneogenesis.
Aspartat (basa konjugasi dari asam aspartat) merupakan neurotransmiter yang bersifat
eksitasi terhadap sistem saraf pusat. Aspartat merangsang reseptor NMDA (N-metil-DAspartat), meskipun tidak sekuat rangsangan glutamat terhadap reseptor tersebut.
Sebagai neurotransmitter, aspartat berperan dalam daya tahan terhadap kelelahan.
Tetapi,bukti-bukti yang mendukung gagasan ini kurang kuat.
8.
Nitrat Oksida (NO)
NO adalah substansi molekul kecil yang baru ditemukan. Zat ini terutama timbul di
daerah otak yang bertanggung jawab terhadap tingkah laku jangka panjang dan untuk
ingatan. Karena itu, transmitter yang baru ditemukan ini dapat menolong kita untuk
menjelaskan mengenai tingkah laku dan fungsi ingatan. Oksida nitrat berbeda dengan
transmitter molekul lainnya dalam hal mekanisme pembentukan di ujung presinap dan
kerjanya di neuron post sinap. Zat ini tidak dibentuk sebelumnya dan disimpan dalam
gelembung ujung presinap seperti transmitter lain. Zat ini disintesis hampir segera saat
diperlukan dan kemudian berdifusi keluar dari ujung presinap dalam waktu beberapa
detik dan tidak dilepaskan dalam paket gelembung-gelembung. Selanjutnya zat ini
berdifusi ke dalam neuron post sinap yang paling dekat, selanjutnya di neuron postsinap,
zat ini tidak mempengaruhi membran potensial menjadi lebih besar, tetapi sebaliknya
mengubah fungsi metabolik intraseluler yang kemudian mempengaruhi eksitabilitas
neuron dalam beberapa detik, menit, atau barangkali lebih lama.
9.
Neropeptida
Neuropeptida merupakan kelompok transmitter yang sangat berbeda dan biasanya
bekerja lambat dan dalam hal lain sedikit berbeda dengan yang terdapat pada transmitter
molekul kecil.
ini
semakin
panjang
dengan
ditemukannya
putative
neurotransmitter
potensial aksi dengan cara yang sama seperti untuk transmitter molekul kecil. Namun
gelembung diautolisis dan tidak digunakan kembali.
FUNGSI NEUROTRANSMITER
1. Asetilkolin (Ach).
Fungsi asetilkolin antara lain mempengaruhi kesiagaan, kewaspadaan, dan pemusatan
perhatian. Berperan pula pada proses penyimpanan dan pemanggilan kembali ingatan,
atensi dan respon individu. Di otak, asetilkolin ditemukan pada cerebral cortex,
hippocampus (terlibat dalam fungs ingatan), bangsal ganglia (terlbat dalam fungs
motoris),
dan
cerebrlum
(koordinasi
bicara
dan
motoris).
Ach
merupakan
mengurangi
adalah Keluhan
b. Substansi P
Fungsinya sebagai pengaturan nyeri
c. Somatostatin
2.2 PERILAKU
DEFINISI
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya
dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang
melakukannya.Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. menguraikan perilaku adalah sebuah
gerakan yang dapat diamati.
Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini
terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori S O - Ratau Stimulus Organisme
Respon. Skiner membedakan adanya dua proses, diantaranya :
1. Respondent respon atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsaNgan
rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebutelecting stimulation karena
menimbulkan respon respon yang relative tetap. Misalnya : makanan yang lezat
menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan
sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup perilaku emosinal misalnya
mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan
kegembiraannya ddengan mengadakan pesta, dan sebagainya.
2. Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang
kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Pernagsang ini disebut
reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya apabila
seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian
tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atsannya (stimulus
baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan
tugasnya.
TEORI PERILAKU
Dalam mengungkap tabir perilaku manusia, Walgito (2004) mengungkapkan ada
sejumlah teori, diantaranya :
1. Teori Insting
Menurut McDougal perilaku individu itu disebabkanoleh insting. Insting
merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan dan insting akan mengalami
perunabah karena pengalaman.
2. Teori Dorongan
Menurut teori dorongan bahwa individu tersebut memiliki dorongan atau
drive tertentu dalam dirinya. Setiap perilaku individu ada yang mendorongnya
untuk mencapai kebutuhannya.
3. Teori Insentif
Teori ini berpendapat bahwa perilaku organism atau individu disebabkan oleh
adanya insentif. Insentif inilah yang mendorong individu berperilaku. Insentif
juga disebut reinforcement ada yang positif dan ada yang negative.
Reinforcement
yang
positif
berkenaan
dengan
hadiah,
sedangkan
Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi
dua yaitu :
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk terselubung
atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi belumbisa diamati
secara jelas oleh orang lain.
Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek (practice).
Domain Perilaku
Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus
(rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk
respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor factor yang membedakan respon terhadap
stimulus disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau
bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi factor yang dominanyang mewarnai
perilaku seseorang. (Notoatmodjo, 2007 hal 139)
3)
Evaluation (menimbang nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya).Hal ini
4)
5)
Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara
neuron.
Macam-macam
neurotransmiter
terdiri
dari
Asetilkolin,Norepinefrin,