TINJAUAN PUSTAKA
Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan pemeriksaan
medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi penderita. Instalasi Gawat
Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat memberikan playanan
darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai
dengan standar.
IGD adalah suatu unit integral dalam satu rumah sakit dimana semua
pengalaman pasien yang pernah datang ke IGD tersebut akan dapat menjadi pengaruh
yang besar bagi masyarakat tentang bagaimana gambaran Rumah Sakit itu
sebenarnya. Fungsinya adalah untuk menerima, menstabilkan dan mengatur pasien
yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan gawat serta juga kondisi-kondisi yang
sifatnya
tidak
gawat.
IGD
juga
menyediakan
sarana
penerimaan
untuk
penatalaksanaan pasien dalam keadaan bencana, hal ini merupakan bagian dari
perannya di dalam membantu keadaan bencana yang terjadi di tiap daerah.
Ruang IGD, selain sebagai area klinis, IGD juga memerlukan fasilitas yang
dapat menunjang beberapa fungsi-fungsi penting sebagai berikut: kegiatan ajar
mengajar, penelitian/riset, administrasi, dan kenyamanan staff. Adapun area-area
yang ada di dalam kegiatan pelayanan kesehatan bagi pasien di IGD adalah :
Berikut ini adalah gambar work flow IGD menurut Neufert (1999):
Kenyamanan bersifat perilaku: kepuasan dalam hal privasi, pengungkapan jati diri
(melalui ungkapan simbol), interaksi sosial, density territoriality (teritori).
Menurut Haryadi dan Sudibyo (1996), pengertian dari EPH adalah penilaian
5. Kegunaan
a. Jangka pendek :
b. Jangka menengah :
c. Jangka Panjang
3. Diagnostik
Menggunakan metode yang lebih canggih, dengan hasil yang lebih
tepat/akurat memerlukan waktu beberapa bulan. Hasilnya merupakan evaluasi yang
menyeluruh.
Tahap Kegiatan
1. Planning : rancangan evaluasi (tujuan, sasaran, waktu, tenaga, sumber informasi,
cara dan alat.
2. Conducting : pengumpulan data, analisis, temuan dan rekomendasi evaluasi.
3. Applying : tindak lanjut/implementasi
Unsur-unsur fisika bangunan yang berkaitan dengan penelitian adalah :
a. Bunyi
Bunyi mempunyai definisi:
1.
2.
elastic (tegel karet, tegel gabus, tegel vinyl atau linoleum) untuk mengurangi bising
benturan. Selain itu petugas rumah sakit juga dilatih untuk berbicara dengan sopan
dan menghargai orang lain, seperti tidak berbicara atau tertawa keras-keras.
b. Suhu Udara
Usia sebagai bangunan dapat mencapai 50-100 tahun, karena itu penting
sekali dipikirkan mengenai pemakaian energi dalam tahap disain. Apabila kita salah
dalam mengambil keputusan dalam tahap disain, akibatnya harus ditanggung selama
gedung ini berdiri. Misalnya kalau kita lebih banyak menggunakan AC, padahal bisa
dihemat dengan membuka jendela, lubang angin, tanaman, pelindung (awning),
beranda. Selain kerugian dalam bentuk materi (uang) juga merusak lingkungan dan
menghabiskan energi yang tidak perlu.
Thermal comfort Zone, Moore (1999) adalah kombinasi dari temperature
udara, kelembaban, radiant temperature, arus udara, dan hal yang berpengaruh
di dalam comfort zone adalah temperatur udara dan kelembaban.
Menurut American Society for Heating, refrigerating and air conditioning
engineers (ASHRAE Standard 55-56). Thermal comfort-that conditioning of mind
which expresses satisfaction with the thermal environment.
Comfort Zone tidak absolut tetapi tergantung dari kultur, musim, kesehatan, lapisan
lemak seseorang, tebalnya baju pakaian, kegiatan fisik. Kalau banyak kegiatan fisik
maka comfort zone turun kearah bawah.
7. Suplai udara untuk daerah sensitif : ruang operasi, perawatan bayi, diambil
dekat langit-langit dan exhaust dekat lantai, hendaknya disediakan 2 (dua)
buah exhaust fan dan diletakkan minimal 7,50 cm dari lantai.
8. Suplai udara di atas lantai
9. Suplai udara koridor atau buangan exhaust fan dari tiap ruang hendaknya
tidak digunakan sebagai suplai udara kecuali untuk suplai udara ke WC, toilet,
gudang.
10. Ventilasi ruang-ruang sensitif hendaknya dilengkapi saringan 2 beds.
Saringan I pasang di bagian penerimaan udara dari luar dengan efisiensi 30%
dan saringan II (filter bakteri) dipasang 90%. Untuk mempelajari sistem
ventilasi sentral dalam gedung hendaknya mempelajari khusus central air
conditioning system.
11. Penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sisitem silang (cross
ventilation) dan dijaga agar aliran udara tidak terhalang.
12. Penghawaan ruang operasi harus dijaga agar tekanannya lebih tinggi
dibandingkan ruang-ruang yang lain dan menggunakan cara mekanis
(air conditioner).
13. Penghawaan mekanis dengan menggunakan exhaust fan atau air conditioner
dipasang pada ketinggian minimum 2,00 meter di atas lantai atau minimum
0,20 meter dari langit-langit.
14. Untuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang (indoor) 1 (satu) kali
sebulan harus di disinfeksi dengan menggunakan electron presipitator
100-300
BUILDING
ENV. STD
100-200
26-28
24-27
Suara (dB)
52
45
DEPKES
Kelembaban
2.4.
NEUFERT
STANDARD
200-300
500-200
35-45
30-40
IES
MANGUN. W
WIKU. A
150
50-60
Kepuasan
diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan serta kenyamanan
mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa.
maka konsumen akan merasa puas. Jika layanan yang diberikan pada konsumen
dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen pada saat mengkonsumsi produk
atau jasa. Konsumen yang mengalami kepuasan terhadap suatu produk atau jasa dapat
dikategorikan ke dalam konsumen masyarakat, konsumen instansi dan konsumen
individu.
Menurut Prabowo (1999) dalam Permata Bunda (2006) pasien adalah orang
yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan dan
perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga
kesehatan. Sedangkan menurut Aditama (2002) dalam Permata Bunda (2006) pasien
adalah mereka yang diobati di rumah sakit. Berdasarkan defenisi di atas, maka dapat
disimpulkan kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas individu karena
terpenuhinya harapan atau keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan.
dapat
berupa
kemarahan,
ketidakpuasan,
kejengkelan,
netralitas,
pelayanan
kesehatan
ciri-ciri
atau
keistimewaan
tambahan
merupakan
baik daripada mobil buatan Jepang. Dalam pelayanan kesehatan daya tahan
berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut digunakan. Dimensi ini
mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dalam penggunaan peralatan
rumah sakit, misalnya : peralatan bedah, alat transportasi, dan sebagainya.
6. Service ability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi,
serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak
terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga
purna jual, yang juga mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen
yang dibutuhkan. Dalam pelayanan kesehatan service ability meliputi kecepatan,
kompetensi, serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang
diberikan oleh perawat dengan memberikan penanganan yang cepat dan
kompetensi yang tinggi terhadap keluhan pasien sewaktu-waktu.
7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk fisik
mobil yang menarik, model/disain yang artistik, warna, dan sebagainya. Dalam
pelayanan kesehatan estetika merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat
ditangkap oleh panca indera. Misalnya : keramahan perawat, peralatan rumah
sakit yang lengkap dan modern, disain arsitektur rumah sakit, dekorasi kamar,
kenyamanan ruang tunggu, taman yang indah dan sejuk, dan sebagainya.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk
serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya
pengetahuan pembeli akan atribut/ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli
mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi
di rumah sakit. Kepuasan muncul dari kesan pertama masuk pasien terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan. Misalnya : pelayanan yang cepat, tanggap
dan keramahan dalam memberikan pelayanan keperawatan.
d. Lokasi, meliputi letak rumah sakit, letak kamar dan lingkungannya. Merupakan
salah satu aspek yang menentukan pertimbangan dalam memilih rumah sakit.
Umumnya semakin dekat rumah sakit dengan pusat perkotaan atau yang mudah
dijangkau, mudalnya transportasi dan lingkungan yang baik akan semakin
menjadi pilihan bagi pasien yang membutuhkan rumah sakit tersebut.
e. Fasilitas, kelengkapan fasilitas rumah sakit turut menentukan penilaian kepuasan
pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat parkir,
ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal ini tidak
vital menentukan penilaian kepausan pasien, namun rumah sakit perlu
memberikan perhatian pada fasilitas rumah sakit dalam penyusunan strategi untuk
menarik konsumen.
f. Image, yaitu cara reputasi dan kepedulian rumah sakit terhadap lingkungan.
Image juga memegang peranan penting terhadap kepuasan pasien dimana pasien
memandang rumah sakit mana yang akan dibutuhkan untuk proses penyembhan.
Pasien dalam menginterpretasikan rumah sakit berawal dari cara pandang melalui
panca indera dari informasi-informasi yang didapatkan dan pengalaman baik dari
orang lain maupun diri sendiri sehingga menghasilkan anggapan yang positif
terhadap rumah sakit tersebut, meskipun dengan harga yang tinggi. Pasien akan
tetap setia menggunakan jasa rumah sakit tersebut dengan harapan-harapan yang
diinginkan pasien.
g. Disain visual, meliputi dekorasi ruangan, bangunan dan disain jalan yang tidak
rumit. Tata ruang dan dekorasi rumah sakit ikut menentukan kenyamanan suatu
rumah sakit, oleh karena itu disain dan visual harus diikutsertakan dalam
penyusunan strategi terhadap kepausan pasien atau konsumen.
h. Suasana, meliputi keamanan, keakraban dan tata lampu. Suasana rumah sakit
yang tenang, nyaman, sejuk dan indah akan sangat mempengaruhi kepausan
pasien dalam proses penyembuhannya. Selain itu tidak hanya bagi pasien saja
yang menikmati itu akan tetapi orang lain yang berkunjung ke rumah sakit akan
sangat senang dan memberikan pendapat yang positif sehingga akan terkesan bagi
pengunjung rumah sakit tersebut.
i. Komunikasi, yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan
keluhan-keluhan dari pasien. Bagaimana keluhan-keluhan dari pasien dengan
cepat diterima oleh penyedia jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan
terhadap keluhan pasien. Misalnya adanya tombol panggilan didalam ruang rawat
inap, adanya ruang informasi yang memadai terhadap informasi yang akan
dibutuhkan pemakai jasa rumah sakit seperti keluarga pasien maupun orang yang
berkunjung di rumah sakit.
instrumen pengumpulan data yang terdapat di rumah sakit terbagi dalam tujuh
bagian yaitu :
a. Aksesibilitas menuju rumah sakit, apakah penjelasan dari dokter yang
merujuk jelas dan lengkap mengenai arah untuk menuju rumah sakit, apakah
petunjuk arah di dalam rumah sakit jelas dll.
b. Perparkiran ; seberapa jauh fasilitas dan pelayanan petugas parkir memenuhi
kebutuhan anda.
c. Registrasi ; menyangkut waktu tunggu, prilaku petugas, kelancaran proses
registrasi, petugas bersikap informatif.
d. Proses pemberian pelayanan pemeriksaan medis ; waktu tunggu yang
diperlukan, penjelasan dokter yang sangat informatif, penjelasan dari staf
lainnya, perilaku petugas, kelancaran atau efektifitas proses pelayanan, serta
kebutuhan pribadi seperti : courtesy, interest, attention, and support show.
e. Fasilitas yang ada
f. Kepuasan secara umum terhadap rumah sakit
g. Fakta pelayanan mengenai diri pasien ; bagian apa di rumah sakit yang telah
memberikan pelayanan, pukul berapa datang ke rumah sakit, apakah pasien
pria atau wanita dll.
h. Pengumpulan dan penyimpanan data
Disarankan agar segala informasi yang telah didapat disimpan dalam CIS
(Customer Information System) database.
2.5.
Landasan teori
Menurut Kottler (2002) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
Kerangka Konsep
Variabel Independen
Dependen
Variabel
Pelayanan IGD
Suhu
Pencahayaan
Suara
Kelembaban
Kepuasan Pengguna
IGD