Anda di halaman 1dari 26

Oleh

Ida Rohayani

Sistem Hukum dan


Peradilan Nasional

Standar Kompetensi
Menampilkan sikap positif terhadap sistem
hukum dan peradilan nasional

Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan pengertian sistem
hukum dan Peradilan Nasional

Indikator
Mendeskripsikan pengertian hukum
Menentukan macam-macam penggolongan
Hukum
Mendeskripsikan pengertian dan dasar hukum
lembaga peradilan nasional

Negeriku..................

A. Sistem Hukum dan


Peradilan Nasional
Negara

Hukum dan Pengertian Hukum


Secara garis besar ada dua macam norma
yaitu norma hukum dan bukan hukum.
Persamaanya norma-norma tersebut
mengatur tata tertib dalam masyarakat,
sedangkan perbedaannya terletak pada
sanksinya. Dalam kehidupan bernegara maka
norma hukum memiliki peranan yang lebih
besar karena norma hukum dapat mengikat
dan memaksa seluruh warga negara maupun
para penyelenggara negara.

Pasal 1 ayat (3) UUD 1945


menyatakan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum.
1. negara hukum adalah negara yang mendasarkan
segala sesuatu, baik tindakan maupun pembentukan
lembaga negara, pada hukum tertulis atau tidak tertulis;
2. dalam sejarah ketatanegaraan dikenal adanya :

a. Negara hukum dalam arti sempit, disebut juga


negara polisi, yaitu negara hanya menegakan
hukum saja dan negara tidak ikut campur dalam
urusan kemakmuran rakyat.
b. Negara hukum modern atau welfare state, yaitu
negara hukum selain untuk menegakan hukum
juga memperhatikan serta berusaha
menyejahtrakan rakyat.

3. Menurut A.V. Dicey, bahwa negara hukum mengandung tiga


unsur yaitu :

supremacy

of law, yaitu dalam negara


hukum yang berdaulat atau yang memiliki
kekuasaan tertinggi adalah hukum. Seluruh
rakyat atau pemerintah harus tunduk pada
hukum yang berlaku.
Equality before of law, yaitu setiap orang
kedudukannya sama didepan hukum tanpa
melihat status dan kedudukannya.
Human rights, yaitu diakui dan dijaminnya
hak-hak asasi manusia dalam undangundang dasar.

4. Jaminan UUD 1945, bahwa Indonesia sebagai


negara hukum dapat kita temukan dalam UUD
1945 .

pasal

1 ayat (3) tentang Indonesia


sebagai negara hukum.
pasal 27 sampai dengan 34 tentang
hak dan kewajiban warga negara.
pasal 27 ayat (1) yaitu prinsip
equality before of law. Dan pasal lain
yang disertai dengan kata undangundang, seperti pasal 1 ayat (2),
pasal 4 ayat (1), dan lain-lain.

Definisi hukum
Immanuel Kant
Hukum

ialah keseluruhan syaratsyarat yang dengan ini kehendak


bebas dari orang yang satu dapat
menyesuaikan diri dengan kehendak
bebas dari orang yang lain, menuruti
peraturan hukum tentang
kemerdekaan.

Leon Duguit
Hukum

ialah aturan tingkah laku


para anggota masyarakat, aturan
yang daya penggunaannya pada
saat tertentu diindahkan oleh suatu
masyarakat sebagai jaminan dari
kepentingan bersama dan yang jika
dilanggar menimbulkan reaksi
bersama terhadap orang yang
melakukan pelanggaran itu.

E.M. Meyers
Hukum

ialah semua aturan yang


mengandung pertimbangan
kesusilaan, ditujukan kepada tingkah
laku manusia dalam masyarakat,
dan yang menjadi pedoman bagi
penguasa-penguasa negara dalam
melakukan tugasnya.

S.M. Amin
Kumpulan-kumpulan peraturan yang terdiri dari norma
dan sanksi-sanksi itu disebut hukum dan tujuan hukum
itu adalah mengadakan ketatatertiban dalam
pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban
terpelihara.
J.C.T. Simorangkir
Hukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat
memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia
dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badanbadan resmi yang berwajib, pelanggaran mana
terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan
diambilnya tindakan yaitu dengan hukuman tertentu.

M.H. Tirtaatmidjaja
Hukum ialah semua aturan (norma) yang
harus diturut dalam tingkah laku
tindakan-tindakan dalam pergaulan
hidup dengan ancaman mesti mengganti
kerugian, jika melanggar aturan-aturan
itu akan membahayakan diri sendiri
atau harta, umpamanya orang akan
kehilangan kemerdekaannya, didenda
dan sebagainya.

titik persamaan
Peraturan mengenai tingkah laku
manusia dalam pergaulan
masyarakat.
Peraturan itu dibuat dan ditetapkan
oleh badan-badan resmi yang
berwajib.
Peraturan itu bersifat memaksa.
Sanksi terhadap pelanggaran
peraturan tersebut adalah tegas.

karakteristik dari hukum


Adanya

perintah dan
larangan.
Perintah atau larangan
tersebut harus dipatuhi
oleh semua orang.

suatu ketentuan hukum


mempunyai tugas untuk:
Menjamin

kepastian hukum bagi


setiap orang di dalam masyarakat.
Menjamin ketertiban, ketentraman,
kedamaian, keadilan, kemakmuran,
kebahagian dan kebenaran.
Menjaga jangan sampai terjadi
perbuatan main hakim sendiri dalam
pergaulan masyarakat.

Penggolongan Hukum
Berdasarkan

sumbernya, hukum dapat dibagi

dalam:
Hukum undang-undang, yaitu hukum yang

tercantum dalam peraturan perundang-undangan.


Hukum kebiasaan, yaitu hukum yang terletak
dalam peraturan-peraturan kebiasaan
Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh
negara-negara di dalam suatu perjanjian antar
negara (traktat)
Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk
karena keputusan hakim.

Berdasarkan bentuknya,
hukum dapat dibagi dalam:
Hukum tertulis, yang dibedakan atas dua macam

sebagai berikut:
Hukum tertulis yang dikodifikasikan, yaitu hukum yang
disusun secara lengkap, sistematis, teratur dan
dibukukukan, sehingga tidak perlu lagi peraturan
pelaksanaan. Misalnya KUH Pidana, KUH Perdata dan
KUH Dagang.
Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan yaitu hukum
yang meskipun tertulis, tetapi tidak disusun secara
sistematis, tidak lengkap, dan masih terpisah-pisah,
sehingga sering masih memerlukan peraturan
pelaksanaan dalam penerapan. Misalnya undangundang, peraturan pemerintah dan keputusan presiden.

Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang

hidup dan diyakini oleh warga nasyarakat


serta dipatuhi dan tidak dibentuk menurut
prosedur formal, tetatpi lahir dan tumbuh
dikalangan masyarakat itu sendiri.

Berdasarkan tempat berlakunya,


hukum dapat dibagi dalam:
Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam

wilayah suatu negara tertentu.


Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur
hubungan hukum antar negara dalam dunia
internasional. Hukum internasional berlakunya secara
universal, baik secara keseluruhan maupun terhadap
negara-negara yang mengikatkan dirinya pada suatu
perjanjian internasional (traktat).
Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam
wilayah negara lain.
Hukum gereja, yaitu kumpulan-kumpulan norma yang
ditetapkan oleh greja untuk para anggotaanggotanya.

Berdasarkan waktu berlakunya,


hukum dapat dibagi dalam:
Ius Constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang

berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam


suatu daerah tertentu. Misalnya Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia 1945, Undang-Undang RI Nomor 12
tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia
Ius Constituendum (hukum negatif), yaitu hukum yang
diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang.
Misalnya rancangan undang-undang (RUU)
Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku
dimana-mana dalam segala waktu dan untuk segala
bangsa di dunia. Hukum ini tidak mengenal batas waktu
melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi)
terhadap siapapun juga di seluruh tempat.

Berdasarkan cara mempertahankanya,


hukum dapat dibagi dalam:
Hukum material, yaitu hukum yang

mengatur hubungan antara anggota


masyarakat yang berlaku umum tentang
hal-hal yang dilarang dan dibolehkan untuk
dilakukan. Misalnya hukum pidana, hukum
perdata, hukum dagang dan sebagainya.
Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur
bagaimana cara mempertahankan dan
melaksanakan hukum meterial. Misalnya
Hukum Acara Pidana (KUHAP), Hukum Acara
Perdata dan sebagainya.

Berdasarkan sifatnya, hukum


dapat dibagi dalam:
Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam

keadaan bagaimanapun juga harus dan mempunyai


paksaan mutlak. Misalnya melakukan pembunuhan ,
maka sanksinya secara paksa wajib dilaksanakan.
Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat
dikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan
telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.
Atau dengan kata lain, hukum yang mengatur hubungan
antar individu yang baru berlaku apabila yang
bersangkutan tidak menggunakan alternatif lain yang
dimungkinkan oleh hukum (undang-undang). Misalnya
ketentuan dalam pewarisan ab-intesto (pewarisan
berdasarkan undang-undang), baru mungkin bisa
dilaksanakan jika tidak ada surat wasiat (testamen)

Berdasarkan wujudnya,
hukum dapat dibagi dalam:
Hukum objektif, yaitu hukum yang

mengatur hubungan antara dua orang


atau lebih yang berlaku umum. Dengan
kata lain, hukum dalam suatu negara
yang berlaku umum dan tidak mengenai
orang atau golongan tertentu.
Hukum subjektif, yaitu hukum yang
timbul dari hukum objektif dan berlaku
terhadap seorang atau lebih. Hukum
subjektif sering juga disebut hak.

Berdasarkan isinya, hukum


dapat dibagi dalam:
Hukum privat (hukum sipil), yaitu hukum

yang mengatur hubungan-hubungan


antara orang yang satu dengan orang
yang lain, dengan menitikberatkan pada
kepentingan perseorangan.
Hukum publik, yaitu hukum yang
mengatur hubungan antara negara
dengan alat-alat perlengkapannya atau
hubungan negara dengan perseorangan
(warga negara)

Sumber Hukum
Undang-undang
Kebiasaan (custom)
Yurisprudensi
Traktat
Doktrin

THANK YOU..............

Anda mungkin juga menyukai