ABSTRAK: Menentukan umur luka sangat penting dalam ilmu forensic. Ubiquitin
adalah protein kecil yang diperlukan untuk ATP-Dependent, degradasi proteim
nonlisosomal intraseluler, yang dapat menghilangkan sebagian besar protein
intraselular yang rusak.tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan
pentingnya ubiquitin dan tenascin pada umur luka. Ubiquitin dan tenascin
merupakan imunohistokimia yang diterpakan pada jaringan yang telah terfiksasi
oleh paraffin dari 170 biopsi yang diambil dari 89 kasus otopsi yang diketahui
umur lukanya. Analisis menggunakan pearson correlation ditemukan, umur
pertengahan adalah 39,44 tahun. Tenascin negatif pada 123 kasus (72.4%) pada
seluruh kasus, dan negatif pada 98.3% pada kasus dengan umur luka kurang dari
24 jam. Hasil positif 91,8% pada kasus dengan umur luka lebih dari 24 jam. Rerata
jumlah sel yang mengekspresikan ubiquitin adalah 10.56%, dimana 4.25% kasus
dengan umur luka kurang dari 24 jam, dan 26.14% pada kasus dengan umur luka
diatas 24 jam. Analisis hubungan menunjukkan bahwa keduanya yakni tenascin
dan ubiquitin berhubungan positif dengan umur luka. Tetapi kasus dengan umur
luka lebih dari 40 hari, tenascin ditemukan negatif dan ubiquitin tetap terlihat di
fibroblast. dapat disimpulkan bahwa tenascin dan ubiquitin seluruhnya dapat
bermanfaat untuk menentukan umur luka secara semikuantitatif.
Kata kunci : Umur luka, ubiquitin, tenascin
Penentuan umur luka meliputi pemahaman tentang kompleks penyembuhan
luka pada kulit. Ini menyebabkan penggunaan zat yang besarnya dan lokasinya
berubah selama penyembuhan. Penentuan umur luka sangat penting pada ilmu
forensik. Perbedaan reaksi jaringan terhadap sifat luka membutuhkan metode
diagnostik modern untuk menentukan umur luka. Metode yang dapat digunakan
adalah metode histokimia yang mendefinisikan usia luka berdasarkan perubahan
aktivitas enzim pada daerah luka, metode biokimiawi untuk menentukan nilai dari
histamin dan serotonin, metode histologis yang dapat menentukan umur dari luka
berdasarkan
penampilan
kronologis
dari
elemen
seluler.
Penggunaan
hari) (gambar 5). Positif pada kulit dapat dipertimbangkan sebagai kontrol postiif.
Untuk ubiquitin kelompok 0 mengindikasikan tidak ada ekspresi; kelompok 1;
<10% positif pada sel inflamasi dan fibroblast (0-12 jam); D; kelompok 2 ; 11% 20% positif (1-5 hari); E; kelompok 3; 21% - 50% positif (7-14 hari(; F; kelompok
4; 15% - 25% positif (17-21 hari).
Untuk ekspresi tenascin; pola 0 : tanpa ekspresi, pola 1 dermoepidermal
junction (+), pola 2 dermoepidermal junction (+). Dan sekelilingnya (+), pola 3
granulasi jaringan (+), pola 4 jaringan granulasi disekelilingnya dan kulit retikuler
dalam, dan pola 5 lapisan kulit terdalam namun tidak ada jaringan granulasi.
Analisis Statistik
Digunakan person correlation di SPSS 9.05. P values kurang dari 0.05
dibertimbangkan sebagai signifikan secara statistik.
HASIL
Dari 74 kasus (83.15%) adalah pria dan 15 kasus (16.85%) adalah wanita. Rerata
umur adalah 39.44 tahun (range; 15-85 tahun). Diantara 170 sampel luka, 74
(43.5%) merupakan luka tembak, 20 (11.8%) trauma tumpul, dan 76 (44.7%) luka
akibat senjata tajam atau eksisi bedah, penelitian ini memasukkan semua kasus
diantara periode penelitian sehingga memiliki range jenis luka yang besar.
Tenascin negatif pada 123 kasus (72.4%), negative pada 98.3% pada kasus dengan
umur luka kurang dari 24 jam. Positif pada 91.8% kasus dengan umur luka lebih
dari 24 jam. Pola 0 mengindikasikan umur luka pada hari ke-0 ; pola 1 adalah hari
1; pola 2 adalah hari 3; pola 3 adalah hari ke 6; pola 4 adalah hari ke 1- dan pola 5
adalah hari ke 22. (gambar 6)
Rerata jumlah sel yang tampak pada ubiquitin adalah 10.56%, dengan 4.35%
pada kasus dengan umur luka kurang dari 24 jam, dan 26.14% pada kasus dengan
umur luka lebih dari 24 jam,. Pada analisis korelasi, baik tenascin (P = 0.0001) dan
ubiquitin (P= 0.0001) memiliki korelasi postif dengan umur luka. Namun pada
kasus dengan umur luka lebih dari 40 hari, tenascin ditemukan negatif, walaupun
ubiquitin menunjukkan ekspresi fibroblast. umur luka yang cocok dengan
parameter studi tidak berubah dengan tipe luka. (P>0.05).
Perbandingan umur luka berdasarkan bulan untuk tenascin dan ubiquitin
dapat dilihat pada gambar 7. Perbandingan dari ekspresi tenascin dan ubiquitin
menurut waktu luka diperlihatkan pada tabel 1 dan 2.
PEMBAHASAN
Untuk mendiagnosis secara pasti penyebab dan cara kematian, ini penting
untuk mendeskripsikan penemuan luka secara benar dan objektif. Untuk
menentukan umur luka seperti penyebab sebelumnya, pada sesaat atau setelah
kematian merupakan pertanyaan terpenting pada pemeriksaan luka forensik
disamping pertanyaan seperti bagaimana terjadinya, apa yang menyebabkan,
berapa jumlah serangan yang menjadikan luka tersebut, derajat luka yang
dihasilkan dan apakah terkait dengan kematian atau menyebabkan disabilitas. Jika
ada luka multiple, harus diklarifikasi apakah sama atau tidak. Penyembuhan luka
merupakan proses interaktif yang melibatkan mediator, komponen matriks
ekstraseluler, keratinosit, fibroblast, sel endothelial, sel saraf, dan leukosit
(walaupun luka itu seteril atau tidak). Beberapa literatur menunjukkan bahwa telah
di lakukan penelitian tentang penentuan umur luka dengan tenascin dan ubiquitin.
Ini merupaka penelitian pertama yang mana 2 protein di eksplorasi bersamaan dan
penggunaan skala untuk membedakan umur luka.
Gambar 5. Evaluasi ubiquitin (A) Positif pada kulit dapat dipertimbangkan sebagai
kontrol postiif; (B) kelompok 0 : tidak ada ekspresi; (C) Kelompok 1: <10%
positif pada sel inflamasi dan fibroblast (0-12 jam); (D) kelompok 2 : 11% - 20%
positif (1-5 hari); (E) kelompok 3: 21% - 50% positif (7-14 hari); (F) kelompok 4:
15% - 25% positif (17-21 hari).
ICAM-1, VCAM-1, dan selectin dapat ditemukan sebagai indikator dari vitalitas
luka, namun tidak menentukan waktu terbentuknya luka dalam hitungan hari. Pselectin menunjukkan untuk tejadinya ekspresi dari luka pada stadium awal (antara
3 menit dan 7 jam setelah cidera). Pengecatan kuat untuk ICAM-1 telah
diobservasi 1,5 jam setelah waktu cidera. Awal dan paling lambat adalah 3,5 jam
setelah cidera.
Oshima menunjukkan penggunaan analisis mRNA untuk pemeriksaan luka
forensic pada penelitiannya tentang interluikin 10, karena mRNA dapat dideteksi
dengan RT-PCR dalam waktu yang sangat lama setelah postmortem. Diantara
chemokines, rasio >50% dari IL-8 mengindikasikan umur luka paling tidak 1 hari,
jumlah sel apoptosis dideteksi secara labeling in-situ dari DNA terfragmentasi
yang ditemukan sebagai indikasi waktu setelah serangan dengan interval mencapai
3 minggu atau lebih dengan nilai melebihi 3 sel/0,0001 cm2.
Tenascin diketahui diproduksi oleh fibroblast dan sel mesenkim. Lokasi perubahan
ekspresi berdasarkan umur luka. Pada kulit normal tenascin dapat dideteksi pada
lamina basalis pada kapiler kulit dan folikel rambut. Pada literatur disebutkan ada 3
tipe penelitian tentang evaluasi luka. Yakni studi kultur sel, model hewan, dan
pembedahan atau kasus otopsi. Pada penelitian ini memiliki jumlah adekuat dari
kasus yang dikumpulkan dari otopsi yang diketahui umur lukanya. Kasus ini
dengan umur luka yang meragukan akan di ekslusi. Semua kasus memiliki data
klinis yang detail dan foto digital. Pemeriksaan karoskopik sangat berguna jika
direncanakan penlilaian clinicopathologic. Penelitian ini tidak termasuk evaluasi
makroskopik, karena semua kasus diketahui umur luka, dan secara makroskopis
merupakan konkordansi dari berbagai tipe luka.
Tipe luka yang temasuk dalam penelitian ini adalah luka tembak, luka tumpul, luka
tajam (senjata atau eksisi bedah). Tipe luka tidak memiliki efek terhadap penentuan
umur luka oleh ubiquitin dan tenascin. Pada penemuan ini terdapat dukungan kuat
oleh kemungkinan penggunaan marker terhadap estimasi umur luka.
Gambar
6.
Evaluasi tenascin (A) Positif pada kulit dapat dipertimbangkan sebagai kontrol
postiif; (B) Pola 0: tidak ada ekspresi ( hari ke-0) ; (C) pola 1: dermoepidermal
junction (+) (hari ke-1) ; (D) pola 2:
sekelilingnya (+) (hari ke-3); (E) pola 3 : granulasi jaringan (+) (hari ke-6); (F)
pola 4 : jaringan granulasi disekelilingnya dan kulit retiikuler dalam (hari ke-10)
Gambar 7. Perbandingan dari ekspresi tenascin dan ubiquitin menurut waktu luka
Alasan mengapa tenascin dan ubiquitin dipilih pada penelitian ini adalah
perbedaan tipe dan aktivitas. Ubiquitin termasuk area inflamasi, yang mana
tenascin merupakan komponen matriks ekstraseluler. Ini merupakan 2 bahan yang
umum untuk cidera dan perubahan penyembuhan luka berdasarkan waktu.
Kesimpulannya, tenascin dan ubiquitin bersamaan sangat berguna untuk
menentukan umur luka secara semi kuantitatif,untuk kepentingan aplikasi patologi
forensic. Penentuan ini tidak merubah tipe luka. Tenascin dan ubiquitin bersamaan
dapat memberikan keuntungan dalam menentukan umur luka lebih dari 40 hari.
Penentuan analisis mRNA dari beberapa parameter termasuk matriks ekstraseluler,
inflamasi dan ubiquitin terkait protein dapat dilakukan menggunakan RT-PCT
kuantitatif atau analisis microarray dapat memberikan informasi lebih dalam
penentuan waktu luka pada ilmu forensik.