Laporan Penelitian Pemetaan Air Tanah Di Kelurahan Tanjung Bangka Barat-Libre PDF
Laporan Penelitian Pemetaan Air Tanah Di Kelurahan Tanjung Bangka Barat-Libre PDF
Disusun oleh :
Angela Belladova Arundina
11/313202/GE/07000
11/316480/GE/07059
Hillary Reinhart
10/296676/TK/36191
11/312755/TK/37629
11/312758/TK/37632
11/313247/TK/37853
11/313108/TK/37794
11/313404/TK/37895
11/319904/TK/38935
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas berkah dan rahmat Tuhan Yang Maha
Esa sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Penelitian Kegiatan dengan
judul Pemetaan Air Tanah untuk Analisis Cadangan dan Pola Persebaran Aliran
Di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Penulis juga
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan
penelitian ini, yaitu :
1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada
(LPPM UGM) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
membuat laporan penelitian ini
2. Bapak Chairul Amri Rani selaku Direktur Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Sejiran Setason beserta staf yang telah memberikan
dukungan baik materi maupun moral sehingga kegiatan pemetaan ini dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar
3. Bapak Amar selaku pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Bangka Barat yang telah berbaik hati meminjamkan GPS
(Global Positioning System) dan memberikan data-data penunjang dalam
kegiatan pemetaan air tanah
4. Seluruh tim pemetaan air tanah yang saling membantu dan memberikan
semangat satu sama lain
5. Warga Kelurahan Tanjung dan sekitarnya yang dengan berbaik hati
mengizinkan sumur di rumahnya dijadikan bahan penelitian sehingga
kegiatan Pemetaan Air Tanah ini dapat berjalan dengan lancar
6. Seluruh pihak yang telah membantu kegiatan Pemetaan Air Tanah mulai
dari tahap persiapan hingga tahap akhir yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu .
Dalam penyusunan laporan penelitian pemetaan air tanah ini mungkin
masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan agar pada kesempatan yang lain
i
penulis dapat membuat karya yang lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak yang membacanya.
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
LAMPIRAN .......................................................................................................... 47
ABSTRAK
Penelitian air tanah dilakukan di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Muntok,
Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Penelitian ini dilatarbelakangi dari
kebutuhan sumber air bersih masyarakat yang sangat terbatas jumlahnya. Sumber
air bersih penduduk di Kota Muntok terdiri dari air tanah, air sungai, dan air
kolong. Air tanah merupakan air yang banyak digunakan oleh penduduk
dibandingkan dengan air permukaan seperti air sungai dan air kolong. Air bawah
tanah atau yang biasa disebut sebagai air tanah adalah air yang terletak di bawah
permukaan tanah pada zona atau lapisan jenuh air. Air bawah tanah sebagai
sumber daya air sangat penting karena merupakan salah satu alternatif sumber
baku pasokan kebutuhan air untuk berbagai keperluan baik untuk air minum
maupun keperluan rumah tangga lainnya, irigasi, industri, dan sebagainya.
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui dinamika perubahan
ketinggian air tanah untuk analisis cadangan air tanah di Kelurahan Tanjung,
mengkaji pola aliran air tanah untuk mengetahui wilayah yang potensial
menyimpan cadangan air tanah di Kelurahan Tanjung dan mengkaji hubungan
antara dinamika perubahan air tanah dengan faktor-faktor fisik yaitu hujan dan
perlapisan batuan (formasi geologi). Metode penelitian yang digunakan yaitu
observasi, survei dan pengukuran lapangan dengan pengambilan sampel secara
random sampling. Tahapan penelitian dibagi menjadi tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, serta tahap analisis data, pengolahan data, dan pelaporan akhir.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pola aliran air permukaan
dan air tanah yang ada di Kelurahan Tanjung cenderung mengarah dari arah utara
ke selatan. Potensi cadangan air tanah yang cukup banyak terletak di sekitar
wilayah sumur 2, sumur 3, sumur 4, sumur 5, sumur 11, sumur 17, sumur 21,
sumur 23, sumur 25, sumur 26, sumur 35, sumur 37, sumur 40, sumur 50, dan
sumur-sumur di bagian selatan Kelurahan Tanjung terutama di Kampung Teluk
Rubiyah. Faktor yang mempengaruhi cadangan air tanah di Kelurahan Tanjung
yaitu perbedaan formasi geologi, periode/waktu dan intensitas curah hujan, serta
penggunaan air.
Kata kunci : pemetaan, air tanah, air permukaan, cadangan air tanah, pola aliran
vi
ABSTRACT
Groundwater Mapping for Reseve and Pattern of Flowing at Tanjung
Village, Muntok, Bangka Barat Regency, Bangka Belitung Archipelago
Province
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai produsen timah keempat terbesar di dunia setelah
Republik Rakyat Cina, Amerika Latin dan Peru. Produksi timah di negara
Indonesia pun merupakan yang terbanyak di Asia Tenggara. Sumber timah
Indonesia berasal dari bagian Jalur Timah Asia Tenggara (The South East Tin
Belt), jalur timah terkaya di dunia yang membentang mulai dari selatan China,
Thailand, Myanmar, Malaysia sampai Indonesia. Daerah penghasil timah terbesar
di Indonesia adalah Kepulauan Bangka-Belitung.
Pulau Bangka yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung adalah pulau penghasil timah terbesar di Indonesia. Pulau Bangka ini
terdiri dari wilayah-wilayah penghasil timah, salah satunya Kota Muntok. Kota
Muntok merupakan pusat peleburan biji timah pertama dan terbesar yang ada di
Indonesia. Adanya kegiatan penambangan dan peleburan timah di kota tersebut
memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi penduduk. Dampak positif
dari kegiatan pertambangan timah yaitu memberikan keuntungan secara finansial
dari segi banyaknya lapangan pekerjaan dan meningkatkan penghasilan
masyarakat dengan penjualan timah ke seluruh wilayah Indonesia maupun ke luar
negeri. Namun, di sisi lain kegiatan pertambangan timah ini memiliki dampak
negatif yang menyebabkan berbagai kerusakan terhadap lingkungan, seperti
penurunan kualitas lahan, penurunan kualitas air dan pencemaran air tanah.
Kegiatan pertambangan timah menghasilkan senyawa kimia berpengaruh
juga tehadap kualitas air yang ada di kawasan Muntok, baik dari air rumah tangga,
air sungai maupun air laut. Selain kualitas air yang tidak maksimal, penambangan
ini juga berpengaruh pada penurunan cadangan sumber air bersih yang ada,
khususnya penambangan ilegal yang dilakukan oleh kumpulan orang yang tidak
bertanggung jawab. Sumber air bersih yang mengalami penurunan kualitasnya
tentunya akan berpengaruh juga terhadap pemenuhan kebutuhan air di Kota
Muntok.
1
Sumber air bersih penduduk di Kota Muntok terdiri dari air tanah, air
sungai, dan air kolong. Air tanah merupakan air yang banyak digunakan oleh
penduduk dibandingkan dengan air permukaan seperti air sungai dan air kolong.
Air bawah tanah atau yang biasa disebut sebagai air tanah adalah air yang terletak
di bawah permukaan tanah pada zona atau lapisan jenuh air. Air bawah tanah
sebagai sumber daya air sangat penting karena merupakan salah satu alternatif
sumber baku pasokan kebutuhan air untuk berbagai keperluan baik untuk air
minum maupun keperluan rumah tangga lainnya, irigasi, industri, dan sebagainya.
Sebagai sumber daya air, air bawah tanah memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan sumber daya yang lain karena faktor-faktor sebagai berikut
(Suharyadi, 1984) :
1. Air bawah tanah lebih baik kualitasnya atau lebih sehat karena telah
mengalami proses filtrasi alamiah lebih jauh.
2. Ketersediaan air bawah tanah lebih stabil sepanjang tahun dan tidak
memperlukan tempat untuk penyimpannya (reservoir) yang besar dan
memakan ruang di permukaan tanah.
3. Di daerah yang tersedia air bawah tanah, mudah memperoleh dan tidak
memperlukan sarana untuk penyalurannya.
Air tanah di daratan memiliki presentase sebesar 0,76 % dari total air secara
global di dunia. Presentase paling besar dimiliki oleh air laut berupa air asin
sebesar 96,54 %. (UNEP - Global Environment Outlook 3 - GEO 3 : 2002).
Presentase air asin setelah lautan adalah air tanah payau sebesar 0,93 % dan danau
air asin sebesar 0,006 %. Walaupun airtanah hanya mempunyai presentase 0,76
%, presentase tersebut merupakan presentase nomer dua terbesar ketersediaan air
di daratan setelah glaciers, tutupan salju permanen dengan presentase sebesar 0,74
%. Oleh karena itu ketersediaan air tanah di daratan mampu menjadi alternatif
pemenuhan kebutuan hidup selain air permukaan dan dapat diambil untuk
mencukupi kebutuhan sehari - hari. (Permonojati, 2013).
Kajian mengenai air tanah sangat penting mengingat di Kota Muntok
terutama di Kelurahan Tanjung merupakan salah satu wilayah dengan kegiatan
penambangan timah yang tergolong sangat aktif. Kegiatan penambangan timah
tersebut tentunya berpotensi untuk menurunkan kualitas dan cadangan air bersih.
Kajian air tanah terutama dalam hal dinamika cadangan air tanah juga perlu dikaji
dari faktor-faktor seperti lapisan batuan dan curah hujan.
mempunyai cadangan air tanah yang besar, maka dilakukan penelitian dengan
judul :
"Pemetaan Air Tanah untuk Analisis Cadangan dan Pola Persebaran Aliran
di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung"
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air tanah memerlukan energi untuk dapat bergerak mengalir melalui ruang
antar butir. Tenaga penggerak ini bersumber dari energi potensial. Energi
potensial air tanah dicerminkan dari tinggi muka airnya (pizometric) pada tempat
yang bersangkutan. Air tanah mengalir dari titik dengan energi potensial tinggi ke
arah titik dengan energi potensial rendah. Antara titik-titik dengan energi potensial
sama tidak terdapat pengaliran air tanah (Usmar dkk, 2006).
Garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang sama energi potensialnya
disebut garis kontur muka air tanah atau garis isohypse. Sepanjanggaris kontur
tersebut tidak terdapat aliran air tanah, karena arah aliran air tanahtegak lurus
dengan garis kontur. Aliran air tanah tersebut secara umum bergerakdari daerah
imbuh (recharge area) ke daerah luah (discharge area) dan dapat muncul ke
permukaan secara alami maupun buatan (Usmar dkk, 2006).
3. Alluvial Aquifer
Merupakan akuifer yang terjadi akibat proses fisik baik
pergeseran sungai maupun perubahan kecepatan penyimpanan yang
beragam dan heterogen disepanjang daerah aliran sungai atau daerah
genangan (flood plains). Akibatnya kapasitas air di akuifer ini
menjadi besar dan umumnya air tanahnya seimbang (equillibrium)
dengan air yang ada di sungai. Didaerah hulu DAS umumya air
sungai meresap ke tanah (infiltrasi) dan mengisi akuifer ini.
Sedangkan di hilir muka air tanah di akuifer lebih tinggi dari dasar
sungai, dan akuifer mengisi sungai terutama pada musim kemarau.
10
Gambar 7 Potongan Melintang Beberapa Akuifer (Davis and DeWiest, 1966 dalam
Kodoatie dan Sjarief, 2005)
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat Penelitian
2 buah multimeter
Kabel ties
12
Pipa
Cutter
Gunting
Bahan Penelitian
Sumur di Kelurahan Tanjung
Air Sumur warga di Kelurahan Tanjung
13
14
dan dapat digunakan sebagai air bersih dan air minum memiliki tingkat kekeruhan
kurang dari 1 (satu).
15
Studi Literatur
Pengukuran Sumur
Letak Koordinat
Jenis Sumur
Sumur
Persebaran Sumur
Turbidity Meter
Kedalaman permukaan
Kualitas Air
(hingga dasar)
Sumur
Tanah
Tanah
16
Tahap Penelitian
Bulan Agustus
Tanggal
15 16 17 18 19 21 22 23 24 25 27 31
Tahap Persiapan
1
2
1 Observasi Lapangan
2 Penentuan dan Plotting Lokasi Sampel Sumur di
17
2 19 20 21 22 25 26 27
Kelurahan Tanjung
Pengukuran Sumur (kedalaman muka air tanah,
3
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
20
21
Pemetaan air tanah dilakukan pada tiga tahapan pengukuran yaitu Bulan
Juli, sesudah hujan, dan di Bulan Agustus. Parameter yang dibutuhkan untuk
menganalisis cadangan air tanah (air bersih) di Kelurahan Tanjung yaitu
kedalaman muka air tanah, kedalaman sumur, tinggi bibir sumur dari permukaan
tanah, serta ketinggian permukaan tanah dari muka air laut rata-rata. Parameter
22
yang dibutuhkan tersebut dibuat menjadi peta kontur untuk mengetahui lokasilokasi yang mempunyai ketinggian permukaan air tanah yang sama.
Hasil dari pengukuran dengan menggunakan 50 sampel sumur diketahui
persebaran lokasi-lokasi sumur dengan kedalaman permukaan air yang sama.
Kedalaman muka air tanah semakin dalam di bagian utara Kelurahan Tanjung,
sementara kedalaman muka air tanah semakin rendah menuju ke arah selatan di
Kelurahan Tanjung. Pada bagian utara Kelurahan Tanjung, kedalaman muka air
tanah sekitar 5,5 hingga 10,5 meter, sementara menuju ke arah selatan, kedalaman
muka air tanah berkisar dari angka 0 hingga 3 meter (seperti yang terdapat pada
Peta Kontur Muka Air Tanah Bulan Juli di Kelurahan Tanjung)
Pengaruh ketinggian, topografi, serta lereng berperan dalam membentuk
fenomena aliran air tanah di Kelurahan Tanjung. Di bagian utara, sumur-sumur
sampel berada pada elevasi yang cukup tinggi karena terletak di kaki Bukit
Menumbing. Sementara itu, sumur-sumur sampel di bagian selatan merupakan
sumur yang dekat dengan pantai sehingga elevasinya rendah dan muka air
tanahnya dangkal (kedalaman rendah). Namun, untuk beberapa kasus terdapat
anomali dimana ada sumur yang terletak pada elevasi yang sangat rendah
walaupun lokasi sumur belum terlalu dekat dengan pantai. Sumur 39 mempunyai
elevasi yang rendah yaitu 1,81 mdpal sedangkan kedalaman muka air tanah pada
sumur 39 yaitu 4,83 m. Sumur 39 mempunyai air tanah yang payau karena sumur
tersebut mempunyai kedalaman air tanah yang hampir sama dengan permukaan
air laut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kedalaman muka air tanah adalah
elevasi dari muka air laut rata-rata, curah hujan, dan kedalaman sumur. Semakin
tinggi curah hujan di suatu wilayah maka semakin tinggi kedalaman muka air
tanah di wilayah tersebut. Akan tetapi, kedalaman muka air tanah dipengaruhi
juga oleh faktor kedalaman sumur. Tinggi rendahnya kedalaman sumur
dipengaruhi oleh seberapa dalam sumur yang digali oleh pemilik sumur. Sumur
53 mempunyai kedalaman air tanah yang sangat rendah dapat disebabkan oleh
pemilik sumur yang menggali sumur tidak dalam. Hal tersebut juga disebabkan
oleh ada batuan-batuan yang menghalangi sumur yang tidak dalam. Sumur 5
23
formasi
batuan
yang mempunyai
tekstur
pasir
mempunyai
permeabilitas yang tinggi sehingga dapat meloloskan air. Formasi batuan yang
dapat meloloskan air cenderung mempunyai potensi yang menyebabkan
perubahan pada kedalaman sumur.
24
25
26
air tanah setelah hujan sebesar 10 m sedangkan hasil pengukuran kedalaman muka
air tanah pada bulan Agustus sebesar 9,82 m. Hal tersebut disebabkan oleh sumur
tersebut kurang digunakan oleh warga sehingga sumur tersebut menampung
banyak air hujan. Ada beberapa sumur yang mengalami penurunan kedalaman
muka air tanah seperti sumur 1 yang mempunyai hasil pengukuran kedalaman
muka air tanah setelah hujan sebesar 11,68 m sedangkan hasil pengukuran
kedalaman muka air tanah pada bulan Agustus sebesar 11,96 m. Hal tersebut
disebabkan oleh banyaknya kebutuhan air di beberapa kawasan permukiman
menjelang hari raya Idul Fitri sehingga banyak air yang berkurang karena telah
digunakan warga.
Perbedaan pengukuran kedalaman sumur antara bulan Agustus dan setelah
hujan tidak mengalami perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan-perbedaan
tersebut disebabkan oleh formasi batuan. Formasi batuan granit mempunyai
permeabilitas yang rendah sehingga sulit dalam meloloskan air. Formasi batuan
granit biasanya mempunyai tekstur lempung. Formasi batuan tersebut cenderung
menyebabkan kedalaman sumur setelah hujan tidak berkurang dari bulan Juli
sedangkan
formasi
batuan
yang mempunyai
tekstur
pasir
mempunyai
permeabilitas yang tinggi sehingga dapat meloloskan air. Formasi batuan yang
dapat meloloskan air cenderung mempunyai potensi yang menyebabkan
perubahan pada kedalaman sumur.
Berdasarkan hasil pengukuran tebal muka air tanah, terdapat beberapa
anomali pengukuran yaitu terdapat nilai negatif pada hasil pengukuran tebal muka
air tanah. Hal tersebut disebabkan oleh kesalahan pengukuran dan kurang teliti
dalam melakukan pengukuran. Tebal air menggambarkan potensi air tanah yang
terdapat pada sumur tersebut. Semakin tebal muka air tanah semakin besar potensi
air tanah sedangkan semakin tipis muka air tanah semakin rendah potensi air
tanah. Tebal muka air tanah juga dipengaruhi oleh kebutuhan air warga dan
kedalaman sumur. Ada beberapa sumur yang menunjukkan bahwa tebal muka air
tanah semakin meningkat setelah adanya hujan.
27
28
29
Grafik Batang
Kedalaman Muka Air Tanah Bulan Juli
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49
Kedalaman muka air tanah setelah hujan di beberapa sumur sampel dapat
dilihat dari Grafik Batang Kedalaman Muka Air Tanah Setelah Hujan.
Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui kedalaman muka air tanah sumursumur sampel. Sumur dengan kedalaman yang paling dalam yaitu sumur 4 dan
sumur dengan kedalaman yang paling rendah yaitu sumur 21. Sumur dengan
kedalaman muka air tanah yang tinggi kemungkinan mempunyai pasokan air
tanah yang tidak terlalu banyak dibandingkan dengan sumur dengan kedalaman
air tanah yang rendah.
Grafik Batang
Kedalaman Muka Air Tanah Setelah Hujan
14
12
10
8
kedalaman muka air tanah
6
4
2
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49
30
Kedalaman muka air tanah pada Bulan Agustus di beberapa sumur sampel
dapat dilihat dari Grafik Batang Kedalaman Muka Air Tanah di Bulan Agustus.
Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui kedalaman muka air tanah sumursumur sampel. Sumur dengan kedalaman yang paling dalam yaitu sumur 4 dan
sumur dengan kedalaman yang paling rendah yaitu sumur 14. Sumur dengan
kedalaman muka air tanah yang tinggi kemungkinan mempunyai pasokan air
tanah yang tidak terlalu banyak dibandingkan dengan sumur dengan kedalaman
air tanah yang rendah. Sumur-sumur yang mempunyai potensi cadangan air yang
cukup banyak yaitu sumur 13, sumur 14, sumur 17, sumur 27, sumur 28, sumur
42, dan sumur 43. Sedangkan sumur-sumur dengan perkiraan cadangan air tanah
yang tidak terlalu banyak antara lain sumur 1, sumur 4, sumur 19, sumur 21,
sumur 44, sumur 45, dan sumur 46.
Grafik Batang
Kedalaman Muka Air Tanah Bulan Agustus
16
14
12
10
8
kedalaman muka
6
4
2
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49
31
Grafik Perbandingan
Fluktuasi Tebal Air Tanah
6
4
2
0
-2 1 4 7 10 13
16 19 22 25
29 32 36 39
-4
42 45 48
52
Juli
pasca-hujan
Juli
agustus
32
Pola
Aliran
Air
Permukaan
dan
Faktor-faktor
yang
Berpengaruh
Air permukaan merupakan aliran air yang ada di permukaan. Air
permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan badan air
lain yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Aliran air permukaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain lereng, topografi, tanah, vegetasi, dan
curah hujan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi arah, kecepatan, dan pola
aliran air permukaan.
Faktor lereng merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan dan
arah aliran. Semakin tinggi kemiringan lereng suatu permukaan tanah, maka
laju/kecepatan aliran permukaan juga akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya
apabila semakin rendah kemiringan lerengnya (hampir datar) maka laju kecepatan
aliran permukaan juga akan semakin rendah. Lereng juga menentukan kemana air
permukaan akan mengalir (arah aliran). Selain faktor lereng, faktor topografi juga
berpengaruh terhadap arah dan pola aliran aliran permukaan. Topografi berkaitan
dengan ketinggian rata-rata permukaan tanah sehingga menentukan arah aliran air
permukaan. Arah-arah aliran permukaan tersebut tentunya akan membentuk pola
sehingga diketahui secara lebih jelas kecenderungan (trend) aliran dari air
permukaan.
Faktor vegetasi, tanah, dan curah hujan merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap aliran permukaan selain faktor lereng dan topografi.
Vegetasi mempunyai peranan dalam menahan laju/kecepatan aliran permukaan.
Vegetasi dengan kerapatan tinggi berperan aktif dalam memperlambat laju aliran.
Aliran permukaan terutama berasal dari air hujan yang turun ke permukaan tanah
dan mengalir mengikuti topografi, arah lereng dan kemiringan lereng. Faktor
tanah juga berperan dalam menentukan aliran permukaan terutama dalam hal
infiltrasi aliran permukaan menjadi air bawah tanah (air tanah). Tekstur tanah
menentukan cepat lambatnya aliran permukaan mengisi muka air tanah melalui
proses infiltrasi.
33
Aliran permukaan akan berperan dalam mengisi cadangan air tanah yang
nantinya digunakan untuk keperluan sehari-hari. Aliran permukaan ini dihitung
berdasarkan ketinggian/elevasi dari tempat dimana sumur-sumur sampel diambil
sehingga diketahui arah aliran permukaannya. Hasil pengukuran menunjukkan
bahwa aliran air permukaan mengalir dari sumur 41 (dari arah utara) menuju
sumur 9 dan mengisi cadangan air tanah di sumur 24. Aliran dari sumur 24
34
mengisi cadangan air di sumur 26 dan kemudian mengisi cadangan air tanah di
sumur 25. Sumur 5 mengisi cadangan air ke arah selatan dan ke arah timur yaitu
ke sumur 1,2,3, dan 4 serta ke sumur 25. Arah aliran dari sumur 5 dan sumur 24
menuju sumur 25 dapat diprediksikan bahwa terdapat cadangan air tanah yang
cukup banyak di sekitar sumur 25. Berdasarkan Peta Aliran Permukaan di
Kelurahan Tanjung, lokasi sumur dengan potensi cadangan air tanah yang cukup
melimpah juga dapat ditemui di sekitar sumur 4, sumur 3, sumur 13, sumur 15,
dan sumur 37.
35
penyusun berupa batu lempung memiliki potensi air tanah yang cukup (tidak
terlalu banyak) dengan waktu tinggal air yang lama.
Air tanah dan air permukaan memiliki perbedaan dari segi pergerakan yang
sangat lambat dan waktu tinggal yang sangat lama. Pergerakan air tanah dapat
mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Pergerakan air tanah yang sangat lambat
dan waktu yang tinggal lama tersebut menyebabkan air tanah akan sulit untuk
pulih kembali jika mengalami pencemaran. Untuk mengetahui pola aliran air
bawah tanah maka dilakukan pengukuran terhadap sumur-sumur warga khususnya
di Kelurahan Tanjung. Berdasarkan hasil pengukuran kedalaman sumur, maka
dapat diketahui pola aliran air bawah tanah dimana aliran bawah tanah tersebut
biasanya dekat dengan batuan induk.
Pola aliran air bawah tanah di Kelurahan Tanjung secara keseluruhan
mengarah dari utara ke selatan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa aliran air
permukaan mengalir dari sumur 41 (dari arah utara) menuju sumur 9 dan mengisi
cadangan air tanah di sumur 24. Aliran dari sumur 24 mengisi cadangan air di
sumur 26 dan kemudian mengisi cadangan air tanah di sumur 25. Berdasarkan
peta aliran bawah tanah, dapat diketahui pula bahwa aliran air ada yang cenderung
mengarah pada suatu titik sumur sampel yaitu di sekitar sumur 2, sumur 3, sumur
4, sumur 25, sumur 35, dan sumur 37. Arah aliran air bawah tanah yang mengarah
pada suatu titik sumur tersebut, kemungkinan besar mempunyai potensi cadangan
air tanah yang cukup banyak.
36
37
Peta di atas merupakan peta aliran air tanah bulan Juli. Peta tersebut
menunjukkan pola aliran air tanah di Bulan Juli dengan cakupan wilayah
Kelurahan Tanjung. Untuk membuat peta aliran tanah tersebut, diperlukan data
ketinggian rata-rata muka air tanah dari pengukuran sampel sumur di Kelurahan
Tanjung pada Bulan Juli. Berdasarkan hasil pengukuran sampel sumur, diketahui
38
pola aliran air tanah di Kelurahan Tanjung cenderung mengarah dari utara ke
selatan.
Aliran air tanah pada Bulan Juli di Kelurahan Tanjung dimulai dari arah
utara yaitu sumur 41 menuju ke sumur 40, sumur 39, dan sumur 24. Aliran air
tanah dari sumur 26 dan sumur 4 serta sumur 5 mengarah ke sumur 25 dan sumur
27. Selain itu, arah aliran air tanah pada Bulan Juli juga terdapat pada sumur 11
dan sumur 31 kemudian berkumpul di sumur 30. Berdasarkan arah aliran ini maka
dapat diketahui wilayah-wilayah sekitar sumur sampel yang mempunyai cadangan
air tanah yang banyak. Peta Aliran Air Tanah Setelah Hujan di Kelurahan Tanjung
menunjukkan bahwa aliran air tanah banyak mengarah menuju sumur 25, sumur
30, sumur 23, dan sumur 27. Pertemuan aliran-aliran air tanah tersebut
diprediksikan menyimpan cadangan air tanah yang cukup banyak.
39
menunjukkan bahwa aliran air tanah banyak mengarah menuju sumur 1, sumur 2,
sumur 3, sumur 17 sumur 25, sumur 26, dan sumur 27. Pertemuan aliran-aliran air
tanah tersebut diprediksikan menyimpan cadangan air tanah yang cukup banyak.
tidak sama dan penggunaan air oleh penduduk yang juga tidak sama akan
menyebabkan perubahan kenaikan muka air tanah. Perubahan kenaikan muka air
tanah akan menyebabkan pola aliran air tanah kemungkinan akan ikut berubah.
41
Hasil pengukuran sampel sumur salah satunya yaitu peta aliran. Peta Aliran
Air Tanah pada Bulan Agustus merupakan peta yang dibuat untuk mengetahui
pola aliran tanah di Bulan Agustus dengan cakupan wilayah Kelurahan Tanjung.
Untuk membuat peta aliran tanah tersebut, diperlukan data ketinggian rata-rata
muka air tanah dari pengukuran sampel sumur di Kelurahan Tanjung pada Bulan
Agustus. Berdasarkan hasil pengukuran sampel sumur, diketahui pola aliran air
tanah di Kelurahan Tanjung cenderung mengarah dari utara ke selatan.
Aliran air tanah pada Bulan Agustus di Kelurahan Tanjung dimulai dari arah
utara yaitu sumur 41 menuju ke sumur 40, sumur 39, dan sumur 24. Aliran air
tanah dari sumur 24 dan sumur 4 serta sumur 5 mengarah ke sumur 24, sumur 25
dan sumur 27. Selain itu, arah aliran air tanah pada Bulan Agustus juga terdapat
pada sumur 11 dan sumur 31 kemudian berkumpul di sumur 30 dan sumur 12.
Berdasarkan arah aliran ini maka dapat diketahui wilayah-wilayah sekitar sumur
sampel yang mempunyai cadangan air tanah yang banyak. Peta Aliran Air Tanah
Bulan Agustus di Kelurahan Tanjung menunjukkan bahwa aliran air tanah banyak
mengarah menuju sumur 12, sumur 24, sumur 25, sumur 26, sumur 27, sumur 30,
sumur 39, dan sumur 40. Pertemuan aliran-aliran air tanah tersebut diprediksikan
menyimpan cadangan air tanah yang cukup banyak.
42
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Telah dilakukan pengambilan data dan analisis dinamika air tanah di
Kelurahan
Tanjung
dengan
50
sampel
sumur
dan
pemodelan
44
5.2. Saran
1. Alat ukur kedalaman sebaiknya lebih reliable dengan pembacaan digital
dan sensitivitas yang lebih tinggi sehingga hasil pengukuran dapat lebih
akurat.
2. Pengambilan titik sampel harus merata agar modeling topografi mencapai
tingkat akurasi yang cukup.
45
DAFTAR PUSTAKA
Kodoatie, Robert J., dan Sjarief Roestam, 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu . Penerbit Andi, Yogyakarta.
Linsley, R. K. dan Franzini, J. B., 1989. Teknik Sumber Daya Air Edisi Ketiga
Jilid 1. Jakarta. Alih Bahasa : Ir. Djoko Sasongko, M.Sc.
Mori, Kiyotoka, 1999. Hidrologi untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Penerjemah : L. Taulu, Editor : Ir. Suyono Sosrodarsono dan Kensaku
Takeda.
Susiloputri, S., Farida S. N., 2009, Laporan Tugas Akhir Pemanfaatan Air Tanah
Untuk Memenuhi Air Irigasi di Kabupaten Kudus Jawa Tengah.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Usmar, H., Hakin, R. T., 2006. Laporan Tugas Akhir Pemanfaatan Air Tanah
Untuk Keperluan Air Baku Industri di Wilayah Kota Semarang Bawah.
Pare-pare: Universitas Muhammadiyah Pare-pare.
46
LAMPIRAN
Tabel 1. Tabel Data Sumur Sampel
Nomor
Nama
Elevasi
48 M
sumur01
Jenis
Kedalaman
Sumur (m)
Kedalaman Sumur
Terkoreksi (m)
Tinggi Bibir
Sumur (m)
45.07
517192
9773525
Bata
14.5
14.62
0.76
sumur02
51.08
517058
9773565
Bata
9.9
10.02
0.73
sumur03
44.83
516967
9773530
Bata
11
11.12
0.66
sumur04
53.48
516858
9774033
Bata
12.29
12.41
0.61
sumur05
58.04
516869
9773928
15.9
16.02
0.88
sumur06
48.43
517035
9773065
GorongGorong
Bata
10.41
10.53
0.73
sumur07
33.77
517375
9772277
Bata
10.13
10.25
0.84
sumur08
49.39
516556
9772608
Bata
7.74
7.86
0.73
sumur09
39.54
516325
9772334
Bata
10.31
10.43
0.89
10
sumur10
26.56
516846
9771953
GorongGorong
8.61
8.73
0.91
11
sumur11
35.93
517433
9771992
12.44
12.56
12
sumur12
13.34
517854
9771583
Bata
10
13
sumur13
10.46
517600
9771303
14
sumur14
15.99
517111
9771491
15
sumur15
27.76
517616
9772306
GorongGorong
GorongGorong
Bata
16
Sumur16
19.11
515289
9771245
17
Sumur17
19.59
515796
18
Sumur18
43.38
19
Sumur19
20
Sumur20
Pemilik
Alamat
Bapak Harto
Kp Baru
0.81
Bapak Yayan
Mulyana
Ibu Eriyani
Kp Baru
10.12
0.76
Bapak yayan
Teluk Rubiah
2.92
3.04
0.85
Kp Tanjung
2.11
2.23
0.51
Bapak Abdul
Kadir
Bapak Anwar
9.57
9.69
0.66
Bata
5.59
5.71
0.8
Bapak
Sukarman
Tri Mulyati
Kp Kranggan
Tengah
Muntok Asin
9771855
Bata
5.1
5.22
0.65
515864
9772549
Bata
10.84
10.96
0.73
60.45
516829
9772953
Bata
13.85
13.97
0.69
52.76
516904
9772680
GorongGorong
10.98
11.1
0.88
Kp Sawah
Jaka
Asimah
Kranggan Atas
21
Sumur21
35.45
516781
9772394
Bata
2.88
0.68
22
Sumur22
52.04
516869
9772602
23
Sumur23
45.79
517269
9772548
GorongGorong
Bata
12.05
12.17
0.68
7.12
7.24
0.77
24
Sumur24
54.20
517112
9774671
Bata
9.15
9.27
0.69
25
Sumur25
45.55
517559
9773988
Bata
10.15
10.27
0.76
Pak Isnaini
517330
9774229
7.29
7.41
0.75
50.11
517457
9773710
GorongGorong
Bata
26
Sumur26
49.87
27
Sumur27
2.76
2.88
0.58
Bu Kartini
Teluk Rubiah
28
Sumur29
17.91
518399
9771290
Bata
2.4
2.52
0.44
Bapak Purwati
Teluk Rubiah
29
Sumur30
39.30
518511
9771524
9.9
10.02
0.87
sumur umum
30
Sumur31
20.79
518033
9771765
GorongGorong
Bata
3.98
4.1
0.6
31
Sumur32
33.05
518149
9772036
Bata
7.89
8.01
0.68
32
Sumur34
39.30
515771
9772571
Bata
10.64
10.76
0.69
33
Sumur35
49.87
517090
9773223
Bata
8.77
8.89
0.9
34
Sumur36
46.03
516930
9773419
10.35
10.47
35
Sumur37
44.59
517206
9772974
GorongGorong
Batako
10.67
36
Sumur38
35.69
517208
9772854
Bata
37
Sumur39
1.81
516990
9771759
38
Sumur40
5.17
516995
9771378
39
Sumur41
54.92
517130
40
Sumur42
54.68
41
Sumur43
59.25
Ibu Satya
Kampung Ulu
Bapak Nurul
Kasni
sumur umum
Tanjung
sumur TK
Menjelang Baru
0.92
Luthfi
Menjelang Baru
10.79
0.75
Salma
11.44
11.56
0.72
Julian
Bata
7.05
7.17
0.64
Muhammad
4.37
4.49
0.66
Bapak Adi
Kampung Sawah
9774917
GorongGorong
Bata
8.12
0.65
Bapak Subandi
517044
9774871
Bata
6.96
7.08
0.48
Ibu Desi
Air Samak RT
3/RW 13
Air Samak
517290
9775664
Bata
8.07
8.19
0.45
Ibu Mery
Batu Balai
42
Sumur44
21.03
517243
9771603
Bata
4.37
4.49
0.81
43
Sumur45
15.51
517362
9771290
Semen
3.12
0.8
44
Sumur46
17.43
517367
9771306
Semen
2.22
2.34
45
Sumur47
47.47
516974
9772934
Bata
12.85
46
Sumur48
42.42
516324
9772516
Bata
47
Sumur49
39.30
516089
9772464
48
Sumur50
34.97
515992
49
Sumur51
33.05
50
Sumur52
51
Sumur53
sumur umum
Suryanti
Tanjung Sawah
0.63
Bapak Taci
Tanjung Sawah
12.97
0.83
Gang Mayor
11.11
11.23
0.69
Ibu Rosna
Kranggan
Aman
Bata
11.8
11.92
0.6
Rozak
9772411
Bata
9.13
9.25
0.64
Mislen
516014
9772400
Bata
7.17
7.29
0.52
Ceri Nugraha
28.24
516821
9772154
6.8
6.92
0.693
M. Reza
12.86
517281
9771265
GorongGorong
Bata
2.79
2.91
0.273
Pak Dani
Tanjung Kelian
Nama
sumur01
sumur02
sumur03
sumur04
sumur05
sumur06
sumur07
sumur08
sumur09
sumur10
sumur11
sumur12
sumur13
sumur14
sumur15
Sumur16
Sumur17
Sumur18
Sumur19
Sumur20
Sumur21
Sumur22
Sumur23
Sumur24
Sumur25
Sumur26
Sumur27
Sumur29
Sumur30
Sumur31
Sumur32
Sumur34
Sumur35
Sumur36
Sumur37
Sumur38
Sumur39
Kedalaman
Muka Air
Tanah (m)
11
9.9
8.09
10.8
13.78
8.32
6.36
6.78
10.16
8.51
8.54
7.94
2.33
1.42
6
3.64
2.2
10.25
10.81
10.29
1
11.49
4.78
8.4
5.84
3.87
1.82
1.65
5.96
2.51
4.57
10.07
7.67
6.22
7.39
6.52
4.83
Kedalaman
Sumur
Terkoreksi
(m)
14.62
10.02
11.12
12.41
16.02
10.53
10.25
7.86
10.43
8.73
12.56
10.12
3.04
2.23
9.69
5.71
5.22
10.96
13.97
11.1
3
12.17
7.24
9.27
10.27
7.41
2.88
2.52
10.02
4.1
8.01
10.76
8.89
10.47
10.79
11.56
7.17
Tebal Muka
Air Tanah
(m)
3.62
0.12
3.03
1.61
2.24
2.21
3.89
1.08
0.27
0.22
4.02
2.18
0.71
0.81
3.69
2.07
3.02
0.71
3.16
0.81
2
0.68
2.46
0.87
4.43
3.54
1.06
0.87
4.06
1.59
3.44
0.69
1.22
4.25
3.4
5.04
2.34
Sumur40
Sumur41
Sumur42
Sumur43
Sumur44
Sumur45
Sumur46
Sumur47
Sumur48
Sumur49
Sumur50
Sumur51
Sumur52
Sumur53
2.32
7.33
5.81
7.96
3.1
1.77
1.92
11.31
10.35
11.78
7.25
5.77
6.58
0.96
4.49
8.12
7.08
8.19
4.49
3.12
2.34
12.97
11.23
11.92
9.25
7.29
6.92
2.91
2.17
0.79
1.27
0.23
1.39
1.35
0.42
1.66
0.88
0.14
2
1.52
0.34
1.95
kedalaman
muka air kedalaman
tanah (m) sumur (m)
11.68
14.62
8.65
10.02
10
11.12
12.73
12.41
11
16.02
10.09
10.53
6.08
10.25
6.65
7.86
10.3
10.43
5.72
8.73
8.52
12.56
7.68
10.12
1.88
3.04
1.32
2.23
5.94
9.69
3.58
5.71
1.08
5.22
10.29
10.96
12
13.97
10.69
11.1
11.65
12.17
4.62
7.24
7.86
9.27
6.18
10.27
4.02
7.41
1.73
2.88
1.6
2.52
8.61
10.02
2.26
4.1
4.96
8.01
10.05
10.76
10.13
8.89
5.38
10.47
7.53
10.79
6.11
11.56
4.38
7.17
2.71
4.49
6.19
8.12
Tebal Muka
Air Tanah
(m)
2.94
1.37
1.12
-0.32
5.02
0.44
4.17
1.21
0.13
3.01
4.04
2.44
1.16
0.91
3.75
2.13
4.14
0.67
1.97
0.41
0.52
2.62
1.41
4.09
3.39
1.15
0.92
1.41
1.84
3.05
0.71
-1.24
5.09
3.26
5.45
2.79
1.78
1.93
Sumur42
Sumur43
Sumur44
Sumur45
Sumur46
Sumur47
Sumur48
Sumur49
Sumur50
Sumur52
Sumur53
5.62
9.02
3.68
1.51
1.86
10.18
9.47
11.89
6.68
6.05
0.91
7.08
8.19
4.49
3.12
2.34
12.97
11.23
11.92
9.25
6.92
2.91
1.46
-0.83
0.81
1.61
0.48
2.79
1.76
0.03
2.57
0.87
2
Nama
sumur01
sumur02
sumur03
sumur04
sumur05
sumur06
sumur07
sumur08
sumur09
sumur10
sumur11
sumur12
sumur13
sumur14
sumur15
Sumur16
Sumur17
Sumur18
Sumur19
Sumur20
Sumur22
Sumur23
Sumur24
Sumur25
Sumur26
Sumur27
Sumur29
Sumur30
Sumur31
Sumur32
Sumur34
Sumur35
Sumur36
Sumur37
Sumur38
Sumur39
Sumur40
Sumur41
Kedalaman Kedalaman
Muka (m) Sumur (m)
11.96
14.62
8.92
10.02
9.82
11.12
14.64
12.41
10.91
16.02
10.03
10.53
6.6
10.25
6.91
7.86
10.1
10.43
8.4
8.73
8.15
12.56
7.97
10.12
1.95
3.04
1.5
2.23
6.18
9.69
3.88
5.71
2.18
5.22
10.32
10.96
13.2
13.97
10.48
11.1
11.7
12.17
5.16
7.24
7.76
9.27
6.75
10.27
4.09
7.41
1.94
2.88
1.65
2.52
9.04
10.02
2.29
4.1
4.82
8.01
10.08
10.76
7.12
8.89
5.79
10.47
8.85
10.79
7.23
11.56
4.78
7.17
2.55
4.49
7.63
8.12
Tebal Muka
Air Tanah
(m)
2.66
1.1
1.3
-2.23
5.11
0.5
3.65
0.95
0.33
0.33
4.41
2.15
1.09
0.73
3.51
1.83
3.04
0.64
0.77
0.62
0.47
2.08
1.51
3.52
3.32
0.94
0.87
0.98
1.81
3.19
0.68
1.77
4.68
1.94
4.33
2.39
1.94
0.49
Sumur42
Sumur43
Sumur44
Sumur45
Sumur46
Sumur47
Sumur48
Sumur49
Sumur50
Sumur51
Sumur52
Sumur53
5.88
9.23
3.1
1.72
1.85
11.73
10.49
11.2
7.39
5.72
6.34
3.91
7.08
8.19
4.49
3.12
2.34
12.97
11.23
11.92
9.25
7.29
6.92
2.91
1.2
-1.04
1.39
1.4
0.49
1.24
0.74
0.72
1.86
1.57
0.58
-1