BAB I
METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS
1. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
berat jenis curah, berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis semu, dan angka
penyerapan dari agregat halus.
b. Tujuan
tujuan pengujian adalah untuk mendapatkan angka berat jenis curah hujan, berat
jenis permukaan jenuh, berat jenis semu, dan penyerapan air pada agregat halus.
2. Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan pada tanah jenis agregat halus, yaitu lolos saringan no.4 (4,75
mm). hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pekerjaan :
1.
2.
3.
3. Pengertian
berat jenis curah
adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya
sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25C.
Teknologi Beton
adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang isinya
sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 25C.
penyerapan
adalah perbandingan berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
kering, dinyatakan dalam persen.
4. CARA PELAKSANAAN
5. Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram.
2. Kerucut terpancung, diameter bagian atas (40 3) mm, diameter bagian bawah
(90 3) mm dan tinggi (75 3) mm dibuat dari logam tebal minimum 0,8 mm.
3. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340 15)
gram, diameter permukaan penumbuk (25 3) mm.
4. Saringan no.4 (4,75 mm).
5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (1105)C.
6. Talam.
7. Bejana tempat air.
8. Pompa hampa udara atau tungku.
6. Benda Uji
benda uji adalah agregat yang lewat saringan no.4 (4,75 mm) diperoleh dari alat
pemisah contoh atau cara perempat (quartering) sebanyak 100 gram.
7. Cara Pengujian
Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengeringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 5)C, sampai berat tetap,
yang dimaksudkan berat tetap adalah keadaan berat benda uji selama 3 kali proses
penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2 jam berturutturut, tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih besar daripada 0,1%,
didinginkan pada suhu ruang, kemudian direndam dalam air selama (24 4) jam.
Page 2
Teknologi Beton
2. Membuang air perendam dengan hati-hati, hingga tidak ada butiran yang hilang,
agregat ditebarkan diatas talam, dikeringkan diudara panas dengan cara
membalik-balikan benda uji, pengeringan dilakukan sampai tercapai keadaan
kering permukaan jenuh.
3. Memeriksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji ke
dalam kerucut terpancung, dipadatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25 kali,
mengangkat kerucut terpancung, keadaan kering permukaan jenuh tercapai bila
benda uji runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak.
4. Segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh 500 gram benda uji
dimasukkan ke dalam piknometer, diputar sambil diguncang sampai tidak terlihat
gelembung udara didalamnya, untuk mempercepat proses ini dapat dipergunakan
pompa hampa udara, tetapi harus diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut
terhisap dapat juga dilakukan dengan merebus piknometer.
5. Merendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan
kepada suhu standar 25C. Menambahkan air sampai mencapai tanda batas.
6. Menimbang piknometer berisi air dan benda uji samapai ketelitian 0,1 gram (Bt).
7. Mengeluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 5)C sampai
berat tetap, kemudian benda uji didinginkan dalam desikator. Setelah benda uji
dingin kemudian ditimbang (Bk).Menentukan berat piknometer berisi air penuh
dan mengukur suhu air, guna penyesuaian dengan suhu standar 25C (B).
1
2
3
4
KETERANGAN GAMBAR
1. Tamper
2. Cone
3. Labu ukur
4. Sieve
Page 3
Teknologi Beton
Page 4
Teknologi Beton
BAB II
METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT
KASAR
2. Ruang lingkup
Pengujian dilakukan terhadap agregat kasar, yaitu yang lolos saringan No.
dan tertahan oleh saringan berdiameter 4,75 mm ( saringan no.4); hasil pengujian ini
dapat digunakan dalam pekerjaan :
1. penyelidikan quarry agregat.
2. perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton.
3. perencanaan campuran dan pengendalian mutu perkerasan jalan.
3. Pengertian
berat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25C.
berat jenis kering permukaan jenuh, yaitu perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu 25C.
berat jenis semu adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 25C.
Page 5
Teknologi Beton
penyerapan adalah perbandingan berat air yang dapat diserap quarry terhadap
berat agregat kering, dinyatakan dalam %.
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut ;
a. keranjang kawat ukuran 3,35 mm (no.6) atau 2,36 mm (no.8) dengan kapasitas kirakira 5 Kg
b. tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan. Tempat ini
harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.
c. timbangan dengan kapasitas 5 Kg dan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang
ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
d. oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5)C.
e. alat pemisah contoh.
f. saringan no.4 (4,75 mm).
5. Benda uji
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan no.4 (4,75 mm) diperoleh dari alat
pemisah contoh atau cara perempat sebanyak kira-kira 5 Kg.
6. Cara Pengujian
Urutan pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :
1. mencuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat
pada permukaan.
2. mengeringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 5)C sampai beratnya tetap.
sebagai catatan, bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam pekerjaan
beton dimana agregat digunakan pada keadaan kadar air aslinya. Maka tidak pelu
dilakukan pengeringan dengan oven.
3. mendinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian ditimbang
dengan ketelitian 0,5 gram (Bk).
4. merendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 4 jam.
Page 6
Teknologi Beton
5. mengeluarkan benda uji dari air, dilap dengan kain penyerap sampai selaput air
pada permukaan hilang, untuk butiran yang besar pengeringan, harus satu persatu.
6. menimbang benda uji kering permukaan jenuh (Bj).
7. meletakkan benda uji di dalam keranjang, menggoncangkan batunya untuk
mengeluarkan udara yang tersekap dan menentukan beratnya di dalam air (Ba),
dan mengukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan pada suhu standar (25C).
8. banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir-butir berat dan
ringan. Bahan semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yang tidak tetap
walaupun pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati-hati, dalam hal ini beberapa
pemeiksaan ulang diperlukan untuk mendapatkan harga rata-rata yang
memuaskan.
5
6
3
4
KETERANGAN GAMBAR
1. Beban keseimbangan
2. Penunjuk skala
3. Bak perendam
4. Keranjang sample
5. Anak timbangan
6. Baud pengunci
Page 7
Teknologi Beton
BAB III
Page 8
Teknologi Beton
5. Perhitungan
Page 9
Teknologi Beton
Page 10
Teknologi Beton
BAB IV
Page 11
Teknologi Beton
1. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksud menentukan kadar air agregat dengan cara pengeringan.
Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat
dengan agregat dalam keadaan kering.
2. Peralatan
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dari berat benda uji
2. Oven yang dilengkapi dengan pengaturan suhu
3. Talam logam tahan karat dengan kapasitas cukup besar untuk mengeringkan
benda uji
3. Bahan
Berat benda uji agregat minimum tergantung pada ukuran agregat maksimum, dengan
batasan sebagai berikut :
1. Ukuran maksimum 6,3 mm (0,250) ; berat min. 0,5 kg
2. Ukuran maksimum 9,5 mm (0,375) ; berat min. 1,5 kg
3. Ukuran maksimum 12,7 mm (0,500) ; berat min. 2,0 kg
4. Ukuran maksimum 19,7 mm (0,750) ; berat min. 3,0 kg
5. Ukuran maksimum 25,3 mm (1,000) ; berat min. 4,0 kg
6. Ukuran maksimum 38,1 mm (1,500) ; berat min. 6,0 kg
7. Ukuran maksimum 50,8 mm (2,000) ; berat min. 8,0 kg
4. Prosedur Pelaksanaan
1. Timbang dan catat berat talam (W1).
2. Masukan benda uji kedalam talam, kemudian timbang dan catat berat (W2).
3. Hitung benda uji (W3=W2-W1).
4. Keringkan benda uji beserta talamnya kedalam oven dengan suhu (110 C)
sampai beratnya tetap.
5. Setelah kering, timbang dan catat benda uji besrta talamnya (W4).
6. Hitung benda uji (W5=W4-W1).
5. Perhitungan
Kadar air agregat =
Dimana :
W3 = berat benda uji basah
W5 = berat benda uji kering
6. Data Hasil Agregat Kasar
Page 12
Teknologi Beton
Page 13
Teknologi Beton
Page 14
Teknologi Beton
BAB IV
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN
KASAR
1. Tujuan Pelaksanaan
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan komposisi prosentase
campuran antara agregat kasar dan halus untuk pembuatan campuran aspal
yang kemudian akan menjalani percobaan marshall
2. Dasar teori
Analisa saringan (ayakan) adalah menggetarkan contoh tanah melalui satu set
ayakan dimana lubang lubang ayakan tersebut makin kecil serta berurutan
(Braja 1995-17).
Dalam analisis saringan agregat ini dilakukan penentuan prosentase berat
butiran agregat yang lolos dari satu set saringan,kemudian angka angka
prosentase digambarkan pada grafik pembagian butir.
Berdasarkan berat partikel partikel agregat, agregat dapat dibedakan atas :
AASHTO
Abu batu / mineral filter yaitu agregat halus yang umumnya lolos
saringan no 200
Teknologi Beton
4.
5.
6.
7.
B. Bahan
1. Agregat halus dengan berat 1000 gram
2. Agregat kasar dengan berat 2000 gram
3. Bila agregat tersebut berupa campuran dari agregat halus dan
agregat kasar maka dipisah jadi dua (2) bagian dengan saringan
no 4,(bila agregat diatas no 4,maka dikatakan agregat kasar dan
bila agregat dibawah no 4, maka dikatakan agregat halus)
C. Langkah Kerja
1. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (1100C),
sampai berat tetap
2. Menyaring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran
saringan paling besar ditempatkan paling atas. Saringan
diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 15
menit
3. Mengolah data yang diperoleh dan disesuaikan dengan
spesifikasi Bina Marga II
4. Table Spesifikasi Bina Marga II
1
2
3
KETERANGAN GAMBAR:
Page 16
Teknologi Beton
1. Palang penggantung
2. Penggantung saringan
3. Saringan
4. Condensor
5. Motor penggerak
6. Saklar
7. Sabuk pemutar
8. Puli
Page 17
Teknologi Beton
Teknologi Beton
BAB V
Page 19
Teknologi Beton
sisi
Ukuran
Butir
(mm)
154,9+2,5
5,08
2,54
12,7
203,2+2,5
292,1+2,5
5,08
2,54
25,4
14,158
254,0+2,5
279,4+2,5
5,08
3,00
38,1
28,316
355,6+2,5
284,4+2,5
5,08
3,00
101,8
Kapasitas
(liter)
Diameter
(mm)
Tinggi
(mm)
2,832
152,4+2,5
9,435
3. Bahan
Agregat kering
4. Prosedur Pelaksanaan
1. Masukan agregat kedalam talam sekurang-kurang sebanyak kapasitas wadah
sesuai tabel 1. Keringkan dengan oven dengan suhu (110 C) sampai agregat
mempunyai berat tetap.
a. Agregat ini dipakai sebagai benda uji
Berat isi lepas
Isilah wadah (talam) dengan benda uji secara hati-hati agar
tidak terjadi memisahkan butir-butiran dari ketinggian 5 cm
diatas wadah dengan menggunakan sendok skop sampai penuh.
Timbang permukaan benda uji dengan menggunakan mistar
perata.
Timbang dan catat berat wadah beserta talam (W2)
Hitung berat benda uji (W3=W2-W1)
b. Berat isi padat dengan cara penusukan
Timbang dan catat berat wadah (W1)
Page 20
Teknologi Beton
Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapisan sama tebal.
Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25
kali tusukan secara merata. Pelaksanaan pemadatan, tongkat
harus tepat masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap
lapisan.
Timbang dan catat berat wadah beseta isinya (W3)
Hitung berat benda uji (W3=W2-W1)
c. Berat isi padat dengan cara menggoyangkan
Timbanglah dan catat berat wadah (W1)
Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama
dengan tebalnya.
Padatkan setiap lapis dengan cara menggoyang-goyangkan
dengan wadah sebagai berikut :
- Letakan wadah diatas tempat kokoh dan datar, angkat
salah satu sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian
lepaskan
- Ulangi hal ini pada yang berlawanan, padatkan lapisan
sebanyak 25 kali setiap sisi.
2. Ratakan wadah dengan menggunakan mistar perata.
3. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
4. Hitung berat benda uji (W3=W2-W1)
5. Perhitungan
Berat isi agregat =
kg.dm-3
Dimana :
V = isi wadah
6. Laporan
Laporan berat isi agregat dalam =
Catatan :
Wadah sebelum digunakan harus dikalibrasikan dengan cara :
Isilah wadah sampai penuh dengan air pada suhu kamar, sehingga pada waktu
Page 21
Teknologi Beton
:
: Pasir Songgom
Page 22
Teknologi Beton
3.
4.
5.
6.
7.
Jeis Pekerjaan
Diterima Tanggal
Di Uji Tanggal
Metode Uji
Hasil Pengujian
Berat Isi Lepas
kg
kg
kg
liter
kg/liter
kg/liter
22,414
8,17
14,244
10
1,4244
1,4244
Satuan
kg
kg
kg
liter
kg/liter
kg/liter
23,844
8,17
15,674
10
1,5674
1,5674
I
I
Notasi
I
I
Notasi
Subang, 07/03/2013
Dikerjakan oleh Teknisi
Tanggal
Tanda Tangan
: Kelompok 3
: 25-02-2-13
:
Page 23
Teknologi Beton
Page 24
Teknologi Beton
BAB VI
PENENTUAN WAKTU IKAT AWAL SEMEN HIDROLIS
Page 25
Teknologi Beton
1. Tujuan Percobaan
Menentukan waktu mengingat permulaan semen hidrolis (dalam keadaan konsistensi
normal 0 dengan alat vicat).
2. Peralatan
1. Mesin aduk (mixer) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta
mangkok yang dapat dilepas dengan kapsitas (4,73 liter)
2. Alat vicat (dengan memakai jarum seperti pada gambar)
3. Timbangan dengan kepekaan 1,0 gram
4. Alat pengorek dari karet yang kaku
5. Gelas ukur dengan kapsitas 150 ml atau 200 ml
6. Ruang lembab yang mampu memberikan kelembaban relatif minimum 90 %
3. Bahan
1. Semen Portland 650 gram
2. Air bersih (temperatur kamar)
4. Cara Melakukan
1. Pemeriksaan pasta (seperti percobaan 2 butir D-1).
2. Pencetakan benda uji (seperti percobaan butir D-2).
3. Penentuan waktu pengikat :
a. Segera masukan benda uji kedalam ruang lembab dan biarkan, kecuali
hanya pada saat melakukan percobaan waktu pengikat.
b. Pengujian waktu pengikat dilakukan setelah benda jika 30 detik cetak
dalam ruang lembab tidak mengalami keruksakan. Turunkan jarum D
sehingga menyentuh permukaan rata pastanya semen. Keraskan sekrup
E dan geser jarum penunjuk F pada bagian atas dari skaladan lakukan
percobaan pengikatan awal.
c. Lepaskan batang B dengan memutar sekrup E dan biarkan jarum pada
permukaan pasta selama 30 detik. Adakah pembacaan untuk
menetapkan didalamnya penetrasi. Apabila ternyata pasta lembek,
lambatkan penurunan jarum.
d. Jarak antara setiap titik-titik menetrasi benda pasta tidak boleh kurang
dari 6,4 mm dan jarak titiknya yang terdekat dengan dinding dalam
cetakan tidak kurang dari 9,5 mm.
e. Pembesaran dilakukan segera setelah diambil dari ruang lembab setiap
16 menit/15 menit (10 menit untuk semen tipe III).
f. Waktu pengikatan awal tercapai bila penetrasi lebih kecil atau sama
dengan 25 mm, dan waktu pengikatan akhir tercapai bila jarum
membekas pada benda uji.
5. Perhitungan
Untuk mengetahui waktu ikat awal dapat dilihat dalam grafik pada penurunan 25 mm.
6. Laporan
Page 26
Teknologi Beton
Page 27
Teknologi Beton
Initial needle
1
Final needle
2
3
4
9
10
6
7
8
KETERANGAN GAMBAR :
1. Pluyer
2. Baud pengunci pluyer
3. Plat skala
4. Jarum penunjuk skala
5. Jarum
6. Conical mold
7. Plat kaca
8. Plat ebonit
9. Baud jarum skala
10. Rangak
Teknologi Beton
BAB VII
PERENCANAAN PERCOBAAN CAMPURAN BETON
Page 29
Teknologi Beton
Teknologi Beton
2. Deviasi Standar
Isi pekerjaan
Sebut
Volume
an
beton (m)
Kecil
Sedan
g
Besar
< 1000
1000-3000
> 3000
Deviasi standar
Baik
Baik
sekali
5,5 < S
4,5 < S <
< 6,5
5,5 3,5
4,5 < S
< S < 4,5
< 5,5
2,5 < S <
3,5 < S
3,5
< 4,5
(Mpa)
Dapat
diterima
6,5 < S <
8,5
6,5
< S < 7,5
4,5 < S <
6,5
Nilai
faktor
air
semen
maksim
um
275
0.6
325
0.52
325
0.6
275
0.6
325
0.55
375
0.52
275
0.57
KONDISI LINGKUNGAN
Page 31
Teknologi Beton
b. Air laut.
375
0.52
per m beton
(kg)
Nilai
faktor
airsemen
maksim
um
275
0,6
325
0,52
325
0.60
275
0,6
325
0,55
375
0,52
275
375
0,57
0,52
Jumlah semen
KONDISI LINGKUNGAN
minimum
9. fas maksimum 0, 55
10. Nilai Slump = 60 180 mm
11. Ukuran butir nominal agregat maksimum = 20 mm
12. Kadar air bebas ( gunakan Tabel 6 )
Ukuran
besar
butir
agregat
maksimu
m
10 mm
Slump ( mm )
Jenis agregat
Batu tak
dipecah
Batu pecah
010
150
180
10-30 30-60
180
205
205
230
60-180
225
250
Page 32
Teknologi Beton
20 mm
40 mm
Batu tak
dipecah
Batu pecah
Batu tak
dipecah
Batu pecah
135
170
160
190
180
210
195
225
115
155
140
175
160
190
175
205
jadi kadar air bebas = ( 2/3 ). (195) + ( 1/3 ) . ( 225 ) = 205 liter
13. Jumlah semen = jumlah air/fas = : 0,60 = 300 kg.
14. Kadar semen maksimum dianggap tidak ditetapkan.
15. Kadar air semen maksimum = 275 < 300 kg.
16. Tidak perlu penyesuaian fas.
17. Tipe gradasi agregat halus tipe 1
18.
Page 33
Teknologi Beton
25. Koreksi campuran berdasarkan kondisi agregat saat pelaksanaan ( harus dilakukan jika
pada saat pelaksanaan kondisi agregat tidak SSD )
Volume silinder = (1.14 x 314 x 152) = 176,7 x 30 = 5,30 cm3 x 3 = 15,9 cm3
= ( 0,016 x 2180 ) = 34,7
35 kg
Page 34
Teknologi Beton
1. No. Order/Contoh
2. Jenis Uji Contoh
3. Jenis Pekerjaan
4. Diterima Tanggal
5. Di Uji Tanggal
6. Metode Uji
7. Hasil Pengujian
:
: Batu Pecah Songgom
:
:
: 25-02-2013
: SNI 03-2417-2008
:
Ukuran Saringan
Lolos
76.2 (3")
63.5 ( 2 1/2")
50.8 (2")
36.1 (1 1/2")
25.4 (1")
19.1 (3/4")
12.7 (1/2")
9.52 (3/8")
6.35 (1/4")
4.75 (No. 4)
Jumlah Berat (a), (gr)
Berat tertahan Saringan No. 12
sesudah percobaan (b), (gr)
I. a
=
b
=
a-b=
Keausan-I =
Keausan-II =
Tertahan
63.5 ( 2 1/2")
50.8 (2")
36.1 (1 1/2")
25.4 (1")
19.1 (3/4")
12.7 (1/2")
9.52 (3/8")
6.35 (1/4")
4.75 (No. 4)
2.36 (No. 8)
I
Berat (a)
II
Berat (a)
2500
2500
5000
4271
5000
4271
729
gram
gram
gram
II. a
=
b
=
a-b=
x 100%
x 100%
gram
gram
gram
14,58
Page 35
Teknologi Beton
Keausan Rata - Rata :
14,58
BAB VIII
PEMBUATAN BENDA UJI KUBUS BETON
1. TUJUAN
Untuk pembuatan benda uji sebagai bahan pemeriksaan sesuai dengan mutu beton
yang disesuaikan (direncanakan)
2. PERALATAN
1. Concrete mixer
2. Sekop
3. Talam persegi ukuran (60 x 60 x 10)
4. Ember
5. Timbangan dengan kapasitas 100 kg
6. Sendok aduk
7. Sendok perata
8. Gelas ukur
9. Kubus dengan ukuran (15 x 15 x 15)
3. BAHAN
1. Agregat kasar (split)
2. Agregat halus (pasir)
3. Semen
4. Air
(dengan hasil perhitungan)
4. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Bersihkan bagian dalam concrete mixer
2. Masukan bahan-bahan camuran beton hasil perhitungan tadi yang telah
ditimbang kedalam concrete mixer
3. Jalankan mesin pengaduk betob pelan-pelan agar campuran pasir dan split
merata
4. Setelah campuran tersebut rata, tambahkan semen, lalu putar sampai merata
5. Setelah campuran tersebut rata, tambahkan air ke pengaduk sedikit demi
sedikit
6. Aduk sampai homogen (dilakukan selama 3 menit)
7. Letakan talam besar didepan concrete mixer sedemikian sehingga tumpahan
beton akan jatuh kedalam talam
8. Setelah diperoleh campuran yang homogen, buka pengunci tuas pengungkit
lalu gulingkan corong concrete mixer sehingga campuran beton yang ada
didalamnya tumpah kedalam talam, adukan beton siap dipakai pekerjaan
selanjutnya
9. Setelah tumpah semua, bersihkan bagian dalam concrete mixer dengan air
untuk mencegah pengerasan beton yang sulit dibersihkan
Page 36
Teknologi Beton
1
4
2
KETERANGAN GAMBAR :
1. Mold mixer
2. Box motor
3. Handle pengunci mold
4. Pemutar roda
BAB IX
SLUMP TEST BETON
Page 37
Teknologi Beton
1. Tujuan
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh besaran kekentalan (slump) beton.
2. Peralatan
1. Cetakan dari logam setebal 1,2 mm berupa kerucut terpancung (cone) dengan
bagian bawah 203 mm, bagian atas dibagian bawah terbuka.
2. Tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 600 mm dengan ujung dibulatkan,
dibuat dari baja yang tahan karat.
3. Plat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air.
4. Sendok cekung tidak menyerap air dan mistar ukur.
3. Benda uji
Pengambilan benda uji harus dari contoh beton segar yang mewakili beton segar.
4. Prosedur Pelaksanaan
1. Basahi cetakan dan plat dengan kain basah.
2. Letakan cetakan diatas plat yang kokoh.
3. Isilah cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis; tiap lapis (kirakira 1/3) isi cetakan; setiap lapis ditusuk dengan tongkat pemadat sebanyak 25
tusuk secara merata; tongkat harus masuk sampai bawah ditiap-tiap lapisan;
pada penusukan bagian bawah,tongkat dimiringkan sesuai kemiringan
cetakan.
4. Segera setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat dan semua sisa benda uji yang jatuh disekitar cetakan harus
disingkirkan; kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus keatas;
seluruhnya pengujian mulai dari pengisian sampai cetakan diangkat harus
selesai dalam jangka waktu 2,5 menit.
5. Balikan cetakan dan letakan perlahan-lahan disamping benda uji;ukurlah
slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan
tinggi rat-rata benda uji.
5. Pengukuran Slump
Pengukuran slump harus segera dilakukan dengan cara tegak lurus antara tepi cetakan
dengan tinggi rata-rata benda uji; ukurlah untuk mendapat hasil lebih teliti dilakukan
dua kali pemeriksaan dengan adukan yang sama dan laporkan hasil rata-ratanya.
6. Laporan
Laporan slump yang didapat dari pekerjaan tersebut, apabila ada hal yang terjadi tidak
sesuai rencana, beriakan kesimpulan. (Tinggi slump yang didapat dari hasil percobaan
= 18 cm)
Page 38
Teknologi Beton
5
2
6
4
KETERANGAN GAMBAR :
1. Corong slump
2. Mistar pengukur
3. Batang pengaduk
4. Plat alas
5. Scoop
6. Sendok aduk
7. Sikat pembersih
BAB X
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
1. TUJUAN
Untuk mengetahui kekuatan tekan karakteristik beton keras
Page 39
Teknologi Beton
2. PERALATAN
1. Mesin tekan (compression testing machine)
2. Cetakan silinder/kubus beton
3. Capping set
3. BENDA UJI
Kubus / silinder beton yang telah cukup umur untuk pengetesan dalam keadaan kering
4. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Ambil benda uji dari ruang lembab/perendaman dan lap basah (lembab)
2. Timbang beratnya dan ukur permukaan yang akan ditekan tentukan luas
permukaannya
3. Jika berbentuk silinder, sebelum benda uji ditekan harus dikeping terlebih
dahulu untuk mendapatkan permukaan yang betul-betul simetris
4. Letakan benda uji pada mesin tekan secara simetris
5. Periksa jarum manometer pada mesin yang akan digunakan skala nol
6. Jalankan mesin dengan penambahan beban berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2
7. Pembebanan ini dilakukan sampai beban maksimum dan catat hasilnya
8. Hitung kuat tekan dari benda uji tersebut
5. PERHITUNGAN
kg/cm2
1
benda uji
2
6
3
10
4
5
7
8
9
KETERANGAN GAMBAR :
Page 40
Teknologi Beton
1. Manometer
2. Plat atas
3. Rangka
4. Plat bawah
5. Silinder hidrolik
6. Slang oli
7. Pompa hidrolik
8. Slang bend
9. Slang eject
10. Dudukan tambahan
6. DATA
Page 41
Teknologi Beton
Page 42