Anda di halaman 1dari 8

27

C. PEMBAHASAN DAN HASIL

1.

Bidang Manajemen
a. Perencanaan dan Pengadaan Obat
Sebelum melakukan pengadaan obat, dilakukan perencanaan terlebih dahulu.
Perencanaan pengadaan obat di Apotek Anugrah Berkoh menggunakan metode
Epidemiologi untuk obat BPJS Kesehatan maupun obat reguler. Pengadaan obat di
Apotek Anugrah Berkoh diperoleh dari PBF, setiap hari kamis PBF datang ke
apotek menawarkan obat dengan berbagai jenis obat beserta harga dan diskon. Satu
minggu sekali, Apoteker melakukan pemesanan barang yang habis atau hampir
habis berdasarkan data buku stock obat . Ada kriteria tersendiri dalam pemilihan
distributor, yaitu:
1) Ketepatan waktu pengiriman barang.
2) Track Record PBF.
3) Harga yang kompetitif.
4) Diskon yang diberikan.
Proses pembayaran yang dilakukan oleh Apotek Anugrah Berkoh dilakukan
setiap seminggu sekali, yaitu pada hari Kamis oleh bagian keuangan Apotek.
Sebelum pembayaran, dilakukan pengecekan kesesuaian tagihan dengan yang
tertera pada faktur.
b. Penerimaan Obat
Apotek Anugrah Berkoh memiliki SOP yang diantaranya mengatur tentang
alur penerimaan obat, yaitu seperti berikut:
1) Barang datang ditanyakan asal PBF
2) Mengambil arsip Surat Pesanan (SP) sesuai dengan PBF yang datang
3) Mencocokan barang dengan arsip surat pesanan (jika ada barang yang tidak
sesuai dengan SP kembalikan kepengirim barang/retur dan barang yang tidak
ada ditulis pada buku barang habis)
4) Mengecek barang dengan yang tercatat pada buku faktur no batch, jumlah,
tanggal kadaluarsa kemudian disesuaikan dengan barang yang ada, jika barang
tidak sesuai diberi tanda pada faktur, jika dekat dengan expired date barang
diretur.
5) Menandatangani faktur, memberi nama terang penerima barang, tanggal dan
cap apotek.
6) Meminta arsip faktur dan dibendel dengan SP.
7) Barang dihargai sesuai dengan jenis obatnya dengan ketentuan :
Obat bebas/alkes = HNA x 1,1 (PPn) x 1,12
Obat keras = HNA x 1,2
8) Faktur diletakan di tempat faktur.

28

Penerimaan obat di Apotek Anugrah Berkoh sudah sesuai dengan SOP yang
dibuat. ED obat yang dapat diterima oleh Apotek Anugrah Berkoh tergantung
kondisi dan kebutuhan.
c. Pencatatan Obat
Obat yang masuk dan ke luar dari gudang dicatat di buku stock gudang
meliputi nama barang, jumlah yang masuk dan ke luar serta sisa barang yang masih
ada. Manajemen obat dilakukan secara manual. Pencatatan obat di buku defekta
dilakukan setiap minggu dan saat diketahui obat sudah hampir habis atau sudah
habis, obat tersebut langsung ditulis di buku defekta untuk dipesan saat PBF
datang.
d. Penataan Obat
Penataan obat di Apotek Anugrah Berkoh berdasarkan alfabetik, bentuk
sediaan dan berdasarkan ED. Hal ini memudahkan kita dalam mencari obat yang
dimaksud dan memperkecil kesalahan pengambilan obat untuk pasien serta dapat
mengontrol obat yang ED
e. Penyimpanan Obat
Obat disimpan sesuai dengan stabilitas obat tersebut. Misal untuk obat-obat
umum dan BPJS yang stabil pada suhu kamar disusun di rak. Untuk obat yang
stabil pada suhu dingin seperti insulin, ovula, dan suppositoria disimpan dalam
lemari pendingin dengan suhu 2-8oC. Obat narkotika dan psikotropika masingmasing disimpan terpisah di dalam lemari yang berpintu dan berkunci ganda.
Sistem pengeluaran yang digunakan adalah FIFO dan FEFO.
2.

Bidang Administrasi
a. Kelengkapan Resep, Copy Resep, dan Surat Pesanan
Apotek Anugrah Berkoh menerima resep pasien yang bekerja sama dengan
BPJS, inhealt, nasmoco, dan umum. Resep yang masuk ke Apotek Anugrah Berkoh
belum sesuai dengan teori yang didapat mengenai kelengkapan resep, yaitu terdiri
dari:
1) Nama, alamat, dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi, atau dokter hewan.
2) Tanggal penulisan resep (inscriptio).
3) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio).
4) Nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordonatio).
5) Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura).
6) Tanda tangan atau paraf dokter (subscriptio).
Di Apotek Anugrah Berkoh, Resep yang datang berasal dari Klinik Anugrah
Berkoh sehingga alamat, dan nomer izin dokter tidak dicantumkan. Data alamat

29

dan nomer izin dokter sudah direkap dalam catatan Apoteker yang juga sebagai
Manager Klinik Anugrah Berkoh. Apoteker

hanya

melakukan

skrining

farmakologis dan farmasetis. Terkadang ada dosis atau aturan pemakaian yang
melebihi dosis maksimalnya sehingga dilakukan penghitungan kembali oleh
Apoteker dan dikonfirmasikan kepada dokternya. Copy Resep yang dibuat oleh
apotek sudah sesuai dengan teori yang ada, yaitu meliputi:
1)
Nama dan alamat apotek.
2)
Nama dan nomor S.I.K Apoteker Pengelola Apotek.
3)
Tanda tangan atau paraf Apoteker Pengelola Apotek.
4)
Tanda det=detur untuk obat yang sudah diberikan, atau tanda
nedet=ne detur untuk obat yan belum diserahkan.
5)
Nomor resep dan tanggal pembuatan.
6)
PCC dan cap apotek.
Copy resep dibuat ketika ada iter di dalam resepnya, ada obat yang tidak
diberikan, baru diambil separuhnya, dan atas permintaan pasien itu sendiri. Copy
resep dibuat oleh apoteker atau asisten apoteker yang ditandatangani oleh apoteker.
Copy resep juga dibuat ketika resep tercantum obat narkotik dan psikotropik,
namun copy resep tersebut tidak diberikan kepada pasien melainkan disimpan
sebagai administrasi klinik, asli disimpan di dalam lemari narkotik untuk pelaporan
sipnap.
Surat pesanan di Apotek Anugrah Berkoh dibedakan atas 4, yaitu:
1) Surat pesanan umum.
2) Surat pesanan narkotika.
3) Surat pesanan psikotropika.
4) Surat pesanan obat mengandung prekursor
Surat pesanan tersebut semuanya dibuat 3 rangkap, kecuali untuk narkotika
dibuat 5 rangkap. Surat pesanan tersebut harus ditandatangani oleh APA yang
memiliki nomor SIPA.
b. Penyimpanan Resep, Copy Resep, dan Surat Pesanan
Resep yang sudah dilayani disimpan di rak dan dikelompokkan setiap
harinya berdasarkan pelayanan, misal resep BPJS, inhealt, nasmoco, umum
dikelompokkan secara terpisah. Di Apotek Anugrah Berkoh resep yang
mengandung narkotika dipisah. Setelah satu bulan, resep disimpan di dalam dus
dan diberi keterangan bulan dan tahun pada dus tersebut. Penyimpanan copy resep
sama seperti penyimpanan resep, yaitu dikelompokkan setiap harinya dan disimpan
di rak. Setelah satu bulan, dimasukkan ke dalam dus yang ditandai bulan dan tahun
pada dus tersebut. Surat pesanan disimpan di ruang administrasi.
c. Pembuatan Etiket

30

Etiket yang ada di Apotek Anugrah Berkoh ada 2, yaitu yang berwarna putih
untuk obat oral dan yang berwarna biru untuk obat luar seperti salep dan
suppositoria. Etiket dibuat oleh apoteker, asisten apoteker, maupun oleh karyawan
yang diawasi oleh apoteker. Kelengkapan etiket sudah sesuai dengan teori yang
didapat, yaitu meliputi:
1) Nama dan alamat apotek.
2) Nama dan nomor SIK APA.
3) Nomor dan tanggal pembuatan.
4) Nama pasien.
5) Aturan pemakaian.
6) Tanda lain yang diperlukan, misalnya: kocok dahulu dan di habiskan.

d. Pelaporan Narkotika dan Psikotropika


Pelaporan narkotika dan psikotropika mulai Januari 2013 dilaporkan secara
online kepada Binfar melalui situs www.sipnap.binfar.depkes.co.id. Pelaporan
dilakukan secara berkala setiap sebulan sekali paling lambat tanggal 10. Jika
terlambat atau tidak melakukan pelaporan akan dikenakan:
1) Teguran atau peringatan.
2) Denda.
3) Penghentian sementara kegiatan.
4) Pencabutan izin.
Pelaporan secara online ini membuat lebih mudah dan cepat. Tetapi,
terkadang dalam proses upload memakan waktu lama karena antri seluruh
3.

Indonesia.
Bidang Pelayanan
Bidang pelayanan meliputi penyiapan dan peracikan obat, Konseling
Informasi Edukasi (KIE), serta Drug Related Problem.
1. Penyiapan Obat
a) Resep diterima-Skrinning Resep
Skrining resep meliputi administrasi, farmasetis, dan farmakologi.
b) Obat disiapkan
Obat diambil dan disiapkan sesuai dengan resep yang tertulis
c) Diberi etiket
Etiket putih untuk obat dalam atau obat oral dan etiket biru untuk obat luar

31

d) Obat dicek dan siap diserahkan kepada pasien


Obat yang sudah diberi etiket dan dikemas dalam etiket plastic, dicek
kembali dengan resep yang ada, kemudian diserahkan kepada pasien.
2. Peracikan Obat
a) Obat diracik sesuai dengan permintaan yang tertulis pada resep.
b) Pengambilan dan peracikan obat harus dilakukan oleh Apoteker atau
Asistensi Apoteker yang dibantu oleh juru resep.
c) Setelah obat diracik dan diberi etiket maka puyer (pada etiket diberi kode
jumlah sediaan yang diinginkan, missal 10 p untuk puyer), salep atau
sediaan lainnya bisa dikerjakan oleh juru resep dibawah pengawasan
Apoteker/Asisten Apoteker.
d) Setelah pengerjaan obat selesai maka akan diperiksa terlebih dahulu oleh
apoteker.
e) Untuk obat yang belum diambil sepenuhnya atau pasien meminta copy
resep, wajib dibuatkan copy resep yang ditanda tangani oleh apoteker.
f.) Bagi pasien yang meminta kwitansi dibuatkan kwitansi dan rincian obat
bisa dituliskan dibelakang kwitansi.
3. Kegiatan peracikan di Apotek Anugrah Berkoh
a) Peracikan Pulveres
Kegiatan yang dilakukan yaitu meracik pulveres yang diindikasikan
untuk pasien anak-anak. Obat-obat yang terdapat dalam resep untuk dibuat
pulveres seperti CTM, PCT, GG (glyseryl Guaiacolate), Dexamethasone,
Vitamin C, Vitamin B kompleks.
b) Peracikan sirup
Sirup yang diracik adalah jenis sirup kering seperti amoxcicilin,
cefadroxil dll dengan cara ditambahkan air sebanyak 50ml lalu digojog agar
larut.

32

4. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)


Menurut

Kepmenkes

No.

1027/Menkes/SK/IX/2004,

Apoteker

harus

memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan


kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien agar terhindar
dari bahaya penyalahgunaan obat
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah
dimengerti, akurat, etis dan bijaksana.informasi obat pada pasien sekurangkurangnya meliputi : cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu
pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama
terapi (Anonim, 2004).
Apoteker berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi dalam rangka
pemberdaya masyarakat dengan cara apoteker membantu ikut membantu diseminasi
informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet atau bro/sur, poster, penyuluhan,
dan lain-lainnya sesuai dengan Kepmenkes No. 1027/Me/nkes/SK/IX/2004
(Anonim, 2004).
a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
1) Pemberian KIE pasien swamedikasi
a) Pemberian KIE pada ayah pasien yang menceritakan bahwa anaknya yang
berumur 8 bulan badannya panas dan pilek, ayah pasien bertanya kepada
apoteker obat apa yang cocok.
Apoteker memilihkan obat Babys cough yang terdapat kandungan
Guaifenesin yang berguna untuk meringankan pilek atau gejala flu,
parasetamol berguna untuk menurunkan demam dan CTM supaya anak
dapat beristirahat setelah minum obat. CTM indikasi untuk anti alergi.
Kemudian ayah pasien diberi keterangan aturan pakai obat dimana untuk
anak umur 8 bulan aturan pakainya sendok takar 3 kali sehari, diingatkan
juga untuk menggunakan sendok takar yang sudah disediakan, tidak
menggunakan sendok makan atau yang lainnya.
b) Pemberian KIE kepada pasien tentang penggunaan obat sakit gigi
Pasien mengeluhkan sakit gigi, selain itu pasien juga merasa daerah
disekitar giginya bengkak. Kemudian Apoteker menyarankan obat asam
mefenamat dan kalmethasone. Apoteker juga menanyakan lamanya sakit
yang dialami pasien. Apoteker kemudian memberikan penjelasan masingmasing obat. Asam mefenamat digunakan untuk mengatasi nyeri yang

33

dialami pasien diminum 3x sehari 1 tablet. Kalmethasone yang


kandungannya adalah deksamethasone digunakan untuk mengobati
bengkak di sekitar gigi pasien yang sakit diminum 3x sehari 1 tablet. Asam
mefenamat dan kalmethasone dihentikan penggunaannya saat pasien sudah
tidak mengalami sakit gigi.
2) Pemberian KIE pasien dari resep dokter
a) Pemberian KIE obat resep kepada pasien hipertensi dan gastritis.
Pasien yang mendapatkan resep obat antasida, ranitidin, nifedipin dan
becom c. Maka edukasi kepada pasien obat yang diminum terlebih dahulu
yaitu nifedipin dipagi hari pada saat bangun tidur saat perut kosong dengan
cara obat tidak langsung ditelan tetapi diletakkan dilidah sambil dihisap.
Lalu satu jam kemudian antasida dikunyah bukan ditelan utuh aturan
pemakaian 3 x sehari sebelum makan. Antasida digunakan untuk
mengatasi nyeri lambung. Selang setengah jam kemudian makan dan
becom c diminum. Becom c digunakan sebagai vitamin. Lalu satu jam
kemudian ranitidin diminum digunakan untuk mengurangi jumlah asam
lambung. Aturan pemakaian 2 x sehari.
b) Pemberian KIE tentang penggunaan Amoxicillin sirup kering
Pasien membawa resep yang berisi amoxicillin sirup kering. Apoteker
menjelaskan cara penggunaan amoxicillin sirup. Amoxicillin sirup kering
merupakan antibiotik spektrum luas dan bekerja dengan cara menghambat
sintesis dinding sel bakteri. Amoxicillin sirup kering harus di larutkan
terlebih dahulu dengan aquades 50 ml setelah dilarutkan sediaan
amoxicillin sirup kering digojog supaya homogen dan terbentuk suspensi.
Cara penggunaan amoxicillin sirup kering harus dikocok terlebih dahulu,
diminum 3x1 hari satu sendok takar. Karena amoxicillin sirup kering
adalah antibiotik, sehingga amoxicillin sirup kering harus dihabiskan efek
samping yang mungkin timbul adalah reaksi hipersensifitas terhadap cincin
beta laktam yang meliputi gangguan saluran pencernaan, mual, muntah,
ruam kulit dsb. Apoteker menjelaskan kepada pasien agar obat diminum
sesuai aturan dan harus dihabiskan. Apabila amoxicillin sirup kering sudah
melebihi dari satu minggu maka jangan digunakan lagi. Ini diakarenakan
stabilitas dari amoxicillin sirup kering sudah menurun, karena amoxicillin
kurang stabil dalam bentuk cairan.
b. Problem Solving Drug Related Problem

34

Anda mungkin juga menyukai