WW4 - 1
PENDAHULUAN
Kecamatan Ujungberung terletak di Kota Bandung yang berjarak 10 km dari
pusat Kota Bandung. Kecamatan Ujungberung dibagi menjadi 5 kelurahan yang terdiri dari
54 RW dan 267 RT dengan tingkat kepadatan penduduknya rata-rata mencapai 86,46
jiwa/ha pada tahun 2008 (Pemerintah Kecamatan Ujungberung, 2008). Kecamatan
Ujungberung memiliki luas 661,206 ha dengan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar
57.167 jiwa. Penduduk Kecamatan Ujungberung mengalami pertambahan jumlah
penduduk yang relatif besar, yaitu sebesar 4,74 % per tahun. Peta administrasi Kecamatan
Ujungberung dapat dilihat pada Gambar 1.
METODOLOGI
Metodologi pemilihan jalur untuk sistem penyaluran air buangan dapat dilihat pada
Gambar 2. Pengerjaan ini diawali dengan melakukan studi literatur dan pengumpulan
data-data yang diperlukan dalam perencanaan. Pengumpulan data dilakukan dengan
survey lapangan atau mendatangi instansi-instansi terkait. Data yang telah didapat
WW4 - 2
kemudian dianalisa sebagai dasar perencanaan sistem penyaluran air buangan. Perencanaan
sistem penyaluran air buangan akan meliputi daerah pelayanan, periode perencanaan serta
lokasi Bangunan Pengolah Air Buangan (BPAB). Langkah selanjutnya adalah pembuatan
alternatif jalur dan pemilihan jalur alternatif perpipaan air buangan. Pemilihan alternatif
dilakukan dengan menggunakan Goal Achievement Methods (Dickey & Miller, 1984).
Penentuan dasar perencanaan :
1. Proyeksi jumlah penduduk dan
fasiltas perkotaan
2. Prediksi kebutuhan air dan
timbulan air buangan
Penentuan lokasi BPAB
WW4 - 3
DASAR PERENCANAAN
Perencanaan sistem penyaluran air buangan dalam level pemerintahan kota terdiri
dari "dasar perencanaan" dan "perencanaan konstruksi lapangan". Dasar perencanaan
merupakan penentuan area pelayanan, tempat untuk fasilitas sewer, tingkatan pengolahan ,
kapasitas dan lokasi muara selama periode perencanaan yaitu sekitar 20 tahun (Ichimura &
Nakanishi, 1987).
Sumber Air Buangan
Sumber air buangan yang akan dilayani oleh SPAB adalah air buangan yang
berasal dari pemukiman penduduk serta fasilitas kota. Fasilitas kota yang dilayani adalah
fasilitas pendidikan, peribadatan, kesehatan, perdagangan, hiburan dan olah raga,
perkantoran, dan transportasi. SPAB juga akan mendapat tambahan sumber air buangan
lain yaitu dari infiltrasi air tanah dan air hujan, yang masuk ke saluran melalui dinding
saluran yang retak, sambungan yang bocor, dinding yang porous, serta penutup manhole.
Periode Perencanaan
Dalam menentukan periode perencanaan, beberapa hal yang harus menjadi
pertimbangan adalah rencana umum dari pengembangan / pembangunan kota selanjutnya,
aspek finansial dan ekonomi (pembiayaan), umur pakai komponen struktur dan peralatan
sistem, serta tingkat pertumbuhan penduduk. Periode perencanaan pembangunan sistem
penyaluran air buangan di Kecamatan Ujungberung direncanakan 15 tahun (2011 2025)
dan pembangunannya dibagi dalam dua tahap yaitu Tahap I (2011-2020) dan Tahap II
(2021-2025). Penentuan periode perencanaan ini didasarkan pada laju pertumbuhan
penduduk yang tinggi (Imhoff & Fair, 1956), yaitu 4,74 % pertahun (data tahun 20002008). Awal tahun perencanaan disesuaikan dengan tahun perencanaan RDRTK WP
Ujungberung yang diterbitkan oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung.
Proyeksi Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk hingga akhir tahun perencanaan perlu diketahui untuk
menentukan debit air buangan yang harus dialirkan.Proyeksi jumlah penduduk hingga
akhir tahun perencanaan dilakukan dengan menggunakan metode logaritmik yang terpilih
berdasarkan analisa statistik terhadap beberapa pendekatan metode proyeksi yang
digunakan. Jumlah penduduk tahun 2025 berdasarkan metode logaritmik adalah 96.817
jiwa.
Proyeksi Fasilitas Kota
Pertumbuhan jumlah penduduk sudah seharusnya diikuti dengan pertumbuhan
fasilitas kota untuk melayani aktivitas masyarakat yang meningkat. Asumsi yang
digunakan untuk memproyeksikan jumlah fasilitas kota hingga akhir tahun periode
perencanaan adalah Ketentuan Standar Fasilitas Perkotaan yang terdapat pada Petunjuk
Perencanaan Kawasan Perumahan Kota, DPU 1987.
Jumlah penduduk dan fasilitas kota terlayani
Jumlah penduduk yang akan dilayani pada perencanaan sistem penyaluran air
buangan Kecamatan Ujungberung adalah 50% pada tahap I dan meningkat menjadi 80%
pada tahap II dari total populasi yang ada menurut hasil proyeksi. Sedangkan untuk
fasilitas kota, baik pada Tahap I maupun II tingkat pelayanannya adalah 100 %.
WW4 - 4
Gambar 3. Peta rencana IPAL Ujungberung (Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota
Bandung, 2006)
WW4 - 5
Pasirjati
Pesanggrahan
Jumlah
Blok
A1
A2
B1
B2
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
Luas area
(unit)
13917.42
9945.684
11274.19
11426.08
13624.04
13223.88
12189.23
9543.488
11561.55
6911.611
11725.32
10473.5
13501.51
149317.5
Jumlah
(unit)
Luas
Kelurahan (ha)
23863.11
105.6703
22700.27
100.5211
39037.15
172.8638
28016.65
124.063
35700.33
158.0878
149317.5
661.206
Luas
bagian
Luas blok
(ha)
0.093207
0.066608
0.075505
0.076522
0.091242
0.088562
0.081633
0.063914
0.077429
0.046288
0.078526
0.070142
0.090421
1
61.62897
44.04136
49.92423
50.59685
60.32983
58.55781
53.9762
42.26036
51.19672
30.60591
51.92191
46.37862
59.78722
661.206
Setelah blok perencanaan ditentukan, kemudian ditentukan titik terendah dari setiap
blok sebagai tempat perletakan clean out yang merupakan ujung saluran pipa penyaluran
air buangan. Penentuan titik terendah dilakukan dengan menggunakan peta kontur yang
didapat dari Barkosultanal. Pembagian blok di Kecamatan Ujungberung dengan titik
terendah masing-masing blok dapat dilihat pada Gambar 4.
WW4 - 6
WW4 - 7
a. Alternatif Jalur I
b. Alternatif Jalur II
WW4 - 8
Setelah ditentukan 3 buah alternatif jalur yang dapat digunakan dalam sistem
penyaluran air buangan, setiap jalur yang dinomori setiap ruas pipanya dan dianalisa untuk
dibandingkan. Parameter yang digunakan dalam membandingkan ketiga alternatif jalur
adalah panjang pipa total, waktu alir, jumlah manhole, jumlah stasiun pemompaan dan
jumlah perlintasan sungai.
Perameter panjang pipa total dan jumlah manhole berkaitan dengan aspek
ekonomis pembangunan saluran. Manhole dipasang setiap jarak 125 m pada pipa. Semakin
panjang pipa yang digunakan dan semakin banyak jumlah manhole yang digunakan berarti
semakin besar pula biaya yang diperlukan untuk pembangunan saluran air buangan ini.
Parameter waktu alir berkaitan dengan kemungkinan pencemaran lingkungan yang
mungkin terjadi. Kemungkinan pencemaran air buangan harus diantisipasi dari kebocoran
pipa yang mungkin terjadi. Semakin singkat waktu alir, semakin rendah kemungkinan
terjadinya pencemaran oleh air buangan. Parameter perlintasan sungai berkaitan dengan
kemudahan pembangunan saluran. Semakin banyak perlintasan, proses perencanaan dan
pembangunan saluran akan semakin rumit karena membutuhkan bangunan pelengkap
seperti siphon. Perbandingan antara Alternatif Jalur I, II dan III berdasarkan parameterparameter tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
WW4 - 9
Alternatif II
1. IPAL terletak di Kelurahan
Cipadung, Kecamatan Cibiru.
2. Panjang pipa total 14.691,74 m.
3. Jalur pipa terjauh
menuju
BPAB adalah 5.509,95 m, jika
rata-rata kecepatan alir 1 m/s,
maka
waktu
alir
yang
dibutuhkan adalah 1,53 jam.
4. Jumlah manhole 100 buah.
5. Jumlah stasiun pemompaan
diperkirakan 4 buah.
6. Jumlah perlintasan dengan
sungai adalah 9 buah.
Alternatif III
1. IPAL terletak di Kelurahan
Cipadung, Kecamatan Cibiru.
2. Panjang pipa total 12.759,98 m
3. Jalur pipa terjauh
menuju
BPAB adalah 5.506,7 m, jika
rata-rata kecepatan alir 1 m/s,
maka
waktu
alir
yang
dibutuhkan adalah 1,52 jam.
4. Jumlah manhole 85 buah.
5. Jumlah stasiun pemompaan
diperkirakan 4 buah.
6. Jumlah perlintasan dengan
sungai adalah 7 buah.
PEMILIHAN ALTERNATIF
Dari ketiga alternatif jalur yang telah dibuat, dipilih satu jalur yang akan digunakan
dalam penyaluran air buangan . Pemilihan alternatif dengan pertimbangan aspek teknis dan
ekonomis dilakukan dengan Goals Achievement Method, yaitu dengan menggunakan
faktor-faktor yang bernilai kuantitatif sehingga bisa dibandingkan secara komprehensif dan
eksplisit. Langkah-langkah penentuan jalur terpilih adalah sebagai berikut (Dickey &
Miller, 1984) :
1. Menentukan faktor potensial yang dianggap paling mempengaruhi dalam proses
pengambilan keputusan untuk masing-masing alternatif.
2. Menentukan bobot masing-masing faktor yang diangggap paling penting berdasarkan
besarnya pengaruh yang diberikan. Jumlah bobot (rating) dari semua faktor sama
dengan 100.
3. Menentukan nilai terbaik dari setiap faktor penting dengan nilai 100 (maksimum) dan
kemudian menyusun nilai-nilai lain secara proporsional dengan nilai maksimum. Nilai
ini dinamakan Normalized Effectiveness Measure.
4. Menentukan weighted final score dengan cara mengalikan normalized effectiveness
measure dengan bobotnya (rating), setelah itu dijumlahkan. Keputusan diambil
berdasarkan nilai weighted final score yang terbesar.
Faktor potensial yang dianggap paling mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan adalah pemompaan, panjang pipa yang digunakan, perlintasan, waktu alir dan
jumlah manhole. Yang perlu diperhatikan dalam pemberian bobot adalah nilai
kepentingannya dalam sistem tersebut. Penentuan bobot untuk setiap parameter ditunjukan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai dasar parameter untuk Goal Achievement Method
No
1.
2.
3.
4.
5.
Parameter
Pemompaan
Pipa
Perlintasan
Waktu Alir
Jumlah Manhole
Alternatif 1
4
13.968,34 m
9 buah
1,53 jam
94 buah
Alternatif 2
4
14.691,74 m
9 buah
1,53 jam
100 buah
WW4 - 10
Alternatif 3
4
12.759,98 m
7 buah
1,52 jam
85 buah
Bobot
25
35
10
15
15
Parameter
1.
2.
3.
4.
Pemompaan
Pipa
Perlintasan
Waktu Alir
Jumlah
Manhole
5.
85
100
Jumlah
Bobot
25
35
10
15
15
1356.38
1275
1500
100
9321.58
9082.77
10000
Dari Tabel 4 diatas diketahui bahwa jalur alternatif 3 memiliki nilai weighted final
score terbesar.Oleh kerena itu, jalur alternatif 3 dipilih sebagai jalur perpipaan sistem
penyaluran air buangan.
KESIMPULAN
Sistem penyaluran air buangan yang diterapkan di Kecamatan Ujungberung adalah
sistem terpisah menggunakan small bore sewer, periode perencanaan SPAB adalah 15
tahun (2011-2025). Lokasi BPAB direncanakan di Kelurahan Mekarmulya, Kecamatan
Cibiru.
Dengan berbagai pertimbangan terutama jaringan jalan serta kondisi topografi di
Kecamatan Ujungberung, maka dibuat 3 buah alternatif jalur perpipaan. Setiap alternatif
kemudian dinilai berdasarkan pertimbangan teknis menggunakan Goal Achievement
Method. Hasil yang diperoleh, jalur alternatif 3 memiliki weighted final score terbesar.
Dengan demikian jalur perpipaan Alternatif 3 adalah jalur yang digunakan dalam sistem
penyaluran air buangan Kecamatan Ujungberung.
UCAPAN TERIMAKASIH
Perancangan ini dibiayai oleh PHKI TL ITB.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. 2006. Rencana Detail Tata Ruang Kota Wilayah
Pengembangan Ujungberung. Bandung : Pemerintah Kota Bandung
2. Bakalian, Alexander et al. 1994. Simplified Sewerage: Design Guidelines. UNDP-World Bank Water &
Sanitation Program. http://www.sulabhenvis.in/admin/upload/pdf_upload/global_simplified.pdf
3. Dickey, John W. and Miller, Leon H.1984. Road Project Appraisal for Developing Countries. hal 228232.
4. Hardjosuprapto, Moh. Masduki. 2000. Penyaluran Air Buangan (PAB) Volume II. Bandung : ITB
WW4 - 11
5. Ichimura, Masakazu and Nakanishi, Junko. 1987. Capacity Planning of Sewerage Systems Under
Uncertainty. Intern J. Environmental Studies 1987 Vol. 29, pp.239-259. United Kingdom: Gordon and
Breach Science Publishers Inc.
6. Imhoff, K. and Fair, G. M. 1956. Sewage treatment. John Wiley and Sons, Inc., New York, New York.
7. Kovarik,
Vincent
J.
1973.
Sewage
Treatment
System.
United
States
Patent.
http://www.freepatentsonline.com/3875051.pdf
8. Mara, Duncan. 2006. Water Sector in Small Urban Centres. Water Supply and Saniation Options for
Small Urban Centres in Developing Countries, UN-HABITAT report : paper 3
9. McRobie, George. 1996. Services for The Urban Poor, A People-Centres Approach. Building Issues 1996
Vol.8 No.1
10. Metcalf & Eddy, Inc. 1991.Wastewater Engineering Treatment : Treatment, Disposal, and Reuse.
McGraw-Hill, Inc. New York.
11. Otis, Richard J. and Mara, Duncan. 1985. The Design of Small Bore Sewer Systems. Technology
Advisory
Group
(TAG)
Technical
Note
No.14
UNDP
Programme.
http://wwwwds.worldbank.org/servlet/WDSContentServer/WDSP/IB/2000/01/06/000178830_98101903445889/Ren
dered/PDF/multi0page.pdf
12. Pemerintah Kecamatan Ujungberung. 2008. Buku Monografi Kecamatan Ujungberung Semester Pertama
Tahun 2008. Bandung : Pemerintah Kota Bandung
13. Taha, Hamdy. 1982. Operation Research. McGraw-Hill,Inc.New York.
WW4 - 12