Anda di halaman 1dari 28

Providing Equal

Educational Opportunity
CARNI (1402299)
SILKA ABYADATI(1402058)

Judul

: Foundations of Education 11th Edition

Pengarang

: Allan C. Ornstein
Daniel U. Levine
Gerald L. Gutek

Penerbit

: WADSWORTH CENGAGE
Learning (2011)

Judul Chapter

: Providing Equal Educational


Opportunity

Halaman

: 350 -387

Sejarah Singkat Pendidikan di Amerika


Diskriminasi dan penindasan telah tertanam sejak
lama di Amerika, dahulunya mengajarkan
membaca dan menulis kepada budak kulit hitam
dianggap sebuah kejahatan.

Tahun 1877, warga kulit hitam diminta menghadiri


sekolah yang berbeda, dilarang berkompetensi
dengan warga kulit putih, dilminta menggunakan
pelayanan dan fasilitas publik yang terpisah

Tahun 1954, pemutusan kasus Linda Brown

Tahun 1955, kasus Rossa Park


Tahun 1957, gubernur Arkansas menolak lima
mahasiswa kulit hitam menghadiri sekolah kulit
putih

Tahun 1963, hanya 2% siswa kulit hitam


yang mengenyam pendidikan di sekolah
kulit putih

Contoh:
Pada awal tahun 1940-an pejabat sekolah
di Missippi menghabiskan $52,01 per tahun
per siswa di sekolah orang kulit putih tetapi
hanya $7,36 per siswa di sekolah kulit hitam

Perkembangan Desegregasi
Desegregasi untuk warga Latin
Tahun 1969, warga negara latin semakin banyak yang
mengenyam pendidikan.
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan positif
antara desegregasi dan prestasi akademik bahwa
pemisaan kebudayaan jarang mengurangi kinerja siswa
kulit putih dan sering memberikan kontribusi prestasi di
kalangan siswa minoritas.

Kompensasi Pendidikan
Upaya pemerintah untuk menanggulangi diskriminasi
pendidikan adalah dengan menyediakan kompensasi
pendidikan, salah satunya dengan cara memberi
kesempatan yang sama untuk semua warga negara
Tahun 1963 pemerintah Amerika mengalokasikan dana
Akta pendidikan dasar dan menengah $ 1 milyar untuk
meningkatkan pendidikan anak yang kurang mampu
secara ekonomi

Kompensasi pendidikan Anak Usia Dini


Pada awal 1980-an, penelitian menyarankan bahwa
kompensasi pendidikan di prasekolah dan tingkat dasar
bisa meningkatkan perkembangan kognitif dan kinerja
siswa kurang mampu.
Program No Child Left Behind
Tahun 2001, kongres Amerika ESEA mengadakan
program tidak ada anak yang tertinggal pendidikan, mulai
dari pendidikan dasar hingga menengah yang berlaku
untuk sekolah umum.

Dengan adanya program tidak ada anak yang tertinggal,


sekolah dituntut mengembangkan
standar isi dan
akademik pendidikan bagi siswa khususnya dalam
membaca, seni, bahasa, matematika, dan IPA.
Setiap tahun Pemerintah akan mengadakan ujian bagi
anak kelas 9-12 untuk melihat sejauh mana
perkembangan perkembangan akademik siswa.

Pembahasan
Akses dan kesempatan pendidikan di Indonesia secara
umum masih menjadi masalah, terutama bagi
masyarakat miskin maupun masyarakat terpencil.
Penyebaran geografis lembaga pendidikan tinggi
unggulan juga tidak merata, berbagai universitas
terkemuka dipusatkan di pulau Jawa.
Sistem pendanaan pendidikan di Indonesia diberikan
pemerintah lewat BOS dari pendidikan dasar hingga
menengah.

Pembahasan
Jika di Amerika ada program tidak ada anak yang
tertinggal, maka di Indonesia memiliki program
Indonesia mengajar dengan cara menempatkan
beberapa sarjana untuk diperbantukan mengajar di
daerah terpencil
Di Amerika ada ujian tahunan siswa , di Indonesia setiap
tahun ada ujian nasional untuk tingkat SD, SMP, dan
SMA dalam menentukan standar kelulusan tetapi
dalam pelaksanaan ujian ini seringkali guru
mengadakan permainan sistem untuk menyukseskan
kelulusan siswa mereka.

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Amerika terdiri dari
masyarakat
pendatang dari
berbagai negara
1960,
Pimpinan HAM
memperjuangkan
proses asimilasi
menjadi
keberagaman dan
pluralisme budaya

ASIMILASI
BUDAYA

PLURALISME
BUDAYA,
Tidak ada 1 model
untuk Amerika,
sehingga
perbedaan di
antara WNAmrik
adalah hal positif

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
RAGAM
BUDAYA PADA
MASYARAKAT
DI AMERIKA

LOGAT
BAHASA
BERBEDA

PENDIDIKAN
BILINGUAL,
Instruksi dalam bahasa Inggris dan
Bahasa asli siswa pendatang

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
FENOMENA PENDIDIKAN BILINGUAL
PRO

KONTRA

Bantuan bahwa bahasa asli


akan membantu pencapaian
prestasi siswa
(English Language Learner/
ELL)

Pembelajaran yang
menempatkan siswa ELL di
kelas umum akan
menimbulkan kegagalan
dalam belajar.

berpendapat bahwa langkah


First Language Maintenance
dapat mengakomodasi siswa
untuk mempelajari ilmu dasar
tentang kemampuan tingkat
lanjut

Langkah First Language


Maintenance ini memisahkan
kelompok siswa tertentu untuk
belajar Bahasa Inggris lebih
dalam

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
FENOMENA PENDIDIKAN BILINGUAL
Claude Goldenberg menyimpulkan:
1.Jika memungkinkan, siswa akan diajari membaca
dengan bahasa asli mereka
2.Siswa sebaiknya dibantu untuk metranslete apa
yang mereka ketahui melalui bahasa asli mereka
menjadi materi berbahasa Inggris
3.Mengajar dengan menggunakan bahasa asli dan
bahasa Inggris dapat dilakukan secara bersamaan,
hanya saja perlu waktu

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
FENOMENA PENDIDIKAN BILINGUAL
Claude Goldenberg menyimpulkan (lanjutan ):
4.Para siswa ELL memerlukan pengembangan intensif
berbahasa Inggris, terutama kosa kata dan instruksi
akademik dalam Bahasa Inggris
5. Siswa ELL juga membutuhkan instruksi akademik
seperti siswa lainnya, sebagai materi pendukung untuk
mengenalkan ilmu pengetahuan

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
TUJUAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
1. Kemampuan berhubungan dengan manusia
(Human Relation Skills)
2. Kepekaan budaya
3. Kepekaan Multikultural
4. Pengalaman bertukar kebudayaan

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Bagaimanapun, pendidikan multikultural ini dapat meningkatkan
separatis etnik, mengkotak-kotakkan kurikulum, dan menimbulkan
tendensi akan adanya tingkat pendidikan kedua bagi minoritas.

petunjuk untuk guru dalam menerapkan


program multikultural :
Mencari tahu apakah aspek positif dari peradaban barat yang
bisa diajarkan pada siswa
Memastikan pada siswa untuk tidak memiliki standar ganda
dalam menentukan kesuksesan suatu Negara,
Memastikan bahwa seluruh siswa belajar tentang kebudayaan
Barat dan non-Barat

PEMBAHASAN PEND. MULTIKULTURAL


DI INDONESIA
PENDIDIKAN
MULTIKULTU
RAL DI
INDONESIA

Fungsinya lebih untuk mengatasi


konflik antar suku

Pasal 4 UU N0. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan


Nasional:
pendidikan diselenggarakan secara demokratis, tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai
keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.

PEMBAHASAN PEND. MULTIKULTURAL


DI INDONESIA
PENDIDIKAN
BILINGUAL
DI
INDONESIA
Sebagian sekolah masih menerapkan kelas
bilingual, meskipun pemerintah sudah
menghapuskan
Harusnya sistem yang bilingual, bukan serta
merta bahasanya by Pak Didi Chandra

PENDIDIKAN DISABILITAS
Persyaratan untuk mendidik siswa dengan disabilitas
telah diumumkan melalui beberapa peraturan federal,
termasuk The Education for All Handicapped
Children Art pada tahun 1975., The Individuals with
Disabillities Education Improvement Act (IDEIA)
pada tahun 2004.
Peraturan dasar tertulis pada akta sebagai berikut:

PENDIDIKAN DISABILITAS
1. Anak tidak dapat diberi label disabel atau ada pada
suatu pendidikan khusus dengan basis nilai IQ,
tetapi tes dan penilaian harus juga dilakukan secara
adil dan komprehensif
2. Jika anak teridentifikasi sebagai disabel, sekolah
harus mengadakan penilaian fungsional dan
mengembangkan strategi intervensi yang cocok
3. Orang tua atau pengasuh harus memiliki akses
untuk mengetahui hasil keputusan tes yang
diadakan sekolah

PENDIDIKAN DISABILITAS
4. Setiap siswa yang mendapatkan pendidikan khusus
haris diajar sesuai dengan Program Pendidikan
Individu yang mencakup tujuan jangka pendek dan
jangka panjang
5. Pelayanan pendidikan harus disediakan di
lingkungan dengan pembatasan yang minimal,
dengan kata lain anak dengan disabilitas sebaiknya
ditempatkan di kelas regular, mereka bisa
ditempatkan di kelas terpisah hanya untuk
pelayanan khusus yang memang dibutuhkan.

PEMBAHASAN PEND. DISABILITAS


DI INDONESIA
Didi Tarsidi, seorang Dosen Jurusan Pendidikan Khusus
Universitas Pendidikan Indonesia, dalam International
Workshop on Inclusive Education at Universities Universitas
Brawijaya di tahun 2014

perubahan paradigma dari medical model of


disability ke social model of disability

MEDICAL:
Siswa
disabilitas
menjadi objek

SOSIAL:
Siswa disabilitas menjadi subjek,
keterbatasan seseorang bisa
tidak dianggap sebagai
disabilitas jika masyarakat dapat
menghargai dan menginklusi
semua orang

PEMBAHASAN PEND. DISABILITAS


DI INDONESIA
Siswa yang mengalami disabilitas juga berhak untuk
mendapatkan pendidikan yang memadai guna
tercapainya pemerataan perolehan pendidikan.

PEMBAHASAN PEND. DISABILITAS


DI INDONESIA
Pemangku kebijakan pendidikan dan pemerintah
sebaiknya memfasilitasi siswa disabilitas untuk
memperoleh prestasi yang sama dengan siswa umum
lainnya, seperti mengadakan ajang perlombaan yang
dapat menummbuhkan semangat belajar siswa dengan
disabilitas.
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini,
mahasiswa dengan disabilitas juga sudah bisa
menempuh pendidikan Perguruan Tinggi atau
Universitas.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai