PENDAHULUAN
A.
dan mortalitas
LUKA BAKAR
penyembuhan. Selain itu faktor letak daerah yang terbakar, usia, dan keadaan
kesehatan penderita juga turut menentukan kecepatan penyembuhan.
Oleh karena itu, penting bagi semua orang dan bagi pelayan kesehatan
untuk meningkatkan pengetahuan tentang luka bakar agar penatalaksanaan luka
bakar yang terpadu dapat diselenggarakan.
B.
Epidemiologi 4,5,6
Di Amerika Serikat, lebih dari 2 juta orang yang menderita luka bakar
memerlukan perhatian medis setiap tahun, dengan kematian sebanyak 14.000
orang. Sedangkan di Indonesia sejak digulirkan program pemerintah tentang
konversi minyak tanah ke tabung gas elpiji 3 kg, kasus luka bakar terus
meningkat, Data MKI (Masyarakat Konsumen Indonesia) ledakan tabung gas 3 kg
selama Januari 2008 sampai Mei 2010 sebanyak 10.000 kasus kebakaran terjadi di
Jakarta Utara. 156 kebakaran terjadi di Jakarta Timur. 1738 kebakaran di Jakarta
Pusat. 2.789 kasus kebakaran di Jakarta Barat. 2.654 kebakaran di Jakata Selatan.
29.110 kebakaran di Bekasi. 22.189 kebakaran di Depok. 11.712 kebakaran di
Bogor dan Bandung. 44.405 kebakaran di Jawa Tengah, 14.950 kebakaran di Jawa
Timur. 18.500 kebakaran di Bali. 18.990 kebakaran di Sulawesi Selatan. 30.000
kebakaran di Selawesi Utara. dan 130.650 kebakaran di Sumatera. Dari jumlah
kasus kebakaran tersebut pastinya akan banyak lagi korban luka bakar dengan
mencakup dari berbagai jenis usia dan tingkat keparahan luka bakar.
Data angka kematian kasus luka bakar dari RSPAD Gatot Soebroto Jakarta
mulai Januari 1998 sampai dengan Desember 2003 berdasarkan distribusi usia
mengambarkan bahwa kasus anak dengan usia < 5 tahun menempati tempat
pertama dalam jumlah kasus luka bakar yang terjadi dengan angka 24 kasus dan
diikuti kasus pada usia produktif yaitu usia 21-50 tahun dengan angka 14 kasus.
LUKA BAKAR
Tabel. 1 Angka kematian kasus luka bakar yang dirawat di RSPAD Gatot
Soebroto Jakarta mulai Januari 1998 sampai dengan Desember 2003 berdasarkan
distribusi usia.
Kelompok
Usia
(tahun)
<5
5-14
14-21
21-50
> 50
LUKA BAKAR
24
9
1
19
6
23
7
1
14
6
1
2
0
4
0
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
LUKA BAKAR
b. Lapisan dermis
Lapisan dermis adalah lapisan yang jauh lebih tebal daripada epidermis.
Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemenelemen selular dan folikel rambut. Lapisan dermis kaya akan jaringjaring pembuluuh darh, saluran limfe dan serat-serat saraf. Secara garis
besar dibagi menjadi dua bagian yakni :
LUKA BAKAR
dibentuk
oleh
fibroblas,
membentuk
ikatan
yang
LUKA BAKAR
c. Lapisan subkutis
Lapisan subkutis merupakan kelanjutan dari dermis, terdiri atas jaringan
pengikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel-sel lemak
merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma
lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang
dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan
sel-sel lemak disebut pankulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan
makanan.
2. Adnexa Kulit9
Adnexa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku.
a. Kelenjar kulit
Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri atas :
1) Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Ada dua macam kelenjar keringat yaita kelenjar ekrin yang kecilkecil dan encer serta kelenjar apokrin yang besar-besar dan lebih
kental.
Kelenjar ekrin terdapat di seluruh permukaan kulit termasuk telapak
tangan dan kaki, dahi dan aksila. Saluran kelenjar ini langsung
bermuara ke permukaan kulit. Faktor yang mempengaruhi
sekresinya adalah saraf kolinergik, faktor panas, dan stres
emosional.
Kelenjar apokrin terdapat di aksila, areola mammae, pubis, labia
minora, dan saluran telinga luar. Faktor yang mempengaruhi adalah
saraf adrenergik. Keringat yang dihasilkan mengandung air,
elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya memiliki PH 4-6,8.
2) Kelenjar palit (sebasea)
Terletak diseluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak
tangan dan kaki. Kelenjar palit disebu juga kelenjar holokrin karena
tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari dekomposisi selsel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terletak disamping akar rambut.
LUKA BAKAR
LUKA BAKAR
terdapat fase katagen (involusi temporer). Pada satu saat 85% rambut
dalam fase anagen dan 15% dalam fase telogen. Rambut dengan mudah
dibentuk dengan mempengaruhi gugusan disulfida misalnya dengan
panas atau bahan kimia.
3. Fungsi Kulit 9
Fungsi utama kulit adalah sebagai berikut :
a. Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau
mekanis. Misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi,
misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol,
karbol, asam, dan alkali kuat lainnya; gangguan yang bersifat panas
misalnya radiasi, sengatan sinar ultra violet; gangguan infeksi dari luar
terutama kuman, bakteri maupun jamur.
Bantalan lemak dan tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan
penunjang yang berperanan sebagai pelindung terhadap ganguan fisis.
Melanosit turut berperanan dalam melindungi pajanan sinar matahari
dengan mengadakan tanning. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi
karena sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat
kimia dan air, disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang
melindungi zat-zat kimia dengan kulit. Lapisan kulit ini mungkin
terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum, keasaman kulit
menyebabkan PH kulit berkisar pada PH 5-6.5 sehingga merupakan
perlindungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur. Proses
keratinisasi juga berperanan sebagai sawar (barrier) mekanis karena
sel-sel mati melepaskan diri secara teratur.
b. Fungsi absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat,
tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun
yang larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air
memungkinkan kulit ikut berperan pada fungsi respirasi.
c. Fungsi ekskresi
LUKA BAKAR
10
mampu
mengubagh
LUKA BAKAR
Fungsi Kulit
Proteksi mekanis
11
LUKA BAKAR
12
a. Panas
1) Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api
terbuka, dan menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut.
Api dapat membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai
tubuh. Serat alami memiliki kecenderungan untuk terbakar,
sedangkan serat sintetik cenderung meleleh atau menyala dan
menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak.
2) Benda panas : Terjadi akibat kontak langsung dengan benda
panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang
mengalami kontak. Contohnya antara lain adalah luka bakar
akibat rokok dan alat-alat seperti solder besi atau peralatan masak.
3) Scalds (air panas)
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan
semakin lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang
akan ditimbulkan. Luka yang disengaja atau akibat kecelakaan
dapat dibedakan berdasarkan pola luka bakarnya. Pada kasus
kecelakaan, luka umumnya menunjukkan pola percikan, yang
satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus
yang
disengaja,
luka
umumnya
melibatkan
keseluruhan
LUKA BAKAR
13
LUKA BAKAR
14
maksimal.
2) Zona Statis
Daerah yang berada langsung di luar zona koagulasi yang ditandai
dengan adanya vasokonstriksi dan iskemia. terjadi kerusakan
endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit,
sehingga terjadi gangguan perfusi (no flow phenomena), diikuti
perubahan permeabilitas kapiler dan respons inflamasi lokal. Proses
ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera dan mungkin
berakhir dengan nekrosis jaringan.
3) Zona Hiperemi
Zona hiperemi terletak langsung disekitar zona stasis ditandai
dengan adanya vasodilatasi. Vasodilatasi pada zona ini diakibatkan
adanya pelepasan mediator-mediator inflamasi lokal dari sel-sel
kutaneus. Jaringan pada zona ini umumnya masih viabel dan dapat
LUKA BAKAR
15
LUKA BAKAR
16
LUKA BAKAR
17
kuman di
saluran pernapasan
atas, maupun
18
karena
eksudasi,
metabolisme
tinggi
dan
infeksi.
LUKA BAKAR
19
dua
kali
lipat
sebagai
akibat
dari
keadaan
LUKA BAKAR
20
LUKA BAKAR
21
LUKA BAKAR
22
LUKA BAKAR
23
Gambar. 8 bula pada telapak tangan, luka in i digolongkan ke dalam luka bakar
derajat dua, karena epidermis berada diatas luka
Dibedakan menjadi 2 (dua):
a) Derajat II dangkal (superfisial)
kerusakan mengenai sebagian superfisial dari dermis
apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjer sebasea masih utuh
penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.
b) Derajat II dalam (deep)
kerusakan mengenai hampir saluruh bagian dermis
apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
LUKA BAKAR
24
Gambar. 9 luka bakar derajat dua dalam, pada anak yang tersiram kopi panas,
luka berwarna merah muda, lunak pada penekanan, dan tampak basah, sensasi
nyeri sulit ditentukan pada anak.
3) Luka bakar derajat tiga
Terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan kulit. Meskipun tidak
seluruh tebal kulit rusak, tetapi bila semua organ kulit sekunder
rusak dan tidak ada kemampuan lagi untuk melakukan regenerasi
kulit secara spontan/ reepitelisasi, maka luka bakar itu juga
termasuk derajat tiga. Penyebabnya adalah api, listrik, atau zat
kimia. Mungkin akan tampak berwarna putih seperti mutiara dan
biasnya tidak melepuh, tampak kering dan biasanya relatif
anestetik. Dalam beberapa hari, luka bakar semacam itu akan
membentuk eschar berwarna hitam, keras, tegang dan tebal.
Gambar. 10 luka bakar derajat tiga, pada anak yang memegang pengeriting
rambut luka kering tidak kemerahan dan berwarna putih
Selama periode pasca luka bakar dini sampai 5 hari, akan sulit
untuk membedakan luka bakar derajat dua atau tiga, tetapi pada
minggu kedua sampai minggu ketiga pasca luka bakar di mana
tampak drainase dan eschar yang terpisah dari luka bakar derajat
tiga. Setelah eschar diangkat, sisa jaringan dibawahnya (biasanya
lapisan subkutan) akan membentuk jaringan granulasi, suatu massa
LUKA BAKAR
25
LUKA BAKAR
Penyebab
Penampakan luar
Sensasi
Waktu
penyembuhan
Jaringan
parut
Sinar UV,
paparan nyala
api
Nyeri
36
hari
Tidak terjadi
jaringan parut
Cairan atau
uap panas
(tumpahan
atau
percikan),
paparan nyala
api
Cairan atau
Gelembung berisi
cairan, berkeringat,
merah; memucat
dengan penekanan
Nyeri bila
terpapar
udara dan
panas
7-20 hari
Terasa
>21 hari
Umumnya
tidak terjadi
jaringan parut;
potensial
untuk
perubahan
pigmen
Hipertrofi,
26
sebagian
dalam (deep
partialthickness
burn)
uap panas
(tumpahan),
api, minyak
panas
dengan
penekanan
saja
Luka bakar
seluruh
lapisan (full
thickness
burn)
Cairan atau
uap panas,
api, minyak,
bahan kimia,
listrik
tegangan
tinggi
Terasa
hanya
dengan
penekanan
yang kuat
5.
berisiko untuk
kontraktur
(kekakuan
akibat
jaringan parut
yang berlebih)
Tidak dapat
sembuh (jika
luka bakar
mengenai >2%
dari TBSA)
Risiko sangat
tinggi untuk
terjadi
kontraktur
LUKA BAKAR
27
Gambar. 12 Perhitungan luas luka bakar berdasarkan Rule of Nine oleh Wallace
dewasa dan anak-anak
Gambar. 13 Perhitungan luas luka bakar berdasarkan Rule of Nine dewasa dan
bayi16
LUKA BAKAR
28
Gambar. 14 Perhitungan luas luka bakar berdasarkan Rule of Nine bagian depan
dan belakang tubuh17
Untuk area luka bakar yang tersebar kita dapat memperkirakan
persentasenya dengan menggunakan tangan dengan jari-jari pasien,
dimana jari-jari dalam keadaan abduksi, dimana sama dengan kurang lebih
1 persen dari total luas permukaan tubuh pasien.
Pada anak-anak terdapat perbedaan dalam luas permukaaan tubuh, yang
umumnya mempunyai pertimbangan lebih besar antara luas permukaan
kepala dengan luas ekstrimitas bawah dibandingkan pada orang dewasa.
Area kepala luasnya adalah 19 persen pada waktu lahir (10 persen lebih
besar daripada orang dewasa). Hal ini terjadi akibat pengurangan pada
luas ekstrimitas bawah, yang masing-masing sebesar 13 persen. Dengan
bertambahnya umur setiap tahun, sampai usia 10 tahun, area kepala
LUKA BAKAR
29
dikurangi 1 persen dan jumlah yang sama ditambah pada setiap ekstrimitas
bawah. Setelah usia 10 tahun, digunakan persentase orang dewasa.
Rumus rule of nine dari Wallace tidak digunakan pada anak dan bayi
karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif
permukaan kaki lebih kecil. Oleh karena itu, digunakan rumus 10 untuk
bayi, dan rumus 10-15-20 dari Lund dan Browder untuk anak.
Tabel 4. Penilaian luas area tubuh menurut Lund and Browder
Lahir-1 1 4
Area
tahun tahun
Kepala
19
17
Leher
2
2
Badan bagian depan 13
13
Badan bagian
13
13
belakang
Pantat kanan
2.5
2.5
Pantat kiri
2.5
2.5
Genitalia (kemaluan) 1
1
Lengan kanan atas 4
4
lengan kiri atas
4
4
Lengan bawah kanan 3
3
Lengan bawah kiri 3
3
Tangan kanan
2.5
2.5
(telapak tangan
depan dan punggung
tangan)
Tangan kiri (telapak 2.5
2.5
tangan dan punggung
tangan)
Paha kanan
5.5
6.5
Paha kiri
5.5
6.5
Betis kanan
5
5
Betis kiri
5
5
Kaki kanan (bagian 3.5
3.5
tumit sampai telapak
kaki)
Kaki kiri
3.5
3.5
LUKA BAKAR
59
tahun
13
2
13
13
10 1415
tahun tahun
11
9
2
2
13
13
13
13
2.5
2.5
1
4
4
3
3
2.5
2.5
2.5
1
4
4
3
3
2.5
2.5
2.5
1
4
4
3
3
2.5
2.5
2.5
1
4
4
3
3
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
8
8
5.5
5.5
3.5
8.5
8.5
6
6
3.5
9
9
6.5
6.5
3.5
9.5
9.5
7
7
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
Total:
30
*derajat dua saat ini merupakan luka bakar sebagian baik dangkal maupun dalam;
derajat 3 sebagai luka bakar seluruh lapisan (full-thickness)
6. Derajat Keparahan Luka Bakar 1
Berdasarkan berat-ringannya luka bakar (American Burn Association):
a. Luka Bakar Berat ( Major Burn Injury )
1) Derajat II, terbakar >25% area permukaan tubuh pada dewasa
2) Derajat III, terbakar >25% area permukaan tubuh pada anak-anak
3) Derajat III, terbakar >10% area permukaan
4) Kebanyakan meliputi tangan, muka, mata, telinga, kaki atau
perineum
Kebanyakan pasien meliputi :
Luka inhalasi
Luka elektrikal
Luka bakar dengan komplikasi trauma
b. Luka Bakar Sedang
1) Derajat II, terbakar 15-25% area permukaan tubuh pada dewasa
2) Derajat II, terbakar 10-20% are permukaan tubuh pada anak-anak
3) Derajat III, terbakar <10% area permukaan tubuh.
c. Luka Bakar Ringan
1) Derajat II, terbakar <15% area permukaan tubuh pada dewasa
2) Derajat II, terbakar <10% area permukaan tubuh pada anak-anak
3) Derajat III, terbakar <2% area permukaan tubuh.
Indikasi rawat inap :
Derajat 2 lebih dari 15% pada dewasa, dan lebih dari 10% pada anak
Derajat 2 pada muka, tangan, kaki, perineum
Derajat 3 lebih dari 2% pada dewasa, dan setiap derajat 3 pada anak
Luka bakar yang disertai trauma visera, tulang, dan jalan napas
LUKA BAKAR
31
a. Pertolongan pertama
1) Clothing
Singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian
yang menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk
sampai pada fase cleaning.
2) Cooling
a) Dinginkan daerah yang
terkena
luka
bakar
dengan
32
pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam
dari superficial partial thickness. Pemberian krim silver sulvadiazin
untuk penanganan infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka bakar
superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa,
perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyusui dengan bayi
kurang dari 2 bulan.
5) Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai
dengan derajat luka bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu
ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. Pembalutan luka (yang
dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi
pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit
akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan
lainnya, akan menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko
infeksi.
6) Comforting
Dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri.
Dapat diberikan penghilang nyeri berupa :
a) Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg
b) Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis
titrasi bolus
c) Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg
Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tanda bahaya
dari ABC (Airway, Breathing, Circulation).
b. Stabilisasi Penderita Luka Bakar
1) Airway and Breathing
Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana
jelaga (black sputum), gagal napas, bulu hidung yang terbakar,
bengkak pada wajah. Luka bakar pada daerah orofaring dan leher
membutuhkan tatalaksana intubasi (pemasangan pipa saluran napas
ke dalam trakea/batang tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang
adekuat/tetap terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas kesehatan
LUKA BAKAR
33
LUKA BAKAR
34
luka bakar
Glukosa (5% dalam air): 2000 ml untuk kehilangan
insensible
Hari pertama separuh diberikan dalam 8 jam pertama, separuh
sisanya dalam 16 jam selanjutnya.
Hari kedua separuh dari cairan koloid, separuh elektrolit,
seluruh penggantian cairan insensible.
c) Cara Baxter/Parkland. Merupakan cara lain yang lebih
sederhana dan banyak dipakai. Jumlah kebutuhan cairan pada
hari pertama dihitung dengan rumus = % luka bakar x BB (kg)
x 4 cc. Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam
pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam. Hari pertama
terutama diberikan elektrolit yaitu larutan Ringer laktat karena
terjadi hiponatremi. Untuk hari kedua bervariasi, dapat
diberikan setengah dari jumlah pemberian hari pertama, atau
dapat juga diberikan koloid 500-2000 ml ditambah glukosa 5%.
Jika luka bakar lebih dari 50% maka perhitungan cairan sama
dengan perhitungan luas luka bakar 50%.
Untuk kebutuhan maintenance cairan harian atau cairan rumatan
selama 24 jam, dapat diberikan tambahan 35cc/kgbb untuk dewasa dan
untuk anak-anak 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10
kg ke 2 (11-20 kg) dan 1cc/kgBB tiap kgbb diatas 20 kg.
c. Pemeriksaan Fisik 20
Pada pemeriksaan fisik hal yang perlu dilakukan adalah
1) Tentukan luas dan dalamnya luka bakar
2) Periksa apakah ada cedera ikutan selain luka bakar
3) Tentukan berat badan penderita
LUKA BAKAR
35
LUKA BAKAR
36
37
kk/kgbb
6) Mencegah dan mengatasi anemia
Tingi karbohidrat tinggi protein dengan suplemen zat besi dan
vitamin
Transfusi darah jika ada tanda-tanda kekurangan oksigen
7) Bedah
Debridement dan skin graft pada luka akar yang parah.
Eskarotomi
8) Merujuk pasien jika keadaan umum telah stabil pada luka bakar
yang serius
9) Fisioterapi untuk mencegah terjadinya pneumonia, kontraktur dan
cacat lebih lanjut. fisioterapi dapat dimulai pada saat awal
penatalaksanaan.
38
selesai
LUKA BAKAR
39
urine
berwarna
gelap,
mungkin
urine
mengandung
terapi
terhadap
mioglobinuria.
Pemberian
cairan
dapat
terjadi
anemia.
Meningkatnya
permeabilitas
LUKA BAKAR
40
infeksi.
Infeksi
ini
sulit
untuk
mengalami
LUKA BAKAR
41
perubahan
permeabilitas
kapiler
pada
luka
bakar
LUKA BAKAR
42
Sel-sel otak adalah organ yang paling sensitive; bila dalam waktu 4
menit terjadi kondisi hipoksik, maka sel-sel otak mengalami
kerusakan dan kematian; yang menyebabkan kegagalan fungsi
pengaturan di tingkat sentral.
Sementara edema paru juga merupakan beban bagi jantung sebagai
suatu pompa. Pada mulanya jantung menjalankan mekanisme
kompensasi, namun akhirnya terjadi dekompensasi.
f. Kontraktur 25,26
Kontraktur merupakan salah satu komplikasi dari penyembuhan luka,
terutama luka bakar. Kontraktur adalah jenis scar yang terbentuk dari
sisa kulit yang sehat di sekitar luka, yang tertarik ke sisi kulit yang
terluka. Kontraktur yang terkena hingga lapisan otot dan jaringan
tendon dapat menyebabkan terbatasnya pergerakan.
Pada tahap penyembuhan luka, kontraksi akan terjadi pada hari ke-4
dimana proses ini bersamaan dengan epitelisasi dan proses biokimia
dan seluler dari penyembuhan luka. Kontraktur fleksi dapat terjadi
hanya karena kehilangan lapisan superfisial dari kulit. Biasanya
dengan dilakukan eksisi dari jaringan parut yang tidak elastik ini akan
menyebabkan sendi dapat ekstensi penuh kembali. Pada luka bakar
yang lebih dalam, jaringan yang banyak mengandung kolagen akan
meliputi neurovascular bundles dan ensheathed flexor tendons, juga
permukaan volar dari sendi akan mengalami kontraksi atau perlekatan
sehingga akan membatasi range of motion. Kontraktur yang disebabkan
oleh hilangnya kulit atau luka bakar derajat III pada daerah persendian
harus segera dilakukan skin grafting.
10. Prognosis
Prognosis pada kasus luka bakar ditentukan oleh beberapa faktor, dan
menyangkut mortalitas dan morbiditas atau burn illness severity and
prediction of outcome ; yang mana bersifat bersifat kompleks.
LUKA BAKAR
43
Beberapa faktor yang berperan antara lain faktor penderita (usia, gizi, jenis
kelamin, dan kelainan sistemik), faktor trauma (jenis, luas, kedalaman luka
bakar, dan trauma penyerta), dan faktor penatalaksanaan (prehospital and
inhospital treatment).
Prognosis luka bakar umumnya jelek pada usia yang sangat muda dan usia
lanjut. Pada usia yang sangat muda (terutama bayi) beberapa hal mendasar
menjadi perhatian, antara lain sistem regulasi tubuh yang belum
berkembang sempurna; komposisi cairan intravaskuler dibandingkan
dengan cairan ekstravaskuler, interstitial, dan intraselular yang berbeda
dengan komposisi pada manusia dewasa, sangat rentan terhadap suatu
bentuk trauma. Sistem imunologik yang belum berkembang sempurna
merupakan salah satu faktor yang patut diperhitungkan, karena luka bakar
merupakan suatu bentuk trauma yang bersifat imunosupresi.
LUKA BAKAR
44
BAB III
KESIMPULAN
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
oleh energi panas, bahan kimia, listrik, atau benda-benda fisik lain yang
menghasilkan panas dengan efek berupa kerusakan atau kehilangan jaringan. Pada
rentang panas yang lebih rendah, sel-sel masih dapat bertahan tanpa menimbulkan
kerusakan yang bermakna, dan tubuh dapat mengeluarkan tenaga panas dengan
perubahan sirkulasi. Pada rentang suhu yang lebih tinggi, sel-sel mengalami
kecepatan kerusakan berlipat ganda, tubuh tidak mampu melakukan kompensasi
dengan mengeluarkan panas.
Luka bakar dapat menyebabkan syok karena kesakitan, sepsis karena
infeksi dan kontaminasi oleh agen mikroba dan berakibat buruk bagi organ-organ
tubuh serta dapat menyebabkan kematian. Luka bakar dangkal dan ringan
(superfisial) dapat sembuh dengan cepat dan tidak menimbulkan jaringan parut.
Namun apabila luka bakarnya dalam dan luas, maka penanganan memerlukan
perawatan di fasilitas yang lengkap dan komplikasi semakin besar serta kecacatan
dapat terjadi.
Penatalaksanaan awal pasien luka bakar dengan memberikan pertolongan
pertama dan resusitasi yang adekuat seringkali dapat membantu dalam
mengurangi morbiditas dan mortalitas pasien luka bakar. Pemantauan dan
penatalaksanaan lanjutan pada pasien luka bakar dilakukan untuk menilai
komorbid yang mungkin muncul pasca luka bakar dan untuk melihat prognosis.
Prognosis pasien luka bakar ditentukan oleh status penderita (usia, gizi,
jenis kelamin, dan kelainan sistemik), faktor trauma (jenis, luas, kedalaman luka
bakar, dan trauma penyerta) dan komplikasi yang timbul, serta kecepatan
penanganan (prehospital and inhospital treatment) baik berupa resusitasi maupun
pengobatan medikamentosa.
LUKA BAKAR
45