Anda di halaman 1dari 18

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat :

Menyebutkan asal dan histofisiologi kulit


Menjelaskan struktur mikroskopik 5 (lima) lapisan
epidermis dan 2 (dua) lapisan dermis
Menjelaskan perbedaan lapisan-lapisan kulit
tebal dan kulit tipis
Menetapkan dengan mikroskop cahaya epidermis
dan dermis
Menetapkan dengan mikroskopik cahaya sel
pigmentum.

PENDAHULUAN

Kulit merupakan organ paling berat dari tubuh yang berfungsi


sebagai organ reseptor yang selalu berhubungan dengan
lingkungan.

Kulit juga berfungsi sebagai organ penginderaan, mengatur suhu


tubuh dan barrier pertahanan yang melindungi tubuh dari berbagai
macam jejas dan menghalangi serangan mikroorganisme.

Kulit terdiri dari 2 (dua) lapisan yaitu epidemis dan dermis.

Epidermis merupakan lapisan epitel yang berasal dari ektoderm,


sedangkan dermis atau korium berupa jaringan ikat (agak) padat,
mengandung banyak pembuluh darah, dan berasal dari mesoderm.

Epidermis dan dermis melekat erat satu sama lain dan membentuk
membran yang beragam tebalnya mulai dari 0,5 4 mm atau lebih
pada berbagai tempat pada tubuh.

Di bawah kulit terdapat lapisan jaringan ikat kendor yang juga


mengandung jaringan lemak yang disebut hipodermis atau
jaringan subkutan, akan tetapi hipodermis dianggap tidak
termasuk bagian dari kulit.

Dermis dilekatkan pada hipodermis dibawahnya melalui seratserat jaringan ikat yang bersusupan ke dalam kedua lapisan
jaringan tersebut.

Hipodermis ini memungkinkan keleluasaan gerak kulit


diatasnya pada hampir seluruh bagian kulit di permukaan tubuh.
Hanya pada beberapa tempat saja yang serat-seratnya saling
cekam sehingga keleluasaan gerak kulit diatasnya terbatas,
yaitu pada telapak tangan dan kaki.

2. EPIDERMIS

Epidermis merupakan lapisan yang paling luar, terutama terdiri dari


epitel berlapis pipih bert anduk.
Sel epitel epidermis adalah sel penghasil keratin, sehingga disebut
keratinosit.
Selain keratinosit, kulit juga mengandung sel non keratinosit yaitu
sel melanosit, sel Langerhans dan sel Merkel.

Epidermis terdiri dari 5 (lima) lapisan :


1. Stratum basale

Merupakan lapisan paling basal yang terdiri dari selapis sel kubis
atau silindris yang terletak di atas lamina basalis.
Stratum basale mengandung pigmen melanin (stratum
pigmentosum) dan memisahkan dermis dari epidermis.
Pada stratum basale sering dijumpai mitosis pada sel-selnya dan
bertanggung jawab atas pembaruan sel-sel epidermis sehingga
disebut stratum germinativum.

2. Stratum spinosum
Terdiri dari beberapa lapis sel kubis, poligonal atau agak gepeng
dengan inti di tengah.
Permukaan sel mempunyai tonjolan sitoplasma.
Spina yang melekat satu dengan yang lain membentuk
jembatan antar sel.
Ditemukan adanya malpigi (stratum malpigi) yaitu bagian yang
sering terjadi mitosis dan juga terdapat pigmen melanin.
3. Stratum granulosum
Terdiri dari 2-4 lapis sel poligonal gepeng dengan sitoplasma
yang mengandung butir-butir granula tercat gelap yang disebut
granula keratohialin.
Pada stratum ini sel-sel epidermis mulai mengalami kematian

4. Stratum lucidum
Merupakan lapisan tipis, homogen, jernih yang terdiri
atas sel eosinofilik yang sangat gepeng.
Batas sel tidak jelas, organela seluler dan inti sudah
tidak tampak lagi.
5.Stratum corneum (= tanduk )
Lapisan ini terdiri dari sel berkeratin tanpa inti,
sitoplasma dipenuhi oleh keratin.
Stratum corneum yang mengelupas disebut stratum
disjunctum.

DERMIS

Lapisan yang lebih dalam, terdiri dari jaringan ikat


padat.
Permukaan dermis tidak teratur dan memiliki tonjolantonjolan disebut papila dermis yang saling mengunci
dengan epidermis.
Dermis kaya akan pembuluh darah dan limfe.
Dermis terdiri dari 2 lapisan dengan batas tidak nyata,
yaitu stratum papillare dan stratum retikulare.
- Stratum papillare terdiri atas jaringan ikat longgar,
fibroblas dan sel jaringan ikat lainnya, terutama sel
mast dan makrofag.
- Stratum retikulare terdiri atas jaringan ikat padat
tidak
teratur, mengandung lebih banyak serat (terutama
kolagen tipe I) dan sel lebih sedikit.

Selain komponen-komponen tersebut, dermis juga


mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu
folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea.

Terdapat banyak serat saraf dalam dermis, akan tetapi


tidak ada persarafan parasimpatik.

Ujung saraf aferen membentuk jalinan superfisial


dermis dengan ujung saraf bebas, folikel rambut dan
persarafan organ sensoris yang disebut badan
Meissner dan badan Pacini.

HIPODERMIS : SUB CUTIS

Bukan bagian dari kulit, terdiri dari jaringan ikat kendor


atau jaringan lemak,
Pada beberapa tempat, jaringan sub cutis berubah
menjadi jaringan lemak, yang disebut Panniculus
Adiposus.
KULIT TEBAL DAN KULIT TIPIS
Berdasarkan ketebalan epidermisnya, kulit dibedakan
menjadi kulit tebal dan kulit tipis.
Kulit tebal disebut glabosa atau licin yang tidak
berambut yaitu kulit pada telapak tangan dan kaki.
Ketebalan epidermisnya bervariasi, antara 400 600 m.
Kulit tipis berambut mempunyai ketebalan epidermis 75
150 m.
Kulit tipis terdapat di seluruh tubuh, kecuali telapak
tangan dan telapak kaki.
Pada epidermis kulit tipis, Stratum Lucidumnya tidak
ada, stratum Papillare dermis tidak teratur dan tidak
mengikuti permukaan kulit

ADNEXA KULIT
Merupakan derivat ektodermal yang tumbuh masuk ke
dalam dermis membentuk kelenjar keringat, kelenjar
lemak, folikel rambut, dan kuku
1. KELENJAR KERINGAT ( GLD. SUDORIFERA )

Terdapat di semua bagian tubuh, kecuali bibir, lidah,


dasar kuku, dan genitalia eksterna, termasuk kelenjar
merokren dan eksokren.

Kelenjar keringat terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu


a. Bagian sekretorik, yaitu terdiri dari selapis sel
silindris atau kubis, sitoplasma pucat, dan lumennya
lebar.
Fungsi : Memompa sekret
b. Bagian ekskretorik , yaitu terdiri dari 2 (dua) lapis
sel, tercat lebih gelap, dan lumennya lebih kecil.
Fungsi : mengeluarkan keringat ke permukaan
tubuh

2. KELENJAR LEMAK ( GLD. SEBACEA )

Terdapat di seluruh tubuh, kecuali telapak tangan dan


telapak kaki, termasuk kelenjar Holokrin, hampir
selalu berhubungan dengan folikel rambut, yang tak
berhubungan dengan folikel rambut adalah papillae
mammae, bibir, labia minora, kelenjar pada kelopak
mata.
Saluran keluarnya pada leher kelenjar
Sekretnya berupa sebum keluarnya dibantu oleh m.
Arrector Pilli.
M. Arrector Pilli yaitu berkas otot polos, letaknya mulai
pertengahan selubung follikel rambut dan berakhir
pada str. papillare dermis, kontraksi menyebabkan
rambut berdiri dan keluarnya sekret kelenjar lemak

Gambar 2. Kelenjar sebasea kulit (A). B. Folikel rambut C. M


arrector
philli

3. FOLLIKEL RAMBUT

Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi


epitel epidermis.
Setiap rambut berkembang dari folikel rambut yang selama masa
pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada bagian ujung yang disebut
bulbus rambut.
Pada ujung bulbus rambut terdapat papila dermis yang mengandung kapiler
untuk kelangsungan hidup folikel rambut.
Sel epidermis yang menutupi papila dermis membentuk akar rambut.
Folikel rambut terdiri dari cortex rambut dan medulla rambut yang dilapisi
oleh selaput tipis sel kubis kutikula rambut.
Selubung akar terdiri dari internal root sheat dan eksternal root sheat.
Internal root sheat yang mengelilingi secara lengkap bagian awal batang
rambut terdiri dari lapisan cuticula, lapisan huxley, dan lapisan henle.
Eksternal Root Sheat terdiri dari selapis sel Glassy Membrane, yang
merupakan bagian dari dermis.

Gambar 3. Folikel rambut A. Epidermis B. Bolikel rambut C. Bulbus


rambut
D. Kelenjar sebasea

KERATIN
a. Keratin lunak, terdapat pada str. permukaan
b. Keratin keras
Terjadi melalui perubahan sel-sel epidermis yang masih hidup
( keratin )
c.Terdapat : Kuku, cuticula, kortex rambut.

KUKU
a. Kuku merupakan lempeng sel epitel berkeratin
b. Kuku terdiri atas bagian bebas, bagian badan dan bagian akar.
- Bagian bebas adalah bagian superfisial yang keras disebut lempeng
kuku dan terdiri dari stratum korneum.
- Bagian badan adalah bagian dalam yang lunak dan disebut dasar
kuku.
Pada dasar kuku mengandung stratum basale dan stratum
spinosum.
- Bagian akar kuku merupakan bagian proksimal kuku yang tertanam
dalam dermis.

DAFTAR PUSTAKA

Craigmyle, MBL., 1987, Atlas Berwarna


Histologi, alih bahasa Jan Tambajong, A colour
Atlas of Histology, Jakarta : EGC

Junqueira, lC., Carneiro, J., 2000, Histologi Dasar,


alih bahasa Adji Dharma, Basic Histology, Jakarta :
EGC.

Leeson, CR., Leeson, TS., Paparo, AA., 1991, Buku


Ajar Histologi, alih bahasa S. Koesparti Siswojo
dkk, Textbook of Histology, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai