Oleh:
TIM PKRS
R. 7B
IRNA 4 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh:
Desak Gede Prema Wahini
Yolanda Annisa Aji
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik
: Terapi bermain
Sasaran
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu
Metode
Media
1.
Latar belakang
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa
anak yang terlalu banyak bermaian akan membuat menjadi malas bekerja dan bodoh.
Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa
permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak (2006).Ketika
masa anak sudah memasuki masa todler anak selalu membutuhkan kesenangan pada
dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan. Bermain merupakan kebutuhan dasar
anak. Bermain merupakan kegiatan gerak dari anak baik pasif maupun aktif untuk
menyalurkan kreasinya dan menghilangkan konflik dari dalam diri anak yang disardari atau
pun yang tidak disadari. Selain sebagai cara penghilang konflik bagi anak, bermain juga
merupakan terapi dalam proses keperawatan. Melalui proses bermain, tanpa disadari
semua aspek perkembangan anak bisa tumbuh dengan optimal sehingga bisa menjadi anak
yang cerdas.
Aspek perkembangan anak dapat ditimbulkan secara optimal dan maksimal melalui
proses kegiatan bermain. Mengajak bermain di usia dini/prasekolah dapat membantu
perkembangan mental dan kecerdasan anak. Dalam sub pokok bahasan yang kita angkat
pada terapi bermain ini adalah bermain dengan metode mandi bola kemudian berlomba
untuk mencari kartu hadiah, jika yang di dapatkan anak adalah kartu makan, maka anak
tersebut akan di berikan satu suap makanan (anak yang susah makan di rumah sakit)
dengan sasaran anak usia prasekolah (pra school), dimana dengan bermain metode
tersebut dapat menambah kebutuhan nutrisi anak.
2.
Tujuan umum
Setelah mengikuti program bermain diharapkan anak dapat terpenuhi kebutuhan
Tujuan khusus
7. Pengorganisasian
1. Leader : Desak
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu membuka dan
menutup kegiatan ini.
2. Co Leader : Yolanda
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara bermain
dalam terapi bermain.
3. Fasilitator : Mahasiswa Keperawatan RST Soepraoen
Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap peserta
dalam terapi bermain.
4. Observer : Mahasiswa Keperawatan RST Soepraoen
Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; mengobservasi, mengamati, dan
mencatat jalannya terapi bermain.
8. Materi
Terlampir
Pengertian Bermain
Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek
terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif
menurunkan stres pada anak dan penting untuk mensejahterakan mental dan emosional
anak (Champbel & Glaser, 1995 dikutip oleh Supartini, 2004).
Bermain dapat dijadikan sebagai suatu terapi karena berfokus pada kebutuhan anak
untuk mengekspresikan diri mereka melalui penggunaan mainan dalam aktivitas bermain
dan dapat juga digunakan untuk membantu anak mengerti tentang penyakitnya (Mc.
Guiness, 2001). pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak (noname, 2006).
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang
tidak disadari.(wholey and Wong,1991). Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan keinginan untuk memperoleh kesenangan.(Foster,1989). Bermain adalah
kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan
hasil akhir (Hurlock) Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh
kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
1. Lingkungan yang mendukung, dapat menstimulasi imajinasi anak dan kreativitas
anak dalam bermain.
2. Alat dan jenis permainan yang cocok, harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak.
Fungsi Bermain di rumah sakit
Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seorang anak bila bermain dilaksanakan di
suatu rumah sakit, antara lain: a). Memfasilitasi situasi yang tidak familiar, b). Memberi
kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol, c). Membantu untuk mengurangi stres
terhadap perpisahan, d). Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan
bagian tubuh, e). Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan
peralatan dan prosedur medis, f). Memberi peralihan dan relaksasi, g). Membantu anak
untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing, h). Memberikan cara untuk mengurangi
tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan, i). Menganjurkan untuk berinteraksi dan
mengembangkan sikap-sikap yang positif terhadap orang lain, j). Memberikan cara untuk
mengekspresikan ide kreatif dan minat, k). Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik
(Wong ,1996).
DAFTAR PUSTAKA