PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN UMUM
Banyaknya jumlah air limbah yang ada, tergantung dari jenis dan besar kecilnya
pengolahan air limbah.
2.1.1.2 Limbah Cair Domestik
Air limbah domestik terdiri dari buangan manusia, buangan dapur, tempat
pencucian, dan kamar mandi.
Air limbah tersebut mengandung :
1. Padatan berukuran besar yang terapung dan tersuspensi, misalnya : tinja
2. Padatan tersuspensi yang lebih kecil, misalnya : tinja yang hancur sebagian
3. Padatan yang sangat halus adalah suspensi koloid, yaitu padatan tersuspensi
yang tidak dapat mengendap serta polutan dalam bentuk larutan sejati, air
limbah tersebut merupakan bahan berbahaya terutama dalam jumlah besar.
2.1.1.3 Limbah Cair Industri
Limbah cair industri adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh
usaha atau kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat
menurunkan kualitas lingkungan ( Perda Provinsi Jatim No. 5 Tahun 2000 ).
2.1.2
pengolahan yang tepat. Karakteristik air limbah terdiri dari karakteristik fisik, kimia,
dan biologi (Metcalf dan Eddy, 1991).
Berikut ini akan dijelaskan beberapa macam karakteristik air limbah, yaitu :
2.1.2.1 Karakteristik Fisik :
a. Warna
Air limbah yang masih segar umumnya berwarna abu abu sedang limbah
yang sudah basi atau busuk berwarna gelap. Akibat dari penguraian senyawa
senyawa organik oleh bakteri, maka air limbah menjadi hitam. Hal ini menunjukkan
bahwa air limbah berada pada keadaan septic (Metcalf dan Eddy, 1991). Dalam hal
ini warna sering digunakan oleh orang awam untuk menilai keadaan air limbah,
namun warna tidak menunjukkan secara tegas bahaya yang dikandungnya (Mahida,
1984)
b. Bau
Bau dapat menunjukkan air limbah masih baru atau telah membusuk. Bau
bauan busuk menyerupai bau Nitrogen Sulfida, menunjukkan adanya air limbah yang
busuk. Banyak bau yang tidak sedap itu disebabkan karena adanya campuran
nitrogen, sulfur, dan fosfor, dan juga berasal dai pembusukan protein serta bahan
organik lain yang terdapat dalam air limbah. Namun bau yang paling menyengat
adalah bau yang berasal dari Hidrogen Sulfida. Bau dapat menunjukkan konsentarasi
yang sangat kecil dari suatu zat tertentu yang terkandung dalam air limbah (Mahida,
1984).
c. Temperatur
Pada umumnya temperatur air limbah lebih tinggi daripada temperatur air
minum. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan temperatur yang lebih panas
dari pemakaian rumah tangga atau aktivitas aktivitas pabrik. Temperatur air limbah
memberi pengaruh kehidupan dalam air, kelarutan gas, aktivitas bakteri, serta reaksi
reaksi kimia dan kecepatan reaksi (Metcalf dan Eddy, 1991).
d. Total Padatan
Total padatan adalah zat zat yang tertinggal sebagai residu penguapan pada
temperatur 1030C 1050C. Zat zat yang hilang pada tekanan uap tersebut tidak
dapat didefinisikan sebagai total padatan.
2.1.2.2 Karakteristik Kimia :
a. Senyawa Organik
Kira kira 75% suspended solid dan 40% filterable solid dalam air limbah
merupakan senyawa senyawa organik. Senyawa organik tersebut berasal dari
kombinasi karbon, hydrogen, dan oksigen, serta nitrogen dalam senyawa. Senyawa
organik yang terdapat dalam air limbah antara lain :
Protein
: 40 60%
Karbohidrat
Lemak dan minyak
: 25 - 50%
: 10% (Metcalf dan Eddy, 1991)
b. Senyawa Anorganik
Konsentrasi senyawa organik dalam aliran air akan meningkat karena formasi
geologis sebelum dan selama aliran, maupun karena penambahan limbah baru ke
dalam aliran tersebut. Konsentrasi unsur juga akan bertambah dengan proses
penguapan alami pada permukaan air dan akan meninggalkan unsur anorganik dalam
air. Adapun komponen- komponen limbah anorganik yang terpenting antara lain
alkalinitas, klorida, nitrogen, fosfat, dan sulfat (Metcalf dan Eddy, 1991).
c. Gas Gas
Gas gas yang terdapat dalam air limbah yang belum diolah antara lain
nitrogen ( N2 ), oksigen (O2), karbon dioksida ( CO2 ), hidrogen sulfid ( H2S ),
amoniak ( NH3 ), dan metana ( CH4 ). Gas N2, O2, dan CO2 terdapat dalam air limbah
sebagai akibat dari adanya kontak langsung air limbah dengan udara, sedangakan gas
H2S, NH3, dan CH4 dihasilkan dari dekomposisi zat zat organik oleh bakteri dalam
air limbah (Metcalf dan Eddy, 1991).
2.1.2.3
Karakteristik Biologi
bagi pertumbuhan alga secara cepat), sehingga menyebabkan sinar matahari tidak
dapat menembus permukaan air.
2.1.3
pengujian. Bila kita perhatikan, kondisi air yang tercemar akan berubah dan
mempunyai beberapa ciri khusus yang membedakan dengan air bersih. Pencemaran
air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi atau komponen
lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya.
indikator atau tanda air telah tercemar adanya perubahan atau tanda yang dapat
diamati melalui:
1. Perubahan pH (tingkat keasaman atau konsentrasi ion hydrogen)
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH
netral dengan kisaran nilai 6,5 7,5. Air limbah industri yang belum terolah
dan memiliki pH air sungai dan dapat mengganggu kehidupan organisme di
dalamnya. Hal ini akan semakin parah jika daya dukung lingkungan rendah.
Limbah dengan pH asam / rendah bersifat korosif terhadap logam.
2. Perubahan warna, bau dan rasa
Air normal dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak
bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut
merupakan salah satu indikasi bahwa air tercemar. Timbulnya bau pada air
lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang
berbau dapat berasal dari limbah industry atau hasil dari degradasi oleh
mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah senyawa organic
menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.
3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut
Endapan koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri
yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut
sempurna akan mengendap di dasar sungai dan yang larut sebagian akan
menjadi koloid dan akan menghalangi bahan bahan organik yang sulit
diukur melalui uji BOD karena sulit didegradasi melalui reaksi biokomia,
namun dapat diukur melalui uji COD. Adapun pencemaran air pada umumnya
terdiri dari:
Bahan buangan padat
Bahan buangan organik
Bahan buangan anorganik
1.
2.
3.
2.1.4
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan lingkungan dari polutan kimia
bioremediasi adalah reaksi redoks. Reaksi ini dapat terjadi secara aerob (Thieman
and Palladino, 2004).
Metode bioremediasi yang paling banyak digunakan adalah proses lumpur
aktif. Lumpur aktif adalah kumpulan massa bakteri. Proses lumpur aktif awalnya
hanya mengggunakan satu reactor aerobic untuk mendegradasi materi organik.
Sekarang telah dilakukan improvisasi menggunakan multi-reaktor yang terdiri dari
zona anaerobic, anoxic dan aerobic. Dalam bioremediasi, kontrol mikroorganisme
sangat penting karena menjadi subyek dalam bioremediasi.
Bakteri yang paling umum dan efektif digunakan adalah indigenous bacteriai
yang secara alami dapat ditemukan dalam polutan. Terdapat beberapa cara untuk
meningkatkan keefektifan bakteri bakteri untuk melakukan tugasnya dalam
bioremediasi. Pertama adalah pemberian nutrient ( nutrient enrichment ). Nutrien
yang diberikan dapat berupa sumber fosfat, nitrogen, karbon atau oksigen. Peran
dalam pemberian nutrien ini adalah menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme. Kedua adalah bioaugmentasi yang dilakukan dengan menambahkan
bakteri ke lokasi pengolahan limbah sehingga dapat membantu kerja dari indigenous
bacteria dalam melakukan degradasi limbah (Thieman and Palladino 2004).
Tahapan tahapan dalam pengolahan limbah cair secara biologis adalah sebagai
berikut :
a. Preliminary treatment (screening)
Limbah cair sering kali mengandung materi materi yang mengapung
seperti kayu, kertas, dan sebagainya. Materi materi ini perlu disingkirkan
sebelum limbah memasuki sistem pengolahan karena materi materi ini
dapat merusak mesin ( contoh aerator dan pompa ) yang digunakan dalam
sistem pengolahan limbah.
b. Sedimentasi primer
Limbah pada tahap ini telah terbebas dari padatan berukuran besar dan
materi yang mengapung. Namun limbah ini masih mengandung partikel
tersuspensi yang ukurannya terentang antara 0,05 1 mm. Partikel inilah yang
disebut dengan settleable solid. Peran dari sedimentasi primer ini adalah untuk
menghilangkan partikel ini. Tahap sedimentasi primer bukan tahap yang harus
ada dalam sistem pengolahan limbah. Walaupun demikian sedimentasi primer
dapat mengurangi nilai BOD sampai 40%. Keuntungan lainnya meliputi
penggunaan reaktor yang lebih kecil untuk tahap pengolahan limbah
berikutnya ( karena BOD telah berkurang ) sehingga dapat menghemat biaya
operasi. Selain itu tahap sedimentasi primer akan menyebabkan sedimentasi
sekunder dapat dilakukan di tempat yang lebih kecil.
c. Secondary treatment
Tahap ini adalah dimana degradasi secara biologis berlangsung.
Limbah dialihkan dengan reaktor ke aerasi. Aerasi dapat dilakukan melalui
dasar atau permukaan reaktor. Jika melalui dasar reaktor berjalannya aerasi
akan ditunjukkan oleh adanya gelembung udara akibat difusi udara dari
bawah ke atas.
d. Sedimentasi sekunder
Sedimentasi sekunder dilakukan pada clarifier. Tahap ini berperan
memisahkan sludge dari effluent hasil pengolahan limbah. Semakin dalam
tangki clarifier yang digunakan, maka semakin banyak pula padatan yang
dapat dipisahkan.
e. Klorinasi
Tahap ini adalah tahap akhir sebelum effluent hasil pengolahan dapat
dibuang ke lingkungan. Klorinasi berperan untuk membunuh mikroorganisme
yang tadinya berperan dalam bioremediasi. Dengan demikian lingkungan
tidak menerima berbagai jenis mikroorganisme yang kemungkinan dapat
mengacaukan ekosistem perairan yang bersangkutan (Horan, 1990).
2.1.5
yang perlu diuji kadarnya. Menurut surat keputusan Gubernur Jawa Timur No. 45
Tahun 2000 tentang baku mutu limbah cair bagi industri atau kegiatan industri
lainnya di Jawa Timur, parameter parameter air limbah yang diperiksa antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.1.6
SS ( Setteable Solid )
COD ( Chemical Oxygen Demand )
DO ( Disolved Oxygen )
TSS ( Total Suspended Solid )
SVI ( Sludge Volume Indeks )
PH
Anion Kation
Dampak Limbah
Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka air
limbah sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi, tidak berarti air limbah tidak perlu
diolah. Karena apabila limbah tidak dikelola dengan baik dan benar maka akan
menimbulkan gangguan terhadap lingkungan dan kehidupan yang ada. Menurut
Sugiharto (1987) menyatakan bahwa efek buruk dari air limbah dapat menyebabkan
terjadinya berbagai macam gangguan, antara lain :
kerusakan pada benda benda yang lainnya. Lemak merupakan sebagian besar
komponen air limbah yang mempunyai sifat menggumpal pada suhu udara
normal, dan akan berubah cair pada suhu panas. Lemak yang berupa cairan pada
saat dibuang ke saluran air limbah akan menumpuk secara komulatif pada
saluran tersebut karena lemak mengalami pendinginan dan lemak akan
menempel pada dinding saluran sehingga menimbulkan penyumbatan. Selain itu
lemak yang menempel akan mengakibatkan kebocoran pada saluran limbah.
2.1.8
Analisa laboratorium
Kegiatan di dalam laboratorium antara lain menganalisa limbah di IPAL
PT.SIER (Persero) yang berasal dari seluruh pabrik yang berada dikawasan Rungkut
dan Berbek industri. Kegiatan rutin laboratorium yaitu menganalisa sampel yang
diambil dari tiga tempat yaitu influent, oferflow primary settling (ops) dan effluent
yang selanjutnya akan dianalisa berdasarkan parameter parameter sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.1.9
SS ( Setteable Solid )
COD ( Chemical Oxygen Demand )
DO ( Disolved Oxygen )
TSS ( Total Suspended Solid )
SVI ( Sludge Volume Indeks )
PH
Anion Kation
MANAJEMEN PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Manajemen pengolahan limbah ini bertujuan untuk mendukung kelancaran
proses produksi. Manajemen pengolahan limbah di PT. IPAL SIER (Persero) terbagi
menjadi dua kelompok yaitu : manajemen pengolahan limbah yang dilaksanakan di
pabrik dan manajemen limbah di kawasan industri.
2.1.9.1 MANAJEMEN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI PABRIK
Pengolahan limbah di pabrik dilaksanakan oleh pengelola pabrik yang
bersangkutan dengan harapan agar dapat meminimalisasi ongkos pengelola limbah
yang harus dibayarkan ke PT. IPAL SIER (Persero) selaku pihak pengelola.
Manajemen ini didasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak
industri.
Untuk
mendukung
kelancaran
proses
dikenakan
biaya
pemeliharaan dan operasi dari sistem pengolahan limbah yang dikenal dengan istilah
BPO kepada semua pabrik yang ada di kawasan industri yang dikelola oleh PT. IPAL
SIER (Persero) sesuai dengan Pasal 11 surat perjanjian sewa menyewa pabrik dan
Pasal 8 surat perjanjian sewa menyewa SUIK. BPO ini berlaku selama 1 tahun dan
diadakan peninjauan kembali setiap tahun.
Penentuan besarnya BPO yang harus dibayar oleh tiap pabrik didasarkan pada:
1. Besarnya beban polusi air (limbah yang dibuang ke saluran air limbah PT.
IPAL SIER ( Persero ).
2. Besarnya volume atau debit air limbah di pabrik.
2.1.10 SUMBER AIR LIMBAH
Sumber air limbah yang diolah di PT. IPAL SIER (Persero) berasal dari
seluruh pabrik dan perkantoran yang berada di kawasan Rungkut dan Brebek. Jumlah
pabrik dan perkantoran yang membuang air limbah di PT. IPAL SIER (Persero)
sebanyak 393 perusahaan. Nama nama perusahan tersebut dapat dilihat pada
lampiran.
Sumber air limbah yang masuk ke PT. IPAL SIER (Persero) Surabaya
beraneka ragam. Air limbah yang masuk ke IPAL berasal dari berbagai jenis industri
diantaranya :
a. Industri kayu dan rotan
b. Industri plastik
c. Industri logam
d. Industri kimia
e. Industri makanan dan minuman
f. Industri tembakau
g. Industri tekstil
h. Industri karet
i. Industri penyamakan kulit
2.1.10.1
Air limbah sebelum masuk ke saluran air limbah yang ada di PT. IPAL SIER
(Persero) maka tiap-tiap industri harus memenuhi semua persyaratan yang telah
ditetapkan oleh pihak PT. IPAL SIER (Persero). Hal ini dilakukan agar tidak
merusak saluran, mesin dan peralatan yang ada di PT. IPAL SIER (Persero),
dimana persyaratan dan ketentuan untuk karakteristik air limbah tersebut dibuat
menyesuaikan dengan design bangunan pengolahan air limbah di PT. IPAL SIER
(Persero). Ketentuan itu dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Ketentuan umum
Bahan yang dilarang dibuang ke dalam system saluran air limbah kawasan
industri yang dikelolah PT. SIER (Persero) antara lain :
Air hujan, air tanah, air dari talang, air dari pekarangan.
Kalsium karbida
Bahan yang mudah terbakar
Sejumlah cairan, zat padat dan gas yang jumlahnya cukup untuk dapat
menimbulkan kebakaran atau ledakan yang dapat menyebabkan kerusakan
sistem saluran air limbah. Zat-zat ini merupakan limbah B3 yang
biologis.
Bahan yang dapat merusak atau mengganggu mesin maupun peralatan
b. Ketentuan khusus
Secara khusus, air limbah yang boleh dibuang ke sistem saluran air limbah
PT. IPAL SIER (Persero) tidak boleh melebihi standar yang telah ditetapkan, yaitu
yang tercantum pada tabel berikut :
Tabel.1 Standar Parameter Fisika Limbah
No.
Parameter Fisika
Kode
1.1 Suhu
Nilai
Satuan
40 Celcius
TDS
2000 Mg/l
TSS
400 Mg/l
1.4 Warna
Jika air limbah akan dibuang oleh suatu industri ke sistem saluran air limbah ke
PT. IPAL SIER (Persero) melebihi standar. Maka industri tersebut wajib
menggunakan pengolahan pendahuluan (pretreatment) sebelum air limbahnya masuk
ke saluran tersebut. Standar limbah yang masuk ke PT. IPAL SIER (Persero) telah
dicantumkan seperti pada tabel.
Tabel. 2 Standar Parameter Kimia
No.
Parameter Kimia
Kode
Nilai
Satuan
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
2.11
2.12
2.13
2.14
2.15
2.16
2.17
2.18
2.19
2.2
2.21
BOD
COD
Ph
NH3
MBAS
1500
3000
6-9
20
5
2
30
500
30
50
5
1
500
1
1
5
30
1
1
2
10
Mg/l
Mg/l
F
Cl
NO3
NO2
Cl2
SO4
S
Ar
Ba
Fe
Cd
Co
Cr
Mn
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
2.22
Nikel
Ni
Mg/l
2.23
2.24
2.25
2.26
2.27
Air Raksa
Selenium
Seng
Tembaga
Timbal
Hg
Se
Zn
Cu
Pb
0,005
1
5
5
3
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
2.28
Sianida
CN
Mg/l
gravitasi.
Penyaringan kotoran terapung.
Sebagai tempat homogenisasi air limbah sebelum masuk ke oxidation ditch.
Pemerataan beban hidrolisis dan organik sehingga tidak akan terjadi shock
mekanisme
pada
bak
pengendap
pertama
dengan
menimbulkan bau busuk. Sedangkan waktu detensi 1 - 1,5 jam akan terjadi
penurunan :
-
BOD
Suspended Solid
Bahan Organik
: 25% - 40%
: 60% - 65%
: 35% - 40%
c. Laju air
Kecepatan air yang deras akan dihasilkan waktu detensi yang kecil
maka didapatkan proses pengendapan yang kurang baik, sedangkan pada
aliran yang kecil mengakibatkan waktu detensi yang lama akan menimbulkan
pembusukan pada bak pengendapan pertama.
d. Efisiensi pemisahan suspended solid
Spesifikasi bak pengendapan pertama (primary settling tank) :
-
Panjang
Lebar
Kedalaman
: + 40 m
: + 10 m
: + 1,6 - 3 m
mengalirkan lumpur yang akan dibuang ke bak pengering lumpur dan srew pump
yang berfungsi untuk mengembalikan lumpur ke oxidation ditch sebagai return
sludge.
Spesifikasi pompa adalah :
a. Screw pump
- Daya
: 17 KW
- Frekuensi putaran : 50 Hz
- Kapasitas
: 60 m3/menit
b. Submersible pump
- Daya
: 3,75 KW
- Frekuensi putaran : 50 Hz
- Kapasitas
: 50 m3/ menit
Spesifikasi bak distribusi adalah :
- Panjang
- Lebar
- Kedalaman
: 7,2 m
:4m
:3m
mencegah terjadinya gelombang pada air saat pemutaran. Gelombang air akan dapat
mengganggu pengendapan (sedimentasi).
Spesifikasi dari bak pengendap kedua ini antara lain ;
Bentuk
: cicular
Jumlah
: 2 buah
Diameter
: 21 m
Kemiringan dasar (slope) : 1,24
Kedalaman tepi
: 2,5 m
Kedalaman tengah
:3m
: 0,7 m3/jam
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
perusahaan PT.SIER (persero) merupakan perseroan milik negara yang didirikan
pada tahun 1974 dihadapan notaris Abdul Latief,S.H dengan nomor 166 tanggal 28
februari 1974, yang kemudian dirubah dengan akta nomor 2 tanggal 1 agustus 1974
dan disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 1 september 1974.
Dan terakhir dihadapan notaris Abdurrazaq Ashiblie,S.H. dilakukan perubahan
anggaran dasar dengan nomor: 22 tanggal 23 mei 1998 dan telah disahkan Menteri
Kehakiman sesuai keputusan nomor: 98 pada september 1998. PT.SIER (persero)
mengelola 3 kawasan lndustri yang meliputi antara lain : Surabaya Industrial Estate
Rungkut (SIER), Sidoarjo Industrial Estate Berbek, dan Pasuruan Industrial Estate
Rembang (PIER).