html
hari selasa,02-12-2014 jam 12.04
karena memang sudah diketahui hasilnya akan lemah, lebih baik melakukan analisis setiap
pertanyaan yang diajukan.
Nanti akan bisa disusun strategi untuk penguatannya melalui pembelajaran. Balitbang
Kemdikbud harus mengambil manfaat sebesar-besarnya dari PISA 2000-2012 ini, kata Iwan.
Sejak tahun 2000, lanjut Iwan, performa murid Indonesia buruk di PISA. Jika dilihat dari soalsoal yang diajukan (bisa dicoba di www.oecd.org), kecakapan matematika yang diharapkan
dunia melalui tes PISA itu berbeda dengan yang diajarkan di sekolah dan yang diujikan dalam
ujian nasional. Ini tidak berarti matematika di Indonesia lebih mudah daripada di negara lain
yang meraih ranking lebih tinggi dalam PISA. Namun, sekolah Indonesia terlalu fokus
mengajarkan kecakapan yang sudah kedaluwarsa, seperti menghafal dan berhitung ruwet.
Selain itu, sekolah Indonesia juga melupakan pembelajaran bernalar. Pendidikan kita
membayangkan dunia ini belum ada Google, Wikipedia, dan kalkulator. Akibatnya, kita seperti
meminta anak-anak kita memanjat pohon yang buahnya sudah busuk, kata Iwan. (LUK)
Sumber: Kompas Cetak tanggal 5 Desember 2013