Anda di halaman 1dari 57

46

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak


melalui metode proyek yang dilaksanakan di Playgroup Tridaya tahun ajaran
2010/2011. Penyajian hasil data penelitian meliputi : 1) kondisi objektif
kecerdasan emosi anak-anak kelompok bermain kelas A Tridaya tahun ajaran
2010/2011 sebelum diterapkan pembelajaran metode proyek, 2) kecerdasan
emosional anak kelompok bermain kelas A Tridaya tahun ajaran 2010/2011
setelah diterapkan metode proyek, 3) seberapa besar peningkatan kecerdasan
emosi di kelompok bermain kelas A Tridaya tahun ajaran 2010/2011 setelah
diterapkan metode proyek.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum lokasi penelitian
a. Lokasi kelompok bermain
Secara demografis, playgroup Tridaya berada di kota Cimahi
tepatnya berada di Jln Encep Kartawiria no. !57B Cimahi Utara.
b. Visi dan misi kelompok bermain Tridaya
PG & TK Tridaya adalah lembaga pendidikan taman kanak-kanak
yang menerapkan metode eksplorasi berbasis pendekatan individu
dengan tetap berlandaskan pada pembelajaran play and learn sehingga
setiap aspek kecerdasan anak dapat berkembang optimal. Pembelajaran

47

di PG & TK Tridaya berpusat pada pengembangan proses Learn to


Know, Learn to Do, Learn to Be, dan Learn to Live Together.
Visi

: Menjadi Play Group dan Taman Kanak-Kanak terbaik yang


mampu menciptakan siswa-siswi yang unggul, berkarakter dan
memiliki kecerdasan komprehensip melalui Sistem Pendekatan
Individu

Misi : Mengembangkan berbagai potensi kecerdasan siswa melalui


metode eksplorer (multi methode and sensori motorik for talent
and development task ) dan sarana pembelajaran yang edukatif,
kreatif, inovatif dan representatif.
Goal : Insan yang cerdas berkarakter dan siap memasuki jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Playgroup Tridaya merupakan sarana bermain dan belajar dalam
upaya pembentukan pribadi anak secara tepat dimasanya. Melatih
kemandirian, mengembangkan kreatifitas, dan sosialisasi anak.
c. Keadaan guru di kelompok bermain
Tabel 4.1
Personil playgroup Tridaya tahun ajaran 2010/2011
Nama
Gita Astagina, B.Hum
Elfian Riyanti, S.Pd
Shinta Mutiara

Tempat, tanggal lahir

Pendidikan
Terakhir
Bandung, 24 Juni 1977
Sarjana
Majalengka, 06 Juni
Sarjana
1988
Cianjur, 13 Januari Diploma II
1987

Jabatan
Kepala sekolah
Guru
Guru

48

Gambar 4.1
Struktur Organisasi PG & TK Tridaya
Pimpinan Lembaga Pendidikan Tridaya
Dra. Chairida Herwati

Kepala Sekolah PG & TK Tridaya


Gita Astagina, B.Hum

Guru-guru TK

Guru Playgroup

Shinta Mutiara

Elfian Riyanti

d. Keadaan murid di Playgroup


Kelompok bermain Playgroup Tridaya tahun ajaran 2010/2011
memiliki 20 murid yang terdiri dari 2 kelas. Kelas A (lemon) yang
berusia 3-4 tahun dengan jumlah 10 murid, 3 laki-laki dan 7
perempuan. Kelas B (Lechy) yang berusia 2-3 tahun dengan jumlah 10
murid, 6 laki-laki dan 4 perempuan.

49

Tabel 4.2
Data Murid Playgroup Tridaya Kelas A (Lemon) Yang Menjadi
Subjek Penelitian
No

No induk

Nama anak
Alliya Danish Lathifa

Nama
panggilan
Danish

Jenis
Kelamin
Perempuan

PG 1011-001

PG 1011-002

Fatih Muhammad Ghazy

Fatih

Laki-laki

PG 1011-003

Kayriz Pearla Wilova N

Arla

Perempuan

PG 1011-016

Keisha Nadira Hanifa

Keisha

Perempuan

PG 1011-015

Moh. Irham Subhan

Irham

Laki-laki

PG 1011-013

Ruba Zerin Putri Kuntari

Ruba

Perempuan

PG 1011-006

Sulthan Fawwaz Al-Fajri

Zidane

Laki-laki

PG 1011-017

Nayla Rahma Setiadi

Nayla

Perempuan

PG 1011-014

Zalfaisha Hikaru

Aisha

Perempuan

e. Sarana dan Prasarana


Playgroup Tridaya memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang
terdiri dari tempat bermain yang homy, permainan indoor,
permainan outdoor, rumah pohon, ruang UKS, perpustakaan, lab sains,
ruang komputer, galeri hasil karya anak, mushola, kolam renang, ruang
tunggu dengan jaringan internet dan fasilitas lainnya.

50

f. Jadwal kegiatan Playgroup Tridaya


Tabel 4.3
Jadwal kegiatan Playgroup Tridaya
Waktu

Kegiatan

08:00 - 08:30

Free play

08.30 09.00

Opening

09.00 09.30

Kegiatan inti

09.30 10.00

Snack time & menggosok gigi

10.00 10.30

Review, doa, pulang

Berdasarkan tujuan penelitian dan langkah-langkah pengolahan data, hasil


penelitian digambarkan sebagai berikut:
1. Kondisi objektif kecerdasan emosional anak kelompok bermain
Tridaya tahun ajaran 2010/2011 sebelum diterapkan metode proyek
Hasil penelitian ditemukan bahwa sebelum diterapkan metode proyek
bahwa kecerdasan emosional anak playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran
2010/2011 sebagian anak yang mempunyai kecerdasan emosional yang
rendah, belum muncul yang masih membutuhkan bimbingan dan stimulus
ekstra dan sebagian anak mempunyai kecerdasan emosional yang sedang
berkembang. Kategori ini berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan
alat ukur yang telah divalidasi dan berhasil uji validitas dijadikan alat ukur
kecerdasan emosional.

51

Pada saat observasi awal, anak yang hadir ada 9 orang yang terdiri dari
3 laki-laki dan 6 perempuan. Kecerdasan emosional anak pada saat
observasi awal yaitu:
a. Mengenali emosi diri
Ketika observasi awal dilakukan, rata-rata anak belum mengenali
emosi diri sendiri. Anak hanya mengetahui perasaan senang dan sedih
saja dan belum mengetahui penyebab perasaan itu terjadi.
b. Mengelola emosi
Hanya 1 anak yang sedang berkembang kemampuannya dalam
mengelola

emosi

dan

yang

lainnya

belum

muncul,

masih

membutuhkan stimulus dan bimbingan intens.


c. Memotivasi diri sendiri
Anak mempunyai motivasi ddiri sendiri yang bervariasi. Sebagian
anak mempunyai kepercayaan diri yang cukup dalam memotivasi diri
sendiri dan yang lain masih membutuhkan stimulus dan bimbingan
intens.
d. Mengenali emosi orang lain
Sebagian anak sudah dapat mengenali emosi orang lain, hanya
memandang orang lain ketika sedang mengalami emosi.
e. Membina hubungan
Dalam membina hubungan dengan orang lain rata-rata anak
mempunyai kemampuan itu walaupun ada beberapa anak yang belum
berkembang baik dalam berkomunikasi secara lisan.

52

Observasi awal yang dilakukan dan dianalisis sesuai instrumen


penelitian yang sudah di validasi. Setiap item diakumulasi menjadi
dimensi. Berikut merupakan hasil observasi awal.

Tabel 4.4
Observasi Awal
No

Nama
Anak

1 Danish
2 Fatih
3 Arla
4 Keisha
5 Irham
6 Ruba
7 Zidane
8 Nayla
9 Aisha
Jumlah per
dimensi
% per
dimensi
Jumlah
rata-rata
kecerdasan
emosional
% ratarata
kecerdasan
emosional

DIMENSI
Mengenali Mengelola Memotivasi Mengenali Membina
emosi diri
emosi
diri sendiri
emosi
hubungan
orang lain
6
3
4
4
4
2
3
2
4
32

5
3
3
2
4
3
2
2
4
28

0
0
0
1
0
0
0
2
0
3

0
0
1
0
0
0
0
0
0
1

3
2
2
2
2
2
2
2
2
19

15

13

12

17

53

Lebih Jelasnya dapat dilihat dari grafik berikut:

Persentase

Grafik 4.1
Observasi awal
16
14
12
10
8
6
4
2
0

% per Dimensi

Mengenali
Emosi Diri

Mengelola
Emosi

Memotivasi
Diri Sendiri

Mengenali
Emosi
Orang Lain

Membina
Hubungan

15

13

12

Rata-rata kecerdasan emosional anak-anak playgroup Tridaya kelas


A pada saat observasi awal yaitu mencapai 9 %, yaitu kecerdasan
emosional anak rendah. Rata-rata anak masih membutuhkan stimulus
untuk mengembangkan kecerdasan emosinya. Anak hanya mengetahui
perasaan senang dan sedih saja tanpa mengetahui alasan penyebabnya.
2. Proses penerapan metode proyek dalam meningkatkan kecerdasan
emosional anak Playgroup Tridaya tahun ajaran 2010/2011
a. Siklus I tindakan I
Siklus I tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, dari pukul
08.00-10.30 WIB dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1) Perencanaan
Dilihat dari kondisi awal kecerdasan emosional anak
Playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran 2010/2011 sebelum

54

diterapkannya metode proyek, peneliti bersama guru kelas


mengidentifikasi masalah dan merancang kegiatan yang
menunjang perkembangan kecerdasan emosional anak. Berikut
merupakan skenario pembelajaran pada siklus I tindakan I:
SKENARIO PEMBELAJARAN
Hari, tanggal : Senin, 11 April 2011
Tema
: Profesi
Sub tema
: Penyanyi
Tujuan
: Meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui
metode proyek
1. Indikator : - Mengenali emosi diri
- Mengelola emosi
- Memotivasi diri sendiri
- Mengenali emosi orang lain
- Membina hubungan
2. Kegiatan : membuat microphone, handycam dan camera
3. Media/ bahan : -

Karton duplek
Kardus bekas
Lem
Kertas
Gelas plastik
Spon

4. Langkah-langkah kegiatan:
a. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
membuat proyek microphone, handycam dan camera
b. Guru mengajak anak untuk apersepsi mengenai tema yaitu
tentang profesi
c. Guru membagi semua anak menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok emas dan ungu
d. Setiap kelompok mengerjakan proyek dengan bekerja sama
e. Setelah proyek selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasil
karya dengan bercerita.

55

2) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi


a. Pembukaan
Anak bersama guru membuat circle, music dan movement
lalu berdoa bersama. Pembelajaran dimulai dengan apersepsi
tentang tema yang akan disampaikan, yaitu tentang profesi
khususnya tentang penyanyi. Anak-anak terlihat tertarik
dengan tema tersebut, kemudian bernyanyi bersama sebagai
pengantar tema. Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan hari ini.
b. Kegiatan inti
Setelah bercakap-cakap mengenai apersepsi, guru meminta
anak untuk memilih gambar yang mewakilkan perasaan
yang dirasakan saat ini. Rata-rata anak belum mengenali
gambar ekspresi emosi yang sudah disediakan. Semua anak
secara bergiliran mengambil gambar ekspresi emosi yang
sedang dirasakannya saat itu dan menempelnya di papan
emosi yang sudah di sediakan yang sebelumnya telah
dicontohkan oleh gurunya. Guru menyebutkan miss elfi
hari ini senang sekali soalnya hari ini miss elfi ketemu sama
teman-teman di sekolah, jadi miss elfi memilih gambar ini
(gambar ekspresi senang) dan segera menempelkannya
pada papan emosi.

56

Setiap anak bergiliran memilih ekspresi emosinya dan


ditanya oleh guru kenapa memilih gambar tersebut. Arla
berkata miss, aku memilih gambar ini soalnya tadi aku
sedih, papa marah sama aku., setelah itu Arla lebih berani
bercerita kenapa Arla sedih dan semua anak melakukan
demikian. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok untuk
mengerjakan proyek. Kelompok dibagi sesuai dengan
kebutuhan kecerdasan emosi anak. Kelompok ungu terdiri
dari 5 orang yaitu Danish, Ruba, Fatih, Keisha dan Arla.
Kelompok emas terdiri dari 4 orang yaitu Nayla, Aisha,
Zidane dan Irham.
Setiap kelompok bekerjasama untuk mengerjakan proyek,
yaitu membuat microphone, handycam dan camera dengan
bantuan dan bimbingan dari guru. Sebagian anak sudah
dapat mengerti instruksi dengan cepat dan sebagian anak
masih

membutuhkan

pengulangan

dalam

pemberian

instruksi. Semua anak bekerja sama untuk menyelesaikan


proyek kelompoknya masing-masing dengan semangat dan
mulai muncul kemampuan memecahkan masalah sederhana.

57

Gambar 4. 2
Kelompok emas sudah mulai bekerja sama
Ketua kelompok emas yaitu nayla mengajak teman-teman
teman teman sekelompoknya
untuk segera bergabung dan semangat memanggil teman-temannya
temannya untuk
mengambil bahan dan alat yang akan digunakan. Nayla berkata ayo teman-teman
teman
kita bikin handycam, kamera dan microphone nya dan teman-temannya
teman
menjawab ayoooooo,,,,(sambil berteriak). Nayla, Zidane, Aisha dan Irham
bekerja sama untuk menyelesaikan proyeknya dengan baik. Aisha mengemukakan
pendapatnya ih biar nempel pake solatif tapi harus hati-hati
hati hati mengguntingnya.
Kemudian Zidane menjawabnya iya ayo aku coba dan Irham juga lebih berani
untuk berinteraksi dengan teman sekelompoknya
sekelompoknya dengan memecahkan masalah
sederhana.
Danish terpilih menjadi ketua kelompok ungu. Danish sudah mulai dapat
bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru. Danish sudah dapat
mengajak anggota kelompoknya untuk bekerjasama, memotivasi temannya
te
teman-teman,
teman, kita tidak boleh kalah harus semangat dan Fatih menjawab iya,
kita harus bekerja sama. Fatih semangat memberikan bantuan kepada teman yang

58

membutuhkan dan meminta maaf ketika selesai merebut salah satu media dengan
temannya dan berkata
ata maafin fatih ya zidane, tadi fatihnya pengen kertasnya
dan Zidane menjawab iyya, tapi kamunya jangan merebut-rebut,,bilangnya
merebut rebut,,bilangnya baikbaik
baik (sambil berteriak dan marah). Guru langsung menghampiri Fatih dan
Zidane, kemudian bertanya Zidane marah ya sama
sama Fatih?kenapa?, lalu Zidane
menjawab iya aku marah soalnya Fatihnya merebut kertas aku. Dan akhirnya
Fatih dan Zidane
dane saling meminta maaf dan memaafkan kemudian bermain
bersama lagi.

Gambar 4.3
Kelompok ungu semangat menyelesaikan proyek bersama

59

Gambar 4.4
Hasil proyek kelompok emas

Kelompok emas sangat antusias dan bangga terhadap hasil karya atau proyek yang
mereka buat bersama. Kelompok ungu dapat menyelesaikan tugas sampai selesai
dengan penuh tanggung jawab walaupun masih membutuhkan bantuan dan
bimbingan

dalam

pengerjaannya.

Setelah
elah

selesai

mengerjakan

proyek

kelompoknya, semua anak bekerjasama untuk merapikan alat dan bahannya


kembali pada tempatnya dan sangat bangga terhadap hasil karyanya sampai anakanak
anak ingin sekali menunjukkan kepada orang tuanya.

Gambar 4.5
Hasil proyek kelompok ungu

60

Kelompok ungu juga menyelesaikan proyeknya hingga selesai dengan


mandiri dan saling memotivasi sesama kelompoknya, memecahkan masalah
sederhana, memuji hasil karya teman dan bangga terhadap hasil karya nya sendiri.
c. Kegiatan istirahat
Setelah proyek setiap kelompok selesai, anak-anak mencuci tangan, snack
time kemudian menggosok gigi dilakukan
selama 30 menit. Ketika makan bersama anak-anak sudah dapat berbagi
makanan dengan stimulus yang cukup intens.
d. Kegiatan penutup
Setelah makan dan menggosok gigi, anak-anak diajak untuk mereview
kegiatan yang sudah dilakukan kemudian berdoa bersama dan pulang.
Anak-anak terlihat mulai menikmati kegiatan bersama.

61

Berikut adalah hasil observasi pada siklus I tindakan I:


Tabel 4.5
Siklus I Tindakan I

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama
Anak

Danish
Fatih
Arla
Keisha
Irham
Ruba
Zidane
Nayla
Aisha
Jumlah
per
dimensi
% per
dimensi
Jumlah
rata-rata
kecerdasan
emosional
% ratarata
kecerdasan
emosional

DIMENSI
Mengenali Mengelola Memotivasi Mengenali
emosi diri
emosi
diri sendiri
emosi
orang lain

Membina
hubungan

8
7
6
4
5
7
7
9
11
64

9
9
9
8
10
10
11
11
11
88

4
4
4
4
4
4
4
4
4
36

6
6
6
6
6
6
4
5
5
50

9
8
9
9
7
8
9
8
10
77

30

41

50

40

48

63

42

62

Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:


Grafik 4.2 Siklus I Tindakan I

Persentase

Siklus I Tindakan I
60
50
40
30
20
10
0

% Per Dimensi

Mengenali
Emosi Diri

Mengelola
Emosi

Memotivasi
Diri Sendiri

Mengenali
Emosi
Orang Lain

Membina
Hubungan

30

41

50

47

48

Grafik pada siklus pertama tindakan I diatas setelah


diterapkan metode proyek menunjukkan bahwa kecerdasan emosi
anak rata-rata di bawah 50%. Dari observasi awal, rata-rata
kecerdasan emosional anak terlihat adanya peningkatan yang cukup
signifikan walaupun belum mencapai maksimal dari 9% menjadi 42
%. Anak-anak masih membutuhkan stimulus dan bimbingan.
3) Refleksi
Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan

dalam

penerapan

metode

proyek

untuk

meningkatkan kecerdasan emosional anak di kelas A playgroup


Tridaya.

63

Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya


proses pembelajaran pada siklus I tindakan I, kecerdasan emosional
anak meningkat daripada hasil analisis observasi awal dengan
belum optimal. Oleh karena itu dilakukan siklus I tindakan II untuk
lebih meningkatkan kecerdasan emosi anak.

b. Siklus I tindakan II
Siklus I tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu, 13 april 2011
dari pukul 08.00-10.30 WIB dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1) Perencanaan
Dilihat dari hasil observasi siklus I tindakan I, kecerdasan
emosional anak Playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran
2010/2011 meningkat dengan hasil rata-rata kecerdasan
emosional anak masih rendah, peneliti bersama guru kelas
mengidentifikasi masalah dan merancang kegiatan yang
menunjang perkembangan kecerdasan emosional anak agar
lebih meningkat.

64

Berikut merupakan skenario pembelajaran pada siklus I tindakan II:

SKENARIO PEMBELAJARAN
Hari, tanggal
Tema
Sub tema
Tujuan
1. Indikator : -

: Rabu, 13 April 2011


: Profesi
: Penyanyi
: Meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui
metode proyek
Mengenali emosi diri
- Mengelola emosi
- Memotivasi diri sendiri
- Mengenali emosi orang lain
- Membina hubungan

2. Kegiatan : Proyek menghias panggung bersama


3. Media/ bahan : -

Kertas semen
Kertas krep
Kertas hermes
Lem
Lakban
Kertas lipat

4. Langkah-langkah kegiatan:
a. Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Guru mereview apersepsi anak tentang tema pada siklus I tindakan
I mengenai profesi dan kegiatan yang dilakukan sebelumnya.
c. Guru membagi anak menjadi 2 kelompok seperti pada siklus I
tindakan I.
d. Setiap kelompok mengerjakan proyek yaitu menghias panggung
bersama.
e. Setiap kelompok akan mendapatkan bahan dan alat yang
diperlukan dan 2 kelompok akan bergabung untuk menghias
panggung bersama.

65

2) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi


a. Pembukaan
Anak bersama guru membuat circle, music dan movement
lalu berdoa bersama. Pembelajaran dimluai dengan apersepsi
tentang tema yang akan disampaikan , yaitu tentang profesi
khususnya tentang penyanyi dan sedikit mereview kegiatan
yang dilakukan sebelumnya yaitu membuat handycam,
microphone dan camera Guru menjelaskan kegiatankegiatan yang dilakukan hari ini. Bermain papan emosi
dilakukan untuk mereview sampai mana anak mengenal
perasaan senang, sedih, takut, marah, malu dan rasa bersalah
dan mengetahui kemampuan anak dalam menganalisa
penyebab terjadinya perasaan tersebut. Anak-anak semakin
mengenal gambar-gambar yang sudah disediakan. Penyebab
yang anak-anak utarakan sudah dapat dimengerti oleh orang
lain dan masuk akal.
b. Kegiatan inti
Guru membagi anak menjadi 2 kelompok seperti di siklus I
tindakan I. Kelompok ungu terdiri dari 5 orang, kelompok
emas terdiri dari 4 orang dengan anggota yang sama seperti
di siklus I tindakan I. Setiap kelompok bekerja sama untuk
mengerjakan proyek, yaitu menghias panggung bersama.
Ketika menghias panggung, kelompok emas dan kelompok

66

ungu bergabung untuk bekerja sama menghias panggung


dengan semangat.

Gambar 4.6
Mempersiapkan
empersiapkan alat dan bahan untuk menghias panggung

Fatih, Ruba dan Danish sedang menyiapkan alat-alat


alat alat dan bahan yang
akan digunakan. Fatih berkata Danish, ini gimana sih caranya aku gak
bisa? dan Danish menjawab kamu mau tau caranya, sini aku kasih
tahu (sambil memperagakan gimana caranya membuka lembaran
kertas krep). Danish sudah dapat mengenali keinginan
keingina temannya,
mengemukakan pendapat dan memecahkan masalah sederhana. Semua
anak dapat menunjukkan rasa senang dalam
dalam mengikuti kegiatan
bersama.

67

Gambar 4.7
Anak bekerja sama untuk menggambar background panggung

Anak-anak
anak sudah dapat berdiskusi secara sederhana tentang gambar
yang akan dibuat untuk background panggung dan berkomunikasi
baik secara lisan maupun isyarat. Anak-anak
anak berbagi crayon dan
media lainnya untuk digunakan bersama. Ketika menghias panggung,
Fatih dan Aisha berdebat masalah tempat yang
yang akan mereka gambar .
Aisha berkata sambil berteriak Fatih, itu punya aku..aku yang akan
gambar di situ.., kemudian Fatih berkata Aisha, kan ini dipake
bersama..(Fatih menjawab
men awab dengan mengendalikan rasa marahnya dan
menunda keinginannya untuk segera menggambar kembali).
kembali

68

Gambar 4.8
Anak berdiskusi dan berpendapat dalam memecahkan masalah

Ketika semua anak mengerjakan proyeknya dalam menghias panggung


bersama, diskusi dan interaksi semakin terjalin. Rata-rata
Rata rata anak sudah dapat
mengekspresikan apa yang mereka butuhkan dengan jelas dengan ekspresi emosi
yang sesuai dengan penyebabnya,
penyebabnya, menghibur teman yang sedih ketika Ruba
mendadak diam dan murung, lalu nayla menghampiri dan bertanya Ruba
kenapa?kamu kesel sama aku?, lalu Ruba menjelaskan crayonnya patah, aku
jadi kesel.....Tak lama Nayla menyahut kamu gak usah sedih, kan masih ada
crayon aku, lalu Ruba menjawab aku pinjem yah punya kamu, makasih ya...

69

Gambar 4. 9
Menghias
enghias panggung dengan pembagian tugas masingmasing-masing

Rata-rata
rata anak sudah dapat mengelola emosinya sendiri dengan
mengekspresikan emosinya dengan wajar dan dapat betanggung jawab dalam
melakukan tugasnya masing-masing dengan lebih mandiri dan saling memotivasi
antara teman-temannya
temannya, mengeluarkan pendapat tentang ide-ide
ide hebat untuk
berkreasi dengan panggung yang mereka buat. Danish memotivasi temanteman
temannya ayo teman-teman
teman teman waktu kita sebentar lagi habis, panggung kita harus
selesai.. dan Irham menyahut ayo bekerja sama .

70

Gambar 4. 10
Bekerjasama dengan semangat untuk menghias panggung

Gambar 4.11
hias panggung dengan saling memotivasi dan ide yang kreatif
Hasil menghias
anak
c.

Kegiatan istirahat
Snack time dan menggosok gigi dilakukan selama 30 menit. Ketika
makan bersama anak-anak
anak sudah dapat berbagi makanan dan mulai
dapat membantu teman yang sedang membutuhkan.

d.

Kegiatan penutup
Setelah makan dan menggosok gigi, anak-anak
anak anak diajak untuk
mereview kegiatan yang sudah dilakukan, berdoa dan pulang.
pulang

71

Dibawah ini merupakan hasil observasi pada siklus I tindakan II:

Tabel 4.6
Siklus I Tindakan II

No

Nama
Anak

1 Danish
2 Fatih
3 Arla
4 Keisha
5 Irham
6 Ruba
7 Zidane
8 Nayla
9 Aisha
Jumlah per
dimensi
% per
dimensi
Jumlah
rata-rata
kecerdasan
emosional
% ratarata
kecerdasan
emosional

DIMENSI
Mengenali Mengelola Memotivasi Mengenali Membina
emosi diri
emosi
diri sendiri
emosi
hubungan
orang lain
12
19
11
12
12
9
10
9
12
106

12
22
12
12
11
11
11
12
12
115

4
6
4
4
5
4
4
4
4
39

6
11
6
6
6
6
6
6
5
58

9
18
9
9
10
8
9
9
10
91

49

53

54

46

56

82

52

72

Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:


Grafik 4.3 Siklus I Tindakan II

Persentase

Siklus I Tindakan II
52
50
48
46
44
42
Mengenali
Emosi Diri

Mengelola
Emosi

Memotivasi
Diri Sendiri

Mengenali
Emosi
Orang Lain

Membina
Hubungan

46

49

51

49

51

% Per Dimensi

Grafik di atas menunjukkan bahwa hasil observasi siklus I


tindakan I hingga siklus I tindakan II terdapat peningkatan
walaupun tidak signifikan. Rata-rata anak sudah dapat membina
hubungan sedikit demi sedikit, terlihat dari kerjasamanya dan cara
berkomunikasi.
3) Refleksi
Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan tindakan II pada siklus I dalam penerapan metode
proyek dengan kegiatan menghias panggung bersama.
Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya
proses pembelajaran pada siklus I tindakan II, kecerdasan
emosional anak sedikit meningkat walaupun tidak signifikan.
Hasil analisis yang diperoleh dari observasi, maka dilakukan
siklus II tindakan I.

73

c. Siklus II tindakan I
Siklus II tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 18 april 2011
dari pukul 08.00-10.30 WIB dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1) Perencanaan
Hasil refleksi siklus II tindakan I disimpulkan bahwa
kecerdasan emosional anak Playgroup Tridaya kelas A tahun
ajaran 2010/2011 terjadi peningkatan tapi tidak signifikan,
peneliti bersama guru kelas mengidentifikasi masalah dan
merancang kegiatan yang menunjang perkembangan kecerdasan
emosional anak agar lebih meningkat hingga berkembang baik.
Dibawah ini merupakan skenario pembelajaran siklus II
tindakan I:

SKENARIO PEMBELAJARAN
Hari, tanggal
Tema
Sub tema
Tujuan

: Senin, 18 April 2011


: Rekreasi
: Restoran
: Meningkatkan kecerdasan emosional anak
melalui metode proyek

1. Indikator : -

Mengenali emosi diri


Mengelola emosi
Memotivasi diri sendiri
Mengenali emosi orang lain
Membina hubungan

2. Kegiatan : membuat menu-menu makanan


3. Media/ bahan : -

kertas scotlite
Kertas lipat
Majalah/koran
Gambar-gambar menu makanan
Lem
Crayon

74

4. Langkah-langkah kegiatan:
a. Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Apersepsi mengenai tema, dibuka oleh guru dan kemudian
dilanjutkan oleh cerita anak tentang rekreasi
c. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok seperti kelompok
sebelumnya.
d. Guru menjelaskan apa yang akan dilakukan setiap
kelompok
e. Setiap kelompok mengerjakan proyek dengan bekerja
sama.

2) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi


a. Pembukaan
Anak bersama guru membuat circle, music dan movement
lalu berdoa bersama dipimpin oleh salah satu anak yang hari
tersebut menjadi pemimpin. Pembelajaran dimulai dengan
apersepsi tentang tema yang akan disampaikan, yaitu tentang
rekreasi khususnya restoran. Guru menjelaskan kegiatankegiatan yang dilakukan.
b. Kegiatan inti
Guru membagi anak menjadi 2 kelompok seperti di siklus
sebelumnya. Kelompok ungu terdiri dari 5 orang, kelompok
emas terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok bekerja sama
untuk mengerjakan proyek, yaitu membuat menu-menu
makanan. Gambar-gambar yang digunakan anak-anak untuk
membuat menu-menu makanan, telah dipilih sebelumnya
oleh anak-anak sendiri dengan mengemukakan pendapatnya
dan mencari sendiri dengan bantuan dan bimbingan guru.

75

Setiap anak berhak untuk bercerita secara bergiliran


makanan apa yang disukanya dan anak-anak yang lain
mendengarkan temannya untuk bercerita.
Sebelum mengerjakan proyek bersama, anak-anak diajak
untuk bermain dadu ekspresi. Setiap anak secara bergiliran
melempar dadu ekspresi dan gambar yang keluar akan di
ekspresikan oleh anak. Ketika gambar menunjukkan rasa
senang, maka anak harus mengekspresikan wajahnya ketika
senang. Ketika anak-anak bermain dadu ekspresi, semua
anak dapat mengekspresikan gambar yang ada pada dadu
yang telah dilemparnya. Aisha mendapat giliran untuk
melempar dadunya dan yang keluar adalah gambar malu.
Guru bertanya gambar apa itu aisha? dan Aisha menjawab
itu gambar malu..Guru Eh, gimana sih cha kalau aisha
sedang malu?, tak lama kemudian Aisha tanpa ragu
mengekspresikan emosinya ketika malu dengan wajah
memerah dan senyum tersipu.

76

Gambar 4. 12
Membuat
embuat menu-menu
menu menu makanan dengan menempel dan menggambar

Gambar 4. 13
Semangat bekerjasama dengan saling berbagi

Gambar 4. 14
Menu-menu
menu makanan dan minuman di restoran PG Tridaya

77

Hasil observasi pada siklus II tindakan I yaitu sebagai berikut:


Tabel 4.7
Siklus II Tindakan I
No

Nama
Anak

1 Danish
2 Fatih
3 Arla
4 Keisha
5 Irham
6 Ruba
7 Zidane
8 Nayla
9 Aisha
Jumlah per
dimensi
% per
dimensi
Jumlah
rata-rata
kecerdasan
emosional
% ratarata
kecerdasan
emosional

DIMENSI
Mengenali Mengelola Memotivasi Mengenali Membina
emosi diri
emosi
diri sendiri
emosi
hubungan
orang lain

16
19
16
18
20
19
22
21
17
168

19
22
21
18
21
22
21
22
20
186

4
6
4
8
8
7
8
7
8
60

12
11
11
6
12
11
10
12
12
97

18
18
18
11
10
18
18
18
16
145

78

86

83

77

90

131

83

78

Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:


Grafik 4.4 Siklus II Tindakan I

Siklus II Tindakan I
Persentase

95
90
85
80
75
70

% Per Dimensi

Mengenali
Emosi Diri

Mengelola
Emosi

Memotivasi
Diri Sendiri

Mengenali
Emosi
Orang Lain

Membina
Hubungan

78

86

83

77

90

Grafik diatas menunjukkan bahwa pada siklus II tindakan I,


kecerdasan emosional anak meningkat dengan cukup tinggi.
Dimensi

memotivasi

diri

sendiri

dan

membina

hubungan

mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Sedangkan dimensi


mengenali emosi diri, mengelola emosi dan mengenali emosi orang
lain masih membutuhkan stimulus. Rata-rata anak sudah muncul
kepercayaan dirinya untuk mengekspresikan emosinya secara wajar
dan memulai membina hubungan dengan mengelola emosinya dan
mulai mengenali emosi orang lain.
3)

Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama berlangsungnya
proses pembelajaran pada siklus II tindakan I, kecerdasan

79

emosional anak meningkat dengan sangat signifikan dalam 2


dimensi, 3 dimensi lainnya masih dalam proses perkembangan dan
membutuhkan stimulus. Hasil analisis, maka dilakukan tindakan II
pada siklus II.

d.

Siklus II tindakan II
Siklus II tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu, 20 april
2011 dari pukul 08.00-10.30 WIB dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
1) Perencanaan
Hasil refleksi siklus II tindakan I disimpulkan bahwa
kecerdasan emosional anak Playgroup Tridaya kelas A tahun
ajaran 2010/2011 terjadi peningkatan sangat signifikan dalam 3
dimensi dan 2 dimensi lainnya masih membutuhkan stimulus,
peneliti bersama guru kelas mengidentifikasi masalah dan
merancang kegiatan yang menunjang perkembangan kecerdasan
emosional anak agar lebih meningkat hingga berkembang baik.
Dibawah ini merupakan skenario pembelajaran pada siklus II
tindakan II :

80

SKENARIO PEMBELAJARAN
Hari, tanggal
Tema
Sub tema
Tujuan

: Rabu, 20 April 2011


: Rekreasi
: Restoran
: Meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui
metode proyek

1. Indikator : -

Mengenali emosi diri


Mengelola emosi
Memotivasi diri sendiri
Mengenali emosi orang lain
Membina hubungan

2. Kegiatan : membuat sandwich dan salad buah


3. Media/ bahan : -

roti kupas
selada
beef burger
sambal tomat
buah-buahan
mayonaise
mangkuk
piring kertas
sendok

4. Langkah-langkah kegiatan:
a. Guru menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan
b. Guru membuka apersepsi anak tentang tema yaitu restoran
c. Guru membagi kelompok seperti sebelumnya pada siklus II
tindakan I
d. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh setiap
kelompok
e. Setiap kelompok akan mengerjakan proyek dengan bekerja sama
f. Setelah proyek selesai, guru bersama anak membuat setting kelas
menjadi sebuah restoran
g. Anak-anak bermain peran di restoran dengan proyek yang sudah
di kerjakan pada siklus II tindakan I dan tindakan II.

81

2) Pelaksanaan pembelajaran dan observasi


a. Pembukaan
Anak bersama guru membuat circle, music dan movement
lalu berdoa bersama. Pembelajaran dimulai dengan apersepsi
tentang tema yang akan disampaikan, yaitu tentang rekreasi
khususnya

restoran.

Guru

mereview

kegiatan

yang

dilakukan sebelumnya dan menjelaskan kegiatan-kegiatan


yang akan dilakukan. Setelah apersepsi dilakukan, setiap
anak bergiliran bercerita tentang pengalamannya pergi ke
restoran bersama keluarga. Aisha bercerita kemaren aku
pergi ke hoka-hoka bento sama ummi, abby dan cheucheu.
Disana aku makan terus ada perosotan dan ayunannya, aku
seneng main sama cheucheu. Anak yang lain sangat
antusias mendengarkan cerita Aisha dan mengajukan
pertanyaan sederhana. Bercerita dilakukan secara bergiliran
dan semua anak tampil dengan penuh percaya diri.
b. Kegiatan inti
Guru membagi anak menjadi 2 kelompok seperti di siklus
sebelumnya. Kelompok ungu terdiri dari 5 orang, kelompok
emas terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok bekerja sama
untuk mengerjakan proyek, yaitu membuat sandwich dan
salad buah. Pada sesi pertama, kelompok emas membuat
salad buah sedangkan kelompok ungu membuat sandwich.

82

Pada sesi kedua, kegiatan sebaliknya yaitu kelompok emas


membuat sandwich dan kelompok ungu membuat salad
buah. Anak-anak
anak saling membantu untuk menyendok buah
dan menyusun sandwichnya. Anak-anak
anak terlihat antusias
terhadap hasil masakan yang mereka buat sendiri dan
memakannya dengan semangat.

Gambar 4. 16
Anak memilih dan memakai baju cooking dengan lebih mandiri

Anak lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sederhana


seperti memilih baju, memakai dan merapikannya kembali setelah
digunakan.

83

Gambar 4.18
Cooking salad buah

Gambar 4.19
Cooking sandwich

84

Gambar 4.20
Bermain peran makan di restoran,
restoran menyambut tamu dengan bahasa
yang ramah dan santun

Gambar 4.21
Tamu dipersilahkan untuk duduk dan memilih menu

85

Gambar 4. 22
Makanan dan minuman yang dipesan

Gambar 4.23
Bertemu teman di restoran PG Tridaya

86

c. Kegiatan istirahat
Snack time dan menggosok gigi dilakukan selama 30 menit.
Ketika makan bersama anak-anak sudah dapat berbagi
makanan, sudah dapat membantu teman yang sedang
membutuhkan bantuan, mandiri dalam melakukan aktivitasaktivitas sederhana tanpa bantuan. Rasa berbagi dan
mengenali keinginan teman semakin meningkat.
d. Kegiatan penutup
Setelah makan dan menggosok gigi, anak-anak
diajak untuk bermain peran bernyanyi di panggung
menggunakan media dari hasil proyek yang telah dibuat
bersama. Setiap anak bernyanyi secara bergiliran di
panggung yang sudah dihias menggunakan microphone yang
sudah dibuat, ada yang memainkan alat musiknya, ada yang
mengambil gambar dengan camera, merekam dengan
handycam dan ada yang menjadi penonton. Setelah itu guru
mereview kegiatan yang sudah dilakukan, berdoa dan
pulang. Bermain peran bernyanyi di panggung membuat
anak-anak lebih berani lagi untuk tampil dengan percaya
diri. Semua anak berperan sebagai perannya masing-masing
dan bekerjasama dengan baik.

87

Gambar 4. 25
Semua anak berkumpul dengan
dengan kekompakannya

Anak--anak
anak semakin mengetahui perasaan mereka dan mengetahui
penyebab terjadinya perasaan tersebut. Anak-anak
Anak anak lebih bisa mengelola
emosinya ketika membina hubungan dengan orang lain, mengendalikan
rasa marah, menunda keinginannya, mengenali perasaan dan keinginan
kei
orang lain dan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang harus mereka
kerjakan. Dengan riang dan gembira anak-anak
anak anak menikmati kegiatan
bersama.

88

Dibawah ini merupakan hasil observasi pada kegiatan di siklus II


tindakan II :
Tabel 4.8
Siklus II Tindakan II
No

Nama
Anak

1 Danish
2 Fatih
3 Arla
4 Keisha
5 Irham
6 Ruba
7 Zidane
8 Nayla
9 Aisha
Jumlah per
dimensi
% per
dimensi
Jumlah
rata-rata
kecerdasan
emosional
% ratarata
kecerdasan
emosional

DIMENSI
Mengenali Mengelola Memotivasi Mengenali Membina
emosi diri
emosi
diri sendiri
emosi
hubungan
orang lain
16
24
24
18
24
24
24
24
24
202

19
24
24
18
24
24
24
24
24
205

8
6
8
8
8
7
8
8
8
69

12
12
11
12
12
12
10
12
12
105

18
18
18
11
18
18
18
18
18
155

94

95

96

83

96

147

93

89

Lebih jelasnya dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:


Grafik 4.5 Siklus II Tindakan II

Persentase

Siklus II Tindakan II
100
95
90
85
80
75
Mengenali
Emosi Diri

Mengelola
Emosi

Memotivasi
Diri Sendiri

Mengenali
Emosi
Orang Lain

Membina
Hubungan

94

95

96

83

96

% Per Dimensi

Grafik diatas menunjukkan bahwa pada siklus II tindakan II


peningkatan sangat signifikan dan rata-rata kecerdasan emosional anak
berkembang baik.
3)

Refleksi
Hasil analisis siklus II tindakan II, semua anak mempunyai
kecerdasan emosional dengan kemampuan 5 dimensi yang berkembang
baik, mencapai indikator dalam setiap dimensi. Kelas A Playgroup
Tridaya lebih cerdas dalam membina hubungan, lebih peka terhadap
emosi orang lain, lebih dapat mengelola emosinya dengan memotivasi
diri untuk mandiri dalam melakukan aktivitas-aktivitas sederhana, lebih
dapat mengenali emosi diri sendiri dan mengetahui alasan penyebab
terjadinya emosi pada dirinya. Anak-anak semakin mengetahui
perasaan mereka dan mengetahui penyebab terjadinya perasaan

90

tersebut. Anak-anak lebih bisa mengelola emosinya ketika membina


hubungan dengan orang lain, mengendalikan rasa marah, menunda
keinginannya, mengenali perasaan dan keinginan orang lain dan lebih
bertanggung jawab terhadap apa yang harus mereka kerjakan. Dengan
riang dan gembira anak-anak menikmati kegiatan bersama.
3. Kecerdasan emosional setelah diterapkan metode proyek di
kelompok bermain Tridaya kelas A
Berdasarkan hasil observasi dan temuan-temuan dari beberapa
siklus, kecerdasan emosional anak setelah diterapkan metode proyek di
Playgroup Tridaya kelas A mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil observasi dari observasi awal hingga siklus terakhir,
peningkatannya signifikan hingga mencapai tujuan yang diharapkan.
Secara bertahap 5 dimensi dari kecerdasan emosional anak meningkat
dari setiap siklus I ke siklus II. Anak sudah dapat mengenali emosi
dirinya sendiri, mengelola emosinya, memotivasi diri, mengenali
emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain.
a. Observasi awal
1. Mengenali emosi diri
Di saat observasi awal, dari 9 anak yaitu 2 anak yang
kemampuan mengenali emosi dirinya sedang dalam proses
perkembangan mencapai 15%.

91

2. Mengelola emosi
Dari 9 anak, 2 anak sudah dalam proses perkembangan dalam
mengelola emosinya. Yang lainnya kemampuan mengelola
emosi masih belum muncul mencapai 13%.
3. Memotivasi diri
Rata-rata anak belum muncul dalam kemampuan memotivasi
diri mencapai 4%.
4. Mengenali emosi orang lain
Dalam mengenali emosi orang lain, rata-rata anak belum
mempunyai kemampuan itu mencapai 1%.
5. Membina hubungan
Dari 9 anak, 2 anak sudah dalam proses perkembangan dalam
membina hubungan dengan orang lain mencapai 12%.
b. Siklus I
1. Mengenali emosi diri
Hasil dari analisis siklus I, mengenali emosi diri meningkat
hingga 49 %.
2. Mengelola emosi
Hasil dari analisis siklus I, mengelola emosi meningkat
hingga 53 %.
3. Memotivasi diri
Hasil dari analisis siklus I, memotivasi diri meningkat hingga
54%.

92

4. Mengenali emosi orang lain


Hasil dari analisis siklus I, mengenali emosi orang lain
meningkat hingga 46%.
5. Membina hubungan
Hasil dari analisis siklus I, membina hubungan dengan
orang lain meningkat hingga 56%.

c.

Siklus II
1. Mengenali emosi diri
Dalam mengenali emosi orang lain ketika siklus II, rata-rata
anak sudah mencapai indikator dengan berkembang baik
hingga 94%.
2. Mengelola emosi
Kemampuan mengelola emosi anak berkembang baik mencapai
hingga 95%.
3. Memotivasi diri
Kemampuan memotivasi diri semua anak berkembang baik
hingga mencapai 96%.
4. Mengenali emosi orang lain
Kemampuan anak dalam mengenali emosi orang lain sudah
berkembang baik hingga mencapai 83%.
5. Membina hubungan

93

Kemampuan

anak

dalam

membina

hubungan

sudah

ber
berkembang
baik hingga mencapai 96%.
Tabel 4.9
Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Playgroup Tridaya
Setelah Diterapkan Metode Proyek
Peningkatan Kemampuan Berempati Anak Tiap Dimensi pada setiap Siklus
Observasi
Siklus I
Siklus I
Siklus II
Siklus II
% per Dimensi
Awal
Tindakan I Tindakan II Tindakan I Tindakan II
Mengenali Emosi Diri
15
30
49
78
94
Mengelola Emosi
13
41
53
86
95
Memotivasi Diri Sendiri
4
50
54
83
96
Mengenali Emosi Orang Lain
1
40
46
77
83
Membina Hubungan
12
48
56
90
96

Grafik 4.6
Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak
Anak Playgroup Tridaya Kelas A
Setelah Diterapkan Metode Proyek

94

Grafik 4.7
Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak Playgroup Tridaya Setiap
Dimensi Setelah Diterapkan Metode Proyek

96

90

Membina Hubungan
Mengenali Emosi Orang
Lain
Memotivasi Diri Sendiri

83

77

Mengelola Emosi
96

Mengenali Emosi Diri


56
83
48

46
95

40

54

86

50
53
78

41
12
1
4
13
15

94

49
30

Observasi Awal Siklus I Tindakan I Siklus I Tindakan II Siklus II Tindakan I Siklus II Tndakan II

95

B. Pembahasan
Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang telah dideskripsikan
diatas, maka sekarang akan membahas dan menganalisis hasil temuan
tersebut sesuai dengan fokus permasalahannya, yaitu:
1. Kecerdasan emosional anak sebelum diterapkan metode proyek
Kondisi awal kecerdasan emosional anak sebelum diterapkan
metode proyek mempunyai kecerdasan emosional yang cenderung
rendah. Hasil temuan mengenai kecerdasan emosional anak yang
dibagi menjadi 5 dimensi yaitu mengenali emosi diri, mengelola
emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan
membina hubungan dengan orang lain.
Dilihat dari kondisi awal, kemampuan anak dalam mengenali
emosi diri hanya mencapai 15%. Hal ini terlihat dari masih banyak
anak yang belum mempunyai kesadaran diri untuk mengenali perasaan
yang terjadi sedangkan kemampuan ini merupakan dasar dari
kecerdasan emosional. Rata-rata anak baru mengenal perasaan senang,
sedih dan marah saja tanpa mengetahui penyebab terjadinya emosi
tersebut. Sedangkan perasaan takut, malu dan rasa bersalah masih
belum dikenal anak. Menurut pendapat ahli bahwa sejak usia dini anak
dapat mengenali perasaannya sendiri, oleh karena itu kesadaran diri ini
harus segera dilatih karena hal tersebut merupakan langkah penting
untuk meningkatkan kecerdasan emosional.

96

Kemampuan anak dalam mengelola emosinya sendiri hanya


mencapai 13 %. Hal ini dapat dilihat dari anak belum bisa
mengekspresikan emosinya dengan wajar melalui tindakan, kata-kata
atau ekspresi wajah. Perasaan yang dirasakan belum terungkap dengan
tepat.
Kemampuan anak dalam memotivasi dirinya sendiri hanya
mencapai 4 %. Hal ini dapat dilihat dari rasa tanggung jawab anak
dalam kemandirian melakukan aktivitas masih rendah.
Kemampuan anak dalam mengenali emosi orang lain mencapai 1
%. Hal ini dapat dilihat dari empati anak belum muncul, keterampilan
anak dalam membaca perasaan dan isyarat non verbal belum muncul.
Kemampuan anak dalam membina hubungan dengan orang lain
mencapai 12 %. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam
berinteraksi

dengan

orang

lain,

menyelesaikan

masalah

dan

menunjukkan kerja sama masih rendah.


Hasil observasi sebelum diterapkan metode proyek menunjukkan
bahwa kecerdasan emosional anak playgroup Tridaya kelas A
dinyatakan rendah. Hal tersebut terlihat dari kemampuan anak untuk
mengetahui perasaannya sendiri belum muncul, belum mempunyai
rasa empati, belum merasa bertanggung jawab, belum peka erhadap
perasaan orang lain, belum dapat membina hubungan dengan orang
lain.

97

Strategi dan metode yang digunakan guru belum optimal dalam


mengembangkan kecerdasan emosional anak. Pengetahuan dan
wawasan guru dalam mengetahui betapa pentingnya kecerdasan
emosional masih rendah.
Dalam pembelajaran, kadang-kadang kecerdasan emosional anak
terabaikan karena fokus dengan tujuan pembelajaran yang lain.
Sebelum diterapkan metode proyek pada saat observasi awal,
ditemukan bahwa rata-rata kecerdasan emosional anak playgroup
Tridaya dinyatakan rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hein
(Mimbar, 2005:30) yang mengemukakan tentang ciri-ciri kecerdasan
emosional yang rendah bahwa anak-anak yang memiliki kecerdasan
emosional yang rendah adalah anak yang tidak mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap perasaan diri sendiri, tetapi menyalahkan
orang lain, tidak mengetahui perasaannya sendiri sehingga sering
menyalahkan orang lain. Sering menyalahkan orang lain, suka
memerintah, suka mengkritik, sering mengganggu, sering menguliahi,
sering memberi nasihat, sering curang, dan senang menilai orang lain.
membiarkan segala hal terjadi atau bereaksi berlebihan terhadap
kejadian yang sederhana (kecil) sekalipun, tidak memiliki perasaan dan
integritasTidak sensitif terhadap perasaan orang lain, tidak mempunyai
rasa empati dan rasa kasihan, kaku, tidak fleksibel, membutuhkan
aturan-aturan dan struktur untuk merasa aman, merasa tidak aman,
defensif, dan sulit menerima kesalahan dan sering merasa bersalah,

98

tidak

bertanggung

jawab,

pesimis.

Dari

hasil

observasi

dan

menggunakan instrumen yang telah di validasi sesuai dengan ciri-ciri


kecerdasan emosional anak di atas bahwa kecerdasan emosional anak
Playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran 2010/2011 rendah.

2. Proses

penerapan

metode

proyek

dalam

meningkatkan

kecerdasan emosional anak


Penerapan metode proyek dalam meningkatkan kecerdasan
emosional anak dilakukan dengan 2 siklus dan 4 tindakan. Dari hasil
tindakan-tindakan yang dilakukan dari skilus I dan II, kecerdasan
emosional anak meningkat dengan signifikan.
Pada dasarnya anak usia dini belajar melalui lingkungannya,
sebagaimana terdapat dalam Masitoh, dkk (2005:27) mengenai
perspektif konstruktivistik memandang kematangan serta pengalamanpengalaman environmental memainkan peran penting dalam proses
belajar. Menurut pandangan itu, pengetahuan pada dasarnya dibangun
oleh anak melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak adalah
makhluk belajar yang aktif yang dapat mengkreasi dan membangun
pengetahuannya sendiri. Melalui metode proyek ini, anak membangun
kreativitas, kemandirian, membangun pengetahuan tentang mengenali
emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri dan mengenali
emosi orang lain dan membina hubungan dari pengalaman lingkungan
yang mereka lalui ketika proses penerapan metode proyek.

99

Kemampuan anak dalam mengenali emosinya sendiri meningkat.


Hal ini dapat dilihat dari kemampuan anak dalam mengenali perasaan
yang dirasakan dan mengenali penyebab terjadinya perasaan yang
dirasakan sudah berkembang baik. Anak sudah mempunyai kesadaran
diri untuk menganalisa perasaan yang dirasakannya. Anak sudah dapat
mengatasi masalah yang timbul dalam dirinya.
Kemampuan anak dalam mengelola emosinya meningkat. Hal ini
terlihat dari semua anak sudah dapat mengekpresikan emosinya
dengan wajar melalui tindakan, kata-kata atau ekspresi wajahnya dan
menunjukkan antusias terhadap sesuatu dan menunjukkan kebanggan
terhadap hasil karya sendiri. Kemampuan anak dalam mengendalikan
perasaannya sendiri sudah berkembang baik.
Kemampuan anak dalam memotivasi dirinya sendiri meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari rasa tanggung jawab anak dalam kemandirian
melakukan seuatu, menyelesaikan aktivitas sederhana, memecahkan
masalah sederhana dan memberi keputusan sederhana sudah
berkembang dengan baik. Anak-anak sudah dapat menguasai dirinya
sendiri untuk menciptakan kreasi.
Kemampuan anak dalam mengenal emosi orang lain meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari kemampuan berempati dan menghargai orang
lain anak sudah berkembang dengan baik. Semua anak sudah dapat
membaca perasaan dan isyarat non verbal orang lain. Kemampuan

100

anak dalam menangkap sinyal-sinyal sosial yang mengisyaratkan


kebutuhan orang lain sudah muncul dan berkembang dengan baik.
Kemampuan anak dalam membina hubungan dengan orang lain
meningkat dilihat dari anak sudah dapat berinteraksi dengan teman,
menyelesaikan masalah sederhana dan menunjukkan kerja sama.
Dilihat dari hasil observasi akhir dari siklus II tindakan II
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional anak Playgroup Tridaya
kelas A dinyatakan tinggi atau berkembang dengan baik. Hal tersebut
dapat dilihat dari kemampuan anak yang dapat mengekspresikan
emosinya dengan jelas, tidak merasa takut untuk mengekspresikannya,
memiliki semangat tinggi untuk memotivasi dirinya sendiri, dapat
memahami komunikasi atau isyarat non verbal, memiliki rasa percaya
diri dan membina hubungan dengan baik.

3. Kecerdasan emosional anak setelah diterapkan metode proyek


Kecerdasan emosional anak kelas A Playgroup Tridaya mengalami
peningkatan yang signifikan setelah diterapkan metode proyek.
Kecerdasan emosional anak dari observasi awal yaitu mengenali emosi
diri 15%, mengelola emosi 13 %, memotivasi diri sendiri 1 %,
mengenali emosi orang lain 4% dan membina hubungan 12 %.
Dalam Moeslichatoen (2004:3) disebutkan bahwa metode proyek
adalah salah satu metode yang di gunakan untuk melatih kemampuan
anak memecahkan masalah yang di alami anak dalam kehidupan

101

sehari-hari. Cara ini dapat menggerakkan anak untuk melakukan


kerjasama sepenuh hati untuk mencapai tujuan bersama.
Metode proyek digunakan di kelas Playgroup Tridaya kelas A
tahun ajaran 2010/2011 dan setelah diterapkan metode proyek
kecerdasan emosional anak dari siklus I tindakan I sampai siklus II
tindakan II mengalami peningkatan hingga rata-rata kecerdasan
emosional menunjukkan 93% dan dinyatakan kecerdasan emosional
tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Hein (Mimbar, 2005:30)
mengemukakan tentang ciri-ciri kecerdasan emosional yang tinggi
dengan ciri-ciri tersebut meliputi: dapat mengekspresikan emosi
dengan jelas, tidak merasa takut untuk mengekspresikan perasaannya,
tidak didominasi oleh perasaan-perasaan negatif, dapat memahami
(membaca) komunikasi non verbal, membiarkan perasaan yang
dirasakannya untuk membimbingnya, berperilaku sesuai dengan
keinginan, bukan karena keharusan, dorongan dan tanggung jawab,
menyeimbangkan perasaan dengan rasionalitas, logika dan kenyataan,
memiliki sikap independent, percaya diri dan otonomi moral,
termotivasi secara intrinsik, tidak termotivasi karena kekuasaan,
kekayaan, status, kebaikan dan persetujuan, memiliki emosi yang
fleksibel, optimis, tidak menginternalisasikan kegagalan, peduli
dengan perasaan orang lain, senang untuk menyatakan perasaan, tidak
digerakkan oleh ketakutan atau kekhawatiran, dapat mengindentifikasi
berbagai perasaan secara bersamaan. Kecerdasan emosional anak

102

Playgroup Tridaya kelas A tahun ajaran 2010/2011 dinyatakan


meningkat dan kecerdasan emosional menjadi tinggi dengan
menggunakan alat ukur validasi instrumen.
Rata-rata kecerdasan emosional anak pada saat sebelum diterapkan
metode proyek yaitu 9 % dan dinyatakan rendah. Setelah diterapkan
metode proyek, rata-rata kecerdasan emosional anak meningkat hingga
93%. Peningkatan yang cukup signifikan, yaitu 86% setelah dilakukan
tindakan yaitu dengan penerapan metode proyek.
Dengan metode proyek, rasa kerja sama dan kekompakan kelas
jadi meningkat dan anak terlihat antusias dengan hasil karya meraka
yang di buat bersama.

Anda mungkin juga menyukai