pribadi-pribadi
manusia
Indonesia
seutuhnya, serta membentuk ilmuan dan tenaga ahli. Dosen yang baik dan
berkualitas ialah dosen yang memenuhi syarat-syarat kepribadian, syarat-syarat
teknis keguruan dan mempunyai kemampuan dan keterampilan yang cukup
memadai.Tugas utama dosen adalah menyelenggarakan pengajaran yang seluasluasnya, yaitu pengajaran sebagai pelaksanaan pendidikan dalam maknanya yang
utuh. Di samping itu dosen juga masih dibebani peran yang lain yaitu sebagai
ilmuan, administrator maupun sebagai penasehat akademik, terutama di era
globalisasi,
dengan
kemajuan
teknologi
informasi
membuat
mahasiswa
untuk
mahasiswanya
berdasarkan
pertimbangan
profesional.
mengkomunikasikan
dan
menyepakati
tugas
dan
langkah
diterapkan.
Mahasiswa
diberi
kesempatan
untuk
mengungkapkan
yang
mencerminkan
pemahamannya
terhadap
Hasil
re-kreasi
merupakan
produk
kreatif
dapat
yang terbaik
bagi pelanggannya.
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 ayat 3, bahwa untuk
mencapai mutu standar dari pendidikan itu tidak hanya unsur tenaga
kependidikan yakni dosen, tetapi juga bagaimana pengelolaan perguruan tinggi
itu atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan, yang dapat dilaksanakan
oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan.
Dosen perguruan tinggi mempunyai peran strategis ditinjau dari sisi
pembinaan akademik dan mahasiswa. Dosen merupakan tenaga profesional.
Dosen menetapkan apa yang terbaik untuk mahasiswanya berdasarkan
pertimbangan profesional. Pengembangan mutu pendidikan dapat ditempuh
melalui pengembangan mutu para pendidiknya. Hal ini sejalan dengan temuan
beberapa pakar sebagai berikut:
a. Miller (1980), dalam pendidikan berlaku the man behind the
system, manusia merupakan faktor kunci yang menentukan
kekuatan pendidikan.
b. Sallis (1993), dengan mengembangkan pendidikan sebagai
industri jasa mengatakan bahwa dosen merupakan front line
provider and determine the quality of service delivery system ,
dosen berada pada garis terdepan dalam menentukan kualitas
pelayanan.
c. Hendrajaya (1999) menyatakan perguruan tinggi yang inovatif,
bermutu, dan tanggap terhadap perkembangan global dan
tantangan
lokal,
keberhasilannya
terletak
pada
upaya
menyatakan bahwa
seorang dosen
Dosen
sebagai
tenaga
Ibid, hal. 98
Ibid, hal. 91
Tilaar, standarisasi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hal. 167
akan mendapatkan hal-hal yang baru dan tertarik untuk mengikuti blajar
selanjutnya, adapun metode belajar yang beragam tersebut diantaranya:
a. Metode ceramah 1 (full-time courses). Metode ini merupakan metode
umum yang sering digunakan di perguruan tinggi dan mempunyai
keuntungan karena di dalamnya terjadi interaksi sosial antar mahasiswa
dan antar dosen dan mahasiswa. Beberapa bagian dalam tulisan ini
memberikan saran-saran, misalnya untuk persiapan para dosen sebelum
berceramah dan bagaimana cara yang efektif untuk penggunaan metode
ceramah.
b. Metode ceramah 2 (part-time courses). Dalam metode ini, kesempatan
interaksi sosial di antara mahasiswa lebih terbatas, namun sistem
pengajaran pada dasarnya sama dengan yang ada pada metode full-time
courses.
c. Metode pelatihan (training) berbasis magang kerja. Agenda penting dalam
metode ini yaitu kegiatan belajar-mengajar yang menempatkan para
mahasiswa pada sebuah tempat kerja yang di dalamnya terdapat penerapan
ilmu yang sesuai dengan bidang studi mahasiswa dan kegiatan tersebut
dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Melalui program magang tersebut,
institusi pendidikan tinggi dapat menjamin bahwa para mahasiswa
memiliki pengusaan materi yang lebih mantap karena didukung oleh
praktik kerja langsung selama proses magang.
d. Metode pembelajaran terbuka, fleksibel, dan jarak jauh. Metode ini dapat
diterapkan pada para mahasiswa yang ingin mendalami materi
pembelajaran tertentu untuk tujuan peminatan individual. Selain itu,
metode ini juga mengakomodir kegiatan belajar para mahasiswa yang
berada jauh dari lokasi kampus mereka (keterbatasan jarak & waktu)
melalui layanan tutorial, konseling, dan penilaian secara individual.
e. Metode pemanfaatan sumber-sumber belajar. Pemanfaatan sumber-sumber
pembelajaran dapat dilaksanakan dalam berbagai kegiatan misalnya
menghadiri seminar-seminar di kampus, memanfaatkan layanan pusat
tertentu.
Pembelajaran
kolaboratif
tersebut
dapat
10
mencapinya yaitu peran kedisiplinan dosen dalam proses belajar dan mengajar,
karna peran dosen adalah yang paling utama dalam hal ini.
Belajar sehat dan menggairahkan adalah suatu proses belajar yang
menyenangkan dan tidak membosankan, untuk menciptakan hal ini tentu peran
utama terletak pada dosen yang mengajar, misalnya dosen tersebut mempunyai
keberagaman dalam mengajar
11
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Sumardjoko, Pendidikan Mutu Perguruan Tinggi, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2010
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : PT Raja GrafindoPersada. 2011
Kelvin Seivert, Manajemen Pembelajaran Dan Instruksi Pendidikan, Jogjakarta:
Ircisod, 2007
Tilaar, standarisasi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
12