Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi dalam
bidang pendidikan merupakan langkah berbagai pihak untuk dapat melakukan
kegiatan belajar mengajar yang efektif dengan mengoptimalkan berbagai
keadaan-keadaan dinamis pembelajaran berupa sarana dan prasarana belajar,
kemampuan pemahaman materi belajar dan pendekatan belajar yang sesuai
dengan karakter pembelajaran, sehingga dalam hal ini, guru harus memiliki
strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif, efisien dan mengena pada
tujuan yang

diharapkan

dengan menguasai

teknik-teknik

penyajian

pembelajaran atau biasanya disebut metode mengajar.


Pendidikan pada prinsipnya adalah upaya mengembangkan potensipotensi dasar yang dimiliki oleh peserta didik dan setiap siswa berhak
memperoleh peluang yang sama untuk mencapai kinerja akademik yang
memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu
memiliki perbedaan intelektual, fisik, latar belakang siswa, kebiasaan dan
pendekatan belajar.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan
peneliti dangan guru bidang studi fisika di SMPN 5 Kota Bima, bahwa daya
serap siswa pada mata pelajaran fisika masih kurang dan ini memperlihatkan
bahwa ketuntasan klasikal belum tercapai, hal ini dilihat dari nilai rata-rata
Tabel 1.1 di bawah ini :

Table 1.1: Nilai Tengah Semester I (ganjil) Mata Pelajaran Fisika VII pada
SMPN 5 Kota Bima.
No

Tahun
Pelajaran

Kelas

KKM

Ratarata

Tidak
Tuntas

Tuntas

2010/2011

VIIA

65

56,7

VII B

65

52,0

VII A

65

60,3

VII B

65

62,3

14
orang
12
orang
15
orang
13
orang

16
orang
20
orang
17
orang
22
orang

1
2011/2012
2

Persentase
Ketuntasan

Persentase
Tidak Tuntas

53,3%

46,7%

62,5%

37,5%

48,6%

51,4%

62,9%

37,1%

Sumber : Data Guru Mata Pelajaran Fisika Semester I SMPN 5 Kota Bima
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Dari data di atas dapat terlihat bahwa hasil hasil belajar siswa kelas VII
A khususnya mata pelajaran fisika relatif rendah. Hal ini dapat di lihat nilai
rata rata tengah semester kelas VII A tahun ajaran 2011/2012 SMPN 5 Kota
Bima 60,3 dan hasil ketuntasan mencapai 51,4%. Selain itu, ternyata yang di
temui di SMP Negeri 5 Kota Bima adalah masih banyak guru menggunakan
pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa hanya mendengar dan
mencatat. Alasan menggunakan pembelajaran konvensional yang di
kemukakan oleh beberapa sumber informasi (guru) antara lain terbenturnya
oleh waktu tatap muka di kelas, kesulitan untuk menyusun bahan pelajaran
yang menggunakan pendekatan yang menarik, sarana dan prasarana yang
kurang mendukung. Dengan alasan tersebut guru lebih memilih metode
ceramah dari pada metode lain.
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui, bahwa banyak siswa memiliki
tingkat keaktifan yang rendah. Hasil ini dapat dilihat dari setiap kali guru
menerangkan selama pembelajaran berlangsung siswa yang aktif bertanya
sangat sedikit, dan siswa yang lainnya hanya diam sebagai pendengar dan

mencatat. Sedangkan hasil belajar dapat di lihat dari nilai tengah semester
siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII A SMPN 5 Kota Bima yang hanya
memiliki nilai rata-rata 60,3 sehingga hasil belajar siswa dikatakan rendah.
Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tidak melibatkan siswa
secara penuh dalam kegiatan belajar mengajar sangat mempengaruhi aktivitas
dan prestasi belajar yang dicapai siswa SMP kelas VII.
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan oleh guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar adalah pendekatan Sains Teknologi
dan Masyarakat (STM) yaitu pendekatan yang memfokuskan siswa pada
masalah, pertanyaan-pertanyaan dan pada hal-hal yang tidak diketahui siswa.
Hal ini, berarti para siswa mencari jawaban dan penjelasan mengenai masalah
yang dihadapinya, sehingga para siswa dihadapkan pada berbagai pertanyaanpertanyaan dan masalah baru. Dengan penggunaan pendekatan sains, para
siswa mencari informasi dan menggunakannya, siswa dapat menghubungkan
studi sains mereka dengan kehidupan siswa sehari-hari, selain itu siswa dapat
terlibat dalam memecahkan isu-isu sosial, mereka melihat relevansi dari studi
sains mereka untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai warga negara.
Menurut (Slameto, 2003: 24) pendekatan yang diterapkan guru
mempengaruhi belajar siswa. Pendekatan mengajar guru yang kurang baik
akan menyebabkan belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat
belajar dengan baik, maka pendekatan mengajar harus diusahakan dengan
efisien dan seefektif mungkin. Realita yang terjadi sekarang pendekatan guruguru masih kurang menarik untuk meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar.
Dengan menggunakan pendekatan STM yaitu pendekatan yang menfokuskan

siswa pada masalah, dan mencari jawaban, rasa keingintahuan serta


penjelasan dari masalah itu sendiri, maka dengan sendirinya akan
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar. Oleh karena itu peneliti
melakukan penelitian dengan judul Efektivitas penggunaan pendekatan
Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam meningkatkan aktifitas dan
prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fisika di SMPN 5 Kota
Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:
1.

Pelaksanaan proses belajar mengajar, siswa tidak begitu bergairah


dalam menerima pelajaran. Hal ini terlihat dari rendahnya aktifitas
belajar siswa serta minimnya partisipasi siswa dalam pembelajaran.

2.

Rendahnya prestasi belajar karna kurangnya partisipasi siswa dalam


belajar.

3.

Pendekatan pembelajaran yang relatif kurang menarik yang dilakukan


oleh guru.

4.

Penggunaan Metode pembelajaran konvensional atau ceramah.

C. Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti membatasi masalah
pada point 1, 2 dan 3 yaitu :
1.

Pelaksanaan proses belajar mengajar, siswa tidak begitu bergairah


dalam menerima pelajaran. Hal ini terlihat dari rendahnya aktifitas
belajar siswa serta minimnya partisipasi siswa dalam pembelajaran.

2.

Rendahnya prestasi belajar karna kurangnya partisipasi siswa dalam


belajar

3.

Pendekatan pembelajaran yang relatif kurang menarik yang dilakukan


oleh guru.

D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini yaitu :
1.

Apakah efektif penggunaan pendekatan Sains


Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam meningkatkan aktivitas belajar
siswa kls VII A pada mata pelajaran fisika di SMPN 5 Kota Bima Tahun
Pelajaran 2013/2014.

2.

Apakah efektif penggunaan pendekatan Sains


Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas VII A pada mata pelajaran fisika di SMPN 5 Kota Bima
Tahun Pelajaran 2013/2014.

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penilitian antara lain :
1. Untuk mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa kelas VII A melalui
efektifitas pendekatan Sains Teknologi dan masyarakat (STM) pada Mata
Pelajaran Fisika di SMP SMPN 5 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII A melalui
efektifitas pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) pada Mata
Pelajaran Fisika di SMPN 5 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberi informasi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan tentang mengetahui Efektivitas penggunaan pendekatan
Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam meningkatkan aktifitas dan
prestasi belajar siswa kelas VII A pada mata pelajaran fisika di SMPN 5
Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa yaitu Pembelajaran fisika terasa menarik, bermakna dan
tidak membosankan sehingga siswa menjadi lebih kritis dan aktif
belajar. Selain itu diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran fisika di sekolah.
b. Bagi guru yaitu membantu dalam mengatasi kesulitan mengajarkan
konsep-konsep fisika di SMPN 5 Kota Bima dengan menggunakan
metode pembelajaran yang lebih bervariasi.
c. Bagi lembaga-lembaga terkait, dapat digunakan sebagai tolak ukur
dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan untuk menunjukan
pendidikan di indonesia.
G. Definisi Operasional
1.

Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)


Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) adalah
pendekatan belajar yang dilakukan oleh guru untuk melatih siswa

berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang


dihadapinya.
Adapun langkah-langkah guru dalam menggunakan Pendekatan
Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) yaitu:
a. Guru mengemukakan isu atau masalah aktual yang ada.
b. Melaksanakan pembelajaran menggunakan strategi tertentu.
c. Konsep yang telah dipahami siswa digunakan untuk menyelesaikan
masalah.
d. Guru memberikan pemantapan konsep.
e. Melaksanakan evaluasi.
2.

Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan sebuah frase yang terdiri dari dua kata
yaitu aktivitas dan belajar. Aktivitas adalah kegiatan yang ditimbulkan
oleh situasi sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kegiatan-kegiatan siswa dalam belajar menggunakan pendekatan Sains
Teknologi dan Masyarakat (STM) yang dapat diketahui berdasarkan hasil
observasi.

3.

Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan


yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari
akibat aktivitas dalam belajar.
Adapun maksud prestasi belajar dalam penelitian ini yaitu hasil
yang dicapai siswa dalam belajar menggunakan pendekatan Sains
Teknologi dan Masyarakat (STM). Prestasi belajar diperoleh dari hasil
evaluasi menggunakan tes.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
1. Belajar
Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan (Hamalik,2011 :13). Belajar juga
dapat diartikan sebagai bentuk pertumbuhan atau perubahan dari diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku serta
pengalaman dan latihan. Menurut Jage, belajar adalah sebagai suatu proses
di mana suatu organisme berubah perilakunya akibat dari pengalaman,
sedangkan menurut pandangan Skinner, belajar merupakan suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara bertahap
(Sagala, 2003: 56). Jadi belajar adalah suatu proses perubahan prilaku atau
pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.
Adapun macam-macam teori belajar adalah sebagai berikut:
a. Menurut Teori Disiplin Mental
Belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan sebanyakbanyaknya dan sejelas-jelasnya pada kesadaran individu.
b. Menurut Teori Behavior

10

Dalam teori ini ada juga prinsip atau hukum dalam belajar antara
lain:
1) Belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk
melakukan perbuatan tersebut.
2) Belajar akan berhasil apabila banyak ulangan dan latihan.
3) Belajar akan semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil
yang baik.
c. Menurut Teori Belajar Getsalt
Belajar adalah suatu proses perkembangan. Anak merupakan
suatu organisme yang tumbuh dan berkembang. Belajar adalah suatu
poses yang berlangsung secara terus menerus. Anak tidak hanya
belajar di sekolah akan tetapi juga belajar di luar sekolah (Sagala,
2003: 62).
Mengajar menurut William H. Burton adalah upaya untuk
memberikan stimulus, bimbingan pengarahan dan dorongan kepada
siswa agar terjadi proses belajar. Kegiatan mengajar dikatakan berhasil
hanya apabila dapat mengakibatkan/menghasilkan kegiatan belajar
pada diri siswa. Jadi sebenarnya hakikat guru mengajar adalah usaha
untuk membuat siswa belajar. Dengan kata lain, mengajar merupakan
upaya

menciptakan

kondisi

agar

terjadi

kegiatan

belajar

(Hamalik,2011: 15).
Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat
tergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami oleh siswa
dan pendidik baik ketika para siswa itu di sekolah maupun di

11

lingkungan keluarganya sendiri. Dalam fisika, konsep yang satu terkait


dengan konsep yang lain, sehingga memerlukan strategi belajar
mengajar yang dapat membantu siswa memahami konsep secara baik.

2. Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)


Istilah Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) diambil dari ScienceTechnology-Society (STS) yang mula-mula berkembang di Amerika
Serikat. Dalam unit-unitnya ditunjukkan adanya kaitan antara sains dan
teknologi dan masyarakat pula, dan bagaimana masyarakat menentukan
atau mengelola sains dan teknologi. Pendekatan Sains Teknologi dan
Masyarakat (STM) diharapkan dapat melatih peserta didik untuk berpikir
kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya
(Poedjiadi, 2006: 73).
Dasar dari pengembangan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
adalah teori belajar kontruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan
bahwa siswa membentuk atau membangun pengetahuannya melalui
interaksinya dengan lingkungannya. Pendekatan Sains Teknologi dan
Masyarakat (STM) merupakan salah satu tujuan pendidikan yang
mempersiapkan individu-individu menjadi anggota masyarakat yang baik,
artinya individu-individu yang mampu menerapkan pengetahuan ilmiah
dan mengamalkan nilai-nilai sains dalam upaya mewujudkan tatanan
kehidupan masyarakat yang lebih baik. Lebih luas lagi Sains Teknologi
dan Masyarakat (STM) mencakup tujuan, kurikulum, asesmen dan
pengajaran (Hidayat, 2002: 45).

12

Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dimaksudkan


untuk menjembatani kesenjangan antara kemajuan sains dah teknologi,
membanjirnya informasi ilmiah dalam dunia pendidikan, dan nilai - nilai
sains itu sendiri dalam kehidupan masyarakat secara praktis (Hidayat,
1996: 42).
Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan
pendekatan yang mengfokuskan siswa pada masalah, pertanyaanpertanyaan dan pada hal-hal yang tidak diketahui oleh siswa. Hal ini
berarti para siswa harus mencari jawaban dan penjelasan masalah yang di
hadapinya, para siswa mencari informasi dan menggunakannya,siswa
dapat menghubungkan studi sains mereka dengan kehidupan sehari-hari,
selain itu siswa dapat memecahkan masalahnya sendiri.
Menurut (Poedjiadi, 2000: 32) tujuan pembelajaran Sains Teknologi
dan Masyarakat (STM) dikelompokkan dalam empat kategori yaitu
sebagai berikut:
a. Untuk kebutuhan pribadi. Pendidikan sains hendaknya dapat
menyiapkan individu yang menggunakan sains tersebut guna
meningkatkan kehidupannya sendiri.
b. Untuk

menyelesaikan

menghasilkan

warga

masalah
Negara

sosial
yang

yaitu

hendaknya

berpengetahuan

dan

dapat
siap

berpartisipasi secara bertanggungjawab dalam masalah social yang ada


kaitannya dengan sains.
c. Untuk memberikan pendidikan karir yaitu dapat memberikan
kesadaran bagi semua siswa tentang sifat dan lingkup berbagai

13

lapangan kerja bidang sains dan teknologi yang terbuka bagi mereka
dengan berbagai kecakapan dan minat.
d. Untuk persiapan belajar lebih lanjut dapat meberikan sumbangan cara
belajar pada masa yang akan datang.
Menurut Yager dalam (Hidayat, 2002: 18) Sains Teknologi dan
Masyarakat (STM) pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki kepentingan dan
dampak.
b. Penggunaan sumber daya setempat (manusia dan benda) untuk
mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
c. Keikutsertaan yang aktif dari siswa dalam mencari informasi yang
dapat diterapkan untuk memecahkan masalah.
d. Fokus pada sains dan teknologi terhadap siswa.
e. Penekanan

pada

keterampilan

proses

dimana

siswa

dapat

menggunakan dalam pemecahan masalah.


f. Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga Negara dimana
siswa mencoba memecahkan isu-isu yang telah teridentifikasi.
g. Identifikasi bagaimana sains dan teknologi berdampak di masa depan.
Menurut (Poedjiadi, 2006: 27) langkah-langkah yang dapat
dilaksanakan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Sains
Teknologi dan Masyarakat (STM) yaitu:
a. Mula-mula guru mengemukakan masalah aktual yang ada di
masyarakat dan dapat diamati oleh siswa.

14

b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar


tertentu yang dapat dipilih oleh guru sesuai dengan pedagogi materi
subyek atau materi pelajaran.
c. Konsep yang telah dipahami oleh siswa dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah atau menganalisis masalah-masalah yang telah
dilontarkan pada awal pembelajaran.
d. Guru memberikan pemantapan konsep-konsep agar tidak terjadi
minkonsepsi pada diri siswa.
e. Melaksanakan evaluasi.
3. Aktifitas Belajar Siswa
Adapun aktifitas belajar menurut (Djamarah, 2002: 35) adalah
sebagai berikut :
a. Membaca, adalah aktifitas yang banyak dilakukan disekolah dan
perguruan tinggi. Membaca di sisni tidak mesti membaca buku belaka,
tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil
penelitian, catatan hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal lainnya yang
berhubungan dengan kebutuhan studi.
b. Menulis dan mencatat, merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
aktivitas belajar. Mencatat yang termasuk sebagai aktifitas belajar
adalah apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan dan
tujuannya, serta menggunakan seperangkat tertentu agar catatan itu
nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar.
c. Mendengarkan, adalah salah satu aktifitas belajar setiap orang yang
belajar di sekolah pasti ada aktifitas mendengarkan, ketika seorang

15

guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau


mahasiswa harus mendengarkan apa yang disampaikan guru atau
dosen.
d. Memandang, adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek.
Aktifitas memandang dalam arti belajar adalah aktifitas memandang
yang bertujuan sesuai dengan kebutuhan untuk mengadakan perubahan
tingkah laku yang positif.
e. Berpikir, adalah termasuk aktifitas belajar. Dengan berpikir orang
memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu
tentang hubungan antara sesuatu.
f. Mengingat, adalah gejala psikologis. Ingatan itu sendiri adalah
kemampuan

jiwa

untuk

memasukkan

(learning),

menyimpan

(retention) dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang


telah lampau. Jadi, mengenai ingatan itu sendiri ada tiga fungsi yaitu:
memasukkan, menyimpan dan mengangkat kembali ke alam sadar.
g. Membuat ringkasan, dapat membantu dalam hal mengingat atau
mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan
datang.
h. Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap, adalah indra manusia
yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. Artinya
aktifitas meraba, membau, mengecap dapat memberikan kesempatan
bagi seseorang untuk belajar.
i. Mengamati tabel, diagram dan bagan, merupakan sesuatu yang sangat
perlu bagi seseorang dalam mempelajari materi yang relevan.

16

Demikian pula gambar-gambar, peta-peta, dan lainlain-lain dapat


menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman seseorang
tentang sesuatu hal.
j. Menyusun kertas kerja., Dalam menyusun kertas harus sistematis dan
metodologis, artinya menggunakan metode-metode tertentu dalam
penggarapannya. Sistematis artinya menggunakan kerangka berpikir
yang logis dan kronologis.
k. Latihan atau praktek, adalah konsep belajar yang menghendaki adanya
penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat.
Dalam hal ini belajar sambil berbuat adalah termasuk latihan.
Menurut (Djamarah, 2002 : 38) jika sudut pandang diarahkan pada
aspek lainnya, maka faktor-faktor penyebab hambatan aktivitas belajar
anak didik dapat dibagi menjadi faktor anak didik, sekolah, keluarga, dan
masyarakat sekitar.
a. Faktor Anak Didik
Anak didik adalah subjek yang belajar. Dialah yang merasakan
langsung penderitaan akibat kesulitan belajar. Karena dia adalah orang
yang belajar, bukan guru yang belajar.
Untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor apa saja yang dapat
menjadi penyebab kesulitan belajar anak didik, maka akan
dikemukakan sebagai berikut:
1) Inteligensi (IQ) yang kurang baik
2) Bakat yang kurang atau tidak sesuai dengan bahan pelajaran yang
dipelajari atau yang diberikan oleh guru

17

3) Faktor emosional yang kurang stabil. Misalnya mudah tersinggung,


pemurung , pemarah, selalu bingung dalam menghadapi masalah,
selalu sedih tanpa alasan yang jelas, dan sebagainya
4) Aktivitas belajar yang kurang. Lebih banyak malas daripada
melakukan kegiatan belajar
5) Kebiasaan belajar yang kurang baik

b. Faktor Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal tempat pengabdian
guru dan rumah rehabilitasi anak didik.
Faktor-faktor yang dianggap dapat menimbulkan hambatan
belajar bagi anak didik di lingkungan sekolah adalah:
1) Guru tidak berkualitas, baik dalam pengambilan metode yang
digunakan ataupun dalam penguasaan mata pelajaran yang
dipegangnya.
2) Hubungan guru dengan anak didik kurang harmonis
3) Cara guru mengajar yang kurang baik
4) Alat atau media yang kurang memadai
5) Perpustakaan

sekolah

yang

kurang

memadai

dan

kurang

merangsang penggunaannya oleh anak didik


6) Fasilitas fisik sekolah yang tak memenuhi syarat kesehatan dan tak
terpelihara dengan baik
c. Faktor Keluarga

18

Keluarga adalah lembaga pendidikan informal atau luar sekolah


yang diakui keberadaannya dalam dunia pendidikan Oleh karena itu
ada beberapa faktor dalam keluarga yang menjadi penyebab hambatan
belajar anak didik sebagai berikut:
1) Kurangnya kelengkapan alat-alat belajar bagi anak di rumah,
sehingga kebutuhan belajar yang diperlukan, tidak ada maka,
kegiatan belajar anakpun berhenti untuk beberapa waktu.
2) Kurangnya biaya pendidikan yang disediakan orangtua sehingga
anak harus ikut memikirkan bagaimana mencari uang untuk biaya
sekolah hingga tamat.
3) Anak tidak mempunyai ruang dan tempat belajar yang khusus di
rumah
4) Ekonomi keluarga yang terlalu lemah atau tinggi yang membuat
anak berlebih-lebihan
d. Faktor Masyarakat Sekitar
Jika keluarga adalah komunitas masyarakat terkecil maka,
masyarakat adalah komunitas masyarakat dalam kehidupan sosial yang
tersebar. Dalam masyarakat, terpatri strata sosial yang merupakan
penjelmaan dari suku, ras, agama, antar golongan, pendidikan, jabatan,
status, dan sebaginya. Pergaulan yang terkadang kurang bersahabat
sering memicu konflik sosial.
4. Prestasi Belajar
Menurut (Arikunto, 2010: 23) berpendapat bahwa prestasi
merupakan hasil yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Prestasi

19

dapat digambarkan dengan suatu simbol yang menyatakan nilai, baik


dalam bentuk huruf maupun angka, dimana unsur-unsur subjektif pendidik
tidak boleh diikutkan dalam penilaian tersebut. Nilai prestasi harus
mencerminkan

tindakan-tindakan

peserta

didik,

sejauhmana

telah

mencapai tujuan yang diterapkan di setiap bidang studi. Dalam institusi


pendidikan, baik langsung maupun tidak langsung, prestasi atau hasil
belajar terkait dengan evaluasi. Prestasi belajar bukan merupakan hasil
dari kegiatan belajar mengajar semata, namun prestasi merupakan hasil
kerja yang keadaannya sangat kompleks.
Berdasarkan batasan pengertian prestasi belajar tersebut, dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar fisika adalah hasil yang telah dicapai
siswa melalui suatu kegiatan belajar fisika. Kegiatan belajar tersebut dapat
dilakukan secara individu maupun kelompok, Indikator keberhasilan
belajar fisika adalah:
a. Sikap positif terhadap fisika.
b. Mengembangkan kreatifitas dan seni mengerjakan fisika.
c. Mengembangkan kemampuan berfikir logis.
d. Mengembangkan proses/prosedur fisika.
e. Melakukan percobaan-percobaan fisika.
f. Memahami pentingnya bilangan dan penerapannya
g. Memahamai pentingnya geometri dan penerapannya.
h. Menemukan pola-pola fisika.
i. Menemukan hubungan-hubungan fisika.
j. Mempunyai ketrampilan memecahkan masalah fisika.

20

k. Memahami konsep-konsep atau pengertian fisika.


l. Berusaha secara kontinu dan terus menerus dalam mengembangkan
fisika.
m. Mampu mengkomunikasikan hasil-hasil pekerjaan fisika.
n. Mampu mengembangkan dirinya sebagai seorang peneliti untuk
meneliti fisika.
o. Mampu bekerja secara mandiri dan independent dalam memecahkan
persoalan fisika.
p. Mampu menggunakan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari
untuk menggali persoalan fisika.
q. Mencoba menularkan atau memberikan pengetahuan atau keterampilan
fisika kepada orang lain.
r. Mempunyai pengalaman mengikuti berbagai lomba fisika termasuk
olimpiade.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.
Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya
prestasi belajar siswa. Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana
yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri
siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor
ekstern).
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis
sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor
keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

21

a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu
itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern
yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan
sebagainya (Slameto, 2011: 36). Faktor ekstern yang dapat
mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan
lingkungan masyarakat.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh :
1. (Gunawan, 2012: 22), tentang penerapan pendekatan sains teknologi
masyarakat (STM) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Dompu, pada pokok bahasan GLB dan GLBB. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui 2
siklus yang terdiri dari tahap perencanaan pelaksanaan pengamatan dan
refleksi serta menggunkan koefisien product moment dan meningkatkan
prestasi dan aktivitas belajar siswa kelas VII pada Mata Pelajaran Fisika di
SMP Negeri 1 Dompu tahun ajaran 2011/2012.
2. (Haris, 2010: 19) tentang Pengaruh penggunaan pendekatan sains
teknologi masyarakat terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada Mata
Pelajaran Fisika di SMP Negeri 11 Kota Mataram. Penelitian ini bertujuan

22

untuk mengetahui pengaruh pendekatan sains teknologi masyarakat


terhadap aktifitas dan prestasi belajar fisika, untuk menentukan sampel
digunakan cluster random sampling dengan analisi statistik yang
digunakan adalah korelasi product moment dan uju statistik t-tes diperoleh
thitung 7,364 dan uji ttabel 1,991. Nilai thitung (7,364) > ttabel (1,991) dengan sig
0,000 < 0,05 maka pendekatan sains teknologi masyarakat berpengaruh
secara sigifikan terhadap prestasi belajar fisika.
Yang membedakan penelitian ini dengan beberapa penelitian di atas
adalah obyek, pokok bahasan dan jenis penelitian, sedangkan penelitian ini
melihat

efektifitas

penggunaan

sains

teknologi

meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa

masyarakat

untuk

pada pokok bahasan

besaran satuan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kota Bima.

C. Kerangka Berpikir
Penggunaan pendekatan belajar yang tepat dan efisien merupakan salah
satu faktor yang dapat meberikan pengaruh terhadap aktivitas dan prestasi
belajar. Efektivitas penggunaan pendekatan belajar tersebut dapat dilihat dari
hasil belajar yang diperoleh siswa. Pendekatan Sains Teknologi dan
Masyarakat (STM) merupakan salah satu pendekatan belajar yang
mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang baik, artinya siswa
yang mampu menerapkan pengetahuan ilmiah dan mengamalkan nilai-nilai
sains dalam upaya mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang lebih
baik. Adanya unsur-unsur pembelajaran yang melibatkan keadaan tersebut
merupakan indikator yang dapat memberikan sumbangan positif terhadap

23

penigkatan pemahaman siswa yang akhirnya berdampak baik pada


peningkatan prestasi belajar siswa.
Aktifitas belajar dan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dalam
pendekatan Sains teknologi dan Masyarakat (STM) melalui kegiatan belajar
yang terfokus pada kegiatan siswa untuk mencari informasi dan memecahkan
masalah tersebut secara mandiri selain itu para siswa ditekankan untuk
mencapai keterampilan proses dalam belajar seperti mengklasifikasi,
mengkomunikasi, mengidentifikasi dan lain-lain, sebagai bekal dalam upaya
mencapai pemahaman materi belajar yang baik.
Proses belajar menggunakan Sains teknologi dan Masyarakat (STM)
yang lebih banyak melibatkan siswa dalam setiap proses belajar sangat
mendukung pemantapan pemahaman yang ada pada diri siswa yang pada
akhirnya dapat berdampak positif terhadap peningkatan aktivitas dan prestasi
belajar siswa yang tinggi khususnya pada siswa kelas VII C SMPN 5 Kota
Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) efiktif
dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas VII A pada Mata Pelajaran Fisika
di SMPN 5 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014
2. Penggunaan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) efiktif
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII A pada Mata Pelajaran
Fisika di SMPN 5 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014

24

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah berupa Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yaitu suatu kegiatan mencermati objek yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu dan berbentuk siklus kegitan belajar. Dalam penelitian ini guru
melakukan dengan sengaja dan diamati hasilnya dengan seksama (Arikunto,
2010: 4: 47).
Adapun penelitian tindakan kelas (PTK) merupkan kegiatan mencermati
suatu objek (siswa) yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu,dari bentuk
rangkaian siklus kegitan/belajar.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam suatu
penelitian tentang urutanurutan penelitian dilakukan (Nazir M, 1999: 16).
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka seperti usia
sesorang, tinggi, penjualan dalam sebulan dan lain sebagainya (Hidayati,
2002: 27).

25

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data mengenai


aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa setelah proses belajar berlangsung
menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM).
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VII SMPN 5 Kota Bima.
Adapun waktu pelaksanaannya pada Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subyek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kota
Bima semester I (Genap) Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Obyek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan pendekatan sains
teknologi dan masyarakat (STM) dalam meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar fisika pada pada pokok bahasan besaran dan satuan.
3. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di VII SMP Negeri 5 Kota Bima Tahun
Pelajaran 2013/2014.
E. Rancangan Penelitian
Menurut (Margono, 2001: 21), Rancangan penelitian adalah strategi
yang mengatur penelitian agar penelitian memperoleh data yang tepat (Valid).
Sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Rancangan pada
dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan yang
matang tentang hal-hal yang dilakukan (Margono, 2001: 24).

26

Rancangan penelitian dapat diartikan sebagai mengatur latar (setting)


penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat (valid) sesuai dengan
karakteristik variabel dengan tujuan penelitian.
Untuk mencapai ketuntasan belajar, penelitian ini dirancang

dan

dilaksanakan dalam 2 atau 3 siklus apabila pada siklus I tidak tuntas. Setiap
siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan evaluasi, dan refleksi. Berikut bagan siklus Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yaitu:
Perencanaan I

Refleksi I

Perencanaan II
Pelaksanaan I

Dst

Refleksi II
Pelaksanaan II

Observasi dan
Evaluasi I

Observasi dan
Evaluasi II
Bagan 3.1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dari bagan di atas, dapat dijelaskan bahwa sesudah suatu siklus selesai
diterapkan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan
adanya perencanaan ulang (planning) atau revisi terhadap penerapan siklus
sebelumnya.

Selanjutnya

berdasarkan

perencanaan

ulang

tersebut

dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian untuk seterusnya, satu


siklus diikuti dengan siklus berikutnya sehingga PTK dapat dilakukan dengan

27

beberapa kali siklus. Secara rinci prosedur tindakan dalam penelitian ini
dijabarkan sebagai berikut:

SIKLUS I
1. Perencanaan
Dalam tahap ini, hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Peneliti mensosialisasikan pembelajaran kepada guru mata pelajaran
fisika
b. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Menyiapkan lembar Observasi untuk mengamati mencatat langkahlangkah dalam pembelajaran yang ditujukan pada siswa dan guru
selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi.
e. Mendesain alat evaluasi dalam bentuk tes pilihan ganda.
2. Pelaksanaan tindakan
Dalam tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah disusun
oleh peneliti.
3. Observasi dan Evaluasi.
Kegiatan

Observasi

dilakukan

secara

kontinu

setiap

kali

pembelajaran berlangsung dalam pelaksanaan tindakan dengan mengamati


kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa. Sedangkan evaluasi dilakukan

28

setelah akhir setiap siklus dengan memberikan tes soal pilihan yang
dikerjakan secara individual sesuai dengan skenario yang disusun.

4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti sebagai pengajar bersama guru yang
bertindak sebagai Observer, mengkaji kekurangan dari tindakan yang telah
diberikan. Hal ini dilakukan dengan cara melihat data hasil evaluasi yang
dicapai siswa pada siklus I. Jika refleksi menunjukkan bahwa tindakan
siklus I memperoleh hasil yang tidak optimal, maka dilakukan siklus
berikutnya.
F. Instrumen penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Lembar Observasi merupakan catatan peneliti mengenai segala sesuatu
yang terjadi pada saat pengamatan berlangsung (Riduwan, 2004: 34).
Penggunaan lembar pengamatan untuk memperoleh data mengenai
aktivitas siswa pada setiap pertemuan siklus menggunakan pendekatan
Sains Teknologi Masyarakat (STM). Sebagai observernya yaitu guru mata
pelajaran fisika SMPN 5 Kota Bima.
2. Tes hasil belajar merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat-bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

29

Tes yang digunakan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar


siswa menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM).
Adapun bentuk soal tes yaitu pilihan ganda.

G. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
1. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan unruk
memperoleh tujuan yang diharapkan (Riduwan, 2004: 40). Teknik
pengamatan yang dilakukan guna melihat secara langsung aktivitas siswa
selama menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
yang dilakukan pada setiap pertemuan belajar mengajar pada masingmasing siklus.
2. Tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan
(Arikunto, 2001: 31). Teknik tes dilakukan setelah proses belajar mengajar
selesai dilakukan.
H. Teknik Analisis Data
1. Aktivitas belajar
Hasil Observasi mengenai aktivitas belajar siswa akan dianalisa
dengan rumus sebagai berikut:
As =
(3.1)

30

Keterangan:
As = Skor rata-rata aktivitas belajar.
x = Skor masing-masing indikator.
i
= Banyaknya indikator.
Kemudian hasil tersebut di atas, dibandingkan dengan hasil dari MI
dan SDI dengan rumus sebagai berikut:
1
(skor tertinggi + skor terendah).(3.2)
2

MI =

1
(4 + 1) = 2,5
2

=
SDI =
=

1
x MI.(3.3)
3
1
x 2,5 = 0,833
3

Keterangan:
MI
SDI

: Mean Ideal
: Standar Deviasi Ideal
Dalam menentukan tinggi dan rendahnya aktivitas belajar siswa

menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat


dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2. Konversi Aktivitas Belajar Siswa
Interval
Nilai
As MI + 1,5 . SDI
A 3,75
MI+0,5.SDI As < MI + 1,5. SDI
2,92As<3,75
MI 0,5 SDI As< MI + 0,5.SDI
2,08As<2,92
MI 1,5.SDI As < MI -0,5 SDI 1,25 As< 2,08
As < MI 1,5.SDI
As 1,25

2. Prestasi Belajar Siswa

Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup Tinggi
Kurang Tinggi
Sangat Kurang
Tinggi

31

Prestasi belajar siswa yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus


deskriptif persentase untuk ditentukan ketuntasan siswa secara individu
maupun secara klasikal. Adapun rumus tersebut yaitu:
a. Ketuntasan Individu.
Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dinyatakan hasil
belajarnya tuntas secara individu apabila memperoleh nilai 65
(Sugiyino, 2011: 35). Rumus yang digunakan untuk menentukan
ketuntasan siswa secara individu yaitu:
Ketuntasan individu

Jumlah jawaban soal yang benar


100 %
Jumlah soal seluruhnya

(3.4)
b. Ketuntasan Klasikal.
Data tes prestasi belajar proses pembelajaran dianalisis dengan
menggunakan analisis ketuntasan hasil belajar secara klasikal minimal
85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 65. Dengan rumus
ketuntasan belajar klasikal ( Sugiyono,2011) adalah:
KK =

X
x 100 % (3.5)
Z

Dimana :
KK = Ketuntasan klasikal
X = Jumlah siswa yang memperoleh nilai 65
Z = Jumlah seluruh siswa
I. Indikator Keberhasilan.
1. Ketuntasan prestasi belajar siswa secara klasikal tercapai, jika 85 % siswa
memperoleh skor minimal 65 yang akan terlihat pada hasil evaluasi pada
tiap-tiap siklus.

32

2. Untuk keberhasilan aktifitas belajar tercapai yaitu dengan nilai Skor ratarata aktifitas belajar (As) dengan kategori tinggi pada lembar observasi
tercapai untuk setiap pertemuan di tiap-tiap siklusnya.

33

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini di laksanakan mulai pada tanggal 25 Agustus 2013 sampai
dengan tanggal 25 September 2013 untuk mengetahui peningkatan Aktifitas
dan Prestasi belajar siswa kelas VII A pada pokok bahasan besaran dan satuan
di SMP Negeri 5 Kota Bima melalui Pendekatan Sains Teknologi dan
Masyarakat (STM) pada tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini di
laksankan dalam dua siklus dan tiga kali pertemuan untuk siklus I dan tiga kali
pertemuan untuk siklus ke II. Berdasarkan hasil observasi di peroleh data
kualitatif yang akan memberikan gambaran tentang kegiatan guru dan siswa
selama proses belajar mengajar dan hasil evaluasi yang di peroleh berupa data
kuantitatif. Untuk datadata tersebut kemudian di analisiskan dengan
menggunakan metode dan rumus yang telah di tetapkan sebelumnya.
Penelitian tindakan kelas terhadap pelaksanaan pembelajaran Fisika dengan
Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM), pada tiap siklus di
peroleh hasil sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Menyusun Perencanaan (planning)

Adapun peneliti yang harus persiapkan pada tahap siklus I ini


yaitu:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

34

2) Membuat lembar observasi kegiatan belajar siswa pertemuan I dan


II.
3) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi.
4) Membuat alat evalusai berupa soal tes.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pengajaran dilaksanakan

sebanyak

dua kali

pertemuan. Masing masing pertemuan selama 2 x 45 menit dan pada


pertemuan ketiga di gunakan untuk evaluasi selama 1 x 45 menit. Pada
siklus I ini diikuti oleh 26 orang siswa dan pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
Pertemuan I di laksanakan pada hari Rabu bertepatan pada
tanggal 28 Agustus 2013 sedangkan pertemuan II di laksanakan pada
hari Sabtu bertepatan pada tanggal 31 Agustus 2013 untuk evaluasi.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan
menggunakan Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM).
Pada pelaksanaan kegiatan siklus I terlihat bahwa siswa kurang
antusias dalam belajar. Ini terlihat dari masih banyak siswa yang masih
belum aktif dalam proses pembelajaran.
c. Observasi dan Evaluasi
1)

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pendekatan Sains


Teknologi dan Masyarakat (STM)

35

Hasil Semua aktivitas siswa di peroleh dari pengamatan


yang di lakukan oleh observer dengan mengisi lembar observasi
yang telah di siapkan dengan tujuan untuk merekam jalanya
proses belajar mengajar. Maka semua aktifitas yang nampak
dicatat dalam lembar observasi siswa sesuai dengan deskriptor
yang nampak dan selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus
yang telah ditetapkan sebelumnya. Data tentang hasil observasi
belajar siswa siklus I yang telah dilaksanakan pada tanggal 28
Agustus 2013 dan 31 Agustus 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut:
Tabel 4.1Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Pada Siklus I
Siklus
No
Keterangan
Pertemuan I
Pertemuan II
1. Total Skor
10
13
2. Rata-rata skor
1,67
2,17
Kategori
Kurang tinggi Cukup tinggi
2)

Hasil Tes Hasil Belajar Siswa


Berdasarkan analisis evaluasi akhir pada siklus I dimana
soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal (lampiran 7)
untuk dikerjakan secara individu. Skor maksimal dari soal
tersebut adalah 100 dengan skor minimal 0 jika siswa tidak
menjawab sama sekali atau tidak ikut. Melalui analisis hasil
evaluasi siklus I, ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada
Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.2 Hasil Belajar Tes Kognitif Siswa Pada Siklus I

36

No
1.
2.
3.
4.
5.

Keterangan
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Nilai rata-rata
Persentase siswa yang tuntas belajar (%)
Jumlah siswa tuntas

Evaluasi Akhir
90
45
70.57
69,23 %
18 orang

Tabel 4.3 Distribusi Tes Kognitif Siswa Pada Siklus I


Skor (Nilai)
95
85 94
75 84
65 74
64
Total

Frekuensi
3
8
7
8
26

Persentase
0%
11,53 %
30,76 %
26,92 %
30,76 %
100 %

Berdasarkan analisis evaluasi akhir pada tabel 4.2 dan tabel


4.3 dapat dilihat bahwa ketuntasan klasikal yang tercapai sebesar
69,23%, dengan siswa yang memperoleh nilai 65 sebanyak 18
orang. Hal ini menunjukan bahwa penelitian pada siklus I ini
belum mencapai target. Dimana suatu kelas dianggap tuntas secara
klasikal jika telah mencapai 85%. Ini berarti indikator keberhasilan
belum tercapai sehingga perlu adanya pengulangan dan perbaikan
pada siklus berikutnya
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Pada tahap ini peneliti
bersama observer mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh
selama proses pembelajaran pada siklus I. Sebagai acuan dalam siklus
ini adalah hasil observasi dan evaluasi. Hasil evaluasi ini digunakan
sebagai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan
dan pelaksanaan pengajaran pada siklus berikutnya.

37

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh selama pelaksanaan


siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki
pada siklus II. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan antara lain:
1) Guru harus memberikan pertanyaan untuk menguji penguasaan
materi sebelumnya.
2) Guru harus mengaitkan materi yang akan di bahas dengan
materi sebelumnya
3) Guru harus memberikan alokasi waktu dalam pemberian tugas /
diskusi kelompok
4) Guru harus memberikan penghargaan kepada kelompok
memiliki kinerja baik
5) Guru harus membimbing siswa untuk memberikan kesimpulan
6) Guru harus memberikan tugas mandiri
2. Siklus II
a. Menyusun Perencanaan (planning)
Adapun peneliti yang harus persiapkan pada tahap siklus II ini
yaitu :
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
2) Membuat lembar observasi kegitan guru pertemuan I dan II.
3) Membuat lembar observasi siswa pertemuan I dan II.
4) Membuat alat evalusai berupa soal tes.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pengajaran dilaksanakan sebanyak

dua kali

pertemuan. Masing masing pertemuan selama 2 x 45 menit dan pada

38

pertemuan ketiga di gunakan untuk evaluasi selama 1 x 45 menit. Pada


siklus II ini diikuti oleh 26 orang siswa dan pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
Pertemuan I di laksanakan pada hari Sabtu bertepatan pada tanggal 7
September 2013 sedangkan pertemuan II di laksanakan pada hari Rabu
bertepatan pada tanggal 11 September 2013 untuk evaluasi.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan
menggunakan Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM).
Pada siklus II siswa sudah aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal
ini dapat dilihat dari sebagian besar siswa aktif dalam kegiatan diskusi,
mencari permasalahan, dan menganalisis suatu permasalah. Disamping
itu sebagian besar siswa aktif merespon dan memberikan tanggapan
baik bentuk pertanyaan maupun berupa solusi serta siswa dapat
menyimpulkan materi yang dipelajari.
c. Observasi dan Evaluasi
1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan Data tentang hasil observasi aktivitas belajar
siswa siklus II yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 September
2013 dan 11 September 2013. Dari hasil observasi aktivitas siswa
menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus II pertemuan I
dan pertemuan II berkategori aktif. dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut:

39

Tabel 4.4Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Pada SiklusII


Siklus II
No
Keterangan
Pertemuan I
Pertemuan II
1. Total Skor
17
18
2. Rata-rata skor
2,83
3.00
3. Kategori
Cukup tinggi
Tinggi
Untuk tabel 4.3 aktivitas siswa pada siklus II pertemuan I
dan pertemuan II dengan jumlah skor dan berkategori aktif,
sehingga bisa dikatakan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa
dari siklus sebelumnya.
2) Hasil Tes Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan analisis evaluasi akhir pada hari Jumat
bertepatan pada tanggal 14 September 2013 untuk siklus II
dimana soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal
(lampiran 8) untuk dikerjakan secara individu. Melalui analisis
hasil evaluasi siklus II, ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat
pada Tabel 4.5 dan Tabel 4,6 berikut.
Tabel 4.5 Hasil belajar tes kognitif siswa pada siklus II
No Keterangan
Evaluasi Akhir
1. Nilai tertinggi
90
2. Nilai terendah
55
3. Nilai rata-rata
73,89
4. Persentase siswa yang tuntas belajar (%)
88 %
5. Jumlah siswa tuntas
23 orang
Tabel 4.6 Distribusi Tes Kognitif Siswa Pada Siklus II
Skor
Frekuensi
Persentase
Dari
95
0%
85 94
5
19,23 %
analisis
75 84
7
26,92 %
65 74
11
42,30 %
64
3
11,55 %
Total
26
100 %
evaluasi akhir pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa

40

ketuntasan klasikal yang tercapai sebesar 88%, dengan siswa


yang memperoleh nilai 65 sebanyak 23 orang. Hal ini
menunjukan bahwa penelitian pada siklus II telah mencapai target
yang di harapakn. Dimana suatu kelas dianggap tuntas secara
klasikal jika telah mencapai 85%. Ini berarti indikator
keberhasilan telah tercapai.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil analisis observasi dan evaluasi belajar siswa
pada setiap siklus, terlihat bahwa terjadi peningkatan skor aktivitas
belajar siswa dan ketuntasan klasikal pada setiap siklus dengan
demikian indikator kerja telah tercapai. Dari hasil refleksi pada siklus
II dipandang sudah sangat baik. Secara keseluruhan pembelajaran
fisika dengan materi pengukuran berlangsung dengan baik. Dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan Pendekatan
Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Kota Bima Tahun Pelajaran
2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pada siklus II.
3. Perbandingan Siklus I dan Siklus II

Untuk di ketahui berdasarkan hasil analisis data pada siklus I dan


siklus II telah terjadi peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar. Pada
siklus I keaktifan siswa terlihat lebih rendah dari siklus II. Begitu juga
dengan hasil belajar pada siklus I lebih rendah dari siklus II. Adapun
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7,
dan Tabel 4.8 berikut :

41

Tabel 4.7

Data Perbandingan Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa


Siklus I Dan Siklus II
Siklus I
Siklus II
Pertemuan ke
I
II
I
II
Skor total
10
13
17
18
Skor rata-rata
11,5
17,5
Peningkatan
6

Tabel 4.8

Data Perbandingan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I Dan


Siklus II
Data hasil evaluasi
Siklus I
Siklus II
Jumlah Siswa
26
26
Nilai rata-rata
70,57
73,89
Nilai tertinggi
90
90
Nilai terendah
45
55
Jumlah siswa yang tuntas
18
23
Jumlah siswa yang tidak tuntas
8
3
Persentase ketuntasan klasikal
69%
88%
Peningkatan
19%

B. Pembahasan
Pada awal Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) guru
memberikan apersepsi dan motivasi, serta tujuan dari pembelajaran yang
berhubungan dengan materi yang akan dibahas agar siswa siap menghadapi
bahan pelajaran dan mempunyai rasa keingintahuan yang kuat terhadap materi
yang akan dibahas. Kegiatan pendahuluan tersebut diikuti dengan kegiatan
inti. Kegiatan inti dalam proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru
membagi siswa dalam 6 kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang
siswa, sesuai dengan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
yaitu pendekatan yang memfokuskan siswa pada masalah, pertanyaanpertanyaan dan pada hal-hal yang tidak diketahui siswa. Hal ini, berarti para
siswa mencari jawaban dan penjelasan mengenai masalah yang dihadapinya,
sehingga para siswa dihadapkan pada berbagai pertanyaan-pertanyaan dan
masalah baru. Dengan penggunaan pendekatan sains, para siswa mencari

42

informasi dan menggunakannya, siswa dapat menghubungkan studi sains


mereka dengan kehidupan siswa sehari-hari, selain itu siswa dapat terlibat
dalam memecahkan isu-isu sosial, mereka melihat relevansi dari studi sains
mereka untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai warga negara.
Kegiatan penutup dalam pembelajaran ini berupa menarik kesimpulan
dari materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru. Sebelum menarik
kesimpulan siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan kembali materi
yang kurang jelas untuk dipahami, sedangkan guru menyatukan kerangka
berpikir siswa dengan menjelaskan bagian-bagian penting. Setelah itu guru
dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan.
Dalam kegiatan pengamatan terhadap pokok bahasan besaran dan
satuan, diharapkan siswa menggunakan pengetahuan awalnya untuk
membangun pengetahuan baru dan untuk membuktikan pada siswa yang
mulanya tidak tahu menjadi tahu. Pada kegiatan pengamatan ini akan
mengalami proses induktif (berdasarkan fakta nyata) sehingga siswa dapat
membangun makna, kesan dalam memori atau ingatannya.
Dengan pengamatan langsung, siswa yang belajar akan menghasilkan
dasar-dasar pengetahuan yang kuat dan mendalam karena dalam pembelajaran
dikaitkan dengan kehidupan keseharian siswa atau kehidupan nyata. Hasil
pengamatan siswa lalu didiskusikan bersama guru dengan tujuan menciptakan
aktivitas bertanya yang berguna untuk menggali informasi yang dimiliki
siswa, mengecek pemahaman siswa dan membangkitkan respon siswa. Selain
itu, aktivitas bertanya dapat menghubungkan informasi baru ke dalam struktur
kognitif siswa sehingga belajar akan lebih bermakna.

43

Dalam kegiatan shering, siswa saling melengkapi hasil temuannya


antara satu kelompok dengan kelompok lain. Selain itu untuk menyamakan
konsep antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dan antara guru dengan
siswa. Guru membimbing siswa dalam mengemukakan pendapat atau jawaban
siswa dengan memperhatikan keterlibatan dan keaktifan siswa.
Untuk kegiatan belajar siswa pada siklus I masih belum memenuhi hasil
yang diharapkan. Sedangkan untuk hasil observasi aktivitas belajar siswa yang
diperoleh yaitu 10 pada pertemuan I dan 13 pada pertemuan II serta untuk
rata-rata skor siswa yaitu 11,5 yang tergolong dalam kategori kurang tinggi.
Ini menunjukkan belum tercapai indikator kerja yang telah ditetapkan dan
untuk mengetahui meningkat atau tidaknya skor aktivitas dan hasil belajar
siswa maka dilanjutkan ke siklus II.
Pada siklus II jumlah skor aktivitas belajar siswa dan ketuntasan klasikal
mengalami peningkatan dimana rata-rata skor aktivitas belajar siswa yang
diperoleh yaitu 17 pada pertemuan I dan 18 pada pertemuan II, serta kategori
aktivitas siswa yaitu 17,5 yang tergolong dalam tinggi, Ini menunjukkan
bahwa target yang ingin dicapai yaitu aktivitas belajar siswa minimal
berkategori tinggi sudah tercapai. Adapun gambaran peningkatan aktivitas
guru dan siswa dapat lihat pada grafik 4.1 berikut

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan aktivitas siswa

44

Sedangkan untuk hasil belajar siswa, pada siklus I ketuntasan klasikal


mencapai 69%, sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikal 88%. Dengan
peningkatan 19%. Ini menunjukkan bahwa target yang ingin dicapai yaitu
ketuntasan klasikal 85% telah tercapai.
Untuk lebih jelasnya, gambaran peningkatan hasil belajar siswa dapat
dilihat pada grafik 4.2 berikut
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus

Dari grafik 4.2 bahwa grafik tersebut terlihat peningkatan dari hasil
evaluasi dan hasil observasi kegiatan belajar siswa dari siklus I dan siklus II.
Untuk di ketahui bahwa proses belajar mengajar dapat meningkatkan hasil
belajar fisika kelas VII A pada pokok bahasan gerak di SMP Negeri 5 Kota
Bima melalui Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) tahun
pelajaran 2013/2014.

BAB V

45

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) efektif
dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII A pada mata
pelajaran Fisika di SMP Negeri 5 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Penggunaan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) efektif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII A pada mata
pelajaran Fisika di SMP Negeri 5 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Saran-Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat


diberikan adalah sebagai berikut :
1. Guru: Untuk dapat meningkatkan keterampilan proses merencanakan
eksperimen dan hasil belajar siswa, diharapkan guru dapat menerapkan
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), selain itu guru diharapkan
dapat memanfaatkan metode yang ada dan mengkombinasikan metode
tersebut serta menyesuaikan penggunaannya dengan keadaan dan kondisi
siswa saat akan belajar, baik itu kondisi lingkungan siswa, kondisi
kurikulum yang diterapkan ataupun kondisi psikis siswa.

2. Orangtua: Adanya perhatian ekstra orangtua dalam mengontrol aktivitas


dan

keperluan serta permasalahan-permasalahan siswa dalam belajar

46

dapat meningkatkan ketuntasan belajar anak. Selain itu pemberian fasilitas


pendukung yang berkesinambungan kepada anak dalam belajar dapat
memotivasi pikiran anak untuk bergairah dalam belajar dan memiliki
kreativitas yang tinggi dalam mengembangkan materi-materi belajar yang
telah diterima.
3. Peneliti: Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang masalah yang sama
karena karakteristik yang diungkap dalam penelitian ini sangat terbatas,
sehingga apa yang menjadi rekomendasi nantinya dapat dijadikan sebagai
acuan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak-pihak yang
terlibat dalam proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA
Aqib. 2002. Profesinalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia

47

Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jkarta: Rineka


Cipta
2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V,
Jakarta: Rineka Cipta.
2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi
12, Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat, E. M, 2002. Sains Teknologi-Masyarakat. Bandung: FPMIPA IKIP
Bandung.
Margono, s. 2001. Metodologo Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Ciputat; PT. Logos Wicana Ilmu
Marsigit. http//pbfis Marsigit. Blogspot.com/2008/12/ indikator-siswa-belajar
fisika.html.
Nasution, 2000. Metode Research. Jakarta, Penerbit Bumi Aksara.
Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Galia Indonesia
Poedjiadi, 2000. Kecenderungan Pendidikan Sains dan Teknologi di Masa yang
akan Datang. Bandung: FPMIPA IKIP Bandung
Poedjiadi, 2006. Kecenderungan Pendidikan Sains dan Teknologi di Masa yang
akan Datang. Bandung: FPMIPA IKIP Bandung.
Poedjiadi, A. 2006. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia Melalui
Literasasi Sains dan teknologi bagi Masyarakat. Bandung: FPMIPA
IKIP Bandung
Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Skripsi. Alfabeta: Bandung
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai