Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi dalam
bidang pendidikan merupakan langkah berbagai pihak untuk dapat melakukan
kegiatan belajar mengajar yang efektif dengan mengoptimalkan berbagai
keadaan-keadaan dinamis pembelajaran berupa sarana dan prasarana belajar,
kemampuan pemahaman materi belajar dan pendekatan belajar yang sesuai
dengan karakter pembelajaran, sehingga dalam hal ini, guru harus memiliki
strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif, efisien dan mengena pada
tujuan yang
diharapkan
dengan menguasai
teknik-teknik
penyajian
Table 1.1: Nilai Tengah Semester I (ganjil) Mata Pelajaran Fisika VII pada
SMPN 5 Kota Bima.
No
Tahun
Pelajaran
Kelas
KKM
Ratarata
Tidak
Tuntas
Tuntas
2010/2011
VIIA
65
56,7
VII B
65
52,0
VII A
65
60,3
VII B
65
62,3
14
orang
12
orang
15
orang
13
orang
16
orang
20
orang
17
orang
22
orang
1
2011/2012
2
Persentase
Ketuntasan
Persentase
Tidak Tuntas
53,3%
46,7%
62,5%
37,5%
48,6%
51,4%
62,9%
37,1%
Sumber : Data Guru Mata Pelajaran Fisika Semester I SMPN 5 Kota Bima
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Dari data di atas dapat terlihat bahwa hasil hasil belajar siswa kelas VII
A khususnya mata pelajaran fisika relatif rendah. Hal ini dapat di lihat nilai
rata rata tengah semester kelas VII A tahun ajaran 2011/2012 SMPN 5 Kota
Bima 60,3 dan hasil ketuntasan mencapai 51,4%. Selain itu, ternyata yang di
temui di SMP Negeri 5 Kota Bima adalah masih banyak guru menggunakan
pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa hanya mendengar dan
mencatat. Alasan menggunakan pembelajaran konvensional yang di
kemukakan oleh beberapa sumber informasi (guru) antara lain terbenturnya
oleh waktu tatap muka di kelas, kesulitan untuk menyusun bahan pelajaran
yang menggunakan pendekatan yang menarik, sarana dan prasarana yang
kurang mendukung. Dengan alasan tersebut guru lebih memilih metode
ceramah dari pada metode lain.
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui, bahwa banyak siswa memiliki
tingkat keaktifan yang rendah. Hasil ini dapat dilihat dari setiap kali guru
menerangkan selama pembelajaran berlangsung siswa yang aktif bertanya
sangat sedikit, dan siswa yang lainnya hanya diam sebagai pendengar dan
mencatat. Sedangkan hasil belajar dapat di lihat dari nilai tengah semester
siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII A SMPN 5 Kota Bima yang hanya
memiliki nilai rata-rata 60,3 sehingga hasil belajar siswa dikatakan rendah.
Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tidak melibatkan siswa
secara penuh dalam kegiatan belajar mengajar sangat mempengaruhi aktivitas
dan prestasi belajar yang dicapai siswa SMP kelas VII.
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan oleh guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar adalah pendekatan Sains Teknologi
dan Masyarakat (STM) yaitu pendekatan yang memfokuskan siswa pada
masalah, pertanyaan-pertanyaan dan pada hal-hal yang tidak diketahui siswa.
Hal ini, berarti para siswa mencari jawaban dan penjelasan mengenai masalah
yang dihadapinya, sehingga para siswa dihadapkan pada berbagai pertanyaanpertanyaan dan masalah baru. Dengan penggunaan pendekatan sains, para
siswa mencari informasi dan menggunakannya, siswa dapat menghubungkan
studi sains mereka dengan kehidupan siswa sehari-hari, selain itu siswa dapat
terlibat dalam memecahkan isu-isu sosial, mereka melihat relevansi dari studi
sains mereka untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai warga negara.
Menurut (Slameto, 2003: 24) pendekatan yang diterapkan guru
mempengaruhi belajar siswa. Pendekatan mengajar guru yang kurang baik
akan menyebabkan belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat
belajar dengan baik, maka pendekatan mengajar harus diusahakan dengan
efisien dan seefektif mungkin. Realita yang terjadi sekarang pendekatan guruguru masih kurang menarik untuk meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar.
Dengan menggunakan pendekatan STM yaitu pendekatan yang menfokuskan
2.
3.
4.
C. Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti membatasi masalah
pada point 1, 2 dan 3 yaitu :
1.
2.
3.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini yaitu :
1.
2.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penilitian antara lain :
1. Untuk mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa kelas VII A melalui
efektifitas pendekatan Sains Teknologi dan masyarakat (STM) pada Mata
Pelajaran Fisika di SMP SMPN 5 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII A melalui
efektifitas pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) pada Mata
Pelajaran Fisika di SMPN 5 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberi informasi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan tentang mengetahui Efektivitas penggunaan pendekatan
Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) dalam meningkatkan aktifitas dan
prestasi belajar siswa kelas VII A pada mata pelajaran fisika di SMPN 5
Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa yaitu Pembelajaran fisika terasa menarik, bermakna dan
tidak membosankan sehingga siswa menjadi lebih kritis dan aktif
belajar. Selain itu diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran fisika di sekolah.
b. Bagi guru yaitu membantu dalam mengatasi kesulitan mengajarkan
konsep-konsep fisika di SMPN 5 Kota Bima dengan menggunakan
metode pembelajaran yang lebih bervariasi.
c. Bagi lembaga-lembaga terkait, dapat digunakan sebagai tolak ukur
dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan untuk menunjukan
pendidikan di indonesia.
G. Definisi Operasional
1.
Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan sebuah frase yang terdiri dari dua kata
yaitu aktivitas dan belajar. Aktivitas adalah kegiatan yang ditimbulkan
oleh situasi sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kegiatan-kegiatan siswa dalam belajar menggunakan pendekatan Sains
Teknologi dan Masyarakat (STM) yang dapat diketahui berdasarkan hasil
observasi.
3.
Prestasi Belajar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Belajar
Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan (Hamalik,2011 :13). Belajar juga
dapat diartikan sebagai bentuk pertumbuhan atau perubahan dari diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku serta
pengalaman dan latihan. Menurut Jage, belajar adalah sebagai suatu proses
di mana suatu organisme berubah perilakunya akibat dari pengalaman,
sedangkan menurut pandangan Skinner, belajar merupakan suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara bertahap
(Sagala, 2003: 56). Jadi belajar adalah suatu proses perubahan prilaku atau
pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.
Adapun macam-macam teori belajar adalah sebagai berikut:
a. Menurut Teori Disiplin Mental
Belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan sebanyakbanyaknya dan sejelas-jelasnya pada kesadaran individu.
b. Menurut Teori Behavior
10
Dalam teori ini ada juga prinsip atau hukum dalam belajar antara
lain:
1) Belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk
melakukan perbuatan tersebut.
2) Belajar akan berhasil apabila banyak ulangan dan latihan.
3) Belajar akan semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil
yang baik.
c. Menurut Teori Belajar Getsalt
Belajar adalah suatu proses perkembangan. Anak merupakan
suatu organisme yang tumbuh dan berkembang. Belajar adalah suatu
poses yang berlangsung secara terus menerus. Anak tidak hanya
belajar di sekolah akan tetapi juga belajar di luar sekolah (Sagala,
2003: 62).
Mengajar menurut William H. Burton adalah upaya untuk
memberikan stimulus, bimbingan pengarahan dan dorongan kepada
siswa agar terjadi proses belajar. Kegiatan mengajar dikatakan berhasil
hanya apabila dapat mengakibatkan/menghasilkan kegiatan belajar
pada diri siswa. Jadi sebenarnya hakikat guru mengajar adalah usaha
untuk membuat siswa belajar. Dengan kata lain, mengajar merupakan
upaya
menciptakan
kondisi
agar
terjadi
kegiatan
belajar
(Hamalik,2011: 15).
Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat
tergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami oleh siswa
dan pendidik baik ketika para siswa itu di sekolah maupun di
11
12
menyelesaikan
menghasilkan
warga
masalah
Negara
sosial
yang
yaitu
hendaknya
berpengetahuan
dan
dapat
siap
13
lapangan kerja bidang sains dan teknologi yang terbuka bagi mereka
dengan berbagai kecakapan dan minat.
d. Untuk persiapan belajar lebih lanjut dapat meberikan sumbangan cara
belajar pada masa yang akan datang.
Menurut Yager dalam (Hidayat, 2002: 18) Sains Teknologi dan
Masyarakat (STM) pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki kepentingan dan
dampak.
b. Penggunaan sumber daya setempat (manusia dan benda) untuk
mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
c. Keikutsertaan yang aktif dari siswa dalam mencari informasi yang
dapat diterapkan untuk memecahkan masalah.
d. Fokus pada sains dan teknologi terhadap siswa.
e. Penekanan
pada
keterampilan
proses
dimana
siswa
dapat
14
15
jiwa
untuk
memasukkan
(learning),
menyimpan
16
17
b. Faktor Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal tempat pengabdian
guru dan rumah rehabilitasi anak didik.
Faktor-faktor yang dianggap dapat menimbulkan hambatan
belajar bagi anak didik di lingkungan sekolah adalah:
1) Guru tidak berkualitas, baik dalam pengambilan metode yang
digunakan ataupun dalam penguasaan mata pelajaran yang
dipegangnya.
2) Hubungan guru dengan anak didik kurang harmonis
3) Cara guru mengajar yang kurang baik
4) Alat atau media yang kurang memadai
5) Perpustakaan
sekolah
yang
kurang
memadai
dan
kurang
18
19
tindakan-tindakan
peserta
didik,
sejauhmana
telah
20
21
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu
itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern
yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan
sebagainya (Slameto, 2011: 36). Faktor ekstern yang dapat
mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan
lingkungan masyarakat.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh :
1. (Gunawan, 2012: 22), tentang penerapan pendekatan sains teknologi
masyarakat (STM) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Dompu, pada pokok bahasan GLB dan GLBB. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui 2
siklus yang terdiri dari tahap perencanaan pelaksanaan pengamatan dan
refleksi serta menggunkan koefisien product moment dan meningkatkan
prestasi dan aktivitas belajar siswa kelas VII pada Mata Pelajaran Fisika di
SMP Negeri 1 Dompu tahun ajaran 2011/2012.
2. (Haris, 2010: 19) tentang Pengaruh penggunaan pendekatan sains
teknologi masyarakat terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada Mata
Pelajaran Fisika di SMP Negeri 11 Kota Mataram. Penelitian ini bertujuan
22
efektifitas
penggunaan
sains
teknologi
masyarakat
untuk
C. Kerangka Berpikir
Penggunaan pendekatan belajar yang tepat dan efisien merupakan salah
satu faktor yang dapat meberikan pengaruh terhadap aktivitas dan prestasi
belajar. Efektivitas penggunaan pendekatan belajar tersebut dapat dilihat dari
hasil belajar yang diperoleh siswa. Pendekatan Sains Teknologi dan
Masyarakat (STM) merupakan salah satu pendekatan belajar yang
mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang baik, artinya siswa
yang mampu menerapkan pengetahuan ilmiah dan mengamalkan nilai-nilai
sains dalam upaya mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang lebih
baik. Adanya unsur-unsur pembelajaran yang melibatkan keadaan tersebut
merupakan indikator yang dapat memberikan sumbangan positif terhadap
23
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah berupa Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yaitu suatu kegiatan mencermati objek yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu dan berbentuk siklus kegitan belajar. Dalam penelitian ini guru
melakukan dengan sengaja dan diamati hasilnya dengan seksama (Arikunto,
2010: 4: 47).
Adapun penelitian tindakan kelas (PTK) merupkan kegiatan mencermati
suatu objek (siswa) yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu,dari bentuk
rangkaian siklus kegitan/belajar.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam suatu
penelitian tentang urutanurutan penelitian dilakukan (Nazir M, 1999: 16).
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka seperti usia
sesorang, tinggi, penjualan dalam sebulan dan lain sebagainya (Hidayati,
2002: 27).
25
26
dan
dilaksanakan dalam 2 atau 3 siklus apabila pada siklus I tidak tuntas. Setiap
siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan evaluasi, dan refleksi. Berikut bagan siklus Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yaitu:
Perencanaan I
Refleksi I
Perencanaan II
Pelaksanaan I
Dst
Refleksi II
Pelaksanaan II
Observasi dan
Evaluasi I
Observasi dan
Evaluasi II
Bagan 3.1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Dari bagan di atas, dapat dijelaskan bahwa sesudah suatu siklus selesai
diterapkan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan
adanya perencanaan ulang (planning) atau revisi terhadap penerapan siklus
sebelumnya.
Selanjutnya
berdasarkan
perencanaan
ulang
tersebut
27
beberapa kali siklus. Secara rinci prosedur tindakan dalam penelitian ini
dijabarkan sebagai berikut:
SIKLUS I
1. Perencanaan
Dalam tahap ini, hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Peneliti mensosialisasikan pembelajaran kepada guru mata pelajaran
fisika
b. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Menyiapkan lembar Observasi untuk mengamati mencatat langkahlangkah dalam pembelajaran yang ditujukan pada siswa dan guru
selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi.
e. Mendesain alat evaluasi dalam bentuk tes pilihan ganda.
2. Pelaksanaan tindakan
Dalam tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah disusun
oleh peneliti.
3. Observasi dan Evaluasi.
Kegiatan
Observasi
dilakukan
secara
kontinu
setiap
kali
28
setelah akhir setiap siklus dengan memberikan tes soal pilihan yang
dikerjakan secara individual sesuai dengan skenario yang disusun.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti sebagai pengajar bersama guru yang
bertindak sebagai Observer, mengkaji kekurangan dari tindakan yang telah
diberikan. Hal ini dilakukan dengan cara melihat data hasil evaluasi yang
dicapai siswa pada siklus I. Jika refleksi menunjukkan bahwa tindakan
siklus I memperoleh hasil yang tidak optimal, maka dilakukan siklus
berikutnya.
F. Instrumen penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Lembar Observasi merupakan catatan peneliti mengenai segala sesuatu
yang terjadi pada saat pengamatan berlangsung (Riduwan, 2004: 34).
Penggunaan lembar pengamatan untuk memperoleh data mengenai
aktivitas siswa pada setiap pertemuan siklus menggunakan pendekatan
Sains Teknologi Masyarakat (STM). Sebagai observernya yaitu guru mata
pelajaran fisika SMPN 5 Kota Bima.
2. Tes hasil belajar merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat-bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
29
30
Keterangan:
As = Skor rata-rata aktivitas belajar.
x = Skor masing-masing indikator.
i
= Banyaknya indikator.
Kemudian hasil tersebut di atas, dibandingkan dengan hasil dari MI
dan SDI dengan rumus sebagai berikut:
1
(skor tertinggi + skor terendah).(3.2)
2
MI =
1
(4 + 1) = 2,5
2
=
SDI =
=
1
x MI.(3.3)
3
1
x 2,5 = 0,833
3
Keterangan:
MI
SDI
: Mean Ideal
: Standar Deviasi Ideal
Dalam menentukan tinggi dan rendahnya aktivitas belajar siswa
Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup Tinggi
Kurang Tinggi
Sangat Kurang
Tinggi
31
(3.4)
b. Ketuntasan Klasikal.
Data tes prestasi belajar proses pembelajaran dianalisis dengan
menggunakan analisis ketuntasan hasil belajar secara klasikal minimal
85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 65. Dengan rumus
ketuntasan belajar klasikal ( Sugiyono,2011) adalah:
KK =
X
x 100 % (3.5)
Z
Dimana :
KK = Ketuntasan klasikal
X = Jumlah siswa yang memperoleh nilai 65
Z = Jumlah seluruh siswa
I. Indikator Keberhasilan.
1. Ketuntasan prestasi belajar siswa secara klasikal tercapai, jika 85 % siswa
memperoleh skor minimal 65 yang akan terlihat pada hasil evaluasi pada
tiap-tiap siklus.
32
2. Untuk keberhasilan aktifitas belajar tercapai yaitu dengan nilai Skor ratarata aktifitas belajar (As) dengan kategori tinggi pada lembar observasi
tercapai untuk setiap pertemuan di tiap-tiap siklusnya.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini di laksanakan mulai pada tanggal 25 Agustus 2013 sampai
dengan tanggal 25 September 2013 untuk mengetahui peningkatan Aktifitas
dan Prestasi belajar siswa kelas VII A pada pokok bahasan besaran dan satuan
di SMP Negeri 5 Kota Bima melalui Pendekatan Sains Teknologi dan
Masyarakat (STM) pada tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini di
laksankan dalam dua siklus dan tiga kali pertemuan untuk siklus I dan tiga kali
pertemuan untuk siklus ke II. Berdasarkan hasil observasi di peroleh data
kualitatif yang akan memberikan gambaran tentang kegiatan guru dan siswa
selama proses belajar mengajar dan hasil evaluasi yang di peroleh berupa data
kuantitatif. Untuk datadata tersebut kemudian di analisiskan dengan
menggunakan metode dan rumus yang telah di tetapkan sebelumnya.
Penelitian tindakan kelas terhadap pelaksanaan pembelajaran Fisika dengan
Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM), pada tiap siklus di
peroleh hasil sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Menyusun Perencanaan (planning)
34
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pengajaran dilaksanakan
sebanyak
dua kali
35
36
No
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Nilai rata-rata
Persentase siswa yang tuntas belajar (%)
Jumlah siswa tuntas
Evaluasi Akhir
90
45
70.57
69,23 %
18 orang
Frekuensi
3
8
7
8
26
Persentase
0%
11,53 %
30,76 %
26,92 %
30,76 %
100 %
37
dua kali
38
39
40
41
Tabel 4.7
Tabel 4.8
B. Pembahasan
Pada awal Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) guru
memberikan apersepsi dan motivasi, serta tujuan dari pembelajaran yang
berhubungan dengan materi yang akan dibahas agar siswa siap menghadapi
bahan pelajaran dan mempunyai rasa keingintahuan yang kuat terhadap materi
yang akan dibahas. Kegiatan pendahuluan tersebut diikuti dengan kegiatan
inti. Kegiatan inti dalam proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru
membagi siswa dalam 6 kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang
siswa, sesuai dengan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
yaitu pendekatan yang memfokuskan siswa pada masalah, pertanyaanpertanyaan dan pada hal-hal yang tidak diketahui siswa. Hal ini, berarti para
siswa mencari jawaban dan penjelasan mengenai masalah yang dihadapinya,
sehingga para siswa dihadapkan pada berbagai pertanyaan-pertanyaan dan
masalah baru. Dengan penggunaan pendekatan sains, para siswa mencari
42
43
44
Dari grafik 4.2 bahwa grafik tersebut terlihat peningkatan dari hasil
evaluasi dan hasil observasi kegiatan belajar siswa dari siklus I dan siklus II.
Untuk di ketahui bahwa proses belajar mengajar dapat meningkatkan hasil
belajar fisika kelas VII A pada pokok bahasan gerak di SMP Negeri 5 Kota
Bima melalui Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) tahun
pelajaran 2013/2014.
BAB V
45
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) efektif
dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII A pada mata
pelajaran Fisika di SMP Negeri 5 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Penggunaan pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) efektif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII A pada mata
pelajaran Fisika di SMP Negeri 5 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Saran-Saran
46
DAFTAR PUSTAKA
Aqib. 2002. Profesinalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia
47