Daun awar-awar sering digunakan untuk menolak setan. Jaman dulu daunnya banyak
dimanfaatkan untuk membuat tikee, yaitu daun awar-awar diiris halus kemudian
dicampur candu. Dalam bentuk bulatan kecil ini tikee dibakar didalam alat
penghisap madat khusus yang dinamakan "bedhutan".
Seringkali pohon awar-awar yang sudah tua bagian terasnya memperlihatkan gambar
seperti pelet timaha, bagian ini banyak dicari pecinta keris untuk warangka karena
diyakini kayu ini dapat meredam keris/tombak yang panas serta menjauhkan dari
gangguan jin jahat dan black magic. Yang perlu diingat kayu ini sangat lunak.
3. Bambu Buntet, Bambu Pethuk (Bambusa Sp, Phyllostachys Sp, Schizostachum Sp,
dsb)
Bambu buntet adalah bambu yang buluhnya tidak kosong. Dipercaya tongkat atau
potongan bambu ini bertuah menghalau pengaruh roh jahat dari rumah. Bambu pethuk
adalah bambu yang kedua ruasnya saling bertemu. Dipercaya siapa saja yang membawa
potongan bambu ini akan kesampaian maksudnya, tidak mendapat gangguan dari siapa
saja. Rotan pethuk adalah rotan yang buku ruasnya saling berhadapan, khasiatnya
sama dengan bambu pethuk. Bambu Carang Gantung adalah bambu yang tumbuh dari
rebung dan keluar sebagai pohon bambu kecil kecil, diyakini anti jin jahat dan
santet, banyak ditaruh diatas pintu masuk rumah dan jika dipukulkan pada ular akan
mati seketika, juga dipercaya bertuah menghindari wabah penyakit menular dan ilmu
hitam yang hendak mengganggu pemiliknya.
Bambu wulung (Gigantochloa verticillata Munru) dan bambu Ori (Bambusa Bambos Miq)
juga dipercaya memiliki tuah menolak setan. Untuk keperluan ini, ambil sepotong
buluh bambu yang satu ruasnya tertutup kemudian taruh disisi pintu masuk dan isi
buluh bambu itu dengan air cucian beras, potong dlingo bangle, garam dan rumput
alang-alang. Setiap kali, misal setiap minggu, isi dengan air cucian beras, sarana
ini selain menolak jin jahat juga menolak tuju, tenung dan santet.
Cara lain, ambil bambu ini dalam bentuk tusuk sate (diruncingkan). Masing-masing
disudut perkarangan atau rumah tusukan bambu ini kedalam tanah. Taburi garam dan
irisan dlingo bangle disekitar tusukan sate ini.
6. Lingsar (Pterocarpus Sp ?)
Pohonnya tinggi besar, tumbuh ditempat kramat Lingga Manik, barat daya desa
Kayangan, Kulonprogo, sebelah utara Samigaluh. Dipercaya bisa menolak jin jahat
dan memperlancar permohonan yang bersifat kesucian. Kayu Lingsar sepintas seperti
Kayu Sengon (Albizzia falcate), bersifat mudah retak karena penggantian cuaca.
Batang berbuku-buku lurus keatas dengan daun daun seperti kipas. Pohon ini berasal
dari China, Vietnam, Laos dan Kamboja. Biasanya tumbuh liar atau sebagai tanaman
pagar.
Batang yang berat biasanya berasal dari yang berumur 20 th lebih, dijaman dulu
kayunya banyak dieksport ke Hongkong dan China. Nama dagangnya Cannes de laurier
atau jones du Tonkin. Kualitasnya dibedakan : (1) diameter lebih dari 20 mm, (2)
diameter 13-20 mm, (3) diameter 8 � 13 mm. Semua kualitas ini mempunyai panjang
125 mm.
Kayu Wergu dipercaya bertuah menjauhkan ular dan binatang berbisa, selain itu juga
memiliki daya menambah kekuatan bagi pemakainya.
Kayu Pule lunak dan berwarna kuning keputihan, ada jenis kayu pule yang keras,
tetapi umumnya lunak. Dalam dunia pengobatan dikenal sebagai obat demam, malaria,
penyakit gula darah dan kurang nafsu makan, rasanya pahit seperti Bratawali. Getah
pohon Pule sering digunakan untuk mematangkan abses (bengkak) di kulit.
Banyak yang menganggap Pule bertuah untuk menolak unsur jahat dalam rumah atau
pekarangan, kadang digunakan untuk mengobati kesurupan, untuk ini ambil cabang
yang masih ada daunnya dan cabang pohon awar-awar serta segenggam tumbuhan alang-
alang. Cambukanlah pelan-pelan punggung orang yang sedang kemasukan roh jahat itu.
Biasanya dia akan segera sadar.
Rumput ini juga dapat mengobati kanker, stroke ringan dan tekanan darah tinggi,
hanya disini digunakan air panas (thermos), bacaannya Al-Fatihah dan Ayat Kursi
masin masing minimal 200 x sesudah itu mohon penyembuhan pada Allah dan minumkan
satu gelas 3 x sehari sampai sembuh. Oleskan air rendamannya kepada sisakit.
12. Minging
Sejak jaman dulu pohon ini diyakini membuat ular mabuk, disebut juga pohon ular.
Sering disimpan sebagai penghalau ular atau dibuat tongkat kalau masuk hutan,
warnanya coklat kehitaman dan agak berat.
15. Dewadaru
Kayu amat langka ini dulu banyak ditemukan di pulau Karimunjawa sebelah utara
Jepara, diyakini bertuah menolak hewan buas dan ular, menyembuhkan gigitan ular
berbisa dan menjaga keselamatan. Kayu ini kurang baik dibawa dalam perjalanan
berperahu karena sifatnya mendatangkan angin taufan.
Ada 2 macam kayu Dewandaru, yang dipercaya asli tumbuh didesa Nyamplung, konon
jelmaan dari tongkat yang ditinggalkan Sunan Kudus, seorang wali Kerajaan Demak.
Sedangkan Kayu Dewandaru dari Gunung Kawi, walau jenisnya lain dengan yang ada di
Karimunjawa tetapi dipercaya berkhasiat sama.
19. Kengkeng
Banyak dijumpai dilereng Gunung Lawu, dicari karena dapat menyadarkan orang yang
kesurupan. Sepotong kayu ini jika ditaruh dekat bayi atau anak kecil bisa menolak
roh jahat, roh halus.
22. Lotrok
Sepintas mirip kayu Kebak atau Boga, namun agak kemerahan.
Kayunya ringan dan berasal dari lereng gunung berapi. Dipercaya kayu ini dapat
memperlancar pesalinan dan anti black magic namun kadar tuahnya rendah.
23. Mimang
Tidak diketahui nama latinnya, akar mimang menonjol dipermukaan tanah, konon siapa
yang melangkahinya akan bingung dan tersesat. Akar mimang ditanam ditanah dibawah
pintu masuk dan bagian belakang rumah. Baik akar maupun kayunya dipercaya memiliki
khasiat membingungkan orang siapa saja yang melangkahinya.
Ringin sepuh disini adalah pohon yang tumbuh dihalaman makam raja-raja Mataram di
Kota Gede, Yogyakarta. Dinamakan juga �Waringin Tuwo� atau Ringin Sepuh, sejak
jaman dulu dipercaya memiliki kekuatan gaib. Daunnya yang jatuh �mlumah kurep�
artinya satu jatuh terlentang pada satu sisi sedang satunya pada sisi lain
ditambah akar dan sedikit kulit pohon, semuanya dimasukan kedalam kantong kain
putih kecil banyak digunakan sebagai zimat keselamatan. Bagi yang mujur, kadang
kejatuhan sebuah cabang pohon ini. Kayunya dipercaya memiliki tuah keselamatan,
kewibawaan dan derajat kepangkatan. Dijaman dahulu, hampir semua warga Yogya yang
akan merantau keluar daerah dibekali bungkusan daun ini. Kalau maju perang atau
pergi kedaerah lain, akan kembali dalam keadaan selamat.
Kuncup bunga yang masih tertutup disebut sari kurung atau cangkok kurung. Sedang
kuncup bunga yang telah terbuka disebut sari mekar atau cangkok mekar. Benang
sarinya harum, dinamakan podhisari atau sari naga / sari cangkok. Bunga yang telah
diambil benang sarinya ditumbuk halus menjadi obat-obatan disebut sari cangkok.
Semua ini menjadi bahan campuran pelbagai obat racikan.
Biji Nagasari juga banyak dimanfaatkan untuk obat luar, caranya biji ditumbuk
halus setelah dihilangkan kulit kerasnya, kemudian ditaruh dalam minyak kelapa
atau wijen (sesam oil) dan dipanasi. Minyak ini sangat baik untuk luka infeksi,
eksim menahun, bengkak bahkan bisul dan segala macam penyakit kulit. Untuk
pengobatan sebaiknya dalam keadaan hangat larutan nogosari dalam minyak itu
dioleskan pada bagian yang sakit.
Biji Nagasari juga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi dalam. Caranya, ambil
3 �5 nogosari, pecah dan tumbuk lalu taruh dalam gelas berikut kulitnya lalu seduh
dengan air setengah panas (air termos), diamkan sekitar 5 menit dan setelah dingin
diminumkan pada si sakit. Isinya jangan dibuang tetapi isi dengan air panas lagi
dan lima jam kemudian diminumkan lagi kemudian ditambah air panas lagi dan
minumkan 5 jam kemudian. Air nogosari ini sangat baik untuk mengobati haid yang
selalu sakit, pendarahan lambung dan keputihan. Menurut pengalaman banyak orang,
segala penyakit yang mempunyai efek panas badan dapat disembuhkan dengan nogosari,
baik dengan seduhan dalam air mulai dari biji, serpihan kayu, daun, bunga atau
kulit kayunya. Kulit kayu Nogosari berwarna coklat, jika sudah tua menjadi coklat
kehitaman atau coklat dengan serat serat hitam. Kayu yang dianggap mempunyai daya
gaib istimewa terutama yang dari makam leluhur. Untuk mendapatkannya dianjurkan
puasa mutih (hanya makan nasi dan minum air putih) selama beberapa hari. Sebelum
memotong kayu, seyogyanya melakukan sesaji selamatan menurut petunjuk penjaga
makam.
Kayu Nogosari termasuk keras dan ulet, sebaiknya setelah dipotong jangan dijemur,
tetapi setelah agak kering buatlah barang yang diinginkan, misal tongkat, pipa,
stick dan sebagainya.
Kayu ini sangat berbahaya jika untuk memukul. Secara spiritual kayu ini bersipat
mengembalikan daya yang dilontarkan kepada pemakai. Diyakini kayu ini merupakan
kayu yang paling unggul diantara kayu bertuah lainnya. Tuahnya : keselamatan,
kewibawaan, pengobatan, perlindungan terhadap orang jahat/jin jahat, binatang
berbisa, anti tenung dan black magic. Pemakai kayu ini diharapkan berlaku jujur
dan suci, jika tidak maka tindakan negatif nya akan berbalik memukul diri sendiri.
Kayu Nagasari mudah dikenal karena jika ujungnya dibakar tidak menyala dan jika
direndam air sekitar 10 menit maka permukaannya akan keluar bulu-bulu halus.
Pantangan : Kayu ini jangan sekali-kali dilangkahi wanita atau pria dan seyogyanya
kayu ini jangan dilekati benda logam(emas, kuningan, perak) atau gading. Biarkan
seperti adanya. Kayu yang tua sangat bagus untuk dibuat mata cincin, khasiatnya
sama dengan membawa kayu Nagasari dalam ukuran besar.
Menurut cerita Pangeran Mangkubumi pernah diberi rotan pethuk dan apabila
diajunkan maka musuhnya seakan melihat orang dalam jumlah banyak sehingga
melarikan diri.
Untuk penyakit jantung, seduhan ini ditambah daun Dewandaru dari Gunung Kawi, anak
yang panas dapat didinginkan dengan mengompresnya dengan seduhan air secang.
Penyakit stroke yang belum terlambat dapat diberi minuman rebusan kayu secang yang
ditambah dengan pohon ceplukan dan sedikit adas pulowaras. Untuk pengobatan
penyakit kanker, rebusan secang ditambah serpihan tatal kayu setigi, nogosari dan
segenggam rumput lidah ular atau jika tidak ada dapat diganti dengan buah Makutha
Dewa. Kayu secang bertuah anti roh jahat, pelarisan dagangan dan menolak santet.
Untuk pelarisan seyogyanya semua tempat barang dagangan dan lantai took dipel
dengan air rebusan secang dan bagian depan tempat usaha disiram dengan seduhan
secang setiap pagi sebelum toko buka.
Kayu ini bersifat perempuan, sebaiknya jangan dipakai oleh wanita terlebih yang
belum menikah. Kayu ini yang masih segar berwarna putih kemerahan namun lama
kelamaan berubah coklat tua dan jika memukul orang hanya menyebabkan pingsan,
tidak mati.
Tuah kayu antara lain anti gigitan binatang berbisa, caranya ditempelkan potongan
kayu setigi ke bekas gigitan atau sengatan beberapa lama. Juga menolak hama
tumbuhan, penyakit menular dan tanah sangar karena pengaruh jin jahat/black magic.
Kayu ini bisa juga untuk mengobati penyakit kanker. Ambil serpihan (tatal) kayu
setigi, rebus bersama rumput lidah ular-ularan, segenggam daun tapak dara dan adas
pulowaras, penderita diminta minum 3 x sehari masing masing 1 gelas. Kayu Setigi
relatif ringan namun tenggelam dalam air. Pemakai kayu setigi atau tesek atau
pembawa kayu setigi jangan sekali kali masuk air karena bisa tenggelam. Kayu ini
banyak terdapat dipantai-pantai khususnya pegunungan kapur yang setiap hari
mendapat angin laut.
Rumah yang angker atau banyak dihuni hewan pengganggu seperti tikus, ular,
kelabang dll, bisa dibersihkan dengan satu ikat lidi aren yang dikebutkan
keseluruh penjuru ruangan, lebih baik lagi bila disertai dengan membakar daun
trembesi (johar, Cassia siamea Lamk) yang kering dicampur sedikit belerang,
biasanya dalam beberapa waktu sudah bebas dari segala gangguan.
Sodo Saren disebut juga sodo lanang, penamaan ini juga diberikan kepada lidi daun
kelapa yang jatuh menancap ditanah secara alamiah. Khasiatnya sama dengan lidi
pohon aren.
Bila sodo lanang tidak digunakan, taruhlah diatas pintu masuk rumah sebagai
penolak bala.
Sejak jaman dulu daunnya dipercaya dapat merukunkan pasangan suami istri yang
selalu cekcok atau tidak rukun, begitu juga kayunya dapat disimpan untuk maksud
yang sama. Daun Sulastri sering digunakan untuk penyakit rheumatik sedang kulit
kayunya banyak dimanfaatkan untuk campuran jamu penguat badan.
Menurut kepustakaan, kayu ini tenggelam di air dan jika diletakan diair mengalir
maka ia akan berjalan melawan arus, kayu ini bagus disimpan orang yang sabar dan
tidak mudah marah karena bila digunakan untuk memukul walau hanya digunakan
sebagai mata cincin, bahayanya tetap ada, orang bisa pingsan sampai mati. Kayu ini
biasa dibuat cincin, pipa, tangkai tombak, gantungan kunci dll.
Tuahnya : tahan lama dalam air, diwaktu banjir mengamuk ia bisa tahan jika memakai
kayu ini, juga dipercaya anti tanah sangar, anti hama tumbuhan dan anti ilmu
hitam, anti upas atau entup (sengatan lebah). Wanita dan Pria boleh memakai kayu
ini dan kayu ini bersifat laki-laki, jodoh kayu ini adalah kayu setigi. Kayu
Setigi yang terkenal dari Gunung Lawu atau Merapi.
33. Timaha
Kayu Timaha yang berkhasiat adalah yang mengandung pelet.
A. Pelet Kendhit, pelet yang melingkar pada kayu dengan warna yang lebih gelap
dari kayu asalnya dan kelihatan mengkilap seperti bara api. Pelet jenis
iniberkhasiat membawa kebahagiaan, kemudahan, kekayaan dan melindungi diri dari
bahaya dan penyakit bagi pemiliknya.
B. Pelet Tulak, membentuk garis tebal dari atas kebawah dengan warna yang menkilap
hitam/coklat tua dan gambar yang ditengah lebih menyala dari gambar yang lain,
khasiatnya melindungi pemilik dari senjata tajam.
C. Pelet Pudhak Sinumpet, menyerupai pelet tulak hanya tidak mempunyai gambaran
hitam, khasiatnya seperti pelet tulak.
D. Pelet Pulas Kembang, pelet yang menyerupai awan ber-arak dan berkhasiat menolak
bahaya dilaut dan sebagai penolak binatang buas disungai (buaya, ular dll).
F. Pelet Ngamal, pelet dengan bentuk bintik-bintik besar (ceplok) dengan jarak
sedikit jarang satu sama lain. Khasiatnya memberikan kepuasan hidup dan selalu
gembira. Pelet ini sedikit memilih dan hanya pejabat yang memakainya.
G. Pelet Pulas Groboh, gambarnya bintik-bintik besar dan kecil. Khasiatnya hampir
sama dengan pelet ngamal hanya tidak pemilih.
H. Pelet Beras Wutah, bergambar titik-titik kecil merata pada seluruh kayu,
khasiatnya untuk pengasihan (dicintai manusia dan binatang), banyak dicari dan
mahal.
J. Pelet Gandrung, bentuknya bulat bulat dan tidak teratur dengan warna lebih
mengkilat dan terang, pemiliknya hidup hemat dan cermat.
K. Pelet Ceplok Kelor, gambarannya bulat telur dan besar seperti daun kelor,
khasiatnya memberi keselamatan pada pemilik.
L. Pelet Ceplok Bantheng, pelet yang hampir menutup seluruh kayu tetapi masih
terlihat disana-sini kayu aslinya. Pemiliknya akan selalu dalam keadaan sehat wal-
afiat.
M. Pelet Segara Winotan, pelet yang terdiri dari satu, dua, tiga bintik-bintik
yang teratur. Khasiatnya dihormati setiap orang dan pelet ini pemilih, hanya
pejabat tinggi yang pantas memakainya.
O. Pelet Gana, pelet yang bergambar seperti batu arca, khasiatnya memberi
kesejahteraan dan menghimpun semua kebaikan dan kebahagiaan. Dulu hanya dipakai
raja atau pejabat tertinggi.
Q. Pelet Nyerat, jenis ini bergambar garis-garis tipis seperti gambar pada marmer,
kadang seperti hurup/tulisan. Khasiatnya pemiliknya dapat hidup mandiri, percaya
diri dan selalu beruntung serta jaya, dalam berusaha selalu berhasil.
R. Pelet Dewadaru, seperti pelet nyerat, hanya garisnya lebih tebal dan tajam
sehingga kadang-kadang sulit membedakan dengan pelet nyerat. Khasiatnya melindungi
keluarganya dari mara bahaya, melindungi harta benda dan biasanya pusaka yang
memakai pelet ini ditaruh dalam tempat penyimpanan harta. Pelet ini terdapat pada
pohon beringin dan mempunyai nilai cukup tinggi dan sangat dihormati.