Chapter II
Chapter II
a.
b.
c.
d.
2. rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik
dan subspesialistik terbatas.
3. rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
4. rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar (Siregar, 2004).
2.1.5
pada
ayat
(3)
selanjutnya
ditetapkan
oleh
menteri
Sakit
Umum
Swasta
adalah
rumah
sakit
umum
yang
b.
c.
maka
efisiensi penggunaan tempat tidur semakin jelek. Idealnya tempat tidur kosong
tidak terisi pada kisaran 1-3 hari (Anonima, 2007).
TOI = (Jumlah tempat tidur X Periode) Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar
(hidup + mati)
5. NDR (Net Death Rate)
Net Death Rate adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiaptiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di
rumah sakit.
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X
1000
6. GDR (Gross Death Rate)
Gross Death Rate adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar.
GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X
1000
2.2
Rekam Medik
Rekam medik adalah sejarah ringkas, jelas dan akurat dari kehidupan dan
kesakitan penderita dan ditulis dari sudut pandang medik. Setiap rumah sakit
dipersyaratkan mengadakan dan memelihara rekam medik yang memadai dari
setiap pasien, baik pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.
Suatu rekam medik yang lengkap mencakup data identifikasi dan
sosiologis, sejarah famili pribadi, sejarah kesakitan yang sekarang, pemeriksaan
bagian
keuangan
untuk
menetapkan
besarnya
biaya
Panitia Farmasi dan Terapi adalah sekelompok penasehat dari staf medik
dan bertindak sebagai garis komunikasi organisasi antara staf medik dan Instalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Pembentukan suatu PFT yang efektif akan
memberikan kemudahan dalam pengadaan sistem formularium yang membawa
perhatian staf medik pada obat yang terbaik dan membantu mereka dalam
menyeleksi obat terapi yang tepat bagi pengobatan penderita tertentu. Panitia ini
difungsikan rumah sakit untuk mencapai terapi obat yang rasional.
Panitia Farmasi dan Terapi memberi rekomendasi atau membantu
memformulasi program yang didesain untuk memenuhi kebutuhan staf
profesional (dokter, perawat, apoteker, dan praktisi pelayanan kesehatan lainnya)
untuk melengkapi pengetahuan tentang obat dan penggunaan obat. PFT
meningkatkan penggunaan obat secara rasional melalui pengembangan kebijakan
dan prosedur yang relevan untuk seleksi obat, pengadaan, penggunaan, dan
melalui edukasi tentang obat bagi penderita dan staf profesional.
Susunan anggota PFT dapat beragam di berbagai rumah sakit dan biasanya
bergantung pada kebijakan, lingkup fungsi PFT, dan besarnya tugas dan fungsi
suatu rumah sakit. Ketua PFT dipilih dari dokter yang diusulkan oleh komite
medik dan disetujui pimpinan rumah sakit. Ketua PFT adalah dokter praktisi
senior yang dihormati dan disegani karena pengabdian, prestasi ilmiah, bersikap
objektif, dan berperilaku yang menjadi panutan. Ketua adalah seorang anggota
staf medik yang memahami benar dan pendukung kemajuan pelayanan IFRS, dan
ia adalah dokter yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang terapi obat.
Sekretaris panitia adalah kepala IFRS atau apoteker senior lain yang ditunjuk oleh
kepala IFRS. Susunan anggota PFT harus mencakup dari tiap SMF yang besar,
seleksi obat, pengadaan, penggunaan dan melalui edukasi tentang obat bagi
penderita dan staf profesional.
2.4 Formularium Rumah Sakit
Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, formularium adalah himpunan obat yang
diterima/disetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah sakit
dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan.
Formularium rumah sakit merupakan informasi obat yang lengkap untuk
pelayanan medik rumah sakit, terdiri dari obat-obatan yang tercantum Daftar Obat
Essensial Nasional (DOEN) dan beberapa jenis obat yang sangat diperlukan oleh
rumah sakit serta dapat ditinjau kembali sesuai dengan perkembangan bidang
kefarmasian dan terapi serta keperluan rumah sakit yang bersangkutan indikator
peresepan yaitu tingkat penggunaan obat generik untuk kebutuhan pasien rawat
jalan
dan
rawat
inap
sesuai
dengan
Permenkes
RI
No
3. memberi ratio manfaat yang tinggi dengan biaya yang minimal (Siregar,
2004).
Formularium terdiri dari tiga bagian pokok:
1. bagian pertama: Informasi tentang kebijakan dan prosedur rumah sakit tentang
obat.
2. bagian kedua: Monografi obat yang diterima masuk formularium.
3. bagian ketiga: Informasi khusus, yang berisi materi yang dimasukkan untuk
kepentingan staf profesional, antara lain daftar singkatan yang telah disetujui
rumah sakit, aturan untuk menghitung dosis pediatrik, tabel interaksi obat, dan
lain-lain.
Formularium yang telah dicetak didistribusikan ke tiap lokasi perawatan
penderita rawat inap, rawat jalan, unit gawat darurat, ruang perawatan intensif,
IFRS dan lain-lain yang dianggap berkaitan (Siregar, 2004).
2.5 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
Instalasi Farmasi rumah sakit adalah suatu departemen atau unit atau
bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh
beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundangundangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, tempat atau fasilitas
penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan
kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan menyeluruh, mencakup perencanaan,
pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan/ sediaan farmasi,
dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan,
pengendalian mutu, dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh
perbekalan kesehatan di rumah sakit, serta pelayanan farmasi klinis umum dan
spesialis, mencakup pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang
merupakan program rumah sakit secara keseluruhan (Siregar, 2004).
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung
jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut.
2.5.1 Pelayanan Instalasi Farmasi
Pelayanan Instalasi Farmasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu pelayanan
farmasi dan pelayanan kefarmasian.
2.5.1.1 Pelayanan Farmasi
Pelayanan farmasi disebut juga pelayanan farmasi minimal yang
mengelola perbekalan farmasi. Pengelolaan perbekalan farmasi dimulai dari
pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi
kegiatan pelayanan.
a.
Pemilihan
Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang
terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan
kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai
menjaga dan memperbaharui standar obat.
b.
Perencanaan
Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga
Pengadaan
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
sumbangan/hibah.
d.
Produksi
Instalasi Farmasi rumah sakit merupakan kegiatan membuat, merubah
Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah
Penyimpanan
Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan
yang ditetapkan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, suhu dan kestabilannya,
mudah tidaknya meledak/terbakar, dan tahan/tidaknya terhadap cahaya, disertai
dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi
sesuai kebutuhan.
Penyimpanan perbekalan farmasi merupakan kegiatan pengaturan sediaan
farmasi di dalam ruang penyimpanan dengan tujuan untuk:
1.
2.
3.
4.
g.
Pendistribusian
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit
untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
Pendistribusian
perbekalan
farmasi
untuk
pasien
rawat
inap
perbekalan
farmasi
untuk
pasien
rawat
jalan
Floor stock
Pada sistem ini perbekalan farmasi diberikan kepada masing-masing unit
c.
disiapkan, digunakan dan dibayar dalam dosis perhari, yang berisi obat dalam
jumlah yang telah ditetapkan untuk satu hari pemakaian. Sistem ini melibatkan
kerjasama antara dokter, apoteker dan perawat.
Keuntungan sistem ini adalah:
1.
2.
tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak dipakai di ruangan perawat
3.
4.
d.
merupakan
satu
unit/departemen
dari
rumah
sakit
yang
keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsinya adalah
menerima,
memproses,
mensterilkan,
menyimpan
serta
mendistribusikan
gas medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk
pelayanan medis pada sarana kesehatan.
b.
c.
sentral gas medis adalah seperangkat prasarana beserta peralatan dan atau
tabung gas/liquid yang menyimpan beberapa gas medis tertentu yang dapat
disalurkan melalui pipa instalasi gas medis
d.
instalasi gas medis (igm) adalah seperangkat sentral gas medis, instalasi pipa
gas medis sampai outlet
Beberapa gas medis yang digunakan pada sarana pelayanan kesehatan
antara lain adalah gas Oksigen (tabung 1m3, 2m3, 6m3), oksigen cair (tangki), gas
N2O (tabung 25 kg), gas CO2, dan udara Tekan (UT).
2.7.2 Penyimpanan Gas Medis
Persyaratan penyimpanan gas medis:
a.
b.
c.
penyimpanan tabung gas medis yang berisi dan tabung gas medis yang
kosong dipisahkan untuk memudahkan pemeriksaan dan penggantian
d.
lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas, listrik dan oli atau
sejenisnya
e.
gas medis yang sudah cukup lama disimpan, agar dilakukan uji atau tes
kepada produsen untuk mengetahui kondisi gas medis tersebut (SK
Menkes No. 1439/Menkes/SK/XI/2002)