Anda di halaman 1dari 4

PENYEBAB PENYIMPANGAN AKHLAK

Oleh : Famila Anindia Putri (1306404790)


Judul
Pengarang

: Pendidikan Agama Islam


: Drs. H. Mujilan, MA
Dr. H Nurwahijin, MA

Banyak sekali penyimpangan yang terjadi pada akhlak manusia. Tidak


memandang umur dari yang muda sampai remaja sudah terjadi banyak
penyimpangan. Banyak faktor dan sebab yang menjadi penyebab penyimpangan ini.
Namun subjek yang paling riskan adalah remaja. Menurut sumber yang didapat akhirakhir ini banyak sekali perilaku aneh dan tidak etis dilakukan oleh para remaja.
Diantara sebabsebab penting yang mendukung terjadinya penyimpangan akhlak para
remaja tersebut sebagai berikut :
1. Waktu luang
Waktu luang bisa menjadi penyakit yang membinasakan pikiran, akal dan
potensi fisik manusia, karena diri manusia harus beraktifitas dan berbuat. Jika diri
manusia tidak beraktifitas maka pikirannya akan beku, akalnya akan buntu dan
aktifitas dirinya akan lemah, sehingga hatinya akan dikuasai bisikan bisikan
pemikiran buruk, yang terkadang akan melahirkan keinginan keinginan buruk.
2. Kesenjangan dan hubungan antara remaja dengan orang tua baik
Kita melihat orang tua yang menyaksikan penyimpangan akhlak pada remaja
di keluarganya atau selain keluarganya, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya
berdiri kebingungan dan tidak mampu meluruskan akhlaknya, bahkan dia berputus
asa dari kebaikan pemuda tersebut. Hal ini menimbulkan kebencian dari pihak orang
tua kepada para remaja, bahkan ketidakpedulian dengan semua keadaan meraka yang
baik ataupun yang buruk. Bahkan terkadang hal ini menjadikan para orang tua
menilai negatif kepada semua pemuda, ini akan menyebabkan ketidakharmonisan
hubungan mereka dalam masyarakat, karena masing-masing pihak akan memandang
yang lainnya dengan pandangan kebencian dan melecehkan. Jika ini terjadi maka
berarti bahaya besar sedang mengancam kelangsungan hidup bermasyarakat.
.
3. Pergaulan
Hal ini sangat mempengaruhi akal, pikiran dan tingkah laku para pemuda.
Oleh karena itulah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda :

Seorang manusia akan mengikuti agama teman dekatnya. Maka hendaknya salah
seorang darimu melihat siapa yang dijadikan teman dekatnya

Dalam hadits lain beliau shalallahu alaihi wassalam menyebutkan bahwa


perumpamaan teman bergaul yang buruk adalah seperti peniup api tukang besi,
beliau shalallahu alaihi wassalam bersabda :

Ada pun peniup api tukang besi bisa jadi dia akan membakar pakaianmu, atau
(minimal) kamu akan mencium darinya bau yang tidak sedap[2]

4. Mengkonsumsi sumber bacaan yang merusak


Ini bisa berupa artikel, surat kabar, makalah, media internet atau hal serupa,
yang menyebabkan pendangkalan akidah dan agama seseorang, serta
menjerumuskannya ke dalam jurang kebinasaan, kekafiran, dan keburukan akhlak.
Khususnya jika pemuda tersebut tidak memiliki latar belakang agama yang kuat dan
pola pikir yang benar untuk dapat membedakan antara yang benar dan yang salah,
serta yang bermanfaat dan mebinasakan.
Sumber bacaan bermanfaat yang paling penting adalah Al-Quran dan kitabkitab tafsir yang berisi riwayat-riwayat tafsir yang shahih dan penafsiran akal yang
benar. Demikian juga hadits-hadits Rasulullah shalallahu alaihi wassalam kemudian
kitab-kitab yang di tulis oleh para ulama ahlus sunnahberdasarkan dua sumber
hukum islam ini.

5. Persangkaan keliru remaja terhadap ajaran islam


Persangkaan remaja yang menganggap bahawa ajaran islam mengekang
kebebasan dan mematikan potensi mereka ini menyebabkan mereka berpaling dari
syariat Islam dan meyakininya sebagai agama yang ketinggalan zaman yang
mengharuskan pemeluknya mundur ke belakang dan menghalangi mereka untuk
mencapai kemajuan dan keterdepanan.
Ajaran Islam tidaklah mengekang kebebasan manusia, tetapi justru mengatur
dan mengarahkan dengan baik kebebasan tersebut agar tidak berbenturan dengan
kebebasan orang lain, jika kebebasan tersebut tidak dibatasi. Tidak seorang pun yang
menghendaki kebebasan mutlak tanpa batas kecuali di harus mengorbankan
kebebasan orang lain, sehingga terjadilah benturan yang mengakibatkan timbulnya
kekacauan dan kerusakan.
Oleh sebab itulah Allah azza wa jalla menamakan hukum-hukum dalam
agama Islam dengan sebutan al-hudud (batasan-batasan), baik yang bersifat larangan,
seperti dalam firman-Nya :
Itulah batasan-batasan (larangan) Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.
(QS. Al-Baqoroh : 187)

ataupun yang bersifat kewajiban, seperti dalam firman-Nya :

Itulah batasan-batasan Alloh, maka janganlah kamu melanggarnya. (QS. AlBaqoroh : 229)
Terdapat fenomena cabe-cabean yang sedang hangat dibicarakan masyarakat.
Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena ini dikelompokkan menjadi
dua faktor:
1.
Faktor Intern
a) Kepribadian
Kepribadian
adalah
suatu
organisasi
yang
dinamis
pada
system psikosomatis dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter
psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode
ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di
rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara
kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau perilaku
menyimpang.
b) Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis
kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan
tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan
hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung
mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila
tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita
cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai perwujudan
kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c) Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang
berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara),
sering kali pada saat kembali ke masyarakat status atau sebutan eks narapidana
yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali
melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.
2.
Faktor Ekstern
a)
Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya
disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena
bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi
orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan
menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan
remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi
melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

b) Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik dan Efektif


Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap
pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan
tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah
menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang
berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian
antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani
tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan
kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.
c)
Geografis
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan
terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih
apabila individunya bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian
dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan
kepentingan ekonomi.
d) Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah
memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa
mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik
(antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar
kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa
menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
e)
Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi
komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan
banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak
tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah
sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma
yang berlaku.

Referensi:
http://grupsyariah.blogspot.com/2012/06/faktor-faktor-penyebab-terjadinya.html
diakses pada tanggal 1 mei 2014 pukul 11:32

Anda mungkin juga menyukai