Anda di halaman 1dari 3

Analisis Bahan Pewarna

Secara umum bahan pewarna dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu:
1. Bahan Kondensat Batu Bara
Bahan pewarna yang didapat dari hasil kondensasi proses destilasi batu bara. Hasil
kondensat batu bara terdiri dari hidrocarbon, fenol bahan dasar lain (piridin) dan
karbon bebas. Bahan pewarna yang diperoleh dari bahan batubara ini dapat larut
dalam air (bersifat asam atau basa) atau larut dalam minyak.
Contoh warna kondensat batubara yang larut dalam air adalah:
Merah :
Ponceau 4R
Carmoisine
Fast Red E
Amarant
Erytrosin
Kuning :
Sunset Yellow FCF
Tartazin
Biru
:
Indigo Carmin
Analisis untuk bahan pewarna kondensat
Penentuan adanya pewarna kondensat yang ada dan makanan biasanya terdiri dari
perlakuan bahan contoh ekstraksi bahan pewarna dengan pencelupan bahan wol putih
pemisahan bahan pewarna dari wol kemudian pemisahan bahan pewarna (apabila
merupakan campuran) dengan kromatografi kertas, kemudian menentukan jenis bahan
pewarnanya dengan penentuan dan menentukan jenis bahan pewarnanya dengan
penentuan danpembanding warna standar yang diketahui. Apabila diperlukan untuk
lebih memastikan bahwa warna tersebut dapat dilakukan penentuan absorpsi
maksimum dengan spektrofotometri.
2. Bahan Pewarna Dari Tanaman
Bahan pewarna yang didapat dari akar, buah, batang tanaman, termasuk misalnya
annatto (warna kuning coklat yang diekstrak dari biji tanaman Bixa orrelana), karamel
(coklat), klorofil (hijau), cochineal, saffron dan tumeric.
Analisis pewarna tanaman
Tidak ada prosedur umum untuk menentukan ada tidaknya pewarna yang berasal dari
tanaman, karena itu perlu dilakukan prosedur yang spesifik.
Contoh prosedur penentuan pewarna tanaman :
a. Cochineal (Asam Carminat C22H20O13)
Cuplikan ditambah amil-alkohol kemudian ditambah ammonia encer. Jika
terbentuk warna ungu menunjukkan adanya cochineal.
b. Tumeric (Kunyit, Curcumin C21H20O6)

Ekstrak dengan alkohol dan diberi potongan kertas saring kemudian uapkan
sampai kering dengan penangas air. Basahi kertas saring kering tersebut dengan
larutan asam borat dan tetesi denngan larutan HCl. Keringkan kertas saring
tersebut sekali lagi. Jika terbentuk warna merah cerah dan berubah menjadi biru
hijau jika ditetesi larutan NaOH atau NH4OH maka hal itu menunjukkan tumeric
ada dalam bahan tersebut.
c. Annato (Bixin C25H30O4)
Cuci bahan yang mengandung annatto (biasanya Keju) dengan larutan NaOH 2%.
Teteskan larutan yang telah mengandung pewarna pada kertas saring basah.
Apabila ada warna annatto kertas saring akan berwarna kuning coklat dan tidak
akan luntur meskipun dicuci dengan air. Keringkan kertas saring dan tambahkan
beberapa tetes stannous chloride (SnCl2) keringkan kembali. Apabila warna
berubah menjadi ungu, pasti ada annatto dalam bahan itu.
d. Klorofil
Cuci bahan dengan ster atau protelum eter dan ke dalam hasil cucian ditambahkan
sedikit larutan KOH 10% (dalam methanol). Jika berubah menjadi coklat dan
kembali lagi menjadi warna hijau, hal itu membuktikan adanya klorofil pada
bahan tersebut.

Beberapa bahan pewarna yang dilarang digunakan dalam makanan karena berbahaya. Zat-zat
pewarna tersebut antara lain adalah:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Nama Bahan Pewarna


Auramine, Basic Yellow2
Alkanet
Butter Yellow
Black 7984
Burn Umber
Chrysoidine
Crysoine
Citrus Red No.2
Chocolate Brown FB
Fast Red E
Fast Yellow AB
Guinea Green B
Indantrene Blue RS
Magenta
Metanil Yellow
Oil Orange SS
Oil Orange XO

No. Indeks Warna (C1, No)


41000
75520
11020
27755
77491
11270
14270
12156
16045
13015
42510
69800
42510
13065
12100
12140

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Oil Orange AB
Orange G
Orane GGN
Orange RN
Orchid/Orcein
Ponceau 3R
Ponceau SX
Onceau 6R
Rhodamine B
Sudan I
Scarlet GN
Violet 6 B

11390
16230
15980
15970
16155
14700
16290
45170
12055
14815
42640

Afrianti, Leni Herliani. 2013. Teknologi Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai