Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ilmu usaha tani merupakan cabang ilmu pertanian yang telah di definisikan oleh beberapa
ahli sebagai salah satu usaha untuk memanfaatkan berbagai sumber daya alam untuk
melaksanakan proses produksi. Dalam melakukan suatu proses produksi di perlukan beberapa
faktor produksi yang harus di penuhi salah satu diantaranya adalah modal dan peralatan
merupakan substitusi faktor penting dalam bidang usahatani yang meliputi produksi tanah tenaga
kerja dan lainnya. Modal sendiri merupakan persyaratan mutlak untuk menjalakan suatu proses
produsi.Modal dapat di bagi berdasarkan sifat, kegunaan, waktu dan fungsinya.Dengan adanya
modal dalam suatu usaha tani maka penggunaan peralatan serta faktor produksi tanah dan tenaga
kerja dapat diminimalisir.Selain adanya modal tenaga kerja juga merupakan salah satu faktor
produksi yang menjadi unsur penentu bagi usaha pertanian. Kebutuhan tenaga kerja dapat
diketahui dengan cara menghitung setiap kegiatan masing-masing komoditas yang diusahakan,
kemudian dijumlahkan untuk keseluruhan dalam usahatani. Kebutuhan tenaga kerja dihitung
berdasarkan jumlah anggota tenaga kerja dalam keluarga yang tersedia dibandingkan dengan
kebutuhannyasehingga bisa didapatkan kebutuhan tenaga kerja luar keluarga.
1.2.Tujuan
Mahasiswa dapat mengerti modal dalam kegiatan usahatani
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pembagian modal

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Modal
Modal adalah kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal.Dengan modal
terdapat dineraca-neraca sebelah kredit.Adapun yang dimaksud barang-barang modaladalah
barang-barang yang ada didalam perusahaan yang belum digunakan, jadi yang terdapat di neraca
sebelah debit.

(Riyanto, 1997)

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan
dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya

(Munawir, 2004)

Gutmann dan Dougall (dalam Buchari Alma 2001) membagi pengertian modal dari
berbagai sudut pandang sebagai berikut:
a.

Legal view capital. Modal diartikan sebagai modal saham suatu perusahaan, yang

dibentuk dalam suatu perseroan terbatas.


b. Accounting of view capital. Modal diartikan sebagai selisih antara harta dengan utang,
inilah yang disebut modal sendiri.
c. Business of view capital. Memandang modal dengan bertitik tolak dari sisi kiri neraca,
dengan menganggap modal perusahaan sebagai totalitas dari barang-barang modal yang
dimiliki oleh perusahaan.
d. Economic of view capital. Dalam sudut pandang ini modal dititikberatkan pada unsur
kekayaan (wealth).
2.2.Pembagian Modal
1. Sifat
Berdasarkat sifatnya modal dibagi menjadi dua, yaitu :

(Buchari, 2001)

Land saving capital, jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan lahan, tanpa
menambah luas lahan, produksi dapat ditingkatkan. Misalnya dengan intensifikasi, penggunaan
bibit unggul, pupuk, dan pestisida.
Labor saving capital, jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan tenaga kerja.
Misalnya penggunaan traktor untuk membajak lahan, penggunaan trasher untuk penggabahan,
Rice Milling Unit untuk memproses padi menjadi beras.

(Mubiyarto, 1989)

2. Kegunaan
Berdasarkan kegunaanya modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal aktif dan modal
pasif.Modal aktif adalah modal yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi produksi, misalnya pupuk dan bibit unggul.Sedangkan modal pasif adalah modal
yang hanya digunakan untuk sekedar mempertahankan produk, seperti kemasan, karung-karung,
kantong plastik dan gudang.
3. Waktu
Atas dasar waktu pemberian manfaatnya modal dibagi menjadi dua golongan yaitu modal
produktif dan modal prospektif.Modal dapat dikatakan produktif jika secara langsung dapat
meningkatkan produksi misalnya pupuk dan bibit unggul. Dan modal dapat dikatakan prospektif
jika dapat meningkatkan produksi, tetapi baru akan dirasakan dalam jangka waktu yang lama
misalnya investasi dan terasering.
4. Fungsi
Atas dasar fungsinya modal dibagi menjadi dua golongan yaitu, modal tetap yaitu ada
yang mudah dipindahkan, hidup dan mati atau

barang-barang yang digunakan dalam proses

produksi yang dapat digunakan beberapa kali, seperti tanah, bangunan, tanaman & ternak, uang
tunai. konsekuensi modal tetap yaitu biaya bunga, biaya penyusutan, biaya asuransi, biaya
pemeliharaan dan biaya komplementer. Beberapa penjelasnnya sebagai berikut :
o Tanah, tanah sebagai modal di dalam usahatani di Indonesia dan di Negara berkembang
lainnya berperan sangat besar.Hal ini Karena modal di luar tanah yang dipunyai petani sangat
terbatas (kecil sekali). Sebab, petani-petani belum punya modal berupa mesin-mesin atau alat-

alat yang mahal harganya.Begitu juga petani belum mempunyai bangunan -bangunan yang
memerlukan biaya yang besar.
o Bangunan, bangunan yang termasuk modal usahatani ialah bangunan yang termasuk baagian
usahatani tersebut. Bangunan ini didirikan dan digunakan untuk kelancaran usahatani.Bangunan
ini berupa gudang, lumbung, kandang ternak, dll.
o Tanaman dan ternak, untuk tanaman baik berumur pendek atau panjang mngeluarkan biaya
untuk proses penanaman dan pembudidayaannya. Oleh karena itu seluruh pengeluaran untuk
menanamnya harus dihitung dan digantikan ketika panen.Ternak sebagai modal dapat berfungsi
sebagai alat membantu tenaga kerja manusia, dan pula sebagai cabang usahatani.Apabila pada
akhir tahun pembukuan jumlah ternak bertambah maka modal usahatani tersebut dikatakan
bertambah.
Modal bergerak atau modal tidak tetap yaitu barang-barang yang digunakan dalam proses
produksi yang hanya bisa digunakan sekai pakai, seperti : bibit unggul, pupuk, bahan bakar, dan
lain-lain.

(Tohir, 1983)

2.3.Konsekuensi Modal dan Peralatan


Atas dasar fungsinya modal dibagi menjadi modal tetap dan modal tidak tetap
Konsekuensi modal tetap:
a) Bunga modal (sewa);
b) Penyusutan;
c) Asuransi;
d) Pemeliharaan dan
e) Komplementer (oli, operator).
Menurut Suratiyah, 2006, bahwa terdapat 7 hal yang dapat dijelaskan pada konsekuensi
modal dan peralatan yaitu sebagai berikut :
a) Jenis konsekuensi

Pembagian modal atas dasar fungsinya sangat penting sehubungan dengan pembebanan
modal dalam perhitungan biaya suatu kegiatan usahatani.Modal berdasarkan fungsinya
dibagi dalam modal tetap dan modal tidak tetap. Modal tidak tetap hanya dipakai dalam
satu kali proses produksi maka keseluruhan nilai modal tidak tetap dibebankan dalam
proses produksi yang bersangkutan sementara modal tetap perlu diperhitungkan dahulu
karena tidak semua nilai modal tetap dibebankan pada proses produksi.
b) Cara menghitung penyusutan
Untuk memperhitungkan penyusutan pada dasarnya beritik tolak pada harga perolehan
sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat. Ada empat macam cara untuk
memperhitungkan nilai penyusutan yaitu garis lurus, unit performance, decreasing dan
declining balance.
c) Alat-alat pertanian sebagai modal tetap
Berbagai alat alat yang biasa digunakan dalam usahatani dapat merupakan modal
tetap.Alat-alat tersebut adalah traktor, bajak, cangkul termasuk di dalamnya adalah ternak
yang digunakan untuk menjalankan usahatani dan lain-lain.

Traktor, truk dan lain-lain

Kelima konsekuensi penggunaan modal tetap diperhitungkan semuanya.Komplementer


diperhitungkan karena traktor tersebut dapat memberikan manfaat jika ada pengemudi dan
bahan bakarnya.

Bajak, sabit, cangkul, dan lain lain

Untui alat-alat tersebut hanya diperhitungkan penyusutannya. Biasanya penyusutan


oleh petani tidak disimpan dalam bentuk uang tetapi dalam bentuk ternak berupa kambing
atau ternak lain dengan maksud apabila bajak rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi
maka kambing tersebut dapat dijual untuk membeli bajak yang baru.

Ternak sapi

Dalam memperhitungkan ternak maka harus dipisahkan terlebih dahulu apakah ternak
tersebut dianggap sebagai tenaga kerja atau sebagai modal peternakan.Jika ternak sebagai
tenaga kerja maka penyusutan tidak diperhitungkan karena pada dasarnya semakin besar
ternak semakin tinggi harganya karena adanya pertumbuhan.Dengan demikian yang perlu
diperhitungkan hanyalah bunga, pemeliharaan, dan komplementer.Namun apabila ternak

adalah sebagai ternak perah maka perlu diperhitungkan pula penyusutan, komplementer,
pemeliharaan bunga dan asuransi.
d) Tanaman sebagai modal tetap

Sebelum dipungut hasilnya maka tanaman semusim merupakan modal tetap.


Tanaman padi selama masih di lahan maka dianggap sebagai modal tetap tetapi jika
sudah dipanen maka kehilangan sifatnya sebagai modal tetap. Dengan demikian

maka sistem ijon merupakan penjualan modal tetap.


Tanaman keras merupakan modal tetap karena nilainya terus menerus ada sampai
dengahn nilai ekonomisnya. Sebagai contoh tanaman karet maka penyusuitannya
diperhitungkan dari biaya yang dikeluarkan untuk mengusahakan dari permulaan

biaya sampai dengan menghailkan yang pertama kali.


Contohnya sebagai berikut :
Biaya bibit
Biaya pengolahan tanah
Pemeliharaan 6 tahun
Biaya lain lain
Jumlah

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

1.000.000
10.000.000
20.000.000
20.000.000
51.000.000

Jumlah biaya sampai menghasilkan yang pertama kali lebih kurang 6 tahun adalah
sebesar Rp 51.000.000
Umur ekonomis karet = 25 tahun
Nilai sisa (kayu bakar) = Rp 1.000.000
Penyusutan per tahun = Rp 51.000.000 Rp 1.000.000 = Rp. 2.000.000
25
Oleh karena menggunakan metode garis lurus maka akan diperoleh nilai yang sama
tiap tahunnya. Sementara biaya biaya sesudah menghasilkan akan diperhitungkan
sebagai biaya operasional dan dibebankan pada masing-masing proses produksi
atau tahun yang bersangkutan.
e) Uang tunai sebagai modal
Uang tunai dipergunakan untuk memboiayai pembelian saran produksi, pengeluaranpengeluaran untuk pihak ketiga (pajak, selamatan), pengolahan tanah dengan tenaga luar
dan penggunaan modal tetap. Besar kecilnya kebutuhan uang tunai sebagai modal tidak
sama tetapi tergantung pada lingkungan usahatani. Suatu daerah tertentu, pembayaran

dengan uang tunai dilakukan dengan hak, bahan, atau bagian hasil sehingga kebutuhan
akan uang tunai sebagai modal kecil. Sebaliknya, bila semua harus dibayar uang tunai
maka kebutuhan akan uang tunai sebagai modal besar. Jadi besar kecilnya kebutuhan uang
tunai sebagai modal sangat tergantung lingkungan serta kebiasaan kebiasaan yang ada di
sekitar usahataninya.
f) Tanah sebagai modal tetap
Tanah tidak ada penyusutan karena pada prinsipnya tanah dapat dipergunakan dalam
jangka waktu yang tidak terbatas, tidak akan rusak jika dipelihara dengan baik. Bahkan,
jika pemeliharaannya baik maka kesuburan tanahpun akan ikut meningkat pula. Pada
umumnya tanah juga tidak diasuransikan tetapi yang diasuransikan adalah tanamannya.
Demikian juga biaya komplementer tanah tidak ada.Pada umumnya tanah hanya ada biaya
bunga dan pemeliharaan.Untuk memperhitungkan biaya pemeliharaan tanah sulit karena
tidak mudah membedakan pemeliharaan untuk tanah atau untuk tanamannya.
g) Bangunan sebagai modal tetap
Pada umumnya biaya poenyusutan, asuransi, bunga, dan pemeliharaan bangunan
diperhitungkan karena pada dasarnya bangunan memberikan manfaat pada jangka waktu
tertentu saja.Untuk memberikan manfaat perlu dipelihara dan dalam hubungannya dengan
resiko perlu diasuransikan, meskipun tidak semua bangunan dapat diasuransikan.

BAB III

PEMBAHASAN
3.1.Metode Penghitungan Penyusutan
a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu daripada aspek kegunaan. Metode
ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena paling mudah diaplikasikan
dalam akuntansi. Dalam metode penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun
nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan hasil/output yang diproduksi. Perhitungan
tariff penyusutan untuk metode garis lurus adalah sebagi berikut:
Harga Perolehan Nilai Sisa / Estimasi Umur Kegunaan = Tarif Penyusutan
Dalam metode ini penentuan besar penyusutan setiap tahun selama umur ekonomis sama besar ,
sehingga di buatkan grafik trhadap waktu dan akumulasi biaya akan berupa garis lurus.
Kelebihan dari metode ini adalah :
a. Mudah digunakan dalam praktek.
b. Lebih mudah dalam menentukan tarif penyusutan.
Kelemahan dari metode penyusutan ini adalah:
a. Beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama setiap periode.
b. Manfaat ekonomis aktiva setiap tahun sama.
c. Beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang digunakan dalam
menghasilkan pendapatan.
d. Laba yang dihasilkan setiap tahun tidak menggambarkan tingkat pengembalian yang
sesungguhnya dari umur kegunaan aktiva (dalam matc hing principle, beban penyusutan harus
proporsional pada penghasilan yang dihasilkan).

b. Metode pembebanan yang menurun

Metode pembebanan menurun ini tepat digunakan apabila manfaat ekonomis yang
diharapkan dari aktiva tetap tersebut selalu menurun setiap pe riode.Sehingga di dalam metode
ini biaya penyusutan yang menurun setiap periode dibandingkan dengan pendapatan yang juga
menurun setiap periode, agar dapat dicapai perbandingan yang tepat antara biaya dengan
pendapatan.Alasan yang mendukung metode beban menurun ini adalah adanya biaya reparasi
dan pemeliharaan yang setiap tahun meningkat. Sehingga kombinasi biaya penyusutan yang
menurun setiap periode dengan biaya reparasi dan biaya pemeliharaan yang meningkat setiap
periode akan menghasilkan.
- Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method)
Metode ini adalah salah satu metode penyusutan yang dipercepat. Dasar penyusutan
dalam metode ini sama dengan metode garis lurus yaitu taksiran nilai buku aktiva (Nilai
perolehan -taksiran residu). Tarif penyusutan ditentukan dalam bentuk pecahan yang dihitung
dengan cara sebagai berikut. Apabila umur aktiva sama dengan 4 tahun maka penyebut angka
pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10.
Angka pembilang pada tahun pertama sampai dengan keempat masing-masing adalah
4,3,2, dan 1. Tarif penyusutan tahun pertama adalah 4/10, 3/10, 2/10 dan 1/10.
Contoh :
Harga perolehan Rp 6.000.000,00 dengan taksiran nilai residu risidu Rp 1.000.000,00.
Dasar penyusutan adalah Rp5.000.000,00 dengan umur pemakaian ekonomis 4 tahun.
Tahun

Tarif

Dasar penyusutan

Penyusutan

4/10

Rp. 5.000.000,00

Rp. 2.000.000,00

3/10

Rp. 5.000.000,00

Rp. 1.500.000,00

2/10

Rp. 5.000.000,00

Rp. 1.000.000,00

1/10

Rp. 5.000.000,00

Rp.

500.000,00

Jumlah
Rp. 5.000.000,00
- Metode saldo menurun / saldo menurun ganda (declining / double declining balance method)

Metode jumlah menurun ini akan menghasilkan beban penyusutan yang menurun setiap
periode. Metode ini beranggapan bahwa aktiva baru sangat besar peranannya dalam usaha
mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tersebut semakin lama semakin mengecil seiring
dengan semakin tuanya aktiva tersebut. Tarif pajak dalam metode ini ditentukan terlebih dahulu
dan besarnya sama untuk setiap tahun. Penyusutan dihitung dengan mengalikan tarif dengan nilai
buku yang semakin kecil.Contoh :
Harga perolehan Rp 6.000.000.00 dengan taksiran nilai residu risidu Rp 1.000.000,00.
Dasar penyusutan adalah Rp5.000.000,00 dengan umur pemakaiain ekonomis 4 tahun.
Ditentukan bahwa tarif pajak adalah 50% per tahun.Dengan demikian penyusutan tiap tahun
adalah sebagai berikut.
Contoh :
Tahun

Nilai buku

Tarif

Penyusutan

Rp 6.000.000,00

50%

Rp 3.000.000,00

Rp 3.000.000,00

50%

Rp 1.500.000,00

Rp 1.500.000,00

50%

Rp 750.000,00

Rp 750.000,00

50%

Rp 375.000,00

c. Metode jam jasa (service hours method)


Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin-mesin) akan lebih
cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time). Dalam cara ini beban penyusutan dihitung
dengan dasar satuan jam jasa. Beban penyusutan periodik besarnya akan sangat tergantung pada
jam jasa yang terpakai (digunakan).Metode ini dihitung dengan rumus :
Penyusutan per jam = (harga perolehan nilai residu) / taksiran jam jasa
Penyusutan per tahun = penyusutan per jam x jam penggunaan
Contoh :

Sebuah pesawat terbang dibeli dengan harga Rp. 100.000.000,00. Diperkirakan


akanmemberikan jasa penerbangan 10.000 jasa jam terbang. Pada tahun 2015 diperkirakan
digunakan selama 1.500 jam terbang. Maka penyusutan selama tahun 2015dihitung :
Penyusutan per jam = Rp. 100.000.000,-/10.000 = Rp. 10.000,-Penyusutan tahun 2015 = Rp.
10.000,00 x 1.500= Rp. 15.000.000
d. Metode jumlah unit produksi (productive output method)
Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil
produksi. Beban penyusutan dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga penyusutan
tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi. Penyusutan dihitung
sebagai berikut :
Penyusutan per tahun = jml produksi setahun x penyusutan per unit
penyusutan per unit = (harga perolehan-nilai residu)/taksiran jml produksi
Contoh :
Sebuah mesin pertanian mempunyai harga perolehan sebesar Rp 55.000.000,00
diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp
5.000.000,00 serta diperkirakan dapat menghasilkan unit produksi selama 5 tahun sebagai
berikut :
Tahun Ke-1 = 15.000 unit
Tahun Ke-2 = 12.500 unit
Tahun Ke-3 = 10.000 unit
Tahun Ke-4 = 7.500 unit
Tahun Ke-5 = 5.000 unit
Maka besarnya penyusutan adalah :
Penyusutan per unit = (Rp.55.000.000,00 Rp. 5.000.000,00)/50.000= Rp. 1.000

Penyusutan per tahun :


Tahun

unit produksi

Tarif

Penyusutan

15.000

Rp. 1000

Rp 15.000.000,00

12.500

Rp. 1000

Rp 12.500.000,00

10.000

Rp. 1000

Rp 10.000.000,00

7.500

Rp. 1000

Rp 7.500.000,00

5.000

Rp. 1000

Rp. 5.000.000,00

BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
- Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam
pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan.
- Pembagian Modal :

Sifat
Kegunaan
Waktu
Fungsi

Atas dasar fungsinya modal dibagi menjadi modal tetap dan modal tidak tetap.Modal tidak
tetap hanya dipakai dalam satu kali proses produksi maka keseluruhan nilai modal tidak tetap
dibebankan dalam proses produksi yang bersangkutan sementara modal tetap perlu
diperhitungkan dahulu karena tidak semua nilai modal tetap dibebankan pada proses produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma. 2001. Pengantar Bisnis. Alfabeta. Bandung


Mosher AT. 1968. Menggerakkan dan Membangun Pertanian, Syarat Mutlak Pembangunan
dan Modernisasi. Terjemahan Getting Agriculture Moving (1966).Yasaguna. Jakarta
Mubiyarto, 1989, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan (edisi keempat). Liberty. Yogyakarta
Riyanto, Bambang. 1997. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta
Tohir, K.A. 1983. Seuntai Pengetahuan tentang Usahatani Indonesia.Bagian Dua.PT. Bina
Aksara. Jakarta

TUGAS PENGANTAR USAHA TANI

MODUL 4

OLEH : KELOMPOK 5
FAUZIAH AINI R.

115040201111098

IKA KARTIKA MEGANADA

115040201111100

IMAMUL KHOIRI

115040201111110

INTAN PARAMADITYA

115040201111138

INDRAGUS SHOLEHUDDIN

115040207111039

HAKIIM KURNIAWAN H.

115040201111160
KELAS H

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2013

Anda mungkin juga menyukai