Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pernahkah kamu menyentuh layar TV atau Monitor komputer yang nyala? Kamu
mungkin akan merasakan sengatan kecil pada jari tanganmu. Apa yang menyebabkan
kamu merasakan sengatan tersebut? Penyebab sengatan tersebut sebetulnya sama dengan
penyebab terjadinya petir, yaitu listrik statis. Apakah listrik statis itu? Pada makalah ini
kami akan menggambarkan muatan listrik untuk memahami gejala-gejala listrik statis.
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
Adapun latar belakang dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Pak Wawan Kurniawan dan kami berharap makalah ini ber manfaat bagi
para pembaca.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah yang kamu ketahui tentang muatan listrik?
2. Apakah muatan listrik dibentuk dari listrik statis ?
3. Apa listrik itu bermuatan ?
4. Bagaimana cara mengetahui bahwa listrik bermuatan?

ii

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Listrik Statis
Listrik statis (electrostatic) membahas muatan listrik yang berada dalam keadaan
diam (statis). Listrik statis dapat menjelaskan bagaimana sebuah penggaris yang telah
digosok-gosokkan ke rambut dapat menarik potongan-potongan kecil kertas. Gejala tarik
menarik antara dua buah benda seperti penggaris plastik dan potongan kecil kertas dapat
dijelaskan menggunakan konsep muatan listrik.
Berdasarkan konsep muatan listrik, ada dua macam muatan listrik, yaitu muatan
positif dan muatan negatif. Muatan listrik timbul karena adanya elektron yang dapat
berpindah dari satu benda ke benda yang lain. Benda yang kekurangan elektron dikatakan
bermuatan positif, sedangkan benda yang kelebihan elektron dikatakan bermuatan negatif.
Elektron merupakan muatan dasar yang menentukan sifat listrik suatu benda.
Dua buah benda yang memiliki muatan sejenis akan saling tolak menolak ketika
didekatkan satu sama lain. Adapun dua buah benda dengan muatan yang berbeda (tidak
sejenis) akan saling tarik menarik saat didekatkan satu sama lain. Tarik menarik atau tolak
menolak antara dua buah benda bermuatan listrik adalah bentuk dari gaya listrik yang
dikenal juga sebagai gaya coulomb.
2.2 Muatan Listrik
Benda bermuatan listrik ialah benda yang mempunyai kelebihan sejumlah elektron
atau proton. Benda yang kelebihan sejumlah elektron akan bermuatan negatif dan yang
kelebihan sejumlah proton dikatakan bermuatan positif. Sekelompok partikel bermuatan,
misalnya atom-atom, atau elektron-elektron, selalu menempati suatu volume tertentu. Jika
ukuran volume yang ditempati partikel-partikel bermuatan tersebut sedemikian kecilnya di
bandingkan dengan jarak-jarak lain dalam persoalan yang dibicarakan, maka partikel
bermuatan tersebut dikatakan muatan titik.
Dalam literatur -biasa digunakan huruf q atau Q untuk menyatakan jumlah
kelebihan muatan positif atau negatif pada suatu benda.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap muatan Q besar atau kecil, positif
atau negatif adalah merupakan kelipatan dari:
e =1,602 X 1O-19C
Di sini -e adalah muatan untuk satu elektron dan Coulomb (C) adalah satuan
muatan listrik.
Sifat muatan listrik yaitu :
Benda yang bermuatan listrik sejenis, saling tolak-menolak.
Benda yang bermuatan listrik berlainan jenis, saling tarik menarik.
2.3 Elektroskop
ii

Untuk mengidentifikasi muatan listrik sebuah benda dapat digunakan elektroskop.


Elektroskop terdiri dari sebuah bola konduktor yang dihubungkan dengan dua buah daun
logam (biasanya emas) dengan menggunakan batang konduktor. Dengan menggunakan
bahan dari isolator sebagai penyekat, daun elektroskop dimasukkan ke dalam sebuah
wadah yang terbuat berdinding kaca.
Prinsip kerja elektroskop adalah induksi listrik.
Dimana jika kepala elektroskop yang netral didekatkan dengan benda, maka daun
elektroskop akan mengembang jika benda tersebut bermuatan listrik, dan tetap jika benda
tersebut tidak bermuatan listrik

Keterangan gambar :
a = daun elektroskop
b = batang konduktor
c = tabung gelas
d = kepala elektroskop
2.4 Hukum Coulomb
Tahun

1785

seorang

fisikawan

Prancis

yang

bernama Charles

Agustin

Coulomb menyelidiki besarnya gaya yang terjadi pada dua benda yang bermuatan listrik.
Alat yang digunakannya adalah neraca puntir (torsion balance). Hasil investigasinya
menemukan hubungan bahwa besarnya gaya listrik sebanding dengan besarnya muatan
listrik dua benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak pisah antara dua buah
benda yang bermuatan listrik. Pernyataan ini dikenal dengan nama Hukum Coulomb.
Sebagai penghargaan atas jasanya, nama coulomb digunakan sebagai satuan muatan
listrik.

ii

Persamaan Coulomb
Hukum Coulomb secara matematis dapat dituliskan :

= Gaya listrik (newton)

Q1

= Muatan listrik benda 1 (coulomb)

Q2

= muatan listrik benda 2 (coulomb)

= jarak pisah antara dua benda bermuatan listrik (meter)

= tetapan (9 x 109 N m2 C-2)

2.5 Konduktor dan Isolator


Konduktor adalah suatu bahan yang mudah menghantarkan muatan listrik. Contoh :
besi, tembaga, dan lain-lain.
Isolator adalah suatu bahan yang sukar menghantarkan muatan listrik. Contoh :
plastik, kayu, dan lain-lain.
Pada bahan-bahan yang bersifat konduktor, electron-elektron pada setiap atom tidak
diikat dengan kuat sehingga elektron-elektron dapat bergerak di dalam atom. Elektronelektron bebas inilah yang menyebabkan konduktor mudah mnghantarkan listrik.
Dalam bahan-bahan yang tergolong isolator, elektron-elektro pada setiap atom
diikat dengan kuat, sehingga pada keadaan normal tidak bebas bergerak. Oleh sebab itu
bahan-bahan isolator sukar menghantarkan listrik.
2.6 Medan Listrik
Daerah di sekitar benda yang bermuatan listrik disebut medan listrik. Benda-benda
yang bermuatan listrik mempunyai garis-garis gaya listrik. Garis gaya listrik pada muatan
positif bergerak keluar, sedangkan pada muatan negatif bergerak menuju ke pusat. Garis
gaya listrik bergerak dari muatan listrik positif menuju muatan negative.

Medan listrik dapat dinyatakan dengan kerapatan garis-garis gaya listrik. Medan
listrik yang terjadi antara muatan negative dan muatan positif sangat besar karena adanya
ii

kerapatan garis-garis gaya listrik. Sedangkan medan listrik yang terjadi antara muatan
positif dengan muatan sangat kecil karena tidak adanya kerapatan garis-garis gaya listrik.
Makin besar kerapatan garis-garis gaya listrik di suatu tempat antara 2 muatan, makin besar
pula medan listriknya.
Kuat medan listrik dapat ditentukan dengan persamaan :
E=

F
Q

E = kuat medan listrik (N/C)


F = gaya listrik antara dua muatan (N)
Q = besar muatan listrik (C)

ii

BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

ii

DAFTAR PUSTAKA

http://chelseaepriyani.blogspot.com/2013/10/makalah-listrik-statis.html
http://andisaputra278.blogspot.com/2013/03/makalah-listrik-statis.html

ii

MAKALAH IPA
LISTRIK STATIS

Oleh,
KELAS IX G
MUHAMAD RIKI

SMP NEGERI 5 RANGKASBITUNG


Jln. Prof. Dr. Ir. Sutami, No. 50 Citeras Mekarsari Banten
2015

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada kita jalan kemudahan,
kesehatan lahir dan batin dan telah memberikan nilai guna kepada kita semua atas berbagai
ilmu yang bermanfaat.
Alhamdulillah, dengan dengan hidayah dan ridho Allah, kami dapat menyusun makalah
ini. Makalah ini diharapkan dapat membawa wawasan pada pembacanya, khususnya temanteman mahasiswa. Makalah ini berisi tentang LISTRIK STATIS.
Penyusun juga meucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Penyusun juga menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari
kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangan penyusun harapkan
dari para pembaca, demi kesempurnaan makalah ini.

Lebak, Februari 2015

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

1.1 Latar Belakang ........................................................................................


1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan ................................................................
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................

1
1
1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

2.1 Konsep Dasar Listrik Statis .....................................................................


2.2 Muatan Listrik .........................................................................................
2.3 Elektrosop ...............................................................................................
2.4 Hukum Coulomb .....................................................................................
2.5 Konduktor dan Isolator ...........................................................................
2.6 Medan Listrik ..........................................................................................

2
2
3
3
4
4

BAB III PENUTUP ...................................................................................................

3.1 Kesimpulan .............................................................................................


3.2 Saran ........................................................................................................

6
6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

ii

Anda mungkin juga menyukai