Anda di halaman 1dari 4

Persiapan kesehatan untuk

Calon Jamaah Haji


Oleh: dr Marisa Anggraini M.Pd.Ked*1

Musim Haji 2008 telah berlalu. Tanpa terasa, musim Haji 2009 telah menjelang.
Pesiapan-persiapan mulai dilakukan, termasuk pemeriksaan kesehatan bagi Calon Jemaah
Haji (CJH). Memang musim Haji tahun ini masih agak lama, karena baru akan dilakukan
pada bulan November 2009. Tetapi persiapan untuk pergi ke Tanah Suci harus dilakukan
sedini mungkin. Perubahan cuaca, kegiatan fisik harus disiasati jauh-jauh hari agar
kondisi kesehatan CJH dalam kondisi prima. Kondisi fisik yang prima sangat berperan
dalam pelaksanaan Ibadah Haji. Persiapan apa saja yang harus dilakukan CJH agar tubuh
tetap bugar dan sehat selama menuanikan ibadah Haji?
Pertama-tama CJH harus menyiapkan fisik. Ibadah Haji memang menuntut kondisi yang
prima. Mulai dari Thawaf, Sai, sampai Ziarah memerlukan tubuh yang sehat dan
terlatih. Persiapan fisik tidaklah sesulit yang dibayangkan orang., cukup dengan jalan
kaki 30 menit sehari. Jalan kaki bisa dilakukan tiap hari, minimal seminggu tiga kali.
Bagi yang tidak terbiasa berolah raga, memang pada awalnya akan terasa berat. Untuk
mensiasatinya latihan fisik jangan langsung dilakukan 30 menit, melainkan bisa dimulai
dari 10 menit. Setelah 1-2 minggu intensitas waktu bisa ditambah berangsur-angsur
menjadi 20 menit, sampai akhirnya CJH bisa melakukan jalan kaki selama 30 menit.
Banyak CJH tidak menyediakan waktu khusus untuk berolah raga, karena menganggap
kerja fisik sehari-hari seperti memasak, menyapu sudah cukup untuk berolah raga. Hal
ini sangat disayangkan, karena sesungguhnya pekerjaan rumah tangga seringkali tidak
cukup untuk melatih kebugaran tubuh. Apalagi CJH sering mendapat tempat
penginapan yang jauh dari Masjidil Haram. Bagi mereka yang tidak terbiasa berjalan

* 1Penulis adalah dokter Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) tahun 2008 dan anggota Tim
Pemeriksa Kesehatan Calon Jemaah Haji tingkat Kota Bandar Lampung.

kaki, tentu akan mengalami banyak kesulitan saat harus berjalan kaki ke Masjid sampai 5
kali sehari.
Periapan kedua, setiap CJH hendaknya menjaga kesehatan dirinya dengan mengikuti
petunjuk bimbingan kesehatan dan memeriksakan/mengontrol kesehatannya secara
kontinyu hingga waktu keberangkatannya. Hal ini penting agar para CJH terpelihara
kesehatannya, sedangkan CJH dengan resiko tinggi (resti) akan terkontrol penyakitnya.
Dari data kesehatan Jemaah Haji tahun 2008, banyak CJH asal Propinsi Lampung yang
menderita penyakit kronis seperti Darah tinggi dan Kencing Manis. Sering para CJH
hanya berobat agar lolos di pemeriksaan tingkat I (di puskesmas) dan tingkat II (di
kabupaten/kota). Setelah lolos, mereka tidak kontrol kembali karena merasa sudah
sembuh. Penyakit kencing manis dan darah tinggi agak sulit untuk disembuhkan, namun
sesungguhnya kedua penyakit ini dapat dikendalikan dengan kontrol ke dokter berkala,
minum obat teratur dan menjaga pola makan. Hal ini juga berlaku bagi CJH yang pernah
menderita serangan jantung, stroke dan penyakit kronik lainnya. Kontrol secara berkala
dan keteraturan minum obat menjadi kunci utama agar penyakit yang diderita tidak
kambuh saat di tanah suci sehingga dapat mengganggu Ibadah Haji.
Kesadarn untuk menunaikan Ibadah Haji di Propinsi Lampung cukup tinggi. Hal ini
dibuktikan dengan panjangnya daftar waiting list untuk berangkat ke Tanah Suci. Namun
keinginan yang tinggi ini seringkali menimbulkan sikap yang kurang terpuji, misalnya
dengan melakukan kecurangan saat pemeriksaan kesehatan. Hal ini dilakukan biasanya
dengan menukar air seni dengan orang lain, demikian juga dengan hasil tes darah dan
hasil rontgen. Kejadian ini sangat disayangkan, karena hal tersebut bisa merugikan
Jemaah Haji sendiri saat di Tanah Suci. Terlebih bila kondisi mereka memburuk karena
kondisi di Saudi yang sangat berbeda dengan di Indonesia. Padahal jika para CJH
memberikan data kesehatan yang benar, para dokter tim pemeriksa akan mencarikan
solusi bagaimana cara menjaga kesehatan agar tidak memburuk selama di Saudi.
Sebaiknya para CJH memberikan data yang akurat, sehingga bila terjadi keadaan darurat
selama beribadah, para dokter Tenaga Kesehatan haji Indonesia (TKHI) dapat
memberikan tindakan yang tepat. Untuk CJH Resti jangan lupa membawa persediaan

obat yang cukup, untuk sekitar 45 hari (termasuk perjalanan). Sisihkan persediaan obat
untuk di perjalanan dalam tas kecil. Jangan meletakkan seluruh persediaan obat di koper
besar, karena koper besar tidak akan diberikan pada Jemaah sampai tiba di Saudi.
Khusus untuk penderita kencing manis, sebaiknya membawa glukometer (alat untuk
emndeteksi kadar gula darah).
Persiapan ketiga adalah mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang. Menu
makanan harus mengandung beberapa unsur seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan air. Makanlah makanan yang sehat dan beraneka ragam, perbanyak sayuran
hijau dan buah-buahan. Kurangi makanan yang mengandung lemak dan garam yang
tinggi. Perbanyak makanan yang menngandung karbohidrat kompleks seperti nasi, roti,
dan batasi makanan-makanan manis yang mengandung gula murni. Minumlah air putih
minimal 8 gelas sehari. Bagi penderita kencing manis, jantung koroner, darah tinggi
harus mengatur pola makanannya. Apabila CJH mengalami kesulitan dengan mengatur
pola makannya, dapat menghubungi ahli gizi untuk membantu memilihkan menu dan
takaran makanan yang tepat.
Persiapan keempat adalah mengupayakan istirahat yang cukup. Sering hari-hari CJH
dipenuhi oleh kegiatan manasik yang melelahkan, belum ditambah banyaknya rangkaian
acara Walimah yang harus diikuti, sehingga pada saat keberangkatan, kondisi tubuh
sangat lelah. Apalagi bagi CJH asal Lampung perjalanan yang dilakukan cukup panjang ,
mulai dari Lampung Jakarta- Madinah/Jeddah
Persiapan yang tidak kalah penting adalah mengatur haid. Usahakan konsultasi ke dokter
minimal satu siklus sebelum berangkat menunaikan Haji. Biasanya dokter akan
memberikan obat penunda haid. Paling ideal pil digunakan pada hari kedua sampai hari
kelima haid atau selambat-lambatnya 14 hari sebelum hari pertama haid yang ingin
ditunda.
Persiapan lain adalah imunisasi. Departemen Kesehatan Kerajaan Arab Saudi
mewajibkan imunisasi Meningitis bagi setiap CJH, yang disediakan di tempat

pemeriksaan CJH tahap kedua. Selain itu Pemerintah Saudi juga menganjurkan
imunisasi tambahan yaitu Imunisasi Influenza. Walaupun imunisasi ini tidak mencegah
penularan Influenza 100%, namun dapat menghindarkan Jemaah Haji dari Influenza yang
lebih berat. Oleh Karena itu sebaiknya setiap CJH mengupayakan imunisasi Influenza
bagi dirinya, agar terhindar dari serangan Influenza yang berat.
Jangan lupa, untuk musim Haji tahun ini jatuh pada musim dingin. Bawalah baju hangat
untuk mengantisipasi hawa dingin tersebut. Kenakan tabir surya dan pelembab, agar
kulit tidak pecah-pecah, terutama pada daerah tumit. Pakailah kacamata gelap di siang
hari, dan masker penutup hidung agar terhindar dari Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA)
yang sering menyerang para Jemaah Haji. Utamakan aktivitas wajib, jangan terlalu
memaksakan diri untuk mengikuti aktivitas tambahan. Perhatikan jam istirahat, makan
dan minum yang cukup.. Selamat jalan para Tamu Allah, semoga menjadi Haji yang
Mabrur.

Anda mungkin juga menyukai