Deskripsi Modul..............................................................................................................230
Tujuan Pembelajaran Khusus ..........................................................................................230
Pendahuluan...................................................................................................................231
Tinjauan dari Sudut Pandang Peraturan Perundangan..............................................233
Tinjauan dari Sudut Pelayanan Publik (Customer Service) .......................................234
Tinjauan dari Kepentingan Perubahan Kelembagaan
Lembaga Pelayanan Publik Menjadi Badan Layanan Umum.....................................235
Langkah-langkah Penyusunan SPM.............................................................................236
Contoh Kasus .................................................................................................................238
Penutup ...........................................................................................................................240
Daftar Pustaka ................................................................................................................241
Lembar Latihan...............................................................................................................242
Deskripsi modul:
Modul ini diawali dengan pembahasan tentang pengertian dan
manfaat Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk meningkatkan kinerja
lembaga pelayanan publik, yaitu menunjukkan akuntabilitas sebagai badan
layanan umum, menunjukkan kepedulian pada kebutuhan dan harapan
pelanggan, dan memenuhi persyaratan perundahangan yang berlaku
melalui kejelasan jenis dan indikator pelayanan yang disediakan.
Selanjutnya diuraikan tentang langkah-langkah penyusunan SPM, yang
meliputi lima langkah utama, yaitu: menyiapkan lingkungan kerja yang
menyadari pentingnya melakukan pengukuran kinerja, menyusun jenis
pelayanan dan indikator kinerja, melaksanakan pengukuran dengan
indikator dan melakukan perbaikan, mengkaji ulang indikator, dan monitoring
terhadap kinerja pelayanan dengan menggunakan indikator yang ada.
Pembahasan tentang pengertian, manfaat dan langkah penyusunan SPM
dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk menyusun indikator kinerja
lembaga pelayanan publik dan diakhiri dengan penyusunan rencana kerja
untuk mencapai target dari tiap indikator yang disusun.
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
230
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, tiap orang selalu dihadapkan pada
aturan, norma, standar, ukuran yang harus dipenuhi. Aturan, norma,
standar, maupun ukuran tersebut dapat ditetakan secara individual,
kelompok, masyarakat, ataupun pemerintah yang mengatur sikap hidup dan
tindakan dalam memenuhi kebutuhan individu dan kehidupan
bermasyarakat.
Demikian juga dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut
masyarakat umum sebagai pelayanan publik tidak luput dari norma, aturan,
standar, dan ukuran yang harus dipenuhi agar dapat menjalankan
pelayanan secara akuntabel, bisa dipertanggung jawabkan dan berkinerja
tinggi.
Pencapaian kinerja pelayanan public sering kali terkendala akibat
adanya variasi dalam penyelenggaraan atau proses pelayanan. Salah satu
upaya untuk mengurangi variasi proses tersebut adalah dengan melakukan
standarisasi. Proses standarisasi meliputi penyusunan, penerapan,
monitoring, pengendalian, dan evaluasi dan revisi standar (PP 102/2000).
Dijumpai berbagai pengertian standar, antara lain: standar adalah
tingkat keprimaan, dan digunakan sebagai dasar perbandingan (Oxford
dictionary), standar adalah rentang variasi yang dapat diterima dari suatu
norma atau kriteria (Donabedian), standar adalah pernyataan tertulis tentang
harapan spesifik (Katz dan Green), standar adalah ukuran yang ditetapkan
dan disepakati bersama, merupakan tingkat kinerja yang diharapkan
(Meissenheimer), standar adalah patok duga pencapaian (benchmarking)
yang didasarkan pada tingkat keprimaan yang diinginkan, standar dapat
dijadikan model untuk dicontoh dan digunakan sebagai dasar kajibanding
(WHO)
Peraturan Pemerintah No.102/2000 dijelaskan bahwa standar adalah
spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan
metoda yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait
dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan,
lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, sedangkan dalam UU No
23/1992 pasal 53 ayat 2 disebutkan bahwa standar adalah pedoman yang
harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara
baik.
Adanya standar dalam pelayanan publik akan memberikan manfaat
antara lain: mengurangi variasi proses, memenuhi persyaratan profesi, dan
dasar untuk mengukur mutu (Schroeder, 1994), adanya standar akan
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
231
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
232
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
233
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
234
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
235
Penyusunan indikator:
o Review indikator-indikator yang ada dari literatur maupun dari
Departemen teknis
o Review indikator-indikator yang selama ini digunakan
o Identifikasi unit-unit terkait
o Identifikasi indikator-indikator yang dapat dimonitor
o Susun indikator
o Tetapkan metoda pengumpulan data dan sumber informasi
o Tentukan metoda analisis
o Sosialisasi
o Tetapkan cara pelaporan indicator
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
236
Penerapan indikator:
o Monitor proses pengumpulan data
o Monitor analisis terhadap indikator dan pelaporannya
o Monitor penggunaan hasil analisis indicator
o Penggunaan indicator sebagai dasar untuk melakukan
perbaikan kinerja pelayanan
o Penyusunan standar teknis (standar operasional prosedur,
prosedur kerja, instruksi kerja, panduan kerja) yang menjadi
acuan untuk mencapai SPM yang telah disusun.
o Hitung biaya implementasi
Review:
o Kaji ulang terhadap indikator, cara pengumpulan data, analisis
dan hasil analisis, pemanfaatan indikator untuk perbaikan,
tindak lanjut perbaikan
o Perbaikan/penambahan/pengurangan indicator
Evaluasi dan ongoing monitoring:
Sejauh mana proses pengumpulan dan analisis data untuk tiap
indicator dilakukan
Sejauh mana indicator tersebut digunakan untuk melakukan
monitoring dan evaluasi kinerja
Sejauh mana SPM yang disusun digunakan untuk melakukan
perbaikan kinerja
Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih indikator:
Diwajibkan/dipersyaratkan oleh peraturan perundangan
Dipersyaratkan oleh pemilik (pertanggung jawaban) sebagai bentuk
akuntabilitas
Ketersediaan data
High risk, high cost, high volume, problem prone
Konsensus
Dipersyaratkan oleh customer
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun indikator:
Ada kejelasan tujuan dan latar belakang dari tiap-tiap indikator,
mengapa indikator tersebut penting dan dapat menunjukkan tingkat
kinerja organisasi/bagian/unit kerja
Kejelasan terminologi yang digunakan
Kapan pengumpulan data (kapan indikator harus di update), kapan
harus dianalisis, cara analisis, dan interpertasinya
Numerator dan denominator
Threshold (target)
Dari mana data diperoleh (sistem informasi untuk mendukung
perolehan data)
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
237
Contoh kasus:
Pada Dinas yang mengatur regulasi perijinan industri kecil telah
dilakukan studi tentang alur proses pengajuan perijinan yang
telah memenuhi kelengkapan berkas dan persyaratan teknis.
Dari alur tersebut maka dapat disimpulkan bahwa proses
penyelesaian perijinan dapat dilakukan paling cepat 3 hari dan
paling lambat 5 hari
Susun Indikator dan standar minimal untuk pelayanan perijinan
industri kecil tersebut.
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
238
Format SPM:
Jenis
Pelayanan
Dasar
Standar
Pelayanan Minimal
Indikator
Batas waktu
Pencapaian
Satker/
lembaga
penangg.
jwb
Keteranga
n
Nilai
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
239
Contoh 2
Format SPM
No
Jenis
Pelayanan
Indikator
Rasionaslisasi
Numerator
Denominator
Target
Pencapaian
Target
Waktu
Dimensi
mutu
Keterangan
/ rujukan
Penutup
Standar pelayanan minimal yang mempunyai dua elemen pokok,
yaitu indikator kinerja dan target (threshold) yang harus dicapai perlu
disusun dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan tiga alasan,
yaitu:a. peraturan perundang menghendaki demi menjamin akuntabilitas
pelayanan publik, b. pelanggan sebagai fokus pelayanan membutuhkan dan
menghendaki pelayanan yang berkualitas, memuaskan, dan dapat dijamin
memberikan keamanan, dan c. untuk menjadi badan layanan umum,
lembaga pelayanan publik harus dapat menunjukkan akuntabilitas
kinerjanya dengan ditetapkannya indikator dan target pencapaian tiap
indikator kinerja.
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
240
Daftar Pustaka:
Peraturan perundangan:
1. UU No 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah
2. UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. UU No 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah
4. UU No 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
5. PP No 84/2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
6. PP No 8/2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
7. PP No 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
8. PP No 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
9. PP No 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal
10. Perpu No 3/2005: Perubahan atas Undang-Undang No 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah
11. Permendagri No 6/2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan
Standar Pelayanan Minimal.
Kepustakaan:
ACHS, Clinical Indicator Summary Guide, ACHS Australia 2004
Donabedian, A (1982)., The Criteria and Standards of Quality, Health
Administration Press, Ann Arbor, Michigan
Hunter Area Health Service Clinical Governance Unit, Adverse Event
Management Program
Overview, August 2003
Katz, J.M., Green, E (1997)., Managing Quality: A Guide to System-wide
Performance Management in Health Care, Mosby-Year Book, St
Louis,
Missouri.
Oliver, R., Satisfaction: a Behavioral Perspective on the Customer,
Boston: McGraw-Hill, 1997
WHO (1993), Division of Strengthening of Health Service District health
System, The Contemporary use of Standards in Health Care, WHO
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
241
L E M B A R LATIHAN
Penugasan 1:
Diskusikan jenis-jenis pelayanan wajib minimal yang harus disediakan oleh
suatu lembaga pelayanan publik.
No
Jenis pelayanan
Indikator
Standar
Batas
Keterangan
waktu
pencapaian
Penugasan 2:
Lakukan identifikasi indikator-indikator yang dapat digunakan untuk
menunjukkan akuntabilitas tiap-tiap pelayanan wajib minimal tersebut
Penugasan 3:
Lengkapi indikator-indikator tersebut sesuai dengan format yang telah
ditetapkan
Penugasan 4:
Presentasi hasil diskusi
Penugasan 5:
Revisi indikator dan kesepakatan indikator yang akan digunakan
MODUL POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DITJEN BAKD, DEPDAGRI
242