Anda di halaman 1dari 4

Tabel 3.5.

2
Prevalensi penyakit asma, PPOK dan kanker menurut karakteristik, Indonesia 2013
Kanker ()***
Karakteristik
Asma*
PPOK**
Kelompok umur (tahun)
<1
1,5
0,3
1- 4
3,8
0,1
5-14
3,9
0,1
15-24
5,6
0,6
25-34
5,7
1,6
0,9
35-44
5,6
2,4
2,1
45-54
3,4
3,9
3,5
55-64
2,8
5,6
3,2
65-74
2,9
8,6
3,9
75+
2,6
9,4
5,0
Jenis Kelamin
Laki-Laki
4,4
4,2
0,6
Perempuan
4,6
3,3
2,2
Pendidikan
Tidak Sekolah
4,2
7,9
1,3
Tidak Tamat SD
4,4
6,0
1,1
Tamat SD
4,9
4,2
1,8
Tamat SMP
5,0
2,3
1,1
Tamat SMA
4,5
1,6
1,8
Tamat D1-D3/PT
3,8
1,1
3,1
Status Pekerjaan
Tidak Bekerja
4,8
4,3
2,0
Pegawai
4,3
1,4
1,6
Wiraswasta
4,4
2,6
1,7
Petani/Nelayan/Buruh
4,9
4,7
1,2
Lainnya
5,3
3,5
1,1
Tempat Tinggal
Perkotaan
4,5
3,0
1,7
1,1
Perdesaan
4,5
4,5
Kuintil Indeks Kepemilikan
0,8
Terbawah
5,8
7,0
1,4
Menengah bawah
4,7
4,8
1,2
Menengah
4,4
3,6
1,5
Menengah atas
4,3
2,7
1,8
Teratas
3,6
1,8
*Wawancara semua umur berdasarkan gejala
**Wawancara umur >30 tahun berdasarkan gejala
***Wawancara semua umur menurut diagnosis dokter

3.5.4. Diabetes melitus


Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal.
Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara
absolut maupun relatif. Ada 2 tipe diabetes melitus yaitu diabetes tipe I/diabetes juvenile yaitu
diabetes yang umumnya didapat sejak masa kanak-kanak dan diabetes tipe II yaitu diabetes yang
didapat setelah dewasa.
Gejala diabetes antara lain: rasa haus yang berlebihan (polidipsi), sering kencing (poliuri) terutama
malam hari, sering merasa lapar (poliphagi), berat badan yang turun dengan cepat, keluhan

87

lemah, kesemutan pada tangan dan kaki, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, impotensi, luka sulit
sembuh, keputihan, penyakit kulit akibat jamur di bawah lipatan kulit, dan pada ibu-ibu sering
melahirkan bayi besar dengan berat badan >4 kg. Didefinisikan sebagai DM jika pernah
didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter atau belum pernah didiagnosis menderita
kencing manis oleh dokter tetapi dalam 1 bulan terakhir mengalami gejala: sering lapar dan sering
haus dan sering buang air kecil & jumlah banyak dan berat badan turun.

3.5.5. Penyakit hipertiroid


Penyakit hipertiroid adalah suatu keadaan ketika fungsi kelenjar gondok (tiroid) menjadi
berlebihan. Kelebihan fungsi kelenjar tersebut meningkatkan produksi hormon tiroid yang
mempengaruhi metabolisme tubuh. Gejala penyakit hipertiroid antara lain: jantung berdebardebar, berkeringat banyak, penurunan berat badan, cemas, tidak tahan terhadap udara dingin,
dan lain-lain. Didefinisikan sebagai hipertiroid jika pernah didiagnosis hipertiroid oleh dokter.
3.5.6. Hipertensi/Tekanan darah tinggi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara
kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu
fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal. Didefinisikan
sebagai hipertensi jika pernah didiagnosis menderita hipertensi/penyakit tekanan darah tinggi oleh
tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan) atau belum pernah didiagnosis menderita hipertensi
tetapi saat diwawancara sedang minum obat medis untuk tekanan darah tinggi (minum obat
sendiri). Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis
JNC VII 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah
diastolik 90 mmHg. Kriteria JNC VII 2003 hanya berlaku untuk umur 18 tahun, maka prevalensi
hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah dihitung hanya pada penduduk umur 18
tahun. Mengingat pengukuran tekanan darah dilakukan pada penduduk umur 15 tahun maka
temuan kasus hipertensi pada umur 15-17 tahun sesuai kriteria JNC VII 2003 akan dilaporkan
secara garis besar sebagai tambahan informasi.
Dari tabel 3.5.3 terlihat prevalensi diabetes dan hipertiroid di Indonesia berdasarkan wawancara
yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5 persen dan 0,4 persen. DM terdiagnosis dokter atau gejala
sebesar 2,1 persen. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI
Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%).
Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah
(3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur 3,3 persen.
Prevalensi hipertiroid tertinggi di DI Yogyakarta dan DKI Jakarta (masing-masing 0,7%), Jawa
Timur (0,6%), dan Jawa Barat (0,5%).
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur 18 tahun sebesar
25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan
Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis tenaga kesehatan
atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat sendiri.
Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar
0.7 persen. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7 %).

Tabel 3.5.3
Prevalensi diabetes, hipertiroid pada umur 15 tahun dan hipertensi pada umur 18 tahun
menurut provinsi, Indonesia 2013
Hipertensi
Provinsi
Diabetes
Hipertiroid
Wawancara
Pengukuran
D
D/G
D
D
D/O
U
Aceh
1,8
2,6
0,3
9,7
9,8
21,5
Sumatera Utara
1,8
2,3
0,3
6,6
6,7
24,7
Sumatera Barat
1,3
1,8
0,3
7,8
7,9
22,6
Riau
1,0
1,2
0,1
6,0
6,1
20,9
Jambi
1,1
1,2
0,2
7,4
7,4
24,6
Sumatera Selatan
0,9
1,3
0,1
7,0
7,0
26,1
Bengkulu
0,9
1,0
0,2
7,8
7,9
21,6
Lampung
0,7
0,8
0,2
7,4
7,4
24,7
Bangka Belitung
2,1
2,5
0,4
9,9
10,0
30,9
Kepulauan Riau
1,3
1,5
0,2
8,8
8,8
22,4
DKI Jakarta
2,5
3,0
0,7
10,0
10,1
20,0
Jawa Barat
1,3
2,0
0,5
10,5
10,6
29,4
Jawa Tengah
1,6
1,9
0,5
9,5
9,5
26,4
DI Yogyakarta
2,6
3,0
0,7
12,8
12,9
25,7
Jawa Timur
2,1
2,5
0,6
10,7
10,8
26,2
Banten
1,3
1,6
0,4
8,6
8,6
23,0
Bali
1,3
1,5
0,4
8,7
8,8
19,9
Nusa Tenggara Barat
0,9
1,3
0,2
6,7
6,8
24,3
Nusa Tenggara Timur
1,2
3,3
0,4
7,2
7,4
23,3
Kalimantan Barat
0,8
1,0
0,1
8,0
8,1
28,3
Kalimantan Tengah
1,2
1,6
0,2
10,6
10,7
26,7
Kalimantan Selatan
1,4
2,0
0,2
13,1
13,3
30,8
Kalimantan Timur
2,3
2,7
0,3
10,3
10,4
29,6
Sulawesi Utara
2,4
3,6
0,5
15,0
15,2
27,1
Sulawesi Tengah
1,6
3,7
0,4
11,6
11,9
28,7
Sulawesi Selatan
1,6
3,4
0,5
10,3
10,5
28,1
Sulawesi Tenggara
1,1
1,9
0,3
7,6
7,8
22,5
Gorontalo
1,5
2,8
0,3
11,1
11,3
29,0
Sulawesi Barat
0,8
2,2
0,3
9,5
9,6
22,5
Maluku
1,0
2,1
0,2
6,6
6,8
24,1
Maluku Utara
1,2
2,2
0,2
6,9
7,0
21,2
Papua Barat
1,0
1,2
0,2
5,0
5,2
20,5
Papua
0,8
2,3
0,2
3,2
3,3
16,8
Indonesia
1,5
2,1
0,4
9,4
9,5
25,8
Dari tabel 3.5.4 terlihat prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter dan gejala
meningkat sesuai dengan bertambahnya umur, namun mulai umur 65 tahun cenderung menurun.
Prevalensi hipertiroid cenderung meningkat seiring bertambahnya umur dan menetap mulai umur
45 tahun. Prevalensi hipertensi berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan pengukuran
terlihat meningkat dengan bertambahnya umur. Prevalensi DM, hipertiroid, dan hipertensi pada
perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki. Prevalensi DM, hipertiroid, dan hipertensi di
perkotaan cenderung lebih tinggi dari pada perdesaan.
Prevalensi DM cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi dan
dengan kuintil indeks kepemilikan tinggi. Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi pada

89

kelompok pendidikan lebih rendah dan kelompok tidak bekerja, kemungkinan akibat ketidaktahuan
tentang pola makan yang baik.
Pada analisis hipertensi terbatas pada usia 15-17 tahun menurut JNC VII 2003 didapatkan
prevalensi nasional sebesar 5,3 persen (laki-laki 6,0% dan perempuan 4,7%), perdesaan (5,6%)
lebih tinggi dari perkotaan (5,1%).
Tabel 3.5.4
Prevalensi diabetes, hipertiroid, hipertensi menurut karakteristik, Indonesia 2013
Hipertensi**
Diabetes *
Hipertiroid*
Pengukuran
Karakteristik
Wawan cara
D
D/G
D
D
D/O
U
Kelompok umur (tahun)
15-24
0,1
0,6
0,4
1,2
1,2
8,7
25-34
0,3
0,8
0,3
3,4
3,4
14,7
35-44
1,1
1,7
0,4
8,1
8,2
24,8
45-54
3,3
3,9
0,5
14,8
15,0
35,6
55-64
4,8
5,5
0,5
20,5
20,7
45,9
65-74
4,2
4,8
0,5
26,4
26,7
57,6
75+
2,8
3,5
0,5
27,7
27,9
63,8
Jenis Kelamin
Laki-Laki
1,4
2,0
0,2
6,5
6,6
22,8
Perempuan
1,7
2,3
0,6
12,2
12,3
28,8
Pendidikan
Tidak Sekolah
1,8
2,7
0,4
17,4
17,6
42,0
Tidak Tamat SD
1,9
2,8
0,4
13,9
14,1
34,7
Tamat SD
1,6
2,3
0,4
11,3
11,5
29,7
Tamat SMP
1,0
1,5
0,4
6,8
6,9
20,6
Tamat SMA
1,4
1,8
0,4
5,7
5,8
18,6
Tamat D1-D3/PT
2,5
2,8
0,6
7,3
7,5
22,1
Status Pekerjaan
Tidak Bekerja
1,8
2,4
0,5
12,4
12,5
29,2
Pegawai
1,7
2,1
0,5
6,3
6,4
20,6
Wiraswasta
2,0
2,4
0,4
8,5
8,6
24,7
Petani/Nelayan/Buruh
0,8
1,6
0,3
7,8
7,8
25,0
Lainnya
1,8
2,4
0,4
8,8
8,9
24,1
Tempat Tinggal
Perkotaan
2,0
2,5
0,5
9,9
10,0
26,1
Perdesaan
1,0
1,7
0,4
8,8
8,9
25,5
Kuintil Indeks Kepemilikan
Terbawah
0,5
1,6
0,3
8,4
8,5
25,5
Menengah bawah
0,9
1,6
0,4
9,6
9,7
27,2
Menengah
1,2
1,8
0,4
9,6
9,7
25,9
Menengah atas
1,9
2,4
0,5
9,6
9,7
25,1
Teratas
2,6
3,0
0,5
9,4
9,5
25,4
*Umur > 15 tahun
**Umur 18 tahun

3.5.7. Penyakit Jantung


Penyakit jantung pada orang dewasa yang sering ditemui adalah penyakit jantung koroner dan
gagal jantung. Responden biasanya mengetahui penyakit jantung yang diderita sebagai penyakit
jantung saja. Cara membedakannya dengan menanyakan gejala yang dialami responden.

Anda mungkin juga menyukai