Anda di halaman 1dari 2

Seri Seluk Beluk (A-Z): Profesi-019-12

MENGEMBANGKAN STANDAR KOMPETENSI KERJA


Oleh: Ir. Surono MPhil
Apa itu Standar Kompetensi
Kerja?
Adalah rumusan kemampuan
kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, ketrampilan dan
sikap kerja yang relevan dengan
pelaksnaan tugas dan syarat
kualifikasi jabatan yang ditetapkan sesuai dengan standar regulasi
teknis serta konteks persyaratan tempat kerja. Terdapat beberapa
jenis standar yakni standar nasional, di Indonesia kita kenal
sebagai SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia);
Standar internasional merupakan standar yang dikembangkan
oleh organisasi internasional, standar internasional dapat diperoleh
untuk dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan seharusnya
berlaku secara internasional; dan Standar khusus (spesifik)
merupakan standar yang dikembangkan oleh organisasi yang
mempunyai kompetensi atau tugas di bidang stadardisasi untuk
dipergunakan secara khusus dan dipublikasikan secara formal
bagi komunitas spesifik atau dalam bentuk jurnal.

Tujuan pengembangan standar kompetensi?

Menetapkan persyaratan kinerja oleh industri, organisasi atau


kelompok profesional;
Menetapkan acuan pembanding untuk pembelajaran,
asesmen dan pengakuan pendidikan dan pelatihan;
Menetapkan persyaratan regulasi atau lisensi;
Menetapkan persyaratan untuk memasuki suatu okupasi atau
profesi;
Memberikan dasar untuk pemeliharaan kompetensi suatu
okupasi atau profesi; atau
mendukung
pencapaian
tujuan
bisnis,
strategi,
pengembangan SDM atau organisasi.

.
Manfaat standar kompetensi.
Bagi masyarakat profesi/tenaga kerja/ peserta pelatihan/
peserta didik:
Membantu memastikan dan memelihara kompetensi peserta
didik hasil pembelajaran di sekolah, pelatihan, tempat kerja.
Membatu siswa dalam mengukur tingkat pencapaian
kompetensi dalam proses belajar baik secara formal maupun
secara mandiri.

Seri Seluk Beluk (A-Z): Profesi-018-12


Membantu pengakuan kompetensi oleh industri lintas sektor dan
lintas negara.

c.

Bagi lembaga pendidikan:


Membantu memastikan link and match antara kompetensi
lulusan dengan tuntutan kompetensi dari industri.
Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam
pengembangan program pendidikan.
Membantu memastikan pencapain hasil pendidikan yang tinggi.
Menyelenggarakan rekrutmen dengan RPL (Rekognisi
Pembelajaran Lampau/ Recognition Prior Learning).
Bagi Industri:
Membantu
industri
dalam
pemetaan
kompetensi,
pengembangan job & task, mengembangkan struktur
organisasi, dan SOP di industri,
Membantu Industri dalam rekruitmen, appraisal dan/atau
remunerasi berbasis kompetensi
Membantu industri dalam pengembangan pelatihan dan
asesmen berbasis kompetensi dalam rangka pengembangan
Human Capital.

d.
e.
f.
g.
h.
i.
3.

Secara umum sistem standardisasi nasional dapat digambarkan


seperti dibawah ini.
SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
!

Tatanan keterkaitan komponen standardisasi kompetensi kerja nasional yang


komprehensif dan sinerjik dalam rangka mencapai tujuan standardisasi
kompetensi kerja nasional di Indonesia;
Pemberlakuan
Akreditasi LDP
Penerapan
Standar

Pelatihan berbasis
kompetensi
Lisensi LSP

Pengembangan
Standar

SKKNI
Harmonisasi
Standardisasi

Sertifikasi
Kompetensi

MRA

SDM
Profesional
Kompeten
Kompetitif

Kerjasama
Notifikasi

Pembinaan dan Pengendalian

Langkah-langkah mengembangkan standar kompetansi.


1.

2.

Menginterpretasi persyaratan dan riset area kompetensi


a. Klarifikasi ruang lingkup dan tujuan pengembangan
standar kompetensi.
b. Konfirmasi sistem standardisasi dan regulasi teknis.
c. Riset awal untuk mengidentifikasi informasi yang relevan
sesuai ruang lingkup, untuk mengambangkan rencana
pengembangan standar.
d. Pemetaan fungsi area kompetensi berdasarkan fungsi
kerja (RMCS) dan regulasi teknis: fungsi
usaha/organisasi, fungsi kunci, fungsi utama dan fungsi
dasar.
e. Riset yang mencakupi area fungsi kerja kritis dan
spesifik, ketrampilan teknis dan generik, pengetahuan
dan atribut.
f. Rumuskan rencana kerja perumusan standar
kompetensi dari hasil riset dan informasi.
g. Konfirmasi rencana standadisasi dengan pihak yang
relevan.
Memformulasikan standar kompetensi
a. Tetapkan judul unit kompetensi berdasarkan fungsi
dasar dari hasil riset dan pemetaan kompetensi.
b. Tetapkan elemen unit kompetensi berdasarkan langkahlangkah utama proses memproduksi produk atau jasa

4.

Tetapkan kriteria unjuk kerja berdasarkan tahap-tahap/


instruksi kerja dalam industri yang mampu telusur
terhadap standar dan regulasi teknis, yang beri aspek
pengetahuan ketrampilan dan sikap ditempat kerja.
Tetapkan batasan variabel yang mencakupi konteks
varieble dari KUK, sarana prasarana, standar dan
regulasi teknis.
Tetapkan panduan penilaian untuk mengases
pengetahuan, ketrampilan dan sikap, serta aspek-aspek
kritis.
Identifikasi skill for employability untuk dapat unit ini
dapat diterapkan oleh tenaga yang kompeten.
Pastikan akurasi dan presisi hasil perumusan standar.
Seluruh bagian dari format dan struktur standar
kompetensi dikembangkan dan ditulis agar dokumen
tersebut dapat digunakan sebagai benchmark.
Rancangan standar kompetensi dikonfirmasikan dengan
personil yang relevan

Memvalidasi Standar Kompetensi


a. Rancang proses validasi yang komprehensif melalui
verifikasi, pra-konvensi, konsensus/ konvensi untuk
menelaah dan memvalidasi rancangan standar
kompetensi
b. Kembangkan mekanisme verifikasi untuk mengelola
saran dan masukan.
c. Konsultasi stakeholder melalui pra-konvensi dan
konvensi untuk dijadikan bahan penyempurnaan
d. Perbaikan dan penyempurnaan rancangan standar
sesuai masukan dan acuan normatif.
e. Dokumentasikan hasil perbaikan konsultasi/konvensi .
f. Konfirmasi hasil perbaikan dengan yang tepat.
.
Memfinalisasi standar kompetensi
a. Cek dan edit Rancangan standar kompetensi untuk
meyakinkan bahwa semua perubahan yang tepat telah
dibuat dan memenuhi seluruh persyaratan
b. Pertimbangkan beberapa isu final untuk dimasukkan
dalam rancangan final lalu dikonfirmasikan dan
disampaikan kepada klien.
c. Evaluasi dan refleksikan proses yang dikembangkan
untuk digunakan sebagai dasar dalam rangka perubahan
dan pengembangan

Secara umum proses diatas dapat digambarkan sebagai berikut:


SUBSISTEM PENGEMBANGAN SKKNI
TUNTUTAN
KEBUTUHAN SKKNI

KAJI ULANG STANDAR

PERUMUSAN STANDAR

VERIFIKASI
PENERAPAN STANDAR

PENETAPAN STANDAR

KONVENSI

PRA-KONVENSI

VERIFIKASI

Copyright by Surono, BNSP, 2012. (surono.ckp@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai