Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UAS SYNDICATE PRESENTATION

KEPEMIMPINAN
I. PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk mencapai 252 juta jiwa
(Bank Indonesia, 2014). Indonesia juga memiliki wilayah yang sangat luas dan terdiri
dari ribuan pulau. Hal ini tentu menimbulkan masalah tersendiri dalam hal komunikasi
pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah dalam menetapkan kebijakan atau
keputusan strategis harus mengkomunikasikan kebijakan tersebut kepada masyarakat.
Selain karena masyarakat memiliki hak untuk mengetahui, juga komunikasi kebijakan
tersebut bertujuan agar pelaksanaannya berjalan dengan baik dan sesuai tujuan.
Upaya komunikasi oleh pemerintah terhadap masyarakat memungkinkan adanya
hubungan dua arah yang berkesinambungan. Terbentuknya hubungan pemerintah
dengan masyarakat yang diperintah disebut dengan Komunikasi Pemerintahan.
Komunikasi pemerintahan meliputi komunikasi antar manusia, komunikasi publik,
komunikasi politik, komunikasi organisasional, yang kemudian menjadi konstruksi
komunikasi pemerintahan.
Bagi pemerintah, komunikasi pemerintahan digunakan sebagai alat pelaksanaan
kebijakan terutama kebijakan yang bersifat strategis. Komunikasi pemerintahan juga
dapat digunakan oleh pemerintah sebagai alat dalam menyampaikan fungsi dan tujuan
dari suatu kebijakan, mengajak masyarakat untuk bekerja sama, sekaligus meyakinkan
masyarakat terhadap suatu kebijakan melalui simbol-simbol, bahasa, pembentukan opini
publik, upaya advokasi, propaganda, iklan provokasi, dan retorika. Masyarakat harus
mengerti latar belakang dan tujuan dari suatu kebijakan yang diputuskan pemerintah,
agar dapat tercapai persepsi yang sama antara maksud dan tujuan pemerintah dengan
pemahaman dari masyarakat itu.
Kondisi di Indonesia dewasa ini, proses komunikasi pemerintahan kurang
berjalan dengan baik. Rakyat terlihat seperti sudah kehilangan kepercayaan terhadap
pemerintah. Di sisi lain pemerintah juga terlihat seperti tidak tanggap terhadap aspirasi
rakyat. Hal tersebut menyiratkan adanya masalah dalam komunikasi pemerintahan di
Indonesia. Masalah ini dapat terlihat lebih jelas dalam beberapa contoh kasus

pembentukan dan penetapan kebijakan publik. Cukup banyak kebijakan pemerintah


yang tidak sesuai dengan keinginan atau kebutuhan rakyat.
II. KERANGKA PEMIKIRAN

II.1. Komunikasi
Istilah komunikasi didefinisikan dengan berbagai sudut pandang dan redaksi.
Para ahli "tidak kompak" dalam mendefinisikan istilah yang berakar kata Latin
communicatio (berpartisipasi, memberitahukan), communicatus (berbagi, milik
bersama), dan komunis (milik bersama, berlaku di mana-mana). Masing-masing pakar
komunikasi memberikan sesuai dengan perspektif dan sudut pandangnya. Namun, ada
kesamaan dalam definisi mereka, yaitu komunikasi menyangkut masalah penyampaian
dan penerimaan pesan (message delivering and receiving).
Definisi komunikasi yang paling populer dikemukakan Harold Lasswell. Dalam
definisinya, Lasswell menyebutkan pula unsur-unsur komunikasi:
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa?
mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa?
(who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
II.2. Model Komunikasi
Model komunikasi menurut Schramm (1954) dibagi menjadi 3 garis besar

Model pertama : Model komunikasi manusia yang sederhana

Model kedua : Model komunikasi yang lebih rumit yang memperhitungkan


pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi. Kesamaan dalam bidang
pengalaman yang dimiliki sumber dan sasaran yang sebenarnya dikomunikasikan

Model ketiga : Model yang menganggap komunikasi sebagai interaksi kedua pihak
yang menyandi, menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima
sinyal. Ada proses yang berkelanjutan dalam memberikan umpan balik atau berbagi
informasi

II.3. Komunikasi Politik


Komunikasi adalah proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk
menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia (yang berdasarkan itu
mereka bertindak) dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol. Sedangkan
politik adalah proses, dan seperti komunikasi, politik melibatkan pembicaraan. Ini
bukan pembicaraan dalam arti sempit seperti kata yang diucapkan, melainkan
pembicaraan dalam arti yang lebih inklusif, yang berarti segala cara orang bertukar
simbol kata-kata yang dituliskan dan diucapkan, gambar, gerakan, sikap tubuh,
perangai, dan pakaian. Oleh karena banyak aspek kehidupan politik yang dapat
dilukiskan dengan komunikasi, sehingga disebut dengan komunikasi politik. (Nimmo,
2005)
Komunikasi dan politik merupakan suatu kajian yang saling mencakupi dan
menyatu. Komunikasi politik telah ada sejak manusia berpolitik dan berkomunikasi.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwasanya komunikasi politik membahas
mengenai pendapat umum, media massa, kampanye dan lain sebagainya. Komunikasi
politik sangat berkaitan erat dengan sistem politik, karena di dalam pelaksanaannya
komunikasi politik saling memiliki hubungan di antara sub-sub yang terdapat dalam
sistem politik. Di dalam melaksanakan sebuah sistem politik maka diperlukan adanya
suatu komunikasi politik dalam pelaksanaannya. Bisa dikatakan bahwa komunikasi
politik merupakan suatu fungsi dalam sistem poltik dan juga sebagai syarat bagi
terciptanya dan berlangsungnya fungsi-fungsi lainnya. Oleh karena itu komunikasi
politik sangat mempengaruhi suatu negara.
II.4. Kebijakan Publik
Kebijakan publik meliputi semua kebijakan yang berasal dari pemerintah, seperti
kebijakan ekonomi, transportasi, komunikasi, pertahanan dan keamanan, serta fasilitasfasilitas umum lainnya. Menurut Dye (2012), kebijakan publik didefinisikan sebagai
whatever government choose to do or not to do. Sedangkan menurut Abidin (2002)
Kebijakan publik secara harafiah adalah terjemahan langsung dari kata public policy.
Kebijakan publik secara definitif merupakan serangkaian tindakan pemerintah baik
dilakukan maupun tidak dilakukan, dipilih oleh seorang atau sejumlah aktor,

dilaksanakan dan memiliki pengaruh terhadap sebagian besar orang untuk mencapai
tujuan atau memecahkan persoalan tertentu (Winarno, 2002)

III. PEMBAHASAN
Komunikasi pemerintahan seperti yang telah dijelaskan pada bab I, merupakan
suatu alat yang digunakan oleh pemerintah di suatu negara untuk mencapai tujuan dari
suatu kebijakan publik terutama kebijakan yang bersifat strategis. Keberhasilan
komunikasi pemerintahan dapat dilihat dari penerimaan dan pemahaman masyarakat
terhadap suatu kebijakan, kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan kebijakan, serta
tingkat keberhasilan kebijakan tersebut. Kebijakan strategis pemerintah yang dapat
dijadikan contoh kasus pelaksanaan komunikasi pemerintahan dan baru saja
dilaksanakan antara lain adalah BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan) dan penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
III.1. BPJS Kesehatan
BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan), yang
dikelola oleh PT Askes Indonesia (Persero), kemudian PT. Askes Indonesia berubah
menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014. BPJS adalah sistem jaminan
kesehatan masyarakat yang

mengacu pada prinsip asuransi kesehatan sosial dan

pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. BPJS


merupakan badan hukum dengan tujuan yaitu mewujudkan terselenggaranya pemberian
jaminan untuk terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta
dan/atau anggota keluarganya (BPJS Kesehatan, 2014).
BPJS sangat membantu masyarakat apabila dilaksanakan secara profesional dan
sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Tetapi kenyataan banyak masalah yang
muncul, salah satunya adalah upaya sosialisasi yang ternyata kurang tepat sasaran.
Meskipun BPJS sudah berupaya untuk melakukan sosialisasi melalui iklan di TV atau
media cetak dan berbagai bentuk penyebaran informasi lainnya, namun informasi ini
ternyata tidak mampu menjangkau masyarakat di berbagai daerah. Hal ini dapat dilihat
dari sepinya pendaftaran peserta BPJS mandiri di beberapa tempat. Bahkan ada isu

bahwa pendaftaran sebagai peserta BPJS harus menggunakan e-KTP dan kartu keluarga
yang menyebabkan banyak warga Papua dan Papua Barat tidak bisa mendaftar.
Kurangnya komunikasi dan sosialisasi menyebabkan informasi yang beredar
mengenai prosedur pendaftaran dan pemanfaatan BPJS Kesehatan di beberapa daerah
membingungkan calon peserta. Hal ini menandakan bahwa sosialisasi BPJS kurang
jelas dan belum mampu menjangkau secara signifikan masyarakat sasaran secara luas.
Akibatnya tidak jarang pegawai rumah sakit yang menerima pengaduan pasien, dituduh
mempersulit, bahkan dituding mencari keuntungan. Tidak sedikit juga masyarakat yang
mendatangi RS bukan untuk berobat melainkan untuk menanyakan mengenai BPJS.
III.2. Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)
Pengurangan subsidi BBM terjadi pada bulan-bulan awal pemerintahan Presiden
Joko Widodo, pengurangan subsidi BBM bertujuan untuk mengurangi beban APBN
akibat impor BBM. Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan subsidi guna mencapai
sejumlah sasaran sosial dan ekonomi. Kebijakan ini kerap ditujukan untuk pengentasan
kemiskinan, pembangunan infrastruktur, serta pengembangan fasilitas kesehatan dan
pendidikan. Namun, seiring semakin tingginya kebutuhan lain yang harus diurus oleh
pemerintah, menentukan alokasi sumber daya keuangan publik menjadi salah satu tugas
pemerintah yang paling penting dan sulit (IISD, 2012).
Pengurangan subsidi di awal pemerintahan Joko Widodo ini terjadi pada saat
harga minyak dunia menurun tajam, dan ini menimbulkan pertanyaan yang meluas di
masyarakat. Masyarakat juga menjadi bingung atas tanggapan dari beberapa ahli dan
praktisi yang pro dan kontra terhadap pengurangan subsidi BBM di berbagai media.
Masyarakat juga banyak menanyakan kejelasan tentang pemanfaatan anggaran yang
dialihkan dari subsidi BBM.
Sebenarnya kebingungan masyarakat beserta berbagai pernyataan tersebut dapat
dihindari jika Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo dan beserta Menteri-menteri
terkait memberikan penjelasan secara lengkap dan detail mengenai pengurangan subsidi
BBM. Hal ini menunjukkan kurangnya komunikasi pemerintahan Presiden Jokowi
beserta anggota Kabinet Kerja terkait kepada masyarakat. Bertolak belakang dengan
sikap Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada isu
komunikasi publik pada kampanye Pemilu Capres dan Cawapres 2014. Melalui

pernyataan visi misinya, pada esensinya Jokowi-JK berkomitmen untuk meningkatkan


peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan
Publik yang baik melalui misi piagam warga atau UU kontrak Layanan Publik (Visi
Misi Jokowi-JK 2014, hal: 7 dan 28)
KESIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Komunikasi pemerintahan sangat penting dalam pelaksanaan kebijakan strategis

Setiap kebijakan yang dibuat dan ditetapkan pemerintah harus didukung oleh
masyarakat banyak untuk menjamin keberhasilan dalam mencapai tujuan dari
kebijakan

Dukungan dari masyarakat terhadap suatu kebijakan dapat tercapai apabila


masyarakat memiliki pemahaman terhadap latar belakang dan tujuan dari kebijakan
tersebut

Pemerintah Indonesia belum berhasil dalam melaksanakan komunikasi pemerintahan


yang efektif dan efisien.

SARAN

Perlu diperbaiki cara komunikasi publik pemerintah

Pemerintah harus mengkomunikasikan setiap kebijakan kepada masyarakat secara


jelas dan rinci mengenai latar belakang dan tujuan dari kebijakan

Lebih memanfaatkan media internet sebagai sarana komunikasi pemerintahan

Perlu dibentuk tim kepresidenan khusus yang bertanggung jawab penuh terhadap
komunikasi pemerintah dengan masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan Publik, Jakarta.


Aswell, Harold D. (1948). The Structure and Function of Communication in Society,
in Schramm, W. (Ed.). (1960). Mass Communications (2nd ed.). Urbana, IL:
University of Illinois
Dye, Thomas R. 2012. Understanding Public Policy, Prentice Hall. New Jersey.
Mulyana, Deddy 2002, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosda Karya
Bandung
Nimmo, Dan. 2005 Komunikasi Politik . PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Panduan Masyarakat Tentang Subsidi Energi di Indonesia Perkembangan Terakhir 2012,
International Institute For Sustainable Developments, 2012
Rogers, Everett. M, & Shoemaker F. Flaoyd. 1971, Communication of Inovation.
London: Free Press Macmillan Publishing.
Schramm, Wilbur. 1954. How Communication Works, in The Process and Effects of
Communication, Urbana: University of Illinois Press.
Uchajana, Onong Effendy . 1990. Ilmu Komunikasi, Teori dan Parktek. PT Remaja
Rosda Karya, Bandung.
Visi Misi Jokowi-JK 2014
Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik, Media Presindo, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai