Anda di halaman 1dari 7

PERPINDAHAN PANAS

DASAR-DASAR PERPINDAHAN KALOR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perpindahan Panas


Semester III
Dosen Pengampu : Danar S. Wijayanto, S.T., M.Eng.
Disusun oleh :
ANANDA YHUTO W.P.
NIM. K2511004

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
1. ALIRAN LAMINER

aliran laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisanlapisan yang membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama
lain. Alirannya relatief mempunyai kecepatan rendah dan fluidanya bergerak
sejajar (laminae) & mempunyai batasan-batasan yang berisi aliran fluida.
Aliran laminar adalah aliran fluida tanpa arus turbulent ( pusaran air ).
Partikel fluida mengalir atau bergerak dengan bentuk garis lurus dan sejajar.
Laminar adalah ciri dari arus yang berkecepatan rendah, dan partikel sedimen
dalam zona aliran berpindah dengan menggelinding (rolling) ataupun terangkat
(saltation). Pada laju aliran rendah, aliran laminer tergambar sebagai filamen
panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran laminer mempunyai Bilangan
Reynold lebih kecil dari 2300.

Pada aliran laminer, gaya viscous (gesek) yang relatif besar mempengaruhi
kecepatan aliran sehingga semakin mendekati dinding pipa, semakin rendah
kecepatannya. Secara teori, aliran ini berbentuk parabola dengan bagian tengah
mempunyai kecepatan paling pinggir mempunyai kecepatan paling rendah akibat
adanya gaya gesekan.

2. ALIRAN TRANSISI
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen. Aliran Transisi terjadi ketika kecepatan aliran itu bertambah atau
viskositasnya berkurang, gangguan akan terus teramati dengan jarak hilir yang
semakin besar dan akhirnya suatu keadaan peralihan akan tercapai.
Aliran transisi berada di antara aliran laminer dan turbulen maka bilangan
reynoldnya juga demikian, aliran transisi memiliki bilangan reynold antara 2300
4000.

DASAR-DASAR PERPINDAHAN KALOR/K2511004/PTM/FKIP/UNS

3. ALIRAN TURBULEN
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak
secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi.
Akibat dari hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan.
Turbulen mentransport partikel-partikel dengan dua cara; dengan
penambahan gaya fluida dan penurunuan tekanan lokal ketika pusaran turbulen
bekerja padanya. Keduanya adalah penyebab terjadinya transportasi pasir
sepanjang bawah permukaan.
Di alam hampir semua mekanisme transport pasir terjadi secara turbulen.
Turbulen terutama terjadi di sungai akibat penggerusan sepanjang batas arus air,
dan meningkat akibat kekasaran bawah permukaan; sepanjang garis pantai dan
laut penyebabnya adalah ombak, tekanan angin permukaan, dan penggerusan arus.
Di udara turbulen yang membawa bekas ledakan volkanis ditransport angin.
Besarnya gerakan turbulen bervariasi dari mikro hingga makro, yang terakhir tadi
sangat mudah dilihat di sungai dengan penampakkan pusaran yang kompleks atau
dengan boil yang berbenturan dengan permukaan sungai, secara terus menerus.
Aliran turbulen mempunyai bilangan reynold yang lebih besar dari 4000.

4. ALIRAN STEADY
Aliran Steady terjadi di titik manapun bila kondisi seperti kecepatan,
tekanan dan kondisi lintasan partikel di dalam fluida tidak terjadi perubahan
terhadap waktu. Tetapi dalam kenyataannya, kecepatan dan tekanan dalam fluida
selalu bervariasi dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat lain. Apabila
rata- rata kecepatan dan tekanan tersebut adalah konstan, maka aliran tersebut
dimasukkan ke aliran steady. Sehingga didapatkan macam-macam aliran steady
yaitu:
Aliran uniform steady adalah aliran yang mempunyai kondisi tidak
berubah terhadap posisi dan waktu. Kecepatan dan penampang aliran fluida sama
dalam satu bentuk penampang. Misalnya, aliran dalam pipa uniform dengan
kecepatan konstan.
DASAR-DASAR PERPINDAHAN KALOR/K2511004/PTM/FKIP/UNS

Aliran non-uniform steady adalah aliran yang kondisinya berubah dari satu
posisi ke posisi yang lain tetapi tetap terhadap waktu. Kecepatan dan penampang
aliran fluida sama dalam beberapa bentuk penampang aliran yang berbeda tetapi
tidak berbeda terhadap waktu. Contohnya, aliran fluida dalam pipa yang
berbentuk tangga dengan kecepatan yang konstan.
Dimana aliran dikatakan uniform, bila kecepatan aliran fluida sama dari
titik satu ke titik yang lain dan sebaliknya. Dalam rumusan matematis aliran
steady dapat dirumuskan:
/t = 0
yaitu perubahan kondisi fluida, misal kecepatan, dan t adalah perubahan
waktu.

5. ALIRAN TAK STEADY


Apabila aliran pada suatu titik dalam suatu aliran mempunyai kondisi yang
berubah terhadap waktu. Contohnya adalah seperti aliran banjir. Dalam rumusan
matematis aliran steady dapat dirumuskan:
v/t0 dan Q/t0
Q = A.V = tdak konstan (QinQout)
v yaitu perubahan kondisi fluida, misal kecepatan,
t adalah perubahan waktu.
Macam-macam aliran unsteady sebagai berikut :
Unsteady uniform, aliran pada saat tertentu mempunyai kecepatan pada
setiap posisi yang sama, tetapi kecepatan akan berubah terhadap waktu.
Contohnya, seperti pipa pada saat mulai dipompa.
Unsteady non-uniform, aliran yang mempunyai model aliran dan
kecepatan yang bervariasi dari satu posisi ke posisi yang lain dan juga berubah
terhadap waktu. Contohnya, pada gelombang air yang menjalar pada kanal.
Keterangan:
Aliran seragam (uniform flow) adalah merupakan aliran jenis yang lain, kata
tetap menunjukkan kecepatan aliran di sepanjang saluran adalah tetap, dalam
hal kecepatan lairan tidak tergantung pada tempat atau bisa dikatakan tidak
tergantung pada tempat. Bila dirumuskan:
v/s = 0
Aliran tidak seragam (non-uniform flow),merupakan kebalikan dari lairan
uniform.

Yaitu

kecepatan

aliran

berubah

menurut

Penulisan rumus matematisnya:


v/s 0

DASAR-DASAR PERPINDAHAN KALOR/K2511004/PTM/FKIP/UNS

tempatnya.

6. BILANGAN REYNOLD (Re)


Bilangan Reynold merupakan besaran fisis yang tidak berdimensi.
Bilangan ini dipergunakan sebagai acuan dalam membedakan aliran laminier dan
turbulen di satu pihak, dan di lain pihak dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk
mengetahui jenis-jenis aliran yang berlangsung dalam air. Hal ini didasarkan pada
suatu keadaan bahwa dalam satu tabung/pipa atau dalam satu tempat mengalirnya
air, sering terjadi perubahan bentuk aliran yang satu menjadi aliran yang lain.
Perubahan bentuk aliran ini pada umumnya tidaklah terjadi secara tiba-tiba tetapi
memerlukan waktu, yakni suatu waktu yang relatif pendek dengan diketahuinya
kecepatan kristis dari suatu aliran. Kecepatan kritis ini pada umumnya akan
dipengaruhi oleh usayaran pipa, jenis zat cair yang lewat dalam pipa tersebut.

7. BILANGAN NUSSELT (NuL)


Bilangan Nusselt adalah rasio pindah kalor konveksi dan konduksi normal
terhadap batas dalam kasus pindah kalor pada permukaan fluida; bilangan Nusselt
adalah satuan tak berdimensi yang dinamai menggunakan nama Wilhelm Nusselt.
Komponen konduktif diukur di bawah kondisi yang sama dengan konveksi
dengan kondisi fluida stagnan atau tidak bergerak.

8. BILANGAN PRANDTL (Pr)


Bilangan Prandtl (Pr) merupakan suatu nilai / harga yang dipakai untuk
menentukan distribusi temperatur pada suatu aliran. Bilangan Prandtl adalah
bilangan tanpa dimensi yang merupakan fungsi dari sifat-sifat fluida. Bilangan
Prandtl didefinisikan sebagai perbandingan viskositas kinematik terhadap
difusitas thermal fluida

9. BILANGAN STANTON (St atau CH)


Bilangan Stanton, St atau CH, adalah nomor berdimensi yang mengukur
rasio panas yang ditransfer ke dalam cairan dengan kapasitas termal cairan. Hal
ini digunakan untuk mengkarakterisasi perpindahan panas dalam arus konveksi
paksa.

DASAR-DASAR PERPINDAHAN KALOR/K2511004/PTM/FKIP/UNS

Bilangan Stanton muncul dalam pertimbangan kesamaan geometris dari


lapisan batas momentum dan lapisan batas termal, di mana ia dapat digunakan
untuk mengekspresikan hubungan antara gaya geser pada dinding (karena
viskositas) dan perpindahan panas total dinding (karena difusivitas termal).

10.KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR ( h )


Koefisien pindah kalor digunakan dalam perhitungan pindah kalor
konveksi atau perubahan fase antara cair dan padat. Koefisien pindah kalor
banyak dimanfaatkan dalam ilmu termodinamika dan mekanika serta teknik
kimia.

di mana
Q

= kalor yang masuk atau kalor yang keluar, W

= koefisien pindah kalor, W/(m2K)

= luas permukaan pindah kalor, m2


= perbedaan temperatur antara permukaan padat dengan luas
permukaan kontak dengan fluida, K

Dari persamaan di atas, koefisien pindah kalor adalah koefisien


proporsionalitas antara fluks kalor, Q/(A delta t), dan perbedaan temperatur,

yang menjadi penggerak utama perpindahan kalor.


Satuan SI dari koefisien pindah kalor adalah watt per meter persegikelvin , W/(m2K). Koefisien pindah kalor berkebalikan dengan insulasi termal.
11. KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA (hD)
koefisien perpindahan massa adalah tingkat difusi konstan yang
berhubungan tingkat perpindahan massa, luas perpindahan massa, dan gradien
konsentrasi sebagai pendorong
h D=

m
RT
P A Mr

Dimana :
hD

: koefisien perpindahan massa (m/s)

DASAR-DASAR PERPINDAHAN KALOR/K2511004/PTM/FKIP/UNS

: laju perpindahan massa (kg/s)


:

m m1 m2
=
t
t

: konstanta = 8314,3 Nm/kgOK

: suhu percobaan (OK)

: tekanan uap jenuh (N/m2)

: luasan

Hal ini dapat digunakan untuk mengukur perpindahan massa antara fase,
campuran cairan larut dan sebagian larut (atau antara cairan dan padatan berpori).
Mengukur perpindahan massa memungkinkan untuk desain dan pembuatan
peralatan pemisahan proses yang dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan,
perkiraan apa yang akan terjadi dalam situasi kehidupan nyata (tumpahan bahan
kimia), dll
Koefisien perpindahan massa dapat diperkirakan dari banyak persamaan
teoritis yang berbeda, korelasi, dan analogi yang fungsi sifat material, sifat
intensif dan rezim aliran (laminar atau aliran turbulen). Pemilihan model yang
paling berlaku tergantung pada bahan dan sistem, atau lingkungan, yang sedang
dipelajari.

DASAR-DASAR PERPINDAHAN KALOR/K2511004/PTM/FKIP/UNS

Anda mungkin juga menyukai