Anda di halaman 1dari 5

Definisi, Tahapan, dan Terapi Nutrisi Gagal Jantung Kongestif

Wilujeng 1206248445
Gagal jantung kongestif merupakan salah satu sindrom yang ditandai oleh sekelompok
tanda dan gejala klinis yang menunjukkan perburukan pada otot jantung dan pompa jantung yang
dapat disebabkan karena gangguan structural atau gangguan fungsional (Health Quality Ontario
dan Ministry of Health and Long term Care, 2013). Berdasarkan ICD 10 Kanada, seseorang
yang dikatakan mempunyai gagal jantung kongestif berada dalam rentang 20 tahun ke atas
karena gagal jantung kongestif sudah dapat terjadi pada usia 20 tahaun akibat kelainan
congenital yang diderita dan walaupun kejadian seperti ini terbilang jarang terjadi. ((Health
Quality Ontario dan Ministry of Health and Long term Care, 2013). Berdasarkan ICD 10
Kanada pula, pada umumnya penderita gagal jantung kongetif sebelumnya merupakana
penderita gangguan jantung lain seperti cardiomyopathy, myocarditis, dan hipertensi (Health
Quality Ontario dan Ministry of Health and Long term Care, 2013).
Selain definisi di atas, berdasarkan Heart Failure Society of America (2010), gagal
jantung merupakan sindrom yang disebabkan karena disfungsi jantung, akibat gangguan pada
otot jantung yang ditandai dengan pelebaran dan/atau hipertropi LV. Gagal jantung, baik sistolik
maupun diastolic, dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi dan neurohormonal yang ditandai
dengan tanda dan gejala berupa edema atau kongesti vena pumonari atau sistemik, dyspnea aau
ketidakseimbangan oksigen perifer akibat disfungsi jantung, dan rasa lelah. Gagal jantung ini
merupakan penyakit yang bersifat progresif dan bisa berakibat fatal apabila tidak ditangani
secara dini dan secara serius. Gagal jantung kongestif, berdasarkan karakteritik / krieria individu,
terbagi dalam beberapa tahapan yaitu (American College of Cardiology dan American Heart
Association dalam http://heartfailurecenter.com/hfcheartfailurestages.shtm):
1. Tahap A yang dialami oleh individu dengan riwayat keluarga dengan hipertensi,
gangguan pada jantung, dan diabetes. Individu yang sering mengkonsumsi makanan kaya
lemak, sering mengkonsumsi alcohol, dan memiliki kebiasaan merokok juga termasuk
dalam tahap A ini.
2. Tahap B di mana individu sudah menerima obat obatan yang berhubungan dengan
kinerja jantung seperti ACE inhibitor atau Beta Blocker

3. Tahap C di mana individu sudah menunjukkan tanda dan gejala yang berhubungan
dengan kinerja jantung seperti rasa lelah setelah menjalani aktivitas seperti berjalan
sebentar, dispnea, dan sebagainya
4. Tahap D di mana idnvidu tetap menunujukkan tanda dan gejala gagal jantung kongestif
walaupun individu tersebut telah diberikan obat obatan dan terapi lainnya sehingga
jalan alternative yang dapat ditempuh untuk penderita CHF pada tahap D adalah operasi
yang dapat berupa:
a. Operasi untuk meletkkan pacemaker (pacu jantung)
b. Operasi untuk meletakkan ventricular device
c. Operasi LVR (Left Ventricular Reconsruction)
d. Operasi transplantasi jantung
Terapi nutrisi untuk penderita gagal jantung kongestif secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua yaitu :
1. Terapi nutrisi untuk mengurangi edema dan rasa lelah serta untuk menjaga keseimbangan
cairan pasien dengan cara diet rendah sodium yang dapat dilakukan dengan beberapa
langkah yaitu (Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2007):
a. Perawat dapat mengajarkan pasien dan keluarga pasien cara untuk membaca label
makanan terutama kandungan sodium dalam makanan dan memberitahu berapa
jumlah kadar sodium yang tergolong rendah atau normal bagi tubuh dan berapa
jumlah kadar sodium yang tergolong tinggi bagi tubuh (Heart Failure Society of
America, 2010)
b. Pasien dengan gagal jantung dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi garam >6
gram/hari
c. Perawat dapat menganjurkan pasien untuk mengurangi konsumsi makanan tinggi
garam seperti sosis, daging ham, saus tomat, mayonnaise, kentang goreng,
makanan take away, dan makanan dalam kemasan / makanan instan (saus,
bumbu makanan, sup, ikan, kacang dan lain lain) (Scottish Intercollegiate
Guidelines Network, 2007)
d. Perawat dapat menganjurkan pasien untuk menghindari pemakaian garam (garam
dapur, garam batu, MSG, kaldu ayam bubuk dan kotak, dan sebagainya) dengan
cara berikut ini (National Heart Foundation of Australia, 2008):

Menggunakan rempah rempah, cuka, sari buah lemon, bawang putih,


bawang merah, dan bumbu makanan alami lainnya untuk memberikan rasa

pada makanan
Menghindari konsumsi makanan dalam kemasan dengan cara membuat
sendiri saus, bumbu untuk makanan, dan sebagainya.

2. Terapi nutrisi untuk mengurangi kerja jantung dengan cara memberikan pasien makanan
dalam konsistensi yang lembut dan sebanyak lima atau enam porsi per hari.
Terapi nutrisi lain yang dapat diterapkan pada penderita gagal jantung kongestif yaitu:
1. Perawat dapat meminta pasien untuk menghindari minum minuman beralkohol karena
alcohol dapat menurunkan kinerja otot jantung dan relasi yang kuat antara minimal
beralkohol dan penurunan kinerja jantung ini ditandai dengan adanya penyakit Alcoholic
Cardiomyopathy (ACM) (Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2007).

2. Perawat dapat menganjurkan pasien untuk meminum air mineral, susu rendah lemak, dan
juga minuman berbahan dasar kedelai (National Heart Foundation of Australia, 2008).
3. Perawat menganjurkan pasien untuk memantau berat badan setiap hari dengan cara berikut
ini (National Heart Foundation of Australia, 2008):
a. Pengukuran ber badan dilakukan sebelum makan pagi
b. Tuliskan hasil pengukuran berat badan dalam sebuah buku catatan
c. Hubungi tenaga kesehatan apabila dalam dua hari terahir mengalami kenaikan berat
badan sebesar 2 kg.
4. Perawat dapat menganjurkan / memberikan pasien untuk konsumsi lima porsi makanan yang
mengandung sayur dan/atau buah buahan setiap harinya tetapi dengan tetap melihat
pengaruh beberapa buah terhadap efektivitas beberapa obat obatan gagal jantung yaitu
(Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2007):
a. Pasien yang mengkonsumsi obat warfarin dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi
buah cranberry karena buah ini dapat meningkatkan potensi obat- obatan
b. Pasien yang mengkonsumsi simvastatin dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi
anggur karena buah ini dapat menggangu metabolism obat di ginjal
5. Pasien dengan terapi diuretic dan pembatasan asupan makanan dan minuman perlu diberikan
suplemen multivitamin dan mineral untuk mencukupi kebutuhan tubuh (Heart Failure
Society of America, 2010).
6. Pembuatan jadwal aktivitas fisik pasien
7. Kolaborasi penggunaan alat bantu medis seperti ventricular assist device
Pasien gagal jantung kongestif juga berisiko untuk terkena cardiac cahexia, suatu keadaan
di mana individu mengalami penurunan berat badan sebesar 6 % yang berasal dari lemak dan
otot, bukan dari kekurangan cairan tubuh, karena penyakit jantung dan berlangsung dalam waktu
6 bulan. Cardiac cachexia ini juga dapat menyebabkan penurunan densitas tulang dan atrofi
sel sel tulang bahka hingga meningkatkan risiko kematian pada penderita gagal jantung
kongestif. Beberapa pasien dengan penyakit jantung yang berisiko untuk terkena Cardiac
Cachexia yaitu (Stanfield dan Hui, 2010):
1. Pasien penyakit jantung kronis yang mengalami kesulitan menelan, anorexia, sering
mengalami rasa mual, depresi, dan mengisolasi diri
2. Pasien yang menjalani pengobatan diuretic karena pengobatan diuretic ini dapat
mengakibatkan defisiensi mikronutrien seperti selenium, tembaga, zink, dan magnesium ;
memicu pengeluaran kalsium berlebih dari tubuh; serta defisiensi antioksidan. Efek yag

ditimbulkan oleh terapi diuretic itulah yang kemudian dapat memicu terjadinya stress
oksidatif, salah satu pemicu kehilangan massa otot.
3. Kondisi klinis lainnya yang dapat memicu pasien mengalami Cardiac Cachexia seperti
imobilisasi dan edema

Daftar Pustaka
Health Quality Ontario dan Ministry of Health and Long term Care. (2013). Quality Based
Procedure: Clinical Handbook for Congestive Heart Failure. Ontario.
Heart Failure Society of America. (2010). Executive summary: HFSA 2010 comprehensive heart
failure practice guideline. Journal of Cardiac Failure. Volume 16 No. 6. Philadelphia:
Elsevier.
National Heart Foundation of Australia. (2008). Heart Information: Living Well with Chronic
Heart Failure. New South Wales: National Heart Foundation of Australia.
Scottish Intercollegiate Guidelines Network. (2007). Management of Chronic Heart Failure, A
National Clinical Guideline.
Stanfield, P. dan Hui, Y.H. (2010). Nutrition and Diet Therapy: Self instructional Approaches.
Massachusetts: Jones and Bartlett Publishing.
http://heartfailurecenter.com/hfcheartfailurestages.shtm

Anda mungkin juga menyukai