Jihad Presentation
Jihad Presentation
BAB II
JIHAD DAN ASPEKNYA
A. Pengertian Jihad
Kata jihad sudah tidak asing lagi kedengaran di telinga kita namun dalam
memaknai kata ini belum tentu semua orang mempunyai pandangan yang sama
dalam memaknai kata jihad ini. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai jihad
terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian dari jihad itu sendiri.
1. Secara bahasa jihad berasal dari kata jahd yang berarti jerih payah atau
kesukaran atau juga dari kata juhd yang berarti kemampuan tenaga.1
2. Secara istilah jihad berarti peperangan untuk mengangkat slogan Islam dan
menegakkan syiar Islam.2
3. Dan didalam Lisanul Arab : dikatakan Al-Jahdu (Al-Jahd) artinya Al-Masyaqqot
(jerih payah), dan Al-Juhdu (Al-Juhd) artinya At-Thooqot (kekuatan). Dan dalam
Lisanul Arab juga terdapat perkataan Al-Jihaad maknanya : Istifrooghu maa fiil wus'I
wattooqoti min qaulin aw fi'li (Mencurahkan segenap tenaga dan kekuatan baik
berupa Ucapan maupun Perbuatan).3
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas maka diambil sebuah
kesimpulan bahwa jihad adalah usaha sungguh-sungguh untuk mengarungi
rintangan-rintangan yang dialami dalam upaya meraih dan menegakkan syiar
Islam dan membela agama Islam.
Ibid.
3 http://www.almuslimin.net/node/7187
kemukakan apa fungsi dan tujuan itu sendiri. fungsi adalah kegunaan suatu hal
sedangkan tujuan adalah kehendak.
Jihad di jalan Allah hanya bertujuan sebagai jalan yang di perintah kan Allah
swt sehingga dapat mewujudkan banyak tujuan .jihad memiliki cakupan arti yang
sangat luas , ia bisa dilakukan dengan berbagai cara dan dapat dilakukan oleh
setiap orang sesuai dengan batas dan kemampuannya.selain itu jihad juga tidak
terikat oleh ruang dan waktu karena itu fungsi dan kedudukannya menjadi sangat
penting dalam kehidupan manusia.4
1. Tujuan Jihad
Jihad yang selama ini dikenal dengan fisabilillah adalah berjuang di jalan
Allah yang tentunya tujuannya tidak terbatas peperangan saja tetapi ia juga
berfungsi sebagai wasilah dan jalan yang disyariatkan untuk mewujudkan tujuan
yang antara lain adalah:
a. Mencari Keridhoan Allah.
Yang demikian itu adalah dengan jalan menunaikan kewajiban yang di
perintahkan Allah sehingga terbebaslah ia dari tanggungan yang harus dipikul dan
10
Terjemahnya:
Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan
kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. barangsiapa yang berperang di
jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan Maka kelak akan
kami berikan kepadanya pahala yang besar.6
Menurut hemat penulis, ayat ini menjelaskan bahwa sebagaimana yang
telah dibahas pada pengertian jihad sebelumnya secara ringkas pengertian jihad
adalah berusaha sungguh-sungguh dengan segenap tenaga untuk menegakkan
hukum Allah. Sudah selayaknya, jika melihat pengertian ini maka memang salah
satu tujuan dari jihad itu sendiri adalah untuk memperoleh keridhaan Allah
dengan tuntutan jihad yang tidak menyeleweng dari ajaran agama.
b. Untuk Menyebarkan dakwah Islam.(untuk memperluas penyebaran agama)
Abdul Baqi Randhun, Al-jihad Sabiluna (Jihad Jalan Perjuangan Kami) (Cet. VI; Solo:
Pustaka Al-Alaq, 2005), h. 114.
6
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahan, (Jakarta: PT. Karya Toha Putra
Semarang, 1995), h. 165
11
12
mereka. Oleh karena peran mereka belum selesai sama sekali dan tugas
mereka belum sempurna, mereka harus melanjutkan jihad dan perjuangan
mereka dan meneruskan perjuangan ekspansi mereka hingga bumi dan orangorang yang tinggal di atasnya tunduk pada hukum Islam, dan seluruh negeri
menjadi Darul Islam dan hendaknya para mujahidin melanjutkan jihad mereka
dari generasi ke generasi, kurun ke kurun sehingga janji Allah menjadi
kenyataan dan jadilah dien seluruhnya hanya untuk Allah.8
Memang
datangnya
Islam
dengan
jalan
jihad
adalah
untuk
13
Terjemahnya:
139.Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang beriman.
140.Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya
kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa.
dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara
manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah
membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir)
supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. dan
Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,
141.Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa
mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.
142.Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum
nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum
nyata orang-orang yang sabar.9
Berdasarkan ayat ini, jelaslah bahwa jihad merupakan ujian dari Allah
yang bertujuan menyaring orang-orang yang beriman. Dengan ayat, ini juga
diketahui bahwa salah satu jalan untuk meraih surga adalah dengan melakukan
jihad yang sesungguhnya.
Dengan jihad, nampak nyatalah orang mukmin yang benar dan orang
munafik yang dusta, dan kelihatan jelaslah pemberani yang gagah dan pengecut
yang penakut dan agar muncul bakat-bakat perang kelihaian-kelihaian militer,
14
a. Aspek Ibadah
Dalam buku-buku yang membahas tentang jihad, banyak dijumpai
pembahasan jihad tersebut lebih menitikberatkan jihad dengan peperangan
sebagaimana yang dibahas pada pengertian jihad sebelumnya, sehingga tidak
dapat dipungkiri bahwa pemahaman umum tentang jihad adalah perang.
Pada dasarnya perang merupakan salah satu wujud dari jihad karena jihad
tidak hanya diraih dengan perang melawan orang kafir, oleh karena jihad
10
KH. Imron al Idrusy, Jihad Di Jalan Allah (Putra Pelajar: Surabaya, 2001), h. 123.
11
15
berlangsung secara terus menerus dan tidak mungkin perang akan terjadi terus
menerus. Oleh karena itu dianjurkan menempuh jalan perdamaian karena dalam
Alquran dijelaskan bahwa penafsiran jihad tidak hanya bermuara pada konsep
jihad tidak hanya bermuara pada konsep perang saja.
Memahami jihad sebagai ibadah, seperti yang dilakukan oleh fuqaha
sebetulnya cukup beralasan. Dalam ayat Alquran, banyak dikemukakan ayat yang
membahas tentang aspek ibadah daripada jihad. Bahkan, dalam suatu ayat ketika
Alquran ingin menegaskan tentang keutamaan jihad dari ibadah lainnya, jihad
dibandingkan dengan perbuatan menyediakan minuman bagi para jamaah haji dan
memakmurkan Masjidil Haram. (Qs Attaubah/:19) di samping itu Alquran juga
menegaskan bahwa jihad dapat dijadikan media untuk mendekatkan diri kepada
Allah swt. orang-orang yang melakukannya akan dibalas dengan pahala yang
besar.12
Dari uraian di atas, dapat ditarik benang merah bahwa jihad yang
dilakukan dengan pengorbanan dan perjuangan manusia untuk menjalin hubungan
dengan Tuhan yang dinilai ibadah oleh Allah swt. Sebagai jihad, perang tidak
hanya bertujuan untuk memperoleh harta rampasan perang dan memperluas
daerah serta agama tetapi lebih jauh jihad berfungsi sebagai salah satu ibadah
kepada Allah swt. dan lebih jauh lagi jihad fi sabilillah dapat mengantarkan
mereka kepada syahid dan mendapatkan balasan dari Allah swt.
b. Aspek Dakwah
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas tentang tujuan jihad untuk
menyebarkan dakwah Islam dan selanjutnya pada pembahasan ini akan sedikit
disinggung mengenai fungsi jihad dari aspek dakwah.
12
16
Dilihat dari aspek dakwah jihad memang dapat dijadikan sebagai sebuah
pendekatan dakwah. Dalam hubungan ini maka jihad tidak dapat melepaskan
fungsinya sebagai kekuatan dakwah yang terus mendorong dan membangkitkan
semangat setiap muslim yang turut mendorong dan membangkitkan semangat
setiap muslim agar terus menyampaikan dakwah agamanya kepada semua ummat
manusia tanpa kecuali. Atas dasar universalisme Islam sebagai rahmatan lil
alamin atau kaffah li annas maka Rasulullah saw dan umatnya diamanatkan
untuk menyampaikan agama yang dianutnya kepada siapa saja, dengan tidak
memandang suku dan bangsanya, apa agamanya dan apa kedudukannya, dari
amanat ini yang penting adalah menyampaikan kepada ummat manusia bukan
memaksakan ajaran Islam agar diterima secara total. Sekalipun Rasulullah dan
umatnya menginginkan dan berjuang keras agar semua ummat manusia memeluk
Islam. Namun Alquran mengisyaratkan tetap ada yang tidak mau. Mau atau
tidaknya bukanlah tanggung jawab orang yang mengajak .13
Selain dari apa yang telah dikemukakan di atas, sebetulnya jihad yang
dilakukan dengan pendekatan dakwah dapat dilakukan dengan berbagai bentuk
tergantung dari kesanggupan individu atau kelompok .sebagaimana firman Allah
dalam QS. Al-Hajj ayat 78 yakni:
13
17
Artinya:
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenarbenarnya. dia Telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan
untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu
Ibrahim. Dia (Allah) Telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim
dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu
menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas
segenap manusia, Maka Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan
berpeganglah kamu pada tali Allah. dia adalah Pelindungmu, Maka dialah
sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.14
Dilihat dari ayat di atas dapat dipahami bahwa anjuran kepada orang Islam
agar berjihad atau beramal secara sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuan .
dalam konteks jihad sapa yang tidak sanggup melakukan jihad bi al amwal dan
jihad bi an-nafs maka ia boleh berjihad dengan Alquran. Dalam konteks dakwah,
siapa yang tidak sanggup melakukan dakwah dengan mujahadah maka boleh
dengan hikmah.15
c. Aspek Politik dan Militer
14
15
18
Sebelum lebih jauh membahas tentang fungsi jihad ditinjau dari aspek
politik dan militer, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertian dari
jihad politik.
Jihad fi sabilillah dengan politik adalah berjuang di jalan Allah dengan
berjuang di jalan Allah untuk menegakkan tatanan pemerintahan Islam yang
diridhai Allah karena politik yang dimaksudkan di sini hanya sebatas pengertian
usaha-usaha pribadi usaha-usaha pribadi maupun lembaga untuk memperoleh
kekuasaan atau pemerintahan yang dikehendaki.16
Dari aspek politik dan militer fungsi jihad dari kedua aspek ini diharapkan
menjadi sebuah kekuatan alternatif untuk mengsalah musuh dan membasmi
ketidakadilan yang berlaku di muka bumi. Sebagai kekuatan politik dan militer,
jihad juga merupakan sarana untuk membentuk dan memperkuat persatuan dan
kesatuan ummat Islam. Adanya perintah agar berjihad tidak terbatas hanya pada
pengertian dan kepentingan spiritualnya saja. Tetapi juga dalam hal ini mencakup
hal politik karena dalam Alquran sendiri telah dijelaskan agar orang Islam
mempersiapkan kekuatan untuk menghadapi musuh. Sebagaimana firman Allah
dalam QS Al-anfal/8: 60 yang mengatakan bahwa:
16
Hilmy Bakar Almascaty, Panduan Jihad untuk Aktivis Gerakan Jihad (Jakarta: Gema
Insani, 2001) h, 226.
19
Terjemahnya:
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orangorang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya
akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan).17
Ayat di atas menegaskan bahwa anjuran kepada orang-orang Islam untuk
memperkuat pertahanan diri dengan persiapan-persiapan yang matang untuk
menghadapi musuh-musuh Allah dan musuh orang Islam termasuk di dalamnya
pemerintah yang lalai dari tanggung jawabnya.
d. Aspek Spiritual Keagamaan
Jihad dari aspek spiritual keagamaan lebih berfungsi sebagai upaya
penyempurnaan imam seseorang. Dalam hal ini, yang dituntut adalah kekuatan
iman dan kesabaran, karena kesabaran tidak hanya di butuhkan dalam bentuk
jihad perang saja tetapi semua bentuk jihad. Baik yang berbenturan langsung
dengan fisik atau bukan .berkaitan dengan kesabaran ini Allah berfirman dalam
QS Al-Anfal/8:65
17
20
Terjemahnya:
Hai Nabi, Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. jika ada
dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat
mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar
diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada
orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.18
Ayat di atas
B. Objek Jihad
Setelah membahas fungsi dan tujuan jihad kini akan di bahas objek-objek
yang dijadikan sasaran jihad.
Sebagaimana yang diketahui bahwa pedoman hidup bagi ummat Islam
adalah Alquran dan hadis. Mengenai objek jihad Alquran sangat umum dan tidak
18
Ibid., h. 354.
21
hanya terbatas pada objek tertentu karena yang harus dilakukan adalah jihad yang
sesuai dengan situasi dan kondisi yang di hadapi karena jihad pada masa sekarang
berbeda dengan masa lalu terlebih lagi masa yang akan datang juga objeknya
berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain.
Penyebutan objek jihad dalam Alquran hanya diungkap pada 5 ayat yaitu:
QS At-Taubah/9:36, dan 73, Al-Hujrat/49:9, At-Tahrim/66:9, QS An-nisa. Objekobjek jihad itu ialah:
1. Orang-orang kafir
2. Orang-orang munafik
3. Setan
4. Orang yang berbuat aniaya.19
Selain objek jihad yang dijelaskan di atas obyek jihad yang lain juga masih
dapat dibenarkan selama masih dalam ruang lingkup fisabilillah ini, maka jihad
tersebut masih dapat dibenarkan. Dengan catatan bahwa objek tersebut merupakan
suatu kepentingan agama dan upaya penyempurnaan diri.
C. Bentuk Jihad
Mengenai bentuk jihad terdapat berbagai macam pendapat dan penjelasan
mengenai masalah ini namun dalam pembahasan masalah ini akan diuraikan
bentuk jihad dari beberapa aspek:
19
22
20
21
23
Terjemahnya:
Hai nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang
munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka
ialah jahannam. dan itu adalah tempat kembali yang seburukburuknya.22
Namun yang menjadi penekanan di sini adalah bentuk-bentuk jihad yang
sesuai dengan konteks kekinian seperti jihad memerangi kemiskinan semisal jihad
memerangi pengangguran, memperbaiki moral dan lain-lain sebagainya .
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahan, (Jakarta: PT. Karya Toha Putra
Semarang,1995), h. 379
24
sholat, puasa, zakat dan berhaji.hal ini tidak hanya cukup di lakukan oleh seorang
muslim selama umat manusia di muka bumi masih melakukan kezaliman dan
kelallaina di muka bumi..di mana ia tidak boleh hanya merasa tenang apabila
hanya tinggal di rumah mengunci pintu lalau beribadah ke[ada tuhannya
sementara di luar sana masih banyak kejahatan dan kebatilan yang di lakukan oleh
pihak yang zalim.
Seharusnya ibadah yang di lakukan menjadi modal untuk melawan kebatilan
tersebut,semisal ibadah zakat menjadi saham dalam melakukan kebaikan ,inilah
yang di sebut jihad di jalan Allah swt. Beragam ayat yang turun tentang jihad
seperti (Q.S al hajj(22):39).
39.
23
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahan, (Jakarta: PT. Karya Toha Putra
Semarang,1995), h.
25
Qs Al-Furqan: 52.
Terjemahnya:
24
Salenda, Kasjim. Terorisme dan Jihad dalam Perspektif Hukum Islam.Disertasi Doktor,
(Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008)h, 135
25
http://klik-gramedia.com.kiki b. Rahmat ,kriteria jihad, Jumat 1 Mei 2009.
26
QS At-Taubah:73.
Terjemahnya:
Hai nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang
munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah
jahannam. dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.27
Allah swt menyuruh rasul-Nya berjihad melawan orang-orang kafir dan
orang-orang munafik agar bersikap tegas terhadap mereka ,sebagaimana ia
disuruh bersikap lunak dan manis terhadap pengikut-pengikut dari kaum
mukminin. Allah memberitahu bahwa orang-orang kafir dan munafik kelak di
akhirat akan dimasukkan ke dalam neraka jahanam. Di bagian lain tafsir ini
pernah dikutip bahwa khalifah Ali bin Abi Thalib r.a berkata, Rasulullah saw
diutus oleh Allah swt dengan empat pedang.
26
27
Ibid., h. 359
27
Terjemahnya:
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, Maka Bunuhlah orang-orang
musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.
Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. jika mereka
bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka berilah
kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.29
2. Pedang yang kedua adalah untuk memerangi orang-orang kafir dari ahli
kitab30 Allah berfirman
Terjemahnya:
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula)
kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang
diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama
yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab
28
Muhammad haniff hassan, terroris membajak islam: meluruskan jihad sesat imam samudra
dan kelompok islam radikal(cet. 1:jakarta : grafindo khazanah ilmu,2007),h.25
29
Ibid., h. 359
30
Muhammad haniff hassan, terroris membajak islam: meluruskan jihad sesat imam samudra
dan kelompok islam radikal(cet. 1:jakarta : grafindo khazanah ilmu,2007),h.25
28
Terjemahnya:
Hai nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang
munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah
jahannam. dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.33
Terjemahnya:
31
Ibid., h. 366
32
Muhammad haniff hassan, terroris membajak islam: meluruskan jihad sesat imam samudra
dan kelompok islam radikal(cet. 1:jakarta : grafindo khazanah ilmu,2007),h.25
33
Ibid., h. 378.
.34 Muhammad haniff hassan, terroris membajak islam: meluruskan jihad sesat imam
samudra dan kelompok islam radikal(cet. 1:jakarta : grafindo khazanah ilmu,2007),h.25
29
Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu
melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar
perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.
kalau dia Telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan
hendaklah kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berlaku adil.35
35
Ibid., h. 1040.
30
Kata-kata Abdulllah bin Ubay yang menghasut pihak Anshar ini sampai
kepada Rasulullah saw, yang segera memanggilnya. Ia di hadapan Rasulullah saw.
mungkir dan bersumpah dengan nama Allah, bahwa ia tidak mengucapkan katakata itu. Namun Allah dengan ayat yang diturunkan ini membuka kedok dustanya,
bahkan lebih ditegaskan lagi bahwa apa yang diucapkan itu adalah kata-kata
kekafiran.
Menurut Urwah bin az-Zubair bahwa ayat ini mengenai seorang sahabat
bernama aj-Jalas bin Suwaid bin as-Shamit yang pada suatu ketika dalam
perjalanan kembali dari Quba bersama anak tirinya bernama Mushab berkata ,
jika apa yang dibawa oleh Muhammad, itu benar ,maka kita ini lebih jahat dari
kedelai-kedelai yang kami tunggangi ini, Mushhab anak tirinya itu segera
memberi reaksi terhadap ucapan ayah tirinya dan berkata, hai musuh Allah, demi
Allah akan kusampaikan kepada Rasulullah saw. apa yang kau ucapkan tadi dan
tatkala Jallas ditanya oleh Rasulullah setelah beliau menerima pengaduan
mushab, mungkirlah si Jallas dan bersumpah bahwa ia tidak mengucapkan apa
yang disampaikan kepadanya oleh mushab. Akhirnya, menurut cerita
Muhammad bin Ishak, Jallas menyatakan bertobat setelah mendengar dan
mengetahui bahwa ayat ini mengenai dirinya.
Allah berfirman bahwa orang-orang munafik itu mengingini pembunuhan
Rasulullah saw. Mereka tidak dapat mencapainya, yaitu menurut pendapat
sebagian ahli tafsir, yang dilakukan oleh Abdullah bin Ubay, sedang sebagian
31
Terjemahnya:
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang)
yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan
Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang
yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu
derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang
baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang
yang duduk dengan pahala yang besar,36
Boleh jadi, ada kesan yang timbul dalam benak sementara orang, setelah
mendengar keharusan berhati-hati yang ditegaskan oleh ayat di atas, bahwa jika
demikian, dan daripada keliru, sudahlah tak usah berjihad. Untuk menghilangkan
36
Ibid., h. 171
32
kesan itu, maka ditekankan oleh ayat ini bahwa tidaklah sama antara mukmin
yang duduk ,yakni yang tidak ikut berperang selain yang mempunyai uzur yakni
alasan yang dibenarkan agama seperti, pincang dan lain-lain dengan orang yang
berjihad menegakkan agamanya di jalan Allah dengan harta dan diri mereka.
Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwa mereka atas
orang-orang yang duduk dengan kelebihan satu derajat sempurna .kepada
masing-masing dari kedua kelompok itu Allah menjanjikan pahala yang baik,
yakni surga dan lain-lain yang kita tidak ketahui dan Allah melebihkan orangorang yang berjihad baik dengan harta saja maupun dengan jiwanya atas orangorang yang duduk tidak berpartisipasi dengan pahala yang besar, yaitu beberapa
derajat dari-nya dan ampunan atas dosa-dosa mereka serta rahmat yang tercurah
dan agung 37
Beberapa riwayat menguraikan tentang hal ini, antara lain yang
dikemukakan oleh Imam Bukhari melalui sahabat nabi saw, Albara , bahwa ketika
turunnya ayat ini, Rasul memanggil Zaid Ibn Tsabit, adalah seorang penulis
wahyu dan memerintahkannya untuk menulisnya ketika itu belum lagi turun
firmannya : ghairu uli adh-dharar,maka Abdullah ibn Ummi Maktum, seorang
buta mengeluh tentang kebutaannya sehingga ia tidak mampu ikut berperang,
maka turunlah firmn-Nya ghairu uli adh-dharar yang mengecualikan orang-orang
memiliki uzur.
37
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al Misbah: Pesan Kesan dan: Keserasian Al Quran, Volume 2.
Jakarta: Pt. Lantera Hati, 2009.
33
Mengapa pengecualian ini tidak turun sejak semula mengapa baru turun
setelah ada keluhan dari Ibn Ummi Maktm, pasti bukan karena lupa, tidak juga
karena tidak tahu, karena Allah tidak disentuh oleh lupa, tidak juga oleh
ketidaktahuan. Asy-Syarawi menarik perjalanan dari peristiwa ini, bagaimana
seharusnya orang mendengar firman-firman Allah swt. Allah swt. melalui firman
di atas hendak mengingatkan setiap mukmin ketika mendengar ayat-ayat Allah
agar memperhatikan maknanya dan di mana serta peranan yang dituntut darinya
berkaitan dengan apa yang didengarnya itu. Demikianlah seharusnya sikap kita
ketika mendengar satu kalimat, dan itulah yang dikehendaki oleh Allah swt.
Seperti terbaca di atas kata al-qaiduna yang duduk diperhadapkan dengan
al mujahidin,. Padahal ia biasanya diperhadapkan dengan berdiri, mengapa
demikian? sekali lagi Asy-Syarawi menjawab bahwa pada masa awal Islam setiap
mukmin yang memeluk Islam menganggap diri mereka pejuang, setiap saat siap
memenuhi panggilan tidak pernah sesat maupun berleha-leha. Adapun yang
duduk maka ia bagaikan tidak siap untuk berjuang dan tidak memiliki cirri-ciri
mukmin yang baik.
Di atas terbaca juga tiga kali kata al mujahiduna hanya saja yang pertama
disertai dengan syarat atau di jalan Allah,dengan harta mereka dan diri
mereka.yang kedua dari kata di jalan Allah tidak disebut lagi tetapi dengan harta
mereka dan diri mereka masih dicantumkan, sedangkan yang ketiga semua
keterangan di atas tidak disebut lagi yang tinggal hanya kata almujaduna.
34
QS al Hajj :78)
Terjemahnya:
35
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenarbenarnya. dia Telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan
untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang
tuamu Ibrahim. dia (Allah) Telah menamai kamu sekalian orang-orang
muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul
itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas
segenap manusia, Maka Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan
berpeganglah kamu pada tali Allah. dia adalah Pelindungmu, Maka dialah
sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.38
Shalat ibadah dan amal kebajikan bukanlah sesuatu yang mudah dipenuhi,
karena dalam diri manusia ada nafsu yang selalu mengajak kepada kejahatan, di
sekelilingnya ada setan yang menghambat, karena itu manusia perlu berjihad
mencurahkan seluruh tenaga dan kemampuan agar amal-amal kebajikan itu dapat
terlaksana dengan baik. Dari sini ayat 78 yang menyusul perintah beramal baik itu
menegaskan bahwa: perhatikanlah ajakan pada ayat sebelumnya dan berjihadlah
yakni curahkan semua kemampuan dan totalitas kamu pada jalan Allah dengan
jihad yang sebenar-benarnya. Yakni demi karena Allah serta sesuai dengan
keagungannya untuk menegakkan kalimat Allah dan mengalahkan musuh dan
hawa nafsu kamu sehingga kamu menjadi hamba-hamba-Nya yang taat sungguh
perlu kamu lakukan itu dalam rangka mensyukurinya, dia telah memilih kamu
sebagai umat pertengahan dan pilihan serta menjadi pembela-pembela agama-Nya
dan apa yang diperintahkan itu tidaklah berat bagi kamu karena dia sekali-kali
tidak menjadikan untuk kamu dalam agama yang dipilih-Nya untuk kamu itu
sedikit kesempitan pun yakni Allah tidak menetapkan satu hokum agama yang
38
36
samawi,
nabi
yang
menolak
penyembahan
berhala
sambil
mengumandangkan akidah tauhid. Dia yakni Allah telah menamai kaum muslimin
yakni orang yang berserah diri. penamaan itu sejak dulu di dalam kitab-kitab suci
yang telah diturunkan Nya begitu pula di dalam Alquran ini supaya rasul
menjadi saksi atas kamu supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap
manusia.
Karena banyaknya nikmat Allah kepada kamu, antara lain yang disebut di
atas karena kamu adalah ummat pilihan-Nya, maka laksanakanlah shalat secara
baik dan bersinambung dan tunaikanlah zakat secara sempurna dan berpeganglah
kamu semua pada tali agama Allah, Dia saja pelindung dan yang menangani serta
memenuhi keperluan kamu maka dialah sebaik baiknya penolong.
Ada kesalapahaman tentang pengertian jihad ini mungkin disebabkan
karena sering kali kata itu baru terucapkan pada perjuangan fisik, sehingga
diidentikkan dengan perlawanan bersenjata.kesalapahaman itu juga disuburkan
dengan pengertian dan terjemahan yang keliru terhadap ayat-ayat Alquran yang
berbicara tentang jihad dan an-nafs. kata an-nafs sering kali diterjemahkan dingan
jiwa.
37
38
39