Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertambangan

adalah

rangkaian

kegiatan

dalam

upaya

pencarian,

penambangan, pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral,


batubara, migas, dan panas bumi). Salah satu bagian dari pertambangan yang sangat
penting adalah kegiatan penambangan. Kegiatan penambangan merupakan proses
pengambilan mineral dari bawah permukaan bumi dengan mempertimbangkan aspek
keselamatan dan ekonomisnya. Ada dua metode yang umum digunakan dalam proses
penambangan, yakni metode tambang terbuka dan tambang bawah tanah.
Metode

tambang bawah tanah adalah metode penambangan mineral atau

batubara dimana seluruh aktivitasnya tidak berhubungan langsung dengan udara bebas.
Salah satu alasan pemilihan metode ini adalah letak endapan mineral yang sangat jauh
dari permukaan bumi atau berada dekat dengan hutan lindung. Jumlah udara pada lokasi
tambang yang menggunakan metode tambang bawah tanah sangat terbatas, oleh
karena itu diperlukan suatu sistem ventilasi untuk menyuplai udara ke dalam tambang.
Salah satu perusahaan pertambangan yang memanfaatkan metode tambang
bawah tanah adalah PT. Antam Tbk UBPE Pongkor yang mendapatkan izin untuk
mengeksploitasi emas. Penambangan dilakukan pada pegunungan Gunung Pongkor
pada elevasi 500-700 mdpl. Sesuai data hasil eksplorasi dan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya diketahui cebakan Tambang Emas Pongkor terletak pada sepuluh
urat (vein), yaitu: Pasir Jawa, Ciguha, Kubang Cicau, Ciurug, Cadas Copong, Gunung
Goong, Cimahpar, Gudang Handak, Pamoyanan, Cikoret. Sistem penambangan yang
digunakan adalah tambang bawah tanah dengan metode cut and fill. Sistem ventilasi
yang baik diperlukan Untuk mendukung keseluruhan kegiatan di dalam tambang bawah
tanah.
Ventilasi merupakan salah satu variabel penting dalam aktivitas tambang bawah
tanah, karena memberikan pasokan udara bersih bagi aktivitas pekerja dan alat-alat

yang bergerak dengan pembakaran. Ventilasi juga dibutuhkan untuk mengeluarkan gasgas pengotor dan debu-debu di dalam tambang bawah tanah. Untuk mendukung
terciptanya sistem ventilasi yang baik dibutuhkan jalur intake dan outtake udara. Pada
tambang Ciguha PT. Antam Tbk UBPE Pongkor intake udara bersih berasal dari portal
MHL, RM 2, dan shrikage, Sedangkan exhaust dialirkan melalui CGRB III.
Masalah yang dihadapi pada lokasi tambang Ciguha L. 500 adalah berkurangnya
pasokan udara dan meningkatnya temperatur sehingga harus dilakukan pengecekan
jaringan ventilasi, pengukuran kualitas dan kuantitas udara pada lokasi-lokasi di Ciguha
level 500.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kecukupan udara pada level 500 Ciguha PT. Antam, Tbk. UBPE Pongkor?
2. Bagaimana perbandingan antara standar kualitas udara dengan kenyataan di
lapangan?
3. Hal apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki jaringan ventilasi di Ciguha?

1.3. Tujuan Kerja Praktek


Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui kecukupan udara pada level 500 Ciguha PT. Antam, Tbk. UBPE Pongkor.
2. Mengetahui perbandingan antara standar kualitas udara dengan kenyataan di
lapangan.
3. Langkah-langkah untuk memperbaiki jaringan ventilasi tambang Ciguha.

1.4. Tahapan Kerja Praktek


Kerja praktek yang dilaksanakan terdiri dari beberapa tahap (Gambar 1.1), yaitu:
1. Studi literatur
Tahap awal yang dilakukan adalah dengan melakukan studi literatur yang
bersumber dari berbagai buku serta makalah-makalah ataupun tulisan-tulisan
sebelumnya yang berhubungan dengan topik yang akan ditulis.
2. Studi lapangan
Studi lapangan yaitu kegiatan pengamatan secara langsung di lapangan tentang
semua hal yang berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya dan juga
menentukan lokasi pengambilan data.
3. Pengambilan data
Tahap selanjutnya yaitu pengambilan data-data yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan analisis baik yang langsung dari lapangan maupun data historis
yang berasal dari pihak lain.
4. Pengolahan data
Data-data yang telah diambil selanjutnya diolah agar selanjutnya dapat dianalisis.
5. Analisis sistem ventilasi
Tahap selanjutnya yaitu dilakukan analisis berdasarkan data yang telah diolah
untuk mengetahui kondisi sistem ventilasi yang ada agar dapat dilakukan perbaikan.

Perumusan
masalah

Penetapan tujuan &


batasan masalah

Studi Lapangan

Studi Literature

Orientasi lapangan
Pengukuran temperatur, kelembaban

Materi mengenai kualitas dan kuantitas


udara tambang bawah tanah

udara, kecepatan udara, luas lokasi


pengukuran
Jumlah pekerja dan alat

Data nilai ambang batas kualitas dan


kuantitas udara PT. ANTAM UBPE
Pongkor

Pengolahan
Data

Data debit udara


Kebutuhan udara pekerja
Kebutuhan udara alat

Analisis data

Rekomendasi perbaikan sistem.

Kesimpulan
& Saran
&

Gambar 1.1 Tahapan Kerja Praktek

Anda mungkin juga menyukai