Ujian Masuk Universitas Gadjah Mada (UM UGM) merupakan salah satu pintu
masuk di UGM. Beragam program ditawarkan dalam UM UGM, termasuk Ujian
Tulis (UTUL) UM UGM 2010 dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN).
UM UGM akan kembali dilaksanakan pada tahun ini. UM UGM 2010, seperti
tahun-tahun sebelumnya, memiliki peranan yang sangat penting karena
merupakan sarana masyarakat untuk mengakses pendidikan di UGM. Terlebih
lagi UTUL, UTUL merupakan salah satu dari ragam program UM UGM 2010 yang
menjadi jalan utama mayoritas mahasiswa UGM. Hal tersebut dibuktikan dengan
pernyataan situs resmi UGM yang menyatakan jatah untuk SNMPTN tahun ini
hanya kurang dari 10% dari total kursi yang tersedia, sehingga secara otomatis
program UTUL UM UGM lebih diminati.
Dengan semakin mahalnya biaya pendidikan di UGM, maka hal tersebut akan
semakin menutup akses bagi masyarakat dengan kemampuan ekonomi
menengah ke bawah untuk mengenyam pendidikan di UGM. Padahal UGM
adalah milik semua rakyat dan tidak ada seorang pun yang berhak membatasi
akses bagi rakyat bila memenuhi syarat akademik maupun keahlian (skill) untuk
masuk UGM hanya karena masalah kemampuan ekonomi. Kalau demikian yang
terjadi, di manakah letak sisi kerakyatan dari UGM itu sendiri? Atau, dengan nada
lain, masih pantaskah UGM menyandang gelar ‘kampus kerakyatan’ atau ‘kampus
perjuangan’?
Lantas apakah kita sebagai mahasiswa UGM yang peduli akan identitas
kerakyatannya UGM akan diam saja melihat ketidakadilan ini? Apa yang bisa kita
lakukan?
d. Tanamkan kepada adik-adik kelas XII bahwa pendidikan adalah hak seluruh
rakyat Indonesia, hal ini sudah termaktub dalam pembukaan UUD 1945 yang
menyebutkan tujuan Negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,
Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 (setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan), dan Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 (setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dan pemerintah wajib membiayainya).
e. Tidak ada hubungan antara besarnya SPMA yang diisi dengan peluang lolos
ujian masuk UGM. Karena yang menentukan lolos atau tidaknya peserta ujian
masuk UGM adalah nilai ujian, bukan besarnya SPMA yang diisi oleh peserta
ujian yang bersangkutan.
f. Awas praktek jual beli kursi. Praktik kotor itu tercium BEM KM UGM yang
menemukan jaringan percaloan beroperasi pada saat pelaksanaan ujian masuk
UGM serentak di 10 kota, Minggu (13 April 2008). Para calo itu sanggup
menyediakan kursi mahasiswa di UGM asalkan calon mahasiswa bersedia
menyumbang Rp 100 hingga Rp 200 juta. Modus lainnya, mereka menyediakan
joki untuk mengerjakan soal-soal tes ujian masuk. Anak hakim Konstitusi Mahfud
MD nyaris menjadi korban percaloan itu. Anak mantan menteri pada era
pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid itu ditawari satu kursi di UGM
dengan harga Rp 100 hingga Rp 200 juta. Jangan mau diiming-imingi bisa masuk
UGM dengan membayar ratusan juta rupiah, karena calon mahasiswa harus
cerdas. Sebab, meski membayar ratusan juta rupiah, tidak akan diterima jika
hasil ujian tulis jelek.