Anda di halaman 1dari 2

Beban Berat DPRD PALI

oleh; Kuyung Rizal AR, SS


Penggiat Politik, social dan Keagamaan

Kabupaten PALI membuat sejarah baru dalam pemerintahannya yakni pelantikan DPRD
PALI untuk pertama kalinya pada senin, 26 Januari 2015. Sebuah capaian yang optimal
kabupaten PALI dibawah pimpinan Ir H. Heri Amalindo, MM selaku Penjabat Bupati. Selama ini
kerja ada dipundaknya sendiri dengan adanya DPRD maka beban kerja tersebut kita harapkan
dapat berbagi dengan kawan-kawan DPRD PALI. Komposisi DPRD PALI yang cukup ideal
dengan diisi para akademisi, birokrat dan politisi handal putra-putri terbaik PALI. Tanpa
mengabaikan kawan-kawan yang lain, saya sangat konsen seperti Asri AG mantan Kabag
Hukum Muara Enim, Setwan Prabumulih dan Setda Prabumulih tentu sangat paham dan matang
dunia birokrasi dan pemerintahan. Beliau juga piawai dalam komunikasi politik dengan para
politisi. Sangat cocok sebagai jembatan antara pemerintah PALI dengan DPRD PALI.
Saya rasa masyarakat sangat mendukung semua program-program pemerintahan PALI
yang sudah berjalan selama ini. Penyempurnaan dan perbaikan disana-sini adalah hal biasa
dalam kerja-kerja birokrasi. Apalagi sebagai sebuah kabupaten baru tentu bukanlah perkara yang
mudah untuk mencapai peningkatan-peningkatan kesejahteran atau indicator keberhasilan sebuah
daerah. Namun tanda-tandanya sudah ada yang Nampak seperti peningkatan APBD yang cukup
signifikan, walau ini bukanlah satu-satunya indicator keberhasilan sebuah kabupaten.
Ada beberapa tantangan tugas dan fungsi DPRD PALI yang didepan mata:
1. Penyatuan visi dan misi kembali terkait persepsi berdirinya Kabupaten PALI. Perbedaan ini
menonjol antara para presidium pembentukan DOB PALI dengan pemerintahan PALI saat ini.
Ada versi 14 Desember 2013 ada juga versi 22 April 2013. Saat kira polemic ini harus segera
diakhiri secara akademisi, Politik dan sosialnya. Jika tidak maka bibit-bibit perpecahan akan
semakin lama semakin membesar. DPRD harus mengambil perannya sebagai penengah yakni
membuat peraturan daerah tentang hari jadi KAbupaten PALI yang sebenarnya.
2. Pembangunan infrakstrur PALI lebih diutamakan. Permasalahan utama di kabupaten PALI saat
ini adalah infrakstrur jalan dalam Kabupaten, baik jalan Negara, jalan provinsi mapun jalan
kabupaten serta jalan provinsi. Jalan adalah sarana utama dalam meningkatkan pembangunan
dan transportasi masuk keluarnya barang dalam stabilitas ekonomi masyarakat. Jika jalan-jalan
tersebut terbuka, lancer dan mulus maka perkembangan ekonomi masyarakat akan tumbuh
dengansendirinya. Peluang-peluang dan titil ekonomi baru akan tumbuh dan berkembang.
3. Menghapus imej PALI adalah wilayah rawan kejahatan atau umum disebut wilayah Texasnya
di Sumatera Selatan. Atau setidaknya salah satu wilayah texas yang ada. Ini seperti sudah
tertanam dibenak sebagian masyarakat, sekitaran kabupaten PALI atau sewaktu PALI masih di
wilayah Muara Enim. Saya pikir ini sangat penting. Terutama dalam rangka menarik investasi
local dan investasi luar daerah. Sebab PALI punya sumber daya alam yang berlimpah. Maka saya

sepakat jika mulailah dibentuk Kapolres PALI dan Dandim wilayah PALI untuk menekan angka
kejahatan. Kejahatan umunya yang terjadi seperi kriminalitas curanmor dan peredaran narkoba
yang sudah sangat memprihantinkan masyarakat kita. Hal sederhana untuk melihatnya dalah
penghuni Lapas Muara Enim hamper sebagian besar dari wilayah PALI.
4. Menyelesaikan kedudukan pasti ibukota PALI yang sebenarnya. Hal agar pembangunan dapat
merata sekaligus menghindar kesenjangan dalam program pembangunan dan membuka wilayah
baru sebagai wilayah pengembangan kabupaten. Sampai saat ini masyarakat PALI masih
bertanya-tanya dimana yang sebenarnya ibukota PALI yang akan datang. Dalam hal ini yang
perlu segera dilakukan adalah menyelesaikan Perda Tata Ruang Kabupaten PALI.
Akhirnya selamat bekerja kawan-kawan, tugas dan beban rakyat PALI dan janji-janjimu saatnya
dibumikan, rakyat PALI menunggu janji manismu kawan yang selama ini kau gembargemborkan. Selamat bekerja.***

Anda mungkin juga menyukai