Anda di halaman 1dari 37

FLORA NORMAL

TUBUH
MANUSIA

Flora mikroba normal populasi sekelompok mo yang mendiami kulit


dan selaput mukosa hewan dan manusia yang normal serta sehat.
Kulit dan selaput mukosa selalu mengandung berbagai Mo yang dapat
dikelompokkan dalam 2 golongan
1. Flora menetap mo yang jenisnya relatif tetap dan biasa ditemukan di
daerah tertentu pada umur tertentu, bila terganggu dapat tumbuh kembali
dengan segera.
2. Flora sementara mo non patogen atau potensial patogen yang
mendiami kulit atau selaput moksa selama beberapa jam, hari, atau
minggu. Mo ini berasal dari lingkungan sekitarnya, tidak menimbulkan
penyakit dan tidak menetap secara permanen. Anggota flora sementara
umumnya kurang berarti fila flora penghuni normal tetapi utuh, tetapi bila
flora menetap terganggu maka mo sementara dapat berfroliferasi dan
menimbulkan penyakit.

PERAN MIKROFLORA NORMAL


Bersifat komensial mempertahankan kes. & fungsi normal
Saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan membantu
absorpsi zat-zat makanan.
Selaput mukosa dan kulit mencegah kolonisasi bakteri
patogen dan kemungkinan timbulnya penyakit melalui
interferensi baktreri, (persaingan mendapatkan reseptor atau
tempat ikatan pada sel inang, persaingan mendapatkan
makanan, saling menghambat melalui hasil metabolik dll)
Mikroflora normal dapat menyebabkan penyakit dalam keadaan
tertentu bila disingkirkan dan lingkungannya dan dimasukan ke
dalam aliran darah atau jaringan, mo ini akan menjadi patogen.
Mis: Bacterioidas, bakteri tetap pada usus besar, bila masuk ke
rongga peritoneum atau ke jaringan pelvis akibat trauma
supurasi dan bakteriemia.

MIKROFLORA NORMAL.
A. Kulit
1. Staphyloccocus epidermidis
2. Staphyloccocus aureus
3. Species micrococcus
4. Spesies neisseria non patugen
5. Staphyloccocus alfa-hemolitik dan non hemolitik
6. Diftroid
7. Spesies Propionibacterium
8. Spesies Peptostreptococcus
9. Sejumlah kecil organisme lain (spesies Candida,
Acinetobacter dll)

spesies

B. Nasofaring
1. Kuman berikut adalah flora normal : Difteroid, spesies
Neisseria non patogen, Streptococcus alfa hemolitik,
S. Epidermidis, Streptococus non hemolitik, bakteri
anaerob (berbagai spesies Bacteroides, kokus
anaerobik, difteroid, spesies Fusobacterium dll)
2. Sejumlah kecil kuman berikut ini jika disertai
organisme yang tercantum di atas : ragi, spesies
Haemophilus, pneumococcus, Staphyloccocus aureus,
batang gram Negatif,, Neisseria meningitidis.

C. Saluran Gastrointestinal dan Rektum


1. Berbagai Enterobatericeae kecuali spesies Salmonela,
Shigella, Yersinia, Vibrio, Campylobacter.
2. Batang gram negatif, yang tidak meragikan dekstroa
3. Enterococcus
4. S. Epidermidis
5. Streotococcus alfa-hemolitik dan non hemolitik
6. Difteroid
7. Sejumlah kecil Staphyloccocus aureus
8. Sejumlah kecil ragi
9. Sejumlah kecil bakteri aerob

D. Genitalia
1. Corynebacterium, spesies Lactobacillus,
Sreptococcus alf hemolitik dan non hemolitik, spesies
Nesseria non patogen.
2. Organisme berikut bila bercampur dan tidak
mendominasi : Enterococcus, Enterobactericeae dan
batang gram negatif lain S. epidermidis, Candida
albicans dan ragi lain.
3. Bakteri anaerob : spesies Prevotella, Clostridium dan
Peptostreptococcus.

Protein 12 pada sub unit 30S dari ribosom bakteri


bekerja sebagai reseptor perlekatan streptomisin,
mutasi pada gen yang mengatur protokol struktur itu
akan mengakibatkan timbulnya resistensi
streptomisin.
2. Resistensi ekstrakromosom
Bakteri sering mengandung unsur genetik
ekstrakoromosom yang dinamakan plasmid.
Merupakan DNA ekstrakromosom, merupakan DNA
double standar berbentuk sirkular.

MIKROBA DAN PENYAKIT INFEKSI


A. Infeksi Pada Kulit dan Mata
1. Infeksi Bakteri
a. Staphyloccocus aureus
Penyebab :
Enterotoksin impetiogo, radang pada kulit muka dan
Populasi hebat pada tali pusat dan mata bayi baru lahir
kedokteran kurang steril) scalded skin syndrome
kulit tdp lapisan spt terbakar pada bayi baru lahir.
Sel vegetatif/koloni paru-paru, osteomielitis, abses
endocarditis, meningitis, artritis.
Eksotoksin (TSS-1) Toxic Shock Syndrom demam
mual, diare, kejang-kejang otot mati.

tangan
(alat
permukaan
jaringan
tinggi,

b. Streptococcus pyogenes
hemolisin, hemolisin mengandung as
hialuronat
streptomisin S dan O : demam,
bengkak, radang
pada toonsil/kerongkongan
Tosin eritrogenat (A,B,C) demam scarlet : demam,
kemerahan pada dada (luka)
Sel vegetatif Streptococcus impetigo, ersipelas
:
dermatitis pada muka dan tangan.
c. Bacillus antracis
Spora tahan hidup infeksi kuda, domba manusia
(kapsul mengandung polipeptida D-glutamil toksin protein
anthrax infeksi pada kulit/paru-paru.

d. Spirochaeta
1). Teponema pallidum subspesies carateum
Sel vegetatif penyakit pinta : luka pada kulit, tidak
kemerahan 1 cm.
2). Treponema pallidum subspesies pertenue
Sel vegetatif penyakit yaw : luka pada kulit kaki

berwarna atau

e. Pseudomonas aeruginosa
Esotoksin A infeksi wound : luka pada kulit seperti terbakar, akan terjadi
hambatan thd sintesis protein kematian bila sudah sampai paru-paru
f. Clostridium perfringens, C. Novyi, C. septicum
Toksin yang dapat merusak jaringan gas gangren dpt thd pada saluran
kemih : bengkak, kulit berwarna kuning tua dan mengeluarkan cairan
(terjadi setelah 6-72 jam setelah infeksi)

g. Haemophilus aegyptius, Streptococcus penumoniae, S.


pyogenes, Haemophilus influenza, virus : zoster, herpes,
adenovirus
Sel vegetatif konjungtivitis (pink eye) : bengkak dan
kemerahan pada kelopak mata, konjungtiva dan sklera.
h. Neisseria gonorrheae
Sel vegetatif opthalmia neonatorum : infeksi pada mata bayi
baru lahir dari ibu penderita gonorrheae kebutaan.
i. Chlamydia trachomatis
sel vegetatif trakhoma : infeksi pada kornea shg
mengakibatkan peradangan stimulasi vaskular kornea
penyempitan kornea buta.

2. INFEKSI VIRUS
1. Virus Campak
Usia < 20 th : bercak pada kulit, kemerahan, kontak
melalui
sal nafas, mata dan urine.
Masa inkubasi : 12-14 hari (saat virus bereplikasi) dapat
terjadi setiap 2-5 th pada anak
Epidemi pd musim dingin virus tahan pd udara kering
Mekanisme kerja : RN virus (hemolisis dan emaglutinin)
membentuk envelope hemaglutinin, mengikat virus pada sel
inang, hemolisin membantu proses masuknya virus.
2. Virus Rubella
Campa jerman (dpt ditularkan dari ibu hamil ke janin)
Demam, pembengkakan limfa, kemerahan pada kulit,
inkubasi 12-22 hari, interval 18 hari. Limfadenopati terjdi setelah
4-5 hari terinfeksi, dapat terjadi hilang pendengaran,
katarak, miop. Abnormalitas otot jantung cacat mental.
Virus ditularkan melalui titik-titik aerosol menginfeksi sal.
nafas

2. INFEKSI VIRUS
1. Virus Campak
Usia < 20 th : bercak pada kulit, kemerahan, kontak
melalui
sal nafas, mata dan urine.
Masa inkubasi : 12-14 hari (saat virus bereplikasi) dapat
terjadi setiap 2-5 th pada anak
Epidemi pd musim dingin virus tahan pd udara kering
Mekanisme kerja : RN virus (hemolisis dan emaglutinin)
membentuk envelope hemaglutinin, mengikat virus pada sel
inang, hemolisin membantu proses masuknya virus.
2. Virus Rubella
Campa jerman (dpt ditularkan dari ibu hamil ke janin)
Demam, pembengkakan limfa, kemerahan pada kulit,
inkubasi 12-22 hari, interval 18 hari. Limfadenopati terjdi setelah
4-5 hari terinfeksi, dapat terjadi hilang pendengaran,
katarak, miop. Abnormalitas otot jantung cacat mental.
Virus ditularkan melalui titik-titik aerosol menginfeksi sal.
nafas

3. Herpes Virus
Infeksi berupa luka pada kulit yang berbentuk bulat :
zoster, cacar air, herpes genital, herpes orofasial.
Jenis: herpes simplex virus I1(HSV-1) dan HSV-2
* HSV-1 infeksi orofasial
Misal : gingivistomatitis pd anak-anak, orofasial (pilek),
keratitis, herpetic encephalitis.
* HSV-2 genital herpes, neonatal herpes
* Varicella zoster cacar air, zoster, ruam syaraf
* Virus epstein barr Infeksi mononukleosis
* Cytomegalovirus infeksi neonatal, pd pasien
transplantasi, infeksi mononukleosis

4. Virus varicella-zoster (cacar air)


Virus berbentuk ikosahedral, dapat berada dalam cairan
luka melalui fase inilah penyakit ditularkan.
a. Cacar air
Umumnya terjadi pada anak
Inkubasi virus 14-15 hari (virus ada dalam darah,
kerongkongan b Gejala awal : demam, terjadi bercak pada
kulit kepala atau tubuh, demam sekitar 2-3 hari dan bercak
bisa terjadi pada seluruh tubuh
Penyebaran: melalui udara (sal nafas), kontak dg cairan
luka
b. Zoster
Tjd sporadis pada manusia dg berbagai usia, sering pd
dewasa.
Luka membentuk kelompok-kelompok, terdapat pada
seluruh tubuh terutama wajah, leher, punggung.
Penanggulangan : radisi dan terapi imunosupresif
(peningkatan sistem kekebalan tubuh).

5. Virus cacar (pox virus) virus variola


a. Minor kematian 1% (Amrk sel, Afsel)
b. Mayor kematian 20-40% (Asia)
Gejala : kemerahan pada kulit kepala dan muka, kmd
menyebar pada punngung, dada, lengan kaki stlh 24-48 jam
pustula warna putih , kering bekas
bopeng stlh 2
minggu.
6. Virus Tapiitoma penyakit kutil (wart)
wart diidentikkan dengan penyakit tumor lunak, tes :
a. Common wart : warna cerah sp kecokelatan 2-10 mm
b. Flat wart : btk lbh halus, bulat ditemukan pada wajah &
kaki.
c. Plantar wart : tumbuh pada kulit bag dalam terutama
telapak
kaki.
d. Condyloma acuminatum terjadi pada genital atau
perineum berwarna pink sp coklat ditularkan melalui hubungan
seksual, sifat berbahaya kanker, cervix dan
vulva,
penis squamous, carcinoma, kanker penis.

B. PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN


Terjadi pada saluran nafas atas (mulut, tonsil, rongga
hidung, nasopharynx, tenggorokan).
Pada keadaan normal infeksi dikendalikan sekresi mukus
dan saliv yang mengandung IgA5 dan lisozim.
Saluran nafas bawah : trachea, bronchi, paru-paru
lebih bebas mikroba karena udara masuk telah tersaring
mukosa membran dan sel-sel epitel (bulu-bulu) sekret
mukosa

1. INFEKSI OLEH BAKTERI


a. Difteri
Penyebab : Corynebacterium diptheri
Tjd penutupan/selubung putih abu-abu pada tonsil dan
farinx kemudian toksin dikeluarkan dan dibawa oleh darah
ke seluruh tubuh.
Gejala : demam ringan, kelelahan, rasa tidak enak badan,
luka di tenggorokan, pembengkakan pada leher
kematian
Proses penyebaran melalui bantuan virus phage
Dapat dikendalikan dengan cara imunisasi aktif dan pasif
Pasif imunisasi dengan antitoksin kemudian pemberian
eritromisin (tdk menjadi carrier)
Vaksin DTP (Difteri-Tetanus-Pertusis) diberikan
pada bayi

b. Partusis
Penyebab : Bordetella partusis
Umumnya menyerang anak-anak dan bayi Bakteri akan
menginfeksi trakhea, terutama pada anak-anak di
bawah 1 tahun. Bakteri ini akan tumbuh baik dalam
bulu-bulu sel epitel dan bronkhus
Setelah inkubasi batuk, bersin, terjadi peradangan pada
membran mukosa nasal, setelah 10-14 hari infeksi
menyebar pada saluran nafas bawah terjadi batuk yang
spesifik (batuk rejan), kadang disertai muntah. Keadaan
ini berlangsung 2-3 minggu
Pencegahan : Imunisasi B pada bayi 2 bulan
Pengobatan eritromisin

3. Tuberkulosis
Penyebab : Mycobacterium tuberculosis
Mo akan masuk dalam alveoli, melakukan perbanyakan
dan dikeluarkan dari tubuh penderita melalui batuk
Inkubasi 2-6 minggu
Tes TBC (+) disebut tes tuberkulin injeksi intradermal,
penderita disuntik dengan PPD (Purified Protein
Derivative) dan filtrat kultur M. tuberculosis
Tes (+) bila terbentuk warna merah sekitar daerah suntik
setelah 48 jam. Uji lanjutan yaitu dengan memeriksa
sputumnya
Pencegahan pada bayi imunisasi Vaksin BCG (Bacille
Calmette Guerin)
Penanggulangan : pemberian kombinasi obat isoniazid
(INH) rifampin dan etambutol terapi 9-12 bulan.

INFEKSI PADA SALURAN PARU-PARU


No.

Mikroba

Sumber

Streptococcus penumoniae

Sal nafas

Mycoplasma penumoniae

Sal nafas atas bawah

Klebsiella pneumonia

Sal nafas

Haemophilus influenza

Nasopharynx

Coxiella bumetti

Hewan peliharaan

Chlamydia psittaci

Burung peliharaan
ornithosis

INFEKSI OLEH VIRUS


No

Mikroorganisme

Penyakit

Gejala

Reovirus

Pilek (25-30%)

Pilek, nafas terganggu, batuk,


sakit kepala, tidak enak
badan, inkubasi 2-3 hari

Coronavirus

Pilek (515%)

Adenovirus

Influenza

Paramyxovirus

Batuk disertai sesak Batuk, sesak nafas.


nafas bronchitis

Virus gondok

Gondok

Inkubasi 18-72 jam (aerosol)


sakit pada otot, badan lemas,
demam, sakit kepala, batuk
menggigil

Inkubasi 16-18 hari suhu 37400C, perdayangan pada


testes/ovarium, meningitis,
ensevalitis

3. Infeksi oleh Kapang


No.

Mikroorganisme

Penyakit

Gejala /menyerang

Histoplasma
capsulatum

Histoplasmosis

Luka pada paru-paru


(kapang masuk sal
nafas). kmd menyebar
pada jaringan lain

Coccidioides
immitis

Coccidioidomcosis

Sda

Candida
albicans

Candidiasis

Mulut, vagina, kulit,


hati, GIT

Aspergillus
fumigatus

Aspergillosis

Paru-paru, telinga,
mata sistem syaraf.

C. Penyakit Infeksi Saluran Genitourinary


Sistem genitourinary ginjal, ureter, kantung kemih
(urinary bladder, urethra
Pada kondisi normal sistem genitourinary bebas mo,
bagian anterior uretha dp terkontaminasi mo dari kulit
dan faeces.
Pada urethra terdapat E. coli sebagai mikroflora normal
tapi patogen spt Corynebacterium, Fusobacterium,
Gardnerella vaginalis, Mycobaterium, Mycoplasma,
Nesseria, Peptostreptocccus, Staphylococcus aureus,
Candida albicans.
Sekresi vagina (normal) mengandung 108-109 bakteri
/gram tdd bakteri asam laktat, gram (+) aerob atau
anaerob yaitu : Lactobacillus, Streptococcus agalactiae,
Peptostreptococcus, Staphylococcus epidermidis,
Bacteroides fragilis, Trichomonas vaginalis.

INFEKSI AKIBAT HUBUNGAN SEKSUAL


1. Gonorrhea
Penyebab : Neisseria gonorrhoea
Penyebaran melalui kontak seksual, mo menginfeksi columnar
epthelium pada urethra akan terbentuk garis pada bagian
leher cervix (endocervix) dan lubang anus
Pada pria : gonococcus akan masuk dalam urethra sehingga
menyebabkan rasa sakti dan gatal
Gejala : nampak jelas setelah 2-7 hari terjadi kontak seksual
dengan partner pengidap, Bila infeksi tidak diobati akan terjadi
infeksi pada prostat dan epididimis menghambat sperma
dan sterilitas
Pada wanita : gejala tdk begitu hebat, infeksi terjadi pada
urethra menyebabkan rasa sakit ketika kencing, gonococcus
dapat masuk vagina dan menyebar pada endocervix. Sering
kali wanita tdk menyadari dirinya adalah carrier.

2. Pelvic inflammatory
Disebut PID (Pelvic Inflamatory Desease) gejala saat
mikroba menyebar dan vagina dan endocervix ke
endometrium dan tuba fallopi terjadi pada saat hub
seksual aktif, menstruasi dan wanita yang tidak hamil.
Penyebab : Neisseria gonorrhoea dan Chlamyda
trachomatis
Gonococcus dpt menginfeksi mulut dan rektum pada kasus
abnormal seksual. Pada wanita dpt menyerang
anal/rectum.
3. Sifilis
Penyebab : Treponema pallidum sub species pallidum
Mo masuk dalam tubuh melalui kulit atau mukosa membran
yaitu akibat kontak langsung dengan penderita. Infeksi
sering terjadi pada genital, dapat juga terjadi pada rectum.

Infeksi 1 10-30 hari setelah infeksi akibat kontak seksual,


gejala hilang setelah minggu + terjadi luka
Infeksi 2 2-12 minggu setelah timbul luka akibat 1 berupa
kemerahan (umum), luka pd kulit, terjadi congenital sifilis
Infeksi 3 bbrp bulan s.p tahunan stlh infeksi 2: gumma,
kadang langsung terjadi infeksi 3
Gumma: luka tdk spesifik, dpt berukuran besar, membentuk
massa tumor. Pd jaringan gumma tdk terlalu mengkhawatirkan
tapi pd SSP,mata dan hati dpt membahayakan,misal: kebutaan+
kematian
Congenital sifilis : jenis sifilis yang terjadi pada wanita hamil,
mo akan mencemari janin shg diusahakan untuk digugurkan
bila usia kurang dan 4 bulan. Bila diteruskan ) bayi mengidap
sifilis 2
Tes diaonostik untuk sifilis:
1. Rapi plasma reagin (RPR) bila tidak ada luka
2. Veneral Desease Rasarch Laboratory bila treponema tdk
terdeteksi
3. Fluresent Treponemal antibody absorption (FTA ABS) deteksi
antibodi yang dapat bereaksi dengan T. pallidum

4. Leptospirosis
Penyebab: Leptospira interrogans (termasuk spiroket)
Menyerang ginjal manusia, inkubasi 6-12 hari
Gejala : demam tinggi, diikuti muntah, sakit kepala, sakit
mimisan (perdarahan pada hidung)
kasus kegagalan ginjal yang cukup serius 4,6 - 32% mati
5. Virus genital-herpes
Dapat terjadi pada pria dan wanita
Penyebab : HVS (Herves Simplex Virus)
Gejala : tdp banyak luka pada daerah genital setelah
kontak dengan virus 2-14 hari, gejala tsb diikuti dengan
demam, sakit kepala, tidak enak badan, sakit otot
/
Genital herpes umumnya disebabkan oleh virus HSV 2
(60%)
Wanita hamil pengidap HSV 2 akan melahirkan bayi
pengidap neonatal herpes, kulit bayi baru lahir akan
mengandung banyak luka, selain dapat menginfeksi SSP
organ dlm - 75% fatal

otot,

dan

6. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom)


Penyebab : HIV (Human Jmuno Deficiency Virus) termasuk
kelompok retnovirus
Virus menginfeksi T4 limfosit yang berperan dalam sistem imun
tubuh.
Ketika terjadi infeksi virus akan tumbuh dewasa pada T4
limfosit inang kemudian limfosit akan distimulasi sbg infektor
2 akibatnya virus akan berkembang biak dengan pesat dan
memusnahkan T4 limfosit - penurunan sistem imun
Penyebaran : transfusi darah. Hubungan seksual, intravena
Gejala umum: lelah, demam, menggigil, diare kronik, kadang
mengalami kerusakan otak, hilangnya konsentrasi dan
kematian bila sistem imun tidak lagi berperan
7. Trichomoniasis
Penyebab : Trichomonas vaginalis
Umumnya tjd pada wanita jarang pd pria, inkubasi 5-28 hari
penyebaran - hub seksual. 95/o kasus trichomoniasis dpt
diobati.

D. PENYAKIT INFEKSI SALURAN EENCERNAAN


Sistem GIT tdd : kerongkongan, lambung, usus kecil,
usus besar
Beberapa mo yang terdapat dalam GIT
Lambung : populasi sedikit krn pH <2
Usus 12 jari dan usus halus - tidak terjadi multiplikasi
karena di sini makanan bergerak cepat sehingga tidak
memungkinkan mo untuk bereproduksi
Ujung ileum dan usus besar (color)
Hanya mo anaerob yang mampu bertahan hidup, mo di
sini diperlukan untuk penyerapan air dan makanan
sehingga membantu memadatkan faeces.

1. INFEKSI OLEH BAKTERI


a. Kolera
Penyebab : Vibrio cholerae : Gram (-) flagel, anaerob fakultatif
hidup dalam tempat basa (pH 8-9,5) toksin Disebabkan air
yang terkontaminasi
Gejala : diare hebat dehidrasi kematian
Pengobatan : pemberian elektrolit, > 2 L larutan garam
mengandung bikarbonat dan laktat setiap hari (oral, iv)
b. Infeksi E.coli
Penyebab : Enterotoksin E. coli
Mo sebenarnya adalah mikroflora normal dl usus tetapi bersifat
oportunistik yaitu mampu berkembang biak bila kondisi
lingkungan menunjang dan tidak ada saingan mo lain
Gejala : diare travelers diarrhea kadang disertai demam,
kejang
Infeksi tjd akibat makanan yang dicuci air yang terkontaminasi
mo (sayuran mentah, es batu, susu non pasteurisasi)

c. Shigellosis = Disentri basiler


Penyebab : Shigella dysentriae, S. sonnei, S. flexneri,
S. boydii
Gejala : diare hebat setelah 12 jam, kejang, faeces sering
mengandung lendir dan darah, demam
Infeksi banyak terjadi pada anak-anak di bawah 10 tahun
terbanyak pada usia 2 th.
Penyakit disebut : 4 F ( Food, faeces, fingers, flies)
d. Tifus
Penyebab : Salmonella thypii
Inkubasi : 10-14 hari
Gejala : tidak enak badan, sakit kepala, hilangnya selera
makan, sakit perut, terdapat bintik-bintik kemerahan pada
tubuh, diare jarang terjadi.

e. Keracunan
Mikroorganisme

Inkubasi

Staphylococus
aureus

12,7

2-4

Clostridium
botulinum

9,5

Bacillus cereus

Gejala

Sumber pangan

GIT syndrom

Daging ayam

12-48

Paralis otot syaraf

Daging, ikan,
buah, sayur

3,6

1,-6
6-24

Muntah, diare (jrg)


diare

Air cucian,
beras,daging.
saus

Camphylobacter
jejuni

0,9

4-7 hari

GIT syndrom

Susu

Clostrium
perfringens

10

9-15 jam

Diare

Sapi, babi, ayam

Vibrio
parahaemolyticus

1,4

4-30 jam

GIT syndrom

Ikan, buah, sayur

2. INFEKSI OLEH VIRUS


No.

Mikroorganisme

Morfologi

Penyakit/gejala

Organ

Rotavirus

Tdd 11
segemen DNA,
memiliki 2
lapis, kulit,
kapsid bulat
70 nm

Diare, tjd pada bayi 6-24


bulan kematian

Saluran
cerna/ GIT

Norwalk

27-32 nm

Kejang perut, mual, stlh


24-72 jam muntah,
diare, demam

Saluran
cerna

Hepatitis A (HAV) 24-29 nm

Jaundice/icterus, lemah,
mual, muntah, sakit pada
hati, urine berwarna gelap
Anak-anak 8-13 hr
Dewasa : 30 hr

Hati

Hepatitis A
(HBV)

Urine berwarna gelap,


lemah anoreksia, demam,
mual, muntah, sakit
kepala, jaundice

Hati

Virus dengue
(Aedes aegepty)

Demam dengue

Darah

3. INFEKSI OLEH PARASIT


No.

Mikroorganisme

Morfologi

Penyakit/gejala

Organ

Entamoeba
histolytica

tdd : tropozoit
dan kista (kista
tahan 30 hr
dalam air dan
bbrp bln dalam
tanah lembab)

Disentri amuba (diare disertai


sakit pada perut)

Saluran cerna

Balantidium coli

Mo dengan
silia, dp
membentuk
kista

Balantidiasis (disentri diikuti


apendisitis)

Saluran cerna

GIardia lamblia

Mo berplagel,
topozoit akan
menyerang selsel duodenum
sekresi
mukosa usus

Giardiasis

Saluran cerna

Taenia sollium

Daging babi

Taeniasis

Saluran cerna

Taenia saginata

Daging babi

Ascaris
lumbricoides

Ascariasis

Saluran cerna

Enterobius
vermicularis

Enterobiasis

Saluran cerna

Saluran cerna

E. PENYAKIT INFEKSI PADA DARAH, HATI DAN LIMFA


No.

Mikroorganisme

Penyakit

Gejala

Bakteri gram (-)


Escherchia, Klebsiella,
Enerobacter, Serratia,
Proteus, Pseudomonas
aeruginosa

Bacteriemia akibat
endotoksin gangguan
pada sirkulasi darah

Kedinginan, demam,
hiperventilasi, luka
pada kulit

Borrelia recurrentis

Borrelias/lymfe desease
limfe, darah

Demam stlh 2-25


hari, lemah,
pembengkakan
limfa.

Yersinia pestis, Gram (-), non


motil, Coccobasil

Penyakit pes

Sakit kepala,
demam, lemah

Francisella tularensis

Tularemia paru-paru, hati,


ginjal

Demam, menggigil,
lemah, berkeringat,
sakit kepala

Brucella suis, B. Canis, B.


melitensis

Brucellosis

Cytomegalovirus (CMV)

Cytomegalic incluson
desease (jaundice,
hepatomegali, splenomegali)

Tjd pada bayi warna


kuning, bengkak
pada hati, ginjal

Plasmodium sp

Malaria (pada darah)

Demam tinggi

Anda mungkin juga menyukai