BLOK 4
SKENARIO 5
BENJOLAN DI LEHER
Amalia Rizqia Afdalina
102010101036
Laksita Paramastuti
132010101002
Finty Arfian
132010101004
132010101012
Ni Nyoman Yuniasih
132010101024
Azmi Falah
132010101027
Ronni Handoyo
132010101029
132010101034
132010101047
132010101061
Mudzakir Taufiqur R
132010101077
Boby Gunawan
132010101078
132010101089
Fauqi Amalia
132010101090
1320101010102
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
SKENARIO 5:
KLARIFIKASI ISTILAH
Hormon
: Zat kimia yang dihasilkan oleh organ, sel organ, dan sel tersebar yang
memiliki efek regulatorik terhadap aktivitas organ
Penentuan Masalah
Sistem Endokrin
1. Histologi Kelenjar Endokrin
1.1. Hipofisis
1.2. Tiroid
1.3. Paratiroid
1.4. Perineal
1.5. Suprarenal
2. Biokimia Hormon
2.1. Jenis
2.2. Mekanisme Kerja
2.3. Faktor yang Mempengaruhi
3. Metabolisme Karbohidrat
3.1 Biokimia Metabolisme Glukosa
3.1.1. Glikolisis
3.1.2. Oksidasi Piruvat
3.1.3. Siklus Asam Sitrat
3.2 Metabolisme Glikogen
3.2.1. Glikogenesis
3.2.2. Glikogenolisis
3.2.3. Glukoneogenesis
3.3 Hormon yang Mempengaruhi
4. Ilmu Kesehatan Kerja
Pembahasan
Sistem Endokrin
Adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang mengeluarkan sekret internal menuju
sistem sirkulasi dasn mempengaruhi metabolisme tubuh. Fungsi kelenjar endokrin
antara lain :
a.
Menghasilkan hormon
b.
c.
d.
e.
f.
1. Kelenjar Endokrin
1.1. Hipofisis
Kelenjar hipofisis atau pituitari adalah sebuah kelenjar endokrin kecil yang
terletak pada cekung celaturcica,tepat di bawah hipotalamus. Hipofisis memiliki
dua lobus yang secara anatomis dan fisiologis berbeda, hipofisis anterior atau
adenohipofisis dan hipofisis posterior atau neurohipofisis.
Hipofisis anterior
Tidak seperti hipofisis posterior yang mengeluarkan hormon yang disintesis d
hipotalamus, hipofisis anterior itu sendiri mensintesis hormon_hormon yang
kemudian dikeluarkannya dalam darah. Populasi-populasi sel yang berbeda di
hipofisis anterior menghasilkan dsn mengeluarkan enam hormon peptida
yang hingga saat ini telah diketahui.
1) Pars Distalis/lobus anterior
Merupakan 75% dari massa total hipofisis. Terdiri dari bermacam macam sel dengan
berbagai ukuran yang berkelompok dalam bentuk genjel-genjel (cord), dipisahkan oleh
anyaman sinusoid yang berdinding tipis. Stroma kelenjar sedikit, terdiri dari serabut
kolagen. Komponen utamanya adalah sel epitel kelenjar yang saling bersilangan dengan
kapiler. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh pars distalis disimpan dalam bentuk
granul sekresi. Fibroblas yang ditemukan pada pars distalis menghasilkan serat-serat
retikulin yang menopang deretan sel-sel yang mengsekresi hormon.
Pars distalis terdapat 2 kelompok sel, yaitu:
Sel Khromofob (tidak memiliki afinitas terhadap zat warna).
1 Ukuran sel kecil, sitoplasma sedikit, batas sel tak jelas, terwarnalemah, sel-sel dalam
kelompokan kecil. Terbagi menjadi :
- Sel Khromofil (memiliki affinitas terhadap zat warna), yang terdiri dari 2 jenis sel,
yaitu:
- Sel Asidofil (sel a )
Bentuk sel oval/polygonal/kerucut, inti bulat, sitoplasma
mengandung granula sekretory asidofil, sehingga sitoplasmanya
terwarna asidofilik (merah).
Secara imunositokimia dibedakan menjadi 2 jenis sel asidofil, yaitu:
Somatotrof
Jenis sel asidofil ini paling banyak ditemukan dalam lobus anterior hipofisis. Bentuk sel
kerucut, inti bulat besar letak central, dalam sitoplasma banyak granula sekretory
asidofil. Sel berkelompok. Somatotrof mensekresi hormone somatrotropin (Growth
hormone).
Mammotrof
Tirotrof
Kortikotrof
Bentuk sel bulat atau oval, inti eksentrik, dalam sitoplasma mengandung granula
sekretory dengan diameter 250-400nm. Kortikotrof mensekresi Adrenocorticotropic
Hormone (ACTH) dan Melanosit Stimulating Hormone (MSH).
Gonadotrof
Bentuk sel bulat dengan granula sekresi berdiameter 200-400 nm. Letak sel dekat
sinusoid. Gonadotrof mensekresikan FSH (Folikel Stimulating Hormone) dan LH
(Luteinizing Hormone).
2) Pars Tuberalis /Pars Infundibularis (bagian cranial)
Bentuk seperti corong mengelilingi infundibulum/tangkai neurohipofisis. Daerah yang
sangat vaskular, banyak arterial dan venula dari sistem portal hipotalamo-hipofisealis.
Struktur histologisnya menunjukkan adanya kelompok-kelompok sel yang belum
berdifferensiasi. Sel bulat atau kolumnar pendek, sitoplasma mengandung granula padat
kecil, tetes lipid atau tetes koloid dan mengandung banyak glikogen.Fungsinya
mensekresikan gonadotropin (FSH & LH) tersusun secara berderet di sepanjang
pembuluh darah.
3) Pars Intermedia
Pars intermedia berkembang dari bagian dorsal kantong Rathke yang merupakan suatu
daerah rudimenter yang terdiri atas deretan dan folikel sel-sel basofilik lemah yang
mengandung granula-granula sekretoris kecil, dan dilapisi oleh selapis kuboid, kista
berisi koloid (kista Rathke), yang berwarna merah homogen, yang merupakan sisa dari
ektoderm dari evaginasi kantung Rathke. Dengan mikroskop elektron, tampak
sitoplasma mengandung banyak mitokhondria, retikulum endoplasmik, sebuah
kompleks Golgi, banyak granuka sekresi. Pada sepanjang anyaman kapiler tampak
sel-sel basofil yang berkelompok dalam bentuk genjel.
Hormon pertumbuhan
Bertanggung jawab mengatur pertumbumbuhan tubuh secara keseluruhan.
Hormon TSH
Merangsng sekresi hormon tiroid dan pertumbuhan kelenjar tiroid.
Hormon ACTH
Merangsang sekresi kortisol oleh korteks adrenal dan meningkatkan
korteks adrenal.
Hormon FSH
1.2. Tiroid
a. Anatomi:
Bentuk seperti huruf U atau H
Letak C5-7
Berat 20-30 gr dengan dibungkus oleh 2 lapisan:
o Lamina pretrachealis
o Capsul fibrosa yang melekat erat
Terdiri dari 2 lobus, dextra dan sinistra dihubungkan oleh isthmus
Vaskularisasinya:
o Arteri thyroid superior
o Arteri thyroid inferior bersar dari truncus thyrocervicalis
o Vena thyroid superior
o Vena thyroid media
o Vene thyroid inferior
Inervasi
o Nervus vagus
o Truncus sympaticus
b. Histologi:
Kelenjar ini dibagian luar diliputi suatu kapsula jaringan ikat yang
berhubungan dengan fasia servikalis dalam. Dibawah kapsula ini terdapat
suatu kapsula sejati di dalam, yang lebih tipis dan melekat ert dengan
kelenjar. Juluran halus kapsula di dalam ini masuk sebagai septa ke dlam
kelenjar membaginya menjadi lobus dan lobules yang tak terbatas jelas.
Folikel merupakan satuan structural kelenjar, terdiri atas lobules. Folikel
ukurannya sangat beragam tergantung derajat penggembungan oleh
sekretnya. Bentuknya juga beragam tetapi umumnya bundar tak regular.
Folikel tertanam di dalam jarring halus dari serat retikuler yang juga
menyokong suatu jala rapat terdiri dari kapiler bertingkap.
Suatu folikel terdiri atas satu lapis epitel yang membungkus suatu rongga
yang umumnya terisi sejenis agar agar kaku yang disebut koloid. Bentuk sel
unsurnya beragam, tetapi biasanya kuboid. Selnya rendah bila kelenjar
hipoaktif, tinggi bila kelenjar hiperaktif. Tinggi sel pada tiap folikel seraga
dan susunannya teratur. Bagian bawah sel terdapat diatas lamina basal yang
tipis. Inti yang besar dan vesikuler terletak di tengah atau ke arah basal sel.
Sitoplasma bergranula halus dan baofil dan mengandung banyak mitokondria,
sejumlah besar reticulum endoplasma granular dan lisosom. Aparat golgidan
sentriol terletak diatas inti. Butir butir lemak dan inklusi lainnya terutama
1.3. Paratiroid
Terdapat empat buah kelenjar paratiroid pada manusia yang terletak di
belakang kelenjar tiroid, di belakang setiap kutub atas dan kutub bawah kelenjar
tiroid. Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter lebar 3
milimeter dan tebalnya 2 milimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak
coklat kehitaman.
Kelenjar paratiroid mengandung sel utama (chief cell) dan sel oksifil. Sel
utama berfungsi mensekresikan hormon paratiroid, dan sel oksifil kemungkinan
merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tidak menyekresi hormon.
Setiap kelenjar paratiroid diliputi oleh simpai tipis yang memisahkannya dari
kelenjar tiroid. Septa halus yang menjulur ke dalam dari kapsula, membawa
pembuluh darah dan sedikit serat saraf ke dalam kelenjar. Jaringan ikat simpai
dan septa mengandung jaringan lemak, yang jumlahnya bertambah dengan usia.
Suatu jarring jarring serat retikuler menyokong parenkim, yang terdiri dari masa
dan korda sel epitel. Sel epitel terdiri dari 2 tipe, sel utama atau principal sel dan
sel oksifil. Sel utama, yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada sel oksifil,
kadang kadang terbagi menjadi bentuk jernih dan bentuk gelap. Sel utama jernih
memiliki inti vesikuler dan sitoplasma jernih yang terwarna pucat yang
mengandung sedikit granula. Sel utama gelap mempunyai inti yang lebih kecil
dan granula sitoplasma yang halus. Granulanya padat electron dan dibungkus
oleh serabut atau membrane. Kedua bentuk ini kaya akan glikogen.
Sel oksifil lebih besar daripada sel utama dan secara khasterdapat Dallam
kelompok kecil atau besar. Sel ini mempunyai ini yang kecil, terwarna gelap dan
sitoplasma yang asidofil dan granular. Ini dosebabkan oleh andanya mitokondria
yang banyak dalam sitoplasma, setiap mitokondria mempuyai krista yang rapat.
Sel oksifil taka da pada manusia sampai usia 3 hingga 7 tahun, dan sesudahnya
jumlahnya akan bertambah, terutama sesudah pubertas. Sel antara bentuk sel
utama dan oksifil juga terdapat pada banyak sajian mikroskop cahaya.
Folikel koloid kecil kadang terliaht dan lebih banyak dijumpai pada usia tua.
Materi yang diakndungnya tak pnya hubungan funsional dengan koloid pada
kelenjat toroid.
Hormon paratiroid pertama kali dibentuk di ribosom dalam bentuk
preprohormon yang diubah menjadi prohormon di apparatus golgi dan reticulum
endoplasma dan menjadi hormone di granula sekretorik.
Hormon paratiroid berfungsi meningkatkan kadar kalsium plasma bebas
melalui efek pertama pada tulang. Efek hormon paratiroid adalah mengaktifkan
pompa kalsium di membran untuk meningkatkan pompa kalsium tanpa disertai
pemindahan fosfat dari cairan tulang, Melewati membran dan menuju plasma
darah. Bila pompa osteostik ini sangat aktif, konsentrasi cairan tulang menjadi
sangat aktif, konsentrasi kalsium cairan tulang turun. Sebagai pengimbangnya
garam fosfat kalsium diabsorbsi dari tulang.
Hormon paratiroid juga dapat meningkatkan reabsorpsi kalsium di tubulus
ginjal, sehingga saat hipokalsemia, reabsorpsi ini semakin meningkat dan
konsentrasi kalsium kembali normal. Akan tetapi, hormon paratiroid dapat
menyebabkan pelepasan fosfat dengan cepat ke dalam urin karena efek dari
hormon tersebut menurunkan reabsorpi ion fosfat di tubulus proksimal. Efek ini
menyebabkan konsentrasi kalsium bisa tetap berada pada nilai normal tubuh.
Hormon paratiroid juga menyebabkan meningkatnya absorpsi kalsium
dan fosfat di usus dengan cara pembentukan 1,25-dihidroksikolekalsiferol dari
Vitamin D. Untuk mengurangi kebocoran kalsium yang dikeluarkan melalui
feses. Konsentrasi ion kalsium yang mengalami penurunan dapat menyebabkan
kelenjar paratiroid meningkatkan kecepatan sekresinya dalam waktu beberapa
menit. Bila penurunan kalsium menetap, kelenjar menjadi hipertrofi. Sebaliknya,
keadaan yang meningkatkan ion kalsium di atas nilai normal menyebabkan
berkurangnya aktivitas dan ukuran kalenjar paratiroid.
Efek fisiologis hormon paratiroid:
1. PTH mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui
peningkatan kalsium dan pengurangan kadar pospat dalam darah.
2. PTH meningkatkan kadar kalsium dalam darah melalui 3 cara yaitu:
1. Umpan balik
2. Berkerja secara antagonis dengan hormon kalsitonin dengan cara menurunkan
kadar kalsium dalam darah. Hormon kalsitonin akan dilepas jika kadar kalsium
dalam darah tinggi. Kalsitonin menghambat efek PTH terhadap reabsorpsi
kalsium
dari
tulang
dan
menstimulasi
aktivitas
osteoblas,
ehingga
badan primitive dan medulla dari krista neuralis da jaringan ganglion otonom.
Tiap kelenjar diliputi suatu kapsula jaringan ikat yang kuat yang membentuk
trabekula radial, yang terdiri terutama dari serat reticular ke dalam korteks.
Kapiler menembus ke dalam kelenjar melalui trabekula halus.
a. Korteks
Korteks, bagian terbesar kelenjar, terbagi dalam 3 lapisan yang tak
terbatas tegas :
1. Lapisan luar yang tipis disebiut zona gromerulosa.
2. Bagian tengah yang tebal, zona fasikulata.
3. Bagian dalam, zona retikularis, langsung berhubungan dengan medulla.
Jenis homon korteks adrenal merupakan hormon steroid, yang dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok hormon:
Mineralokotikoid
Kerja utama hormon ini adalah untuk meningkatkan retensi Na + dan ekskresi K+
serta H+ khususnya dalam ginjal. Contoh hormon kelompok ini adalah Aldosteron,
dibuat di zona glomerulosa.
Glukokortikoid
Salah satu kerja tepenting adalah meningkatkan proses glukoneogenesis.
Misalnya hormon Kortisol pada manusia, dibuat di zona fasikulata. Kortikosteon
dihasilkan pada zona fasikulata dan glomrulosa namun lebih banyak ditemukan
pada hewan pengerat dari pada manusia
Androgen
Prekursor androgen berupa dehidroepiandosteon, diproduksi oleh zona fasikulata
dan retikularis.
berinti dua. Sitoplasma basophil dan mengandung butir lemak terdiri dari
kolesterol, asam lemak, dan lemak netral. Butir lemak terutama banyak di sel sel
di dua pertiga luar zona. Karena lemak hilang pada prosedur teknik yang biasa
dilakukan, sel disini tampak bervakuola dan memiliki penampilan seperti busa
karenanya disebut spongiosit. Bagian sepertiga zona ini relative bebas dari
materi lemak dan bersifat lebih basophil.
Pad zona retikularis,kedua korda selnya membentuk jarring jarring yang
beranastomosis. Dekat zona fasikulata sel selnya hanya sedikit berbeda dari sel
sel zona fasikulata. Umunya sitoplasma mengandung lebih sedikit butiran
lemak. Banyak sel yang intinya mengerut dan mengandung kumpulan granula
pigmen lipofuksin.
Denagn mikroskop electron, gambaran yang paling khas dari sel pada
kedua zona sebelah luar adalah reticulum endoplasma tak bergranula yang
berkembang baik. Padas el zona gromerulosa, reticulum ini tampak sebagai
jarring jarring tubulus yang saling beranastomosis dan banyaknya jaring ini
bahkan lebih mencolok dari sel sel fasikulata.
Terdapat bukti yang menunjukan kekhususan faali pada berbagai dareah
koteks. Tampaknya
mineralokortikoid terutama
oleh
hormone
Tipe
Kelarutan
Protein
pengangkut
Waktu paruh
plasma
Letak reseptor
Mediator
Tipe
Kelarutan
Protein
pengangkut
Waktu paruh
plasma
Kelompok I
Steroid, iodotironin, kalsitriol, retinoid
Lipofilik
Ada
Kelompok II
Polipeptida, protein, glikoprotein,
katekolamin
Hidrofilik
Tidak ada
Singkat (menit)
Intrasel
Kompleks hormon-reseptor
Kelompok I
Steroid, iodotironin, kalsitriol, retinoid
Lipofilik
Ada
Membran plasma
cAMP, cGMP, Ca, kaskade kinase
Kelompok II
Polipeptida, protein, glikoprotein,
katekolamin
Hidrofilik
Tidak ada
Singkat (menit)
Kelompok I
Steroid, iodotironin, kalsitriol, retinoid
Tipe
Kelarutan
Protein
pengangkut
Waktu paruh
plasma
Letak reseptor
Mediator
Lipofilik
Ada
Kelompok II
Polipeptida, protein, glikoprotein,
katekolamin
Hidrofilik
Tidak ada
Singkat (menit)
Intrasel
Kompleks hormon-reseptor
Membran plasma
cAMP, cGMP, Ca, kaskade kinase
a. Non Steroid
a.1 Peptida
Berupa rantai asam amino spesifik yang hidrofilik. Hormon ini
disintesis di retikulum endoplasma kasar kemudian dikemas di kompleks
Golgi selanjutnya sejumlah besar disimpan dalam granula sekretorik.
Contoh hormon jenis ini adalah seemua hormon dari hipotalamus,
hipofisis anterior, hipofisis posterior, pankreas, kelenjar paratiroid,
saluran pencernaan, ginjal hati, sel C tiroid, jantung. Berasal dari
prehormon memiliki waktu paruh panjang ( menit ), beredar unbond
( tidak terikat protein ), dan memiliki reseptor pada dinding sel.
a.2 Asam Amina
Disekresikan oleh kelenjar tiroid dan medulla adrenal. Ketika
disimpan berikatan dengan makromolekul tiroglobulin dan disekresi
ketika terlepas dengan makromolekul tersebut dan menuju aliran darah.
Di dalam darah hormon jenis ini berikatan dengan protein plasma.
Hormon ini memiliki reseptor pada nukleus sehingga mempengaruhi
peningkatan transkripsi gen.
Ciri khas :
Aktifkan mekanisme genetik pembentukan protein intrasel
Memiliki fungsi pengaturan yang cukup lama
b. Steroid
Steroid adalah senyawa lemak terdiri dari komplekcincin atom hydrogen
dan atom karbon. Dibedakan berdasarkan tipe dan banyaknya atom yang
terletak dalam rantai cinicin hydrogen tersebut. Semua steroid hormone
adalah derivate dari kolesterol, termasuk hormon reproduksi (testosterone
dan estrogen), hormon sekresi korteks adrenal (aldosteron dan kortisol).
Hormon steroid tidak larut dalam air. Hormon steroid dibawa ke target
sel melalui darah dengan berikatan lemah dengan protein plasma darah.
Hormone steroid larut dalam lemak, menyebabkan hormone steroid mudah
3. Metabolisme Karbohidrat
3.1 Metabolisme Glukosa
3.1.1. Glikolisis
Merupakan pemecehan glukosa menjadi asam piruvat atau asam laktat
disebut juga sebagai Reaksi Emden-Meyerhof. Terjadi di sitosol. Terutama
otot bergaris. Energi yang dihasilkan pada keadaan aerob 36/38 ATP,
sedangkan pada keadaan anaerob 2 ATP.
Siklus Krebs adalah reaksi antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat,
kemudian membentuk asam sitrat. Siklus Krebs disebut juga dengan siklus
asam sitrat, karena menggambarkan langkah pertama dari siklus tersebut,
yaitu penyatuan asetil ko-A dengan asam oksaloasetat untuk membentuk
asam sitrat.
a. Asetil Ko-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif) masuk ke
dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk
asam sitrat. Setelah "mengantar" asetil masuk ke dalam siklus Krebs,
ko-A memisahkan diri dari asetil dan keluar dari siklus.
b. Asam sitrat mengalami pengurangan dan penambahan satu molekul air
sehingga terbentuk asam isositrat.
c. Asam isositrat mengalami oksidasi melepas ion H+, kemudian
mereduksi NAD+ menjadi NADH, dan melepaskan satu molekul CO 2
dan membentuk asam a-ketoglutarat (asam alpha ketoglutarat).
d. Asam a-ketoglutarat melepaskan satu molekul CO2, dan teroksidasi
melepaskan satu ion H+ yang mereduksi NAD+ menjadi NADH. Asam
Glukokinase / Heksokinase
Reaksi 2 :
Glukosa 6-p
Glukosa 1-p
Fosfoglukomutase
Reaksi 3 :
Glukosa 1-p + UTP
UDPG + Pirofosfat
UDPG Pirofosforilase
Gugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam reaksi pembentukan
glukosa 6-fosfat dari glukosa diberikan oleh ATP yang berperan sebagai
ADP
Glukosa
glukosa 6-fosfat
heksokinase
fosfoglukomutase
Uridin difosfat
glukosa (UDPG)
Glukosa 1-fosfat
PPi
UTP
Satu unit glukosa yang terakhir yang merupakan ikatan [1---6] dipecah
juga menggunakan enzim pemutus cabang (debranching enzyme)
(amilo[1---6] glukosidase
Enzim fosfoglukomutase mengubah glukosa 1-fosfat glukosa 6fosfat.
Glukosa 6-fosfat dapat memasuki jalur glikolisis.
Di hati dan ginjal terdapat enzim glukosa 6 fosfatase yang spesifik yang
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses
glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu :
Fosfoenol piruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam oksaloasetat.
(a)
a.
asam piruvat + CO2+ ATP + H2O asam oksalo asetat +ADP + Fosfat + 2H+
b.
Insulin
Zat yang dapat menyebabkan pelepasan insulin adalah asam amino, asam
lemak bebas, badan keton, glukagon, sekretin, dan tolbutamid.
Glukagon
Diproduksi oelh sel -pankreas
Sekresi hormon glukagon dirangsang oleh keadaan hipoglikemia
Meningkatkan kadar glukosa darah dengan cara:
Merangsang glikogenolisis
Merangsang glukoneogenesis
Glukokortikoid
Disekresikan oleh korteks adrenal
Sangat penting dalam metabolisme karbohidrat
Menghambat penggunaan glukosa di jaringan ekstrahepatik
Bekerja secara antagonistik terhadap insulin
Hormon tiroid
Hormon yang berpengaruh terhadap glukosa darah
Kadar glukosa pada orang hipertiroid lebih besar pada orang yeng
hipotiroid
Orang hipertiroid akan menggunakan kadar glukosa dengan kecepatan
normal atau meningkat sedangkan
Orang hipotiroid akan mengalami penurunan kemampuan dalam
menggunakan glukosa
4. Ilmu Kesehatan Kerja
Menurut ILO dan WHO:
Kesehatan kerja merupakan aspek / unsur kesehatan yang erat bertalian dengan
lingkungan kerja dan pekerjaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja
Kesehatan kerja bertujuan untuk :
1. Melaksanakan promosi dan memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial semua
pekerja yang setinggi-tingginya
2. Mencegah pekerja dari gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
3. Melindungi pekerja terhadap semua factor resiko bahaya kesehatan
4. Menempatkan dan memelihara pekerja dalam lingkungan kerja yang sesuai
dengan kemampuan fisiologik dan psikologiknya
yang secara singkat dapat dikatakan penyesuaian pekerjaan terhadap manusiadan
setiap manusia dengan pekerjaannya
Dalam perkembangannya, ilmu kesehatan kerja dibagi menjadi 3 :
Ilmu kesehatan kerja yg diterapkan pada masyarakat yang bersifat umum, seperti
batasan jelas atau formal, seperti industri besar atau tempat usaha khusus
informal, yg tidak memiliki batasan lingkungan kerja jelas. Sebagai contoh industri
rumah tangga, petani dan lain-lain
Program pelayanan kesehatan kerja
1. Pelayanan preventif kesehatan kerja
Kegiatan pelayanan preventif meliputi :
Pemeriksaan kesehatan awal, berkala, khusus
Imunisasi
Kesehatan lingkungan kerja
Perlindungan diri dari bahaya-bahaya pekerjaan
Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja
Pengendalian bahaya lingkungan kerja dlm keadaan aman
2. Pelayanan promotif kesehatan kerja. Kegiatannya meliputi :
Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja
Pemeliharaan berat badan ideal
Perbaikan gizi : menu seimbang
Pemeliharaan tempat, cara dan lingkungan kerja yg sehat
Konsultasi untuk perkembangan jiwa yg sehat, nasihat perkawinan dan keluarga
berencana
Olahraga fisik dan rekreasi
3. Pelayanan kuratif
Pelayanan ini meliputi pengobatan penyakit umum maupun penyakit akibat kerja
4. Pelayanan rehabilitatif kesehatan kerja. Kegiatan pelayanan ini meliputi :
latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yg
masih ada secara maksimal
penempatan kembali tenaga kerja yg cacat secara selektif sesuai dengan
kemampuannya
penyuluhan kepada masyarakat dan pengusaha agar mau menerima dan
menggunakan tenaga kerja cacat
Kesimpulan
Sistem Endokrin merupakan salah satu sistem yang penting dalam tubuh kita.
Sistem ini berfungsi untuk mengatur fungsi fisiologis tubuh kita. Apabila terjadi
masalah pada sistem ini maka dapat dipastikan tubuh kita tidak mungkin bekerja secara
optimal. Selain itu metabolisme karbohidrat juga sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.
Metabolisme karbohidrat merupakan proses pembentukan energi tubuh kita yang utama.
Apabila metabolisme karbohidrat mengalami gangguan maka tubuh kita tidak mungkin
bekerja secara optimal. Hal ini terjadi karena sebagian besar tubuh kita membutuhkan
karbohidrat (glukosa) dalam pembentukan energi untuk bekerja secara optimal.