Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
LAPORAN KASUS
JANUARI 2015
TUBERKULOSIS PARU
Oleh:
Miftahul Jannah Tatuhey
2008-83-031
Konsulen:
dr. Denny Jolanda Sp.PD, FINASIM
Bab 1
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PENDERITA
: 18.68.86
Nama
Jenis kelamin
: Laki-laki
Tanggal lahir
: 17 Desember 1980
Umur
: 33 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Kristen Protestan
Alamat
: Kudamati
Tanggal masuk
: 08 Oktober 2014
Tanggal pemeriksaan
: 10 Oktober 2014
Tanggal pulang
: 20 Oktober 2014
Ruang rawat
: Tn. D T
anamnesis
Keluhan utama: Batuk darah sejak 4
hari SMRS.
Pasien datang dengan keluhan batuk darah sejak 4 hari sebelum masuk RS, darah yang
keluar berwarna merah segar dan kadang disertai juga gumpalan darah berwarna hitam
yang bercampur dengan dahak dan tidak disertai dengan campuran sisa makanan. Pasien
mengaku saat batuk kuat dan hebat, darah yang keluar sangat banyak, pasien tidak bisa
memperkirakan seberapa banyak darah yang keluar namun 4 baju orang dewasa penuh
dengan darah. Keluhan batuk ini awalnya dialami pasien sejak 1 tahun lalu, batuk hanya
kering namun selang beberapa bulan batuk sudah disertai lendir berwarna putih kemudian
lama kelamaan berwarna kuning dan disertai sedikit bercak darah sejak 8 bulan yang lalu,
namun dalam 4 hari terakhir ini darah yang keluar semakin banyak.
4
Anamnesis (2)
Saat batuk kuat dan hebat, pasien juga mengeluh nyeri di dada bagian tengah seperti dada
akan meledak, perut menjadi tegang dan terasa sesak napas. Sesak napas tidak disertai
dengan napas berbunyi. Sesak tidak berkurang dengan istirahat. Sesak tidak dipengaruhi
oleh suhu, cuaca, debu dan peruhaan posisi baik miring ke kiri maupun ke kanan. Pasien
mengaku saat tidur pasien lebih nyaman tidur terlentang. Pasien juga mengaku sering keluar
darah dari kedua hidung dan gusi dengan atau tanpa disertai batuk hebat, darah yang keluar
berwarna merah segar 8 bulan terakhir, riwayat sering memar bila kena trauma ringan
disangkal. Pasien juga mengaku mengalami penurunan berat badan 17 kg dalam 1 tahun
terakhir, awalnya berat badan pasien 62kg dan sekarang turun menjadi 45kg, riwayat demam
(-), sering berkeringat pada malam hari walaupun tanpa aktifitas (+), riwayat mata kuning (-),
perut kembung (-), nafsu makan baik, makan minum kurang, jantung berdebar (-), mual (-),
BAK lancar normal dengan frekuensi 3-4x/hari, warna kuning jernih, darah (-), nyeri saat BAK
(-). BAB saat ini lancar normal namun terkadang saat batuk hebat yang disertai darah yang
banyak, pasien mengaku pasti disertai BAB berwarna hitam, dengan konsistensi keras.
5
Anamnesis (3)
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengaku pernah dirawat di RSUD dr. M. Haulussy
20 tahun lalu dengan paru-paru basa. Hipertensi (-),
Diabetes Melitus (-).
Riwayat Pengobatan
: Pengobatan program (-), pasien sebelumnya minum
kalnex 3x1 tablet saat berobat di dokter praktek, pasien
juga direncanakan foto dada tapi pasien menolak dengan
alasan sudah mulai ada perbaikan.
Riwayat Keluarga
: Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan
sama.
Riwayat Sosial
: Teman/ kerabat/ tetangga tidak ada yang mengalami
keluhan sama. Kontak dengan penderita TB paru (-).
Riwayat Kebiasaan
: Merokok (+) dalam sehari pasien dapat menghabiskan 2
bungkus rokok. Alkohol (+)
Pemeriksaan FisiK
Dilakukan pemeriksaan pada tanggal 12 Oktober 2014 di Ruang Interna Laki
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi
: Kurang (Tinggi badan 172 cm; Berat badan 45 kg; Indeks Massa
Tubuh 15,21)
Kesadaran
: Kompos mentis
Tanda-tanda Vital
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
Pernapasan
Suhu
: 22 x/menit
: 36,6C
: Ekspresi
Simetris wajah
Deformitas
: tidak ada
Rambut
Konjungtiva
Pupil
Mulut
: Lidah bersih, tidak hiperemis, ulcer (-), jamur (-), selaput (-),
stomatitis (-), perdarahan gusi (-), gigi intak
Tonsil : T1-T1
Faring : mukosa licin, tidak hiperemis
Leher
Dada
:
Inspeksi : Bentuk dada normal, pengembangan dada simetris kiri dan kanan,
pola pernapasan normal, pelebaran sela iga (+), retraksi iga (-)
Palpasi : Tidak ada pergeseran trakea, nyeri tekan (-), fremitus raba +/
setinggi ICS III VII
Perkusi : Paru kiri: sonor-redup pada ICS III ICS VII sinistra
Paru kanan: sonor
Batas paru hepar : setinggi ICS V midclavicula dekstra
Batas paru belakang kiri: setinggi vertebra torakal X
Batas paru belakang kanan: setinggi vertebra torakal IX
Auskultasi: Bunyi pernapasan : Vesikuler kiri - kanan
Bunyi tambahan : Ronkhi +/+ di seluruh lapangan paru, Wheezing -/-
:
Inspeksi : Iktus cordis tampak pada ICS V linea midclavicula sinistra
Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS V linea midclavicula sinistra kuat
angkat (+), thrill (-)
Perkusi : Pekak, batas kanan jantung di lineasternalis, batas kiri jantung di
linea midclavicula sinistra
Auskultasi: BJ I/II murni, reguler, S3 gallop (-), murmur (-)
Abdomen
:
Inspeksi : Datar, purpura (-), dilatasi vena (-), jaringan parut (-), caput medusa
(-).
Auskultasi: Peristaltik usus 5 x/ menit (+) normal
Palpasi : Supel, distensi (-), nyeri tekan, tidak teraba pembesaran hepar dan
lien, balotement ginjal (-/-)
Perkusi :Timpani (+) di seluruh lapang abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
kanan
Bunyi tambahan : Ronki +/+ di seluruh lapangan paru, wheezing -/-
Gerakan
: Simetris kiri-kanan
Ekstremitas: Sianosis (-/-), pucat (-/-), clubbing finger (-/-), akral teraba hangat,
Foto pasien
14
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Pemeriksaan laboratorium)
Hasil
Nilai Rujukan
Unit
WBC
12.2
4.0-10,0
[103/mm3]
RBC
5.45
3.80 6.50
[106/mm3]
HGB
9,4
11.05 17.0
[g/dL]
HCT
33
37.0 54.0
[%]
PLT
406
150-500
[103/mm3]
MCV
60
80-100
um3
MCH
17,1
27.0-32.0
Pg
MCHC
28.4
32-36
g/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Pemeriksaan laboratorium)
Hasil
92
114
21
0,8
4,4
24
15
0,3
0,1
0,2
74-105
Nilai Rujukan
80 100 mg/dl
200 mg/dl
10-50 mg/dl
0,7-1,2 mg/dl
<7 mg/dl
<33 U/L
<50 U/L
<1,5 mg/dl
<0,5 mg/dl
<1,1 mg/dl
<10 mm/jam
16
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Pemeriksaan Radiologi)
intak
Kesan: KP Sinistra Lama Aktif
Dr. Mulyati Amir Sp.P (Destroyed lung
sinistra)
17
RESUME
Pasien laki-laki, 33 tahun masuk RS dengan keluhan batuk darah sejak 4 hari sebelum
masuk RS, darah yang keluar berwarna merah segar dan kadang disertai juga gumpalan darah
berwarna hitam yang bercampur dengan dahak, tidak disertai dengan campuran sisa makanan.
Pasien mengaku saat batuk kuat dan hebat, darah yang keluar sangat banyak, pasien tidak
bisa memperkirakan seberapa banyak darah yang keluar namun 4 baju orang dewasa penuh
dengan darah. Keluhan batuk ini awalnya dialami pasien sejak 1 tahun lalu, batuk hanya
kering namun selang beberapa bulan batuk sudah disertai lendir berwarna putih kemudian
lama kelamaan berwarna kuning dan disertai sedikit bercak darah sejak 8 bulan yang lalu.
Saat batuk kuat dan hebat, pasien juga mengeluh nyeri di dada bagian tengah seperti dada
akan meledak, perut menjadi tegang dan terasa sesak napas. Sesak napas tidak disertai
dengan napas berbunyi. Sesak tidak berkurang dengan istirahat. Sesak tidak dipengaruhi oleh
suhu, cuaca, debu dan peruhaan posisi baik miring ke kiri maupun ke kanan. Pasien mengaku
saat tidur pasien lebih nyaman tidur terlentang. Pasien juga mengaku sering keluar darah dari
kedua hidung dan gusi dengan atau tanpa disertai batuk hebat, darah yang keluar berwarna
merah segar 8 bulan terakhir, riwayat sering memar disangkal. Pasien juga mengaku
mengalami penurunan berat badan 17 kg dalam 1 tahun terakhir, awalnya berat badan pasien
62 kg dan sekarang turun menjadi 45kg,
18
RESUME (2)
sering berkeringat pada malam hari walaupun tanpa aktifitas (+), nafsu makan baik, makan
minum kurang, BAK lancar normal dengan frekuensi 3-4x/hari, warna kuning jernih. BAB saat
ini lancar normal namun terkadang saat batuk hebat yang disertai darah pasien mengaku pasti
disertai BAB berwarna hitam, dengan konsistensi keras. Pasien mengaku pernah dirawat di
RSUD dr. M. Haulussy 5 tahun lalu dengan paru-paru basa. Riwayat pengobatan program (-),
pasien sebelumnya minum kalnex 3x1 tablet saat berobat di dokter praktek. Tidak ada anggota
keluarga dan tetangga yang mengalami keluhan sama, kontak dengan penderita TB (-).
Riwayat merokok (+) dalam sehari pasien dapat menghabiskan 2 bungkus rokok dan alkohol
(+). Pemeriksaan tanda vital, TD: 110/70 mmHg, nadi: 72 x/menit, reguler, kuat angkat, isi
cukup, pernapasan: 22 x/menit, suhu: 36,6C.
Pemeriksaan fisik ditemukan gizi kurang, konjungtiva anemis (+/+), pelebaran sela iga (+),
fremitus raba +/ setinggi ICS III ICS VII, paru kiri sonor-redup pada ICS III ICS VII sinistra,
Ronki +/+ di seluruh lapangan paru depan maupun belakang.
Pemeriksaan laboratorium ditemukan Hb (9,4 gr/dL) menurun, leukosit (12.200 mm3)
meningkat. Hematokrit (33%) menurun, MCV (60um3) menurun, MCH (17,1 Pg) menurun,
MCHC (28,4 gr/dL) menurun, LED (74-105 mm/jam) meningkat. Pemeriksaan foto toraks PA
ditemukan bercak berawan di hampir seluruh lapangan paru kiri disertai garis-garis fibrosis
yang menyebabkan diafragma tenting, CTI (cardio thoracalis index) sulit di nilai, kedua sinus
dan diafragma kanan baik (kesan: KP Sinistra Lama Aktif)
19
ASSESMENT
Diagnosa
Diagnosis banding
20
PENATALAKSANAAN
Tirah baring
Diet lunak
IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ IV
Asam traneksamat 1 ampul/8 jam/IV
Sohobion 1 ampul/drips/24 jam
Codein 3 x 10 mg tablet
Salbutamol
3 x 2 mg tablet
21
RENCANA PEMERIKSAAN
Apusan darah tepi (ADT)
Sputum BTA
CT Scan toraks
prognosis
Qua ad vitam
: bonam
22
FOLLOW UP
23
24
25
26
27
28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
29
DEFINISI
Penyakit
tuberkulosis
adalah
penyakit
menular
yang
besar
kuman
Mycobacterium
tuberculosis
30
ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau
sedikit melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul,
berukuran sekitar 0,4 x 3 m. Dinding Mycobacterium
tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak
cukup tinggi (60%). Penyusun utama dinding selnya ialah
asam mikolat, lilin kompleks (complex-waxes), trehalosa
dimikolat yang disebut cord factor, dan mycobacterial
sulfolipids yang berperan dalam virulensi. Unsur lain
Gambar. Mycobacterium tuberculosis
31
EPIDEMIOLOGI
WHO (1992) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency .
Menurut regional WHO jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu
33 % dari seluruh kasus TB di dunia.
Diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 8000 setiap hari dan 2-3 juta
setiap tahun.
Indonesia masih menempati urutan ke 3 di dunia untuk jumlah kasus TB setelah
India dan China. Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) di Indonesia
dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3 %. Pada daerah dengan ARTI
sebesar 1% mempunyai arti bahwa pada tiap tahunnya diantara 1000 penduduk,
10 orang akan terinfeksi.
PATOGENESIS
35
Diagnosis
(Manifestasi klinis)
Diagnosis
(Pemeriksaan Fisik)
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Diagnosis
(pemeriksaan penunjang)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Laboratorium
Foto toraks
Sputu
m
Darah
Uji
Tuberkuli
n
BACTEC, PCR,
ELISA, ICT,
Mycodot, PAP
Sputum BTA
2 atau 3 dari 3 pemeriksaan dahak SPS positif: BTA positif
1 positif dan 2 negatif pemeriksaan dahak SPS: pemeriksaan spesimen
SPS diulang kecuali bila ada fasilitas foto toraks, jika:
1 positif dan 2 negatif pemeriksaan dahak SPS: BTA positif
3 pemeriksaan dahak SPS negatif: BTA negatif
40
Sputum BTA
Mikroskopis: Pewarnaan Ziehl-Nielsen
Interpretasi Skala IUATLD (International
Union Against Tuberculosis and Lung
Disease) :
1. Tidak ditemukan BTA dalam 100
lapang pandang, disebut negatif.
2. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang
pandang, ditulis jumlah kuman yang
ditemukan.
3. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100
lapang pandang disebut + (1+).
4. Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang
pandang, disebut ++ (2+).
5. Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang
pandang, disebut +++ (3+).
Foto Toraks
Indikasi pemeriksaan foto toraks adalah:
Hanya 1 dari 3 sputum SPS hasilnya BTA positif.
Ketiga sputum negatif, setelah pemeriksaan sebelumnya hasilnya
negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberiaan antibiotik Non
OAT.
Komplikasi sesak nafas berat yang memerlukan penanganan
khusus (seperti: penumothoraks, pleuritis eksudativa, efusi
perikarditis, atau efusi pleura) dan hemoptisis berat, untuk
menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma.
42
Foto Toraks
Gambaran radiologi yang dicurigai
sebagai lesi TB aktif:
Bayangan berawan atau nodular di
segmen apikal dan posterior lobus
atas paru dan segmen superior
lobus bawah
Kavitas, terutama lebih dari satu,
dikelilingi oleh bayangan opak
berawan atau nodular
Bayangan bercak milier
Efusi pleura unilateral (umumnya)
atau bilateral (jarang)
43
TIPE PENDERITA TB
1 Kasus baru: Belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah
mengkonsumsi OAT <1 bulan.
5 Gagal: pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif
pada akhir bulan kelima (satu bulan sebelum akhir pengobatan) atau pada akhir
pengobatan.
PENGOBATAN
P
R
I
N
S
I
P
46
PENGOBATAN (2)
Jenis dan Sifat OAT
Jenis OAT
Sifat
Keterangan
Isoniazid (H)
Bakterisid
terkuat
Rifampisin
(R)
bakterisid
Pirazinamid
(Z)
bakterisid
Streptomisi
n (S)
bakterisid
Etambutol
(E)
bakteriostatik
47
PENGOBATAN (3)
Berbagai Paduan Alternatif Untuk Setiap Kategori Pengobatan
Kategori
pengobatan
TB
I
II
III
IV
Pasien TB
48
MDR
Terapi:
Tailor made, OAT yang masih sensitif 23 OAT
dari obat lini 1 + lini 2 (golongan fluorokuinolon:
ofloksasin dan siprofloksasin, (aminoglikosida:
amikasin, kanamisin dan kapreomisin), (etionamid,
sikloserin, klofazimin)
Selama 12-24 bulan
49
PENGOBATAN (4)
Jenis dan Dosis OAT
Dosis (mg) / BB (kg)
Obat
Dosis
(mg/kgBB/Hari)
Intermitten
(mg/kgBB/Hari)
Dosis
Maksimum
< 40
40-60
> 60
8-12
10
10
600
300
450
600
4-6
10
300
150
300
450
20-30
25
35
750
1000
1500
15-20
15
30
750
1000
1500
15-18
15
15
Sesuai
BB
750
1000
1000
50
PENGOBATAN (5)
Dosis untuk paduan OAT KDT untuk Kategori 1
Berat Badan
Tahap Intensif
tiap hari selama 56
hari
RHZE (150/75/400/275)
Tahap Lanjutan
3 kali seminggu selama 16
minggu
RH (150/150)
30-37 kg
2 tablet 4KDT
2 tablet 2KDT
38-54 kg
3 tablet 4KDT
3 tablet 2KDT
55-70 kg
4 tablet 4KDT
4 tablet 2KDT
71 kg
5 tablet 4KDT
5 tablet 2KDT
Lama
Pengobata
n
Tablet
Isoniasid
@ 300 mg
Intensif
Lanjutan
2 bulan
4 bulan
1
2
3
-
Tablet
Etambutol
@ 250 mg
3
-
Jumlah
hari/kali
menelan
obat
56
48
51
PENGOBATAN (6)
Dosis untuk paduan OAT KDT untuk Kategori 2
Berat Badan
30-37 kg
38-54 kg
55-70 kg
71 kg
Tahap Intensif
Tiap hari
RHZE (150/75/400/275) + S
Selama 56 hari
Selama 28 hari
2 tablet 4KDT
+ 500 mg Streptomisin inj.
3 tablet 4KDT
+ 750 mg Streptomisin inj.
4 tablet 4KDT
+ 1000 mg Streptomisin inj.
5 tablet 4KDT
+ 1000 mg Streptomisin inj.
2 tablet 4KDT
3 tablet 4KDT
4 tablet 4KDT
5 tablet 4KDT
Tahap Lanjutan
3 kali seminggu
RH (150/150) + E (400)
Selama 20 minggu
2 tablet 2KDT
+ 2 tablet Etambutol
3 tablet 2KDT
+ 3 tablet Etambutol
4 tablet 2KDT
+ 4 tablet Etambutol
5 tablet 2KDT
+ 5 tablet Etambutol
52
PENGOBATAN (7)
Dosis paduan OAT Kombipak untuk Kategori 2
Tahap
Lama
Tablet
Kaplet
Tablet
Etambutol Streptomisin
Pengobatan Pengobatan Isoniasid Rifampisin Pirazinamid Tablet Tablet
Injeksi
300 mg
450 mg
500 mg
250 mg 400 mg
Tahap
Intenif
(dosis
harian
Tahap
Lanjutan
(dosis 3x
seminggu)
Jumlah/
kali
menelan
obat
2 bulan
1 bulan
1
1
1
1
3
3
3
3
0,75 gr
-
56
28
4 bulan
60
53
PENGOBATAN (8)
Dosis KDT untuk Sisipan
Berat Badan
30-37 kg
38-54 kg
55-70 kg
71 kg
2 tablet 4KDT
3 tablet 4KDT
4 tablet 4KDT
5 tablet 4KDT
Lamanya
Pengobatan
Tablet
Isoniasid
@ 300 mg
Kaplet
Rifampisin
@ 450 mg
Tablet
Pirazinamid
@ 500 mg
1 bulan
Tablet
Jumlah hari/kali
Etambutol menelan obat
@ 250 mg
3
28
54
Kemungkinan
Penyebab
Rifampisin
Pirazinamid
INH
Rifampisin
Tatalaksana
Obat diminum malam
sebelum tidur
Beri aspirin/allopurinol
Beri
vitamin
B6
(piridoxin)
1x100
mg/hari
Beri penjelasan, tidak
perlu diberi apa-apa
55
Kemungkinan Penyebab
Semua jenis OAT
Gangguan keseimbangan
(vertigo dan nistagmus)
Ikterik/Hepatitis Imbas Obat
(penyebab
lain
disingkirkan)
Muntah
dan
bingung
(suspect drug-induced preicteric hepatitis)
Gangguan penglihtatan
Streptomisin
Kelainan
sistemik,
termasuk syok dan purpura
Streptomisin
Tatalaksana
Beri
antihistamin
dan
dievaluasi ketat
Streptomisisn dihentikan, ganti
etambutol
Streptomisisn dihentikan, ganti
etambutol
Hentikan semua OAT sampai
ikterik menghilang dan boleh
diberikan hepatoprotektor
Hentikan semua OAT dan
lakukan tes fungsi hati
Etambutol
Hentikan Etambutol
Rifampisin
Hentikan Rifampisin
56
EVALUASI PENGOBATAN
Bakteriologi:
Pasien baru BTA positif, dengan pengobatan kategori 1 (Pada minggu terakhir
bulan ke 2, ke 5 dan ke 6).
Pasien baru BTA negatif dan foto thoraks mendukung TB, dengan pengobatan
kategori 1(Pada minggu terakhir bulan ke 2, ke 5 dan ke 6).
Pasien BTA positif dengan pengobatan kategori 2 (Pada minggu terakhir bulan
ke 3, ke 7 dan ke 8).
57
EVALUASI PENGOBATAN
(2)
Tipe Pasien TB
Uraian
Akhir tahap
intensif
Hasil BTA
Negatif
Tindak Lanjut
Tahap lanjutan dimulai
Positif
Sebulan
sebelum akhir
pengobatan
Akhir
pengobatan
(AP)
Negatif
Positif
Akhir intensif
Pasien baru BTA (-)
dan foto toraks
mendukung TB dengan
pengobatan kategori 1
Positif
EVALUASI PENGOBATAN
(3)
Tipe Pasien TB
Uraian
Hasil BTA
Tindak Lanjut
Negatif
Positif
Sebulan sebelum
akhir pengobatan
Negatif
Positif
Akhir pengobatan
(AP)
Negatif
Positif
59
KOMPLIKASI
Komplikasi Dini
Komplikasi
Lanjut
60
BAB III
PEMBAHASAN
61
TB PARU
62
Batuk darah
Sesak napas
Nyeri dada
63
Terapi awal:
Tirah baring
Diet lunak
IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ IV
Asam traneksamat 250 mg/jam/IV
Sohobion 1 ampul/drips/24 jam
Codein 3 x 10 mg tablet
Salbutamol 3 x 2 mg tablet
Terapi lanjut:
OAT Kategori 1 4 FDC
Ambroxol 3 x 1 tablet
Sputum BTA 3+
Prognosis:
Dubia ad bonam
64
Thank You
65