Anda di halaman 1dari 11

Partisipasi

Anak Muda
Pasca Reformasi

Afra Ramadhan

If large classic organizations like the Scouts are


not structures young people want to be
organized around, the problem is not young
peoples, it is the problem of these organizations
and the adult leaders running them. (Heike Kahl, direktur
German Children and Youth Foundation)

Anak Muda di Indonesia


Romantisme anak muda/pemuda sebagai
pendorong transisi politik atau pembuat
perubahan
Pemuda berakhlak mulia
Berpartisipasi dalam Pembangunan
Sebagai Generasi Penerus

Anak Muda
Prareformasi
Revolusi pemuda
Aktivisme mahasiswa melawan orde lama &
baru
Gerakan sosial

Anak Muda
Pascareformasi
Apatis? (Kepedulian terhadap
persoalan bangsa 57,4% -Kompas,
2011)
Materialistis? (56,8 % bermimpi
untuk karier yang maju &
pendidikan tinggi, 18% menjadi
kaya & terkenal-Pam, Nilan, 2011)
Nasionalisme (21,2% mementingkan
kepentingan bangsa, Kompas,
2010)
Egois (Orientasi sikap pada diri
sendiri 63%, -Kompas, 2011)
Ketergantungan teknologi (ratarata 14 jam per minggu, -Nielsen,
2011)

Anak Muda: Produk


siapa?
Materialistis: meningkatnya perekonomian, status sosial, dorongan
konsumtivisme.
Nasionalisme: pendidikan kebangsaan & kewarganegaraan yang
normatif & Berjarak.
Egois: Kurang dididik untuk kritis dan memiliki kepekaan sosial.
Ketergantungan teknologi: fasilitas yang disediakan orang tua, tidak
dibekali melek digital.
APATIS: depolitisasi orde baru lewat kebijakan dan pendidikan,
pemerintahan yang tidak akuntabel & transparan, birokrasi yang
rumit, tidak inklusif, politik = buruk

Anak Muda Pascareformasi:


tanpa afiliasi
Gerakan anak muda bukan hanya mahasiswa
(youth movement & student movement)
Inisiatif mandiri dari komunitas
Organisasi tidak birokratis
Gerakannya lebih cair (lintas isu, keanggotaan
nonformal)

Siapa pemimpin muda?


Regenerasi pemimpin?
Depolitisasi gerakan anak muda
Kepeloporan anak muda = wirausahawan
muda?
Paternalistik (patorn-client pattern)
Anti partai

Partisipasi Anak Muda


yang Basa-basi
Kebijakan sudah ada (UU no. 40/2009)
implementasi belum ada, masih tokenism
Anggapan anak muda adalah anak yang
harus menurut
Kelompok yang perlu dikontrol
Dominasi organisasi underbouw partai,
berbasis keagamaan atau kedaerahan

Partisipasi Nyata Anak


Muda
Organisasi/komunitas yang informal
Penggunaan media digital
Terpisah dengan partai atau institusi formal? Organisasi formal atau
partai memperbaiki mekanisme keterlibatan anak muda &
Pendidikan politik lewat kewarganegaraan yang berbasis fakta
sejarah

...pulled in one direction by the realistic


demands of life and pulled to the other end by
youthful idealism and critical issues of the day
MAROONED IN THE JUNCTION: Indonesian Youth Participation in Politics
Adeline M. Tumenggung and Yanuar Nugroho

Anda mungkin juga menyukai