B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian ARDS
2. Mengetahui Epidemiologi ARDS
3. Mengetahui Etiologi ARDS
4. Mengetahui patofisiologi ARDS
5. Mengetahui Manifestasi Klinik
6. Mengetahui Penatalaksanaan ARDS
7. Asuhan Keperawatan ARDS
BAB 11 PEMBAHASAN
A. DEFINISI ARDS
1. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
ADRS merupakankeadaan darurat medis yang dipicu oleh berbagai
proses akut yang berhubungan langsungataupun tidak langsung
dengan kerusakan paru (Aryanto Suwondo, 2006).
2. ARDS atau Sindroma Distres Pernafasan Dewasa ( SDPD )
adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk
kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang
yangsebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai
penyebab pulmonal atau non-pulmonal( Hudak, 1997).
3. ARDS
adalah Penyakit akut dan progressive dari kegagalan
pernafasan disebabkanterhambatnya proses difusi oksigen dari
alveolar ke kapiler (a-c block) yang disebabkan olehkarena
terdapatnya edema yang terdiri dari cairan koloid protein baik
interseluler maupun intraalveolar. (Prof. Dr. H. Tabrani Rab, 2000)
B. Epidemiologi
ARDS (juga disebut syok paru) akibat cedera paru dimana
sebelumnya paru sehat,sindrom ini mempengaruhi kurang lebih
150.000 sampai 200.000 pasien tiap tahun, dengan lajumortalitas
65% untuk semua pasien yang mengalami ARDS. Faktor resiko
menonjol adalahsepsis. Kondisi pencetus lain termasuk trauma
mayor, KID, tranfusi darah, aspirasi tenggelam,inhalasi asap atau
kimia, gangguan metabolik toksik, pankreatitis, eklamsia, dan
kelebihan dosisobat. Perawatan akut secara khusus menangani
perawatan kritis dengan intubasi dan ventilasimekanik (Doenges
1999 hal 217).
Penderita yang bereaksi baik terhadap pengobatan, biasanya
akan sembuh total, denganatau tanpa kelainan paru-paru jangka
panjang. Pada penderita yang menjalani terapi ventilator dalam
waktu yang lama, cenderung akan terbentuk jaringan parut di paruparunya. Jaringan paruttertentu membaik beberapa bulan setelah
ventilator dilepas.
C. Etiologi
ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian
berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung
maupun tidak langsung. Penyebabnya bisa penyakit apapun,yang
secara langsung ataupun tidak langsung melukai paru-paru:
1. Trauma langsung pada paru
a. Pneumoni virus,bakteri,fungal
b. Contusio paru
c. Aspirasi cairan lambung
d. Inhalasi asap berlebih
e. Inhalasi toksin
f. Menghisap O2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
2. Trauma tidak langsung
a. Sepsis
b. Shock, Luka bakar hebat, Tenggelam
c. DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
d. .Pankreatitis
e. Uremia
f. Overdosis Obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau
aspirin.
g. Idiophatic (tidak diketahui)
h. Bedah Cardiobaypass yang lama
i. Transfusi darah yang banyak
j. PIH (Pregnand Induced Hipertension)
k. .Peningkatan TIK
l. Terapi radiasi
m. Trauma hebat, Cedera pada dada
Gejala biasanya muncul dalam waktu 24-48 jam setelah
terjadinya penyakit atau cedera.SGPA(sindrom gawat
pernafasan akut) seringkali terjadi bersamaan dengan
kegagalan organ lainnya, seperti hati atau ginjal. Salah satu
faktor resiko dari SGPA adalah merokok sigaret.Angka kejadian
SGPA adalah sekitar 14 diantara 100.000 orang/tahu.
3. Menurut Hudak & Gallo (1997), gangguan yang dapat
mencetuskan terjadinya ARDS adalah:
1. Sistemik :
a. Syok karena beberapa penyebab
b. Sepsis gram negative
c. Hipotermia, Hipertermia
d. Takar lajak obat (Narkotik, Salisilat, Trisiklik,
Paraquat,Metadone, Bleomisin)
Pathways ARDS
3. Fase Fibrotik/Recovery
Jika pasien bertahan sampai 3 minggu, paru akan mengalami
remodeling dan fibrosis.Fungsi paru berangsurangsur
membaik dalam waktu 6 12 bulan, dan sangat
bervariasiantar individu, tergantung keparahan cederanya.
Perubahan patofisiologi berikut ini mengakibatkan sindrom
klinis yang dikenal sebagaiARDS (Philip etal, 1995):
a. Sebagai konsekuensi dari serangan pencetus,
complement cascade menjadi aktif yangselanjutnya
meningkatkan permeabilitas dinding kapiler.
b. Cairan, lekosit, granular, eritrosit, makrofag, sel debris,
dan protein bocor kedalam ruanginterstisiel antar
kapiler dan alveoli dan pada akhirnya kedalam ruang
alveolar.
c. Karena terdapat cairan dan debris dalam interstisium
dan alveoli maka area permukaan untuk pertukaran
oksigen dan CO2 menurun sehingga mengakibatkan
rendahnyan rasio ventilasi- perfusi dan hipoksemia.
d. Terjadi hiperventilasi kompensasi dari alveoli
fungsional, sehingga mengakibatkanhipokapnea dan
alkalosis resiratorik.
e. Sel-sel yang normalnya melaisi alveoli menjadi rusak
dan diganti oleh sel-sel yang tidak menghasilkan
surfaktan ,dengan demikian meningkatkan tekanan
pembukaan alveolar.
ARDS biasanya terjadi pada individu yang sudah pernah
mengalami trauma fisik,meskipun dapat juga terjadi pada individu
4yang terlihat sangat sehat segera sebelum awitan,misalnya awitan
mendadak seperti infeksi akut. Biasanya terdapat periode laten
sekitar 18-24 jam dari waktu cedera paru sampai berkembang
menjadi gejala. Durasi sindrom dapat dapat beragam dari beberapa
hari sampai beberapa minggu. Pasien yang tampak sehat akan pulih
dari ARDS. Sedangkan secara mendadak relaps kedalam penyakit
pulmonary akut akibat serangansekunder seperti pneumotorak atau
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Keperawatan
(Nursing Intervensi
Clasivikation)
Kerusakan
Pertukaran Gas
Tanda dan
Gejala
- Penurunan CO2
- Hiperkapnia
- Hipoksia
- Dispnea
- Sianosis
- Warna kulit
abnorma(pucat
kehitaman)
- Hipoksemia
- Frekuensi dan
kedalaman
nafas abnormal
Memudahkan
dalam
bernafas
Sianosis tidak
ada
Dispnea saat
istirahat tidak
ada
PaO2 dalam
batas normal
PaCO2 dalam
batas normal
Perfusiventilasi
seimbang
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Keluhan ekstra
Keluhan berat
Keluhan sedang
Keluhan ringan
Tidak ada keluhan
I
R
E
R
Respiratory
monitoring
- Monitor ratarata
kedalaman,
irama dan
usaha
respirasi
- Catat
pergerakan
dada, amati
kesimetrisan,
penggunaan
otot
tambahanretr
aksi otot
supraclavikula
dan
intercostal
- Monitor suara
nafa seperti
dengkur
- Monitor pola
nafas
bradipnea,
hiperventilasi
- Lakukan
tindakan
terapi
- Buka jalan
nafas dengan
chin lift atau
jaw trust
- Monitor
dispnea dan
kejadian yang
meningkatkan
dan
memperburuk
- Catat
perubahan
SaO2 Svo2
dan tidal CO2
- Monitor hasil
ventilasi
mekanik,
catat
peningkatan
tekanan
inspirasi dan
penurunan
volume tidal
Auskultasi
suara paru
Auskultai
suara nafas,
catat area
penurunan
atau tidak
adanya
ventilasi dan
suara
tambahan
di
paru-paru
(edema
paru). Sindroma
gawat
pernafasan
sebelumnya
normal.
Walaupun
B. Saran
1. Dalam mempelajari penyakit ARDS ini harus di perhatikan secara
mendalam, karena penyakit ini bukan penyakit primer melainkan
penyakit yang di turunkan dari penyakit lain.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.